oleh

Ganti Lahan Minim, Warga Komplek Dosen UIN Galau

image_pdfimage_print

Kabar6-Kekalahan ratusan warga komplek Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) atas kasus sengketa lahan membuat mereka gelisah atau galau hingga akhirnya mengadu ke wakilnya di parlemen.

Warga mulai gusar karena harus menerima kompesasi ganti lahan dengan jumlah yang dianggap terlalu minim.

“Iya, keputusan MA (Mahkamah Agung) memenangkan pihak Kementerian Agama,” ungkap salah satu warga perumahan Puri Intan, Bambang Iswayanto kepada wartawan, Minggu (28/7/2013).

Pascakeputusan MA, terang Bambang, pihak Kementerian Agama melalui pengelola kampus UIN Syarif Hidayatullah meminta warga untuk segera pindah.

Karena menurut informasi yang diperoleh warga, lahan seluas 9,6 hektare itu untuk membangun sebuah rumah sakit.

Warga telah ditawarkan nilai kompensasi ganti lahan sebesar Rp 75-100 juta untuk lahan seluas 200 meter persegi dan Rp 125-175 juta bagi pemilik lahan di atas 200 meter persegi.

Bambang menegaskan hal itu ditolak warga karena dianggap tidak rasional. “Saya dan warga lain membeli tanah secara legal. Bukan menempati lahan begitu saja.  Makanya kami ingin ganti rugi sesuai harga pasaran, tidak seperti yang ditawarkan UIN,” katanya.

Bambang mengaku, belakangan ini warga kerap mendapatkan intimidasi dan teror secara psikologis dari pihak kampus UIN. Warga telah mendapatkan surat agar segera mengosongkan lahan dan hal ini selalu terjadi saat bulan puasa.

“Makanya kami ngadu ke wakil di DPRD agar bisa membawa aspirasi ini,” jelasnya seraya mengatakan ada sekitar 500 KK di 5 RT dan 3 RW yang mendiami lahan sejak puluhan tahun silam.

“Kami juga siap pindah kok kalau ganti ruginya rasional. Nggak muluk-muluk, yang penting sesuai harga pasar yang di sini sudah sampai Rp 2 juta per meternya,” tambah Bambang yang mengklaim siap melakukan perlawanan jika pihak kampus tidak bergeming.(yud)

Print Friendly, PDF & Email