oleh

Hadapi Kemarau Panjang, Ini Saran Dinas Pertanian Pandeglang Untuk Petani

image_pdfimage_print

Kabar6-Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang menyarankan para petani padi sawah, untuk mengalihkan tanamannya pada komoditi lain yang tidak membutuhkan banyak air.

Soalnya BMKG memprediksi musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dari tahun hingga bulan Oktober mendatang.

“Kami akui dari data BMKG musim kemarau saat ini cukup berbeda bahkan lebih dulu dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya dan lebih panjang,” ungkap Kepala Distan Pandeglang, Budi Januardi, Selasa (23/7/2019).

Menurut Budi, kondisi itu membuat lahan pertanian mengering karena terbatasnya sumber air. Oleh karenanya, para petani harus mencari alternatif tanaman lain supaya tidak memengaruhi pendapatan mereka.

“Pola tanam tanaman yang sangat padi sawah tergantung pada kebutuhan air, tentu di musim kemarau tidak cocok. Maka ada tanaman holtikultura seperti bawang dan terong yang bisa menjadi alternatif tanaman pengganti saat musim kemarau,” katanya.

“Jadi kami sarankan bagi petani untuk mengalihkan tanaman pada komoditi yang kebutuhan airnya sedikit,” saran Budi.

Kemudian, Budi juga mendorong petani untuk ikut serta dalam program asuransi usaha tani padi. Karena dengan mengasuransikan lahan pertanian mereka, maka pemerintah akan memberi kompensasi sebesar Rp6 juta per hektar ketika tanaman mereka gagal panen.

“Itu dari pemerintah disubsidi sebesar Rp144.000 per hektar per masa tanam dan petani hanya bayar Rp36.000 saja per hektar per masa tanam. Kalau terjadi kekeringan atau gagal panen dibayarkan Rp6 juta per hektar,” bebernya.

**Baca juga: Reviu Kemenkes, RSU Tangsel: Kita Belum Turun Kelas.

Dia menjelaskan, untuk membantu petani mengairi sawahnya saat musim kemarau saat ini, Distan menyediakan 128 unit pompa air yang bisa dipinjam pakaikan untuk petani. Adapun sampai saat ini, pihaknya mencatat ada 8.044 hektar sawah yang mulai mengalami kekeringan.

“Upaya kami memiliki brigade alsintan dan itu ada pompa air sebanyak 128 unit dan sudah kami turunkan lapangan. Jadi beberapa petani yang membutuhkan dan ada sumber airnya, sudah menggunakan itu,” tandasnya.(aep)

Print Friendly, PDF & Email