oleh

Harga Cabai Anjlok, Kas Negara Terancam Defisit

image_pdfimage_print

Kabar6-Komoditi bahan pangan pokok berupa daging sapi menyumbang inflasi rendah pada kurun waktu 2014 silam.

 

Sementara komoditi yang paling berkontribusi menyebabkan inflasi tinggi adalah cabai. Meskipun beberapa pekan ini harganya telah berangsur normal.

 

Demikian diungkapkan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Sri Agustina di Serpong, Senin (2/2/2016). “Inflasi dari cabai sampai 0,32 persen,” ungkapnya.

 

Kondisi penurunan harga komoditi cabai ini, terang Sri, tentunya akan menyebab defisit. Perhitungan defisit neraca perdagangan ini diakibatkan harga cabai yang sempat menembus angka Rp 120 ribu per kilogram kini langsung merosot tajam.

 

Ia belum bisa memperkirakan berapa jumlah defisit yang bakal dialami pemerintah lantaran kondisi di atas. “Kan hasilnya setiap bulan bisa dilihat di BPS (Badan Pusat Statistik),” terangnya.

 

Berkaitan dengan upaya meminimalisir terus maraknya kasus penimbunan bahan pangan oleh oknum spekulan nakal. ** Baca juga: Begini Kata Airin Soal Penyerahan Aset

 

Sri menjelaskan, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel telah memberikan teguran keras kepada para asosisasi, distributor dan sejumlah unsur terkait lainnya.

 

Mereka didesak untuk bisa menyesuaikan harga seiring telah diturunkannya harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar. Sri mengaku instruksi tersebut telah diikuti oleh sejumlah pihak.

 

“Yang penting dan harus kita lakukan adalah pengaturan, memberikan pendapatan yang layak buat produsen tapi bisa terjangkau untuk konsumen,” terangnya.

 

Diketahui, defisit secara harfiah adalah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit biasa terjadi ketika suatu lembaga memiliki pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan.(yud)

Print Friendly, PDF & Email