oleh

Hardiknas 2019, Dindikbud Tangsel Raih Prestasi Tingkat Banten

image_pdfimage_print

Kabar6-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendapatkan kado istimewa. Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 ini meraih gelar juara umum Lomba Apresiasi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Provinsi Banten.

“Alhamdulillah, tepat momentum Hardiknas 2019 guru atau tutor PAUD dan Pendidikan Masyarakat menorehkan prestasi membanggakan,” kata Kepala Dindikbud Tangsel, Taryono, Kamis (2/5/2019).

Menurutnya, semoga ini menjadi motivasi bagi semua tenaga pengajar serta pengelola lembaga pendidikan untuk terus berupaya meningkatkan pelayanan. Tujuan utama lomba ini adalah untuk memberikan penghargaan atas prestasi, dedikasi, kreasi dan karya inovasi atau karya terbaik melalui proses seleksi dari tingkat daerah hingga nasional.

“Kita adakan suatu pembinaan dan karantina untuk mempersiapkan para peserta baik secara mental dan materi akedemis. Ternyata ketika pelaksanaan tingkat Provinsi peserta bisa lebih percaya diri,” jelas Taryono.

Ia mengungkapkan, PAUD dan Penmas sangat berperan dalam membentuk pendidikan berbasis pembangunan karakter (character building). Taryoni menyadari bahwa pendidikan urusan pemerintahan yang penting dan strategis.

kabar6.com
Hardiknas 2019, Dindikbud Tangsel Raih Prestasi Tingkat Banten.(yud)

“Kalau kita menginginkan bangsa kita menjadi bangsa yang maju dan memiliki daya saing, maka kuncinya adalah pendidikan yang baik,” ungkapnya.

Kini saatnya pembangunan kualitas pendidikan dilakukan dengan berakar kepada pembangunan karakter.Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Taryono bilang, lalu bagaimana membangun generasi cerdas berkarakter?.

Membangun generasi cerdas dan berkarakter dilaksanakan dengan harmonisasi Tri Sentra Pendidikan. Yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat. Saatnya pola asuh keluarga berubah, dari dokrinisasi menjadi apresiasi dan demokratisasi (kebebasan memilih sesuai pasien anak).

“Filosofi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani (di depan berikan contoh, di tengah bangun semangat, di belakang mendorong) masih sangat sesuai dengan paradigma saat ini,” papar Taryono.

Lalu apa yang harus dilakukan sekolah?. Taryono menambahkan, sekolah harus mampu mensinergikan intrakurikulum, kokurikulum, dan ekstrakurikulum. Sekolah dan guru harus melihat setiap siswa itu istimewa dengan bakat yang dimilikinya.

kabar6.com
Hardiknas 2019, Dindikbud Tangsel Raih Prestasi Tingkat Banten.(yud)

Sekolah yidak bisa mengukur keberhasilan tiap siswa dengan ukuran yang sama. Berikan apresiasi kepada setiap karya dan ide atasan anak.  Oleh karenanya semua hal itu dilakukan dengan Gerakan Sekolah Bersih dan Menyenangkan (GSBM).**Baca juga: Besok, Ampera Peringati May Day dan Hardiknas Dengan Long March.

“Masyarakat harus lebih peduli kepada setiap pendidikan anak. Dengan semua ini maka akan tercipta ekosistem pendidikan yang kondusif dan produktif, langit pendidikan memayungi setiap gerak langkah masyarakat di dalam ekosistem pendidikan,” tegas Taryono.(ADV)

Print Friendly, PDF & Email