Kabar6-Forum Pelanggan PDAM Tirta Benteng (TB) mempertanyakan kerjasama dengan PT Moya Indonesia yang diduga memiliki kejanggalan.
Pasalnya banyak hal yang belum diungkap ke public. Dalam hal ini masyarakat Kota Tangerang, terutama mereka yang jadi pelanggan PDAM TB.
“Ada kekhawatiran kami, terkait adanya kemungkinan terjadi swastanisasi di PDAM TB Kota Tangerang,” kata Ketua Forum Pelanggan PDAM TB, Hendri Zein kepada media, Rabu (10/7/2019).
Mantan Ketua DPC PDIP Kota Tangerang ini menyatakan, dari awal kontrak PDAM TB dengan PT Moya Indonesia terindikasi sudah menuai kontroversi dan banyak pertanyaan dari publik Kota Tangerang.
BUMD milik Pemkot Tangerang saat ini diketahui sedang melakukan kerjasama dengan PT Moya Indonesia, yang sejak awal kontrak pertama pada 2012 lalu.
Perusahaan yang kabarnya berasal dari Bahrain Timur Tengah akan menanamkan investasi sebesar Rp 1,3 triliun.
Dan dana triliunan tersebut akan digunakan untuk pembuatan instalasi pengelolaan air dan pembangunan jaringan distribusi air bersih di Kota Tangerang untuk pemenuhan suplai air bersih bagi 53 ribu pelanggan.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun Forum Pelanggan, tambah Hendri, diketahui PT Moya Indonesia baru merealiasikan proyek tersebut pada tahun 2017 setelah ada suntikan investasi dari perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam produksi pipa air bersih.
**Baca juga: Praktek Prostitusi Marak, 14 Pasangan Diamankan Satpol PP Tangerang.
“Jika benar informasi itu, jelas lah kalau PT Moya Indonesia memang tidak punya modal. Tapi kok bisa perusahaan yang tidak miliki kapasitas permodalan diberikan kontrak kerjasama,” tegas Hendri Zein.
Dari situ, tambah Hendri Zein, terjadi indikasi ada banyak kejanggalan dan kenapa saat itu pihak pengambil kebijakan Walikota Tangerang dan Direksi PDAM TB bisa melakukan penandatanganan kerjasama, dan hal ini berlanjut hingga ke Walikota dan Direksi PDAM TB yang sekarang.
“Informasi yang kita himpun, baru pada tahun 2017 PT Moya mulai melakukan pembangunan setelah ada perubahan kontrak kerjasama dari yang awalnya investasi Rp 1,3 trilun menjadi sekitar Rp 470 miliar, dan kontrak ini direvisi pada era kepemimpinan Walikota yang sekarang pak Arief R Wismansyah,” ucapnya. (bam)