oleh

Fenomena Hadang Truk Berujung Maut di Tangerang, LPAI Sarankan Hal Ini

image_pdfimage_print

Kabar6-Fenomena anak menghadang truk di Tangerang kian marak. Dalam peristiwa tersebut juga berujung nyawa anak tersebut melayang.

Menanggapi peristiwa itu, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto mengaku prihatin dengan maraknya fenomena tersebut yang mencegat truk kemudian berujung maut di Kota Tangerang.

“Sangat memperihatinkan, dalam arti bahwa komunikasi di dalam keluarga tampaknya semakin berkurang. Sehingga anak-anak ini yg tidak dapat perhatian (keluarga), dari temannya, lingkungannya,” ujar Kak Seto kepada wartawan, Rabu (8/6/2022).

Ia mengatakan para remaja melakukan aksi tersebut karena ingin mendapatkan perhatian dari keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya, sehingga mencari kesibukan dengan membuat konten-konten berbahaya.

“Akhirnya bikin konten sedikit berbahaya. Karena tidak dapat apresiasi dari keluarga dan juga apresiasi dari lingkungan sekolah,” katanya.

Kak Seto berharap kepada pihak pemerintah daerah hingga RT/RW untuk lebih memperhatikan anak-anaknya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi-aksi yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

“Ibaratnya dulu zaman (Gubernur) Bang Ali Sadikin di DKI, dulu dibuat gelanggang remaja. Di situ anak yang bisa teater, nyanyi, tari, olahraga itu dapat tempat. Jadi, artinya sanggar-sanggar yang bukan hanya berduit saja yang mampu. Tapi semua anak-anak dilimpahnya berprestasi non akademik,” harapnya.

Kak Seto mencontohkan seperti kepimpinan DKI Jakarta, Ali Sadikin pada tahun 1966 yakni menciptakan gelanggang remaja. Hal ini bertujuan untuk menyalurkan bakat anak-anak ke arah positif.

“Jadi, dihidupkan lah semacam gelanggang remaja, artinya sanggar-sanggar yang bukan hanya berduit saja yang mampu. Tapi semua anak-anak dilimpah berprestasi non akademik. Jadi mendapat penghargaan, sehingga tidak lari (anak-anak),” ungkapnya.

**Baca juga:Kota Tangerang Kokoh Dipuncak Klasemen Popda Banten

Selain itu, Kak Seto menyarankan pihak Kepolisian hingga pemerintah daerah untuk membuat lomba-lomba konten dengan tujuan menyalurkan kreativitas anak remaja agar mengarah yang lebih positif.

“Kalau perlu ada penyaluran dengan membuat lomba-lomba konten. Konten-konten ini bangga tetapi ditempat-tempat yang tidak berbahaya. Misalnya konten keterampilan, keterampilan lingkungan dan kreativitas lainnya,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email