oleh

Fasilitas Perempuan dan Ruang Publik di Tangsel Minim

image_pdfimage_print

Kabar6-Program kegiatan yang digulirkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat Keluarga Berencana (BPPMPKB) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dipandang masih belum berpihak pada kaum perempuan.

Bahkan, sejumlah pihak masih mempertanyakan ruang dan fasilitas publik yang ramah untuk perempuan.

Ketua Kaukus Perempuan Provinsi Banten, Sherisada Manaf menuturkan, masih banyak persoalan di Kota Tangsel yang hingga kin i belum tertangani dengan baik.

Beberapa diantara persoalan menahun itu diantaranya, penanganan kawasan prostitusi di Tegal Rotan, Gaplek serta Viktor, Setu.

“Saya mendapat laporan, masih banyak PSK yang mangkal diwilayah tersebut. Artinya, masalah ini belum terselesaikan,” ujar Sherisada, Jum’at (13/9/2013).

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten ini juga mengkritik soal masih tingginya kasus KDRT yang terjadi di Kota Tangsel. “Penangannya harus intensif dan disinergikan dengan program yang ada,” katanya.

Sementara, aktivis dari sekolah demokrasi kota Tangsel, Romly Revolvere, mempertanyakan ruang dan fasilitas publik yang ramah untuk perempuan. Pasalnya, tidak jarang perempuan menjadi korban.

Romly mencontohkan, kasus pemerkosaan yang terjadi di dalam angkot yang terjadi beberap waktu lalu. “Ini karena minimnya fasilitas publik yang aman dan nyaman bagi perempuan,” katanya, Jumat (13/9/2013).

Menurutnya, pemerintah daerah harus mampu menyediakan fasilitas publik khusus untuk perempuan. Salahsatunya, penyediaan bus khusus untuk perempuan.

Karena, sebagian besar warga Kota Tangsel bekerja di Jakarta yang membutuhkan angkutan. “Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk penyediaan fasilitas ruang publik khusus perempuan,” ujarnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email