oleh

Operasi Pembesaran Mr P Gagal, Bos Yakuza Sewa Pembunuh Bayaran Hilangkan Nyawa Perawat Rumah Sakit

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang bos top Yakuza, Satoru Nomura (75), memerintahkan pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa perawat di bagian operasi bedah plastik, setelah operasi untuk meningkatkan ukuran kejantanannya secara spektakuler gagal.

Berdasarkan data pengadilan, melansir Dailystar, Nomura diduga berusaha membalas dendam setelah prosedur pembesaran Mr P dan hair removal gagal. Pada Januari 2013, perawat ditikam di bagian kepala di sebuah jalan daerah Hakata, Kota Fukuoka, Jepang. Nomura yang memimpin sindikat Kudo-kai, dikenal sebagai paling kejam di Jepang, dijatuhi hukuman mati dengan digantung pada Agustus 2020.

Nomura diklaim memerintahkan pembunuh untuk melakukan ‘pembalasan terorganisir’ karena dia ‘tidak dapat dibenarkan membenci operasi yang gagal’. “Motif insiden itu adalah dendam pribadi dari pihak Nomura,” terang jaksa.

Perawat wanita yang merupakan anggota tim bedah selama operasi, ditikam oleh tersangka pembunuh bayaran, Yoshinobu Nakata. Namun Nakata membantah bersekongkol menyerang perawat di kota Fukuoka, Jepang.

Menurut laporan, Nomura juga diketahui telah menjalani perawatan hair removal di klinik yang sama. Di masa lalu, jika seseorang adalah bos top yakuza dan anteknya membunuh seseorang, mereka dapat melakukan pembayaran besar, meminta maaf secara diam-diam, dan lolos begitu saja.

Namun kasus Nomura menandai gelombang perubahan dalam perlakuan Jepang terhadap gerombolan yang tidak terkendali. Ketika Pengadilan Distrik Fukuoka menjatuhkan hukuman mati kepada Nomura, dia membuat ancaman mengerikan, mengatakan kepada hakim bahwa mereka akan ‘menyesali’ keputusan yang dibuat.

“Saya meminta keputusan yang adil…Anda akan menyesali ini seumur hidup Anda,” kata Nomura kepada Hakim Ketua Ben Adachi di persidangan. ** Baca juga: Salah Suntik, 42 Anak di Jerman Diberi Dosis Vaksin COVID-19 untuk Orang Dewasa

Kasus ini berkaitan dengan satu tuduhan pembunuhan, tiga tuduhan percobaan pembunuhan dan sejumlah tuduhan lainnya. Namun kasus perawat yang menangani Nomura usai operasinya menjadi kasus yang cukup menonjol.

Dilaporkan Asia Times, perawat itu membuat Nomura marah ketika mengabaikan keluhannya tentang rasa sakit. “Ini tidak mungkin lebih menyakitkan daripada mendapatkan salah satu tato yakuza itu,” kata perawat tadi.

Jaksa tidak memiliki sedikit pun bukti bahwa Nomura mengatur kekerasan massa, sehingga hukuman dengan metode kuno semacam itu mengejutkan banyak orang di Jepang. Jepang diketahui masih mengizinkan kematian dengan cara digantung dalam kasus pembunuhan berganda, pemerkosaan dan pembunuhan, atau pembunuhan dan perampokan.

Nomura menjadi bos mafia pertama yang dijatuhi hukuman mati. Geng kekerasan Nomura adalah cabang paling terkenal dari Yakuza, kelompok mafia lama Jepang yang berasal dari samurai kuno.

Diperkirakan, lebih dari 25 ribu orang Jepang adalah anggota kelompok tersebut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email