Nah, di beberapa tempat ada pulau tempat pembuangan sampah, yang digunakan sebagai tempat pengelolaan sampah. Pulau mana sajakah itu?
1. Thilafushi, Maladewa
Terletak di sebelah barat Malé, antara Kaafu Atoll Giraavaru dan Gulhifalhu dari Maladewa. Thilafushi menerima sampah pertama dari Malé pada 7 Januari 1992. ** Baca juga: Inilah Jenis Kalajengking Paling Agresif
Selama tahun-tahun awal pengelolaan sampah, lubang dengan volume 37.500 ft3 ( 1060 m3 ) digali. Pasir yang diperoleh dari penggalian digunakan untuk membangun kandang berdinding sekitar perimeter internal.
Limbah yang diterima dari Malé kemudian diendapkan ke tengah – tengah lubang, dan diakhiri dengan lapisan limbah konstruksi seragam, kemudian diratakan dengan pasir putih.
Kini pemerintah Maladewa terus berusaha memaksimalkan pengelolaan sampah dengan teknologi yang lebih canggih, untuk menekan tingkat pencemaran lingkungan di sekitar pulau.
2. Pulau Semakau, Singapura
Luas pulau ini sekitar 3,5 kilometer persegi, dan terletak delapan kilometer selatan Singapura. Semakau dirancang oleh para insinyur di Singapura NEA.
Pulau ini terdiri dari dua pulau kecil yang telah terhubung dengan tanggul batu. Bagian dalam wilayah dibagi menjadi 11 teluk, yang dilapisi dengan plastik tebal dan tanah liat untuk mencegah bahan yang tidak diinginkan mencemari laut.
Mulai digunakan pada 1999, empat dari 11 teluk telah diisi, ditutupi dengan tanah dan ditanami rumput. Penghijauan ini menelan biaya sekitar US$400 juta. Pulau ini dapat menyimpan hingga 63 juta meter kubik sampah, artinya cukup untuk memenuhi pengelolaan limbah Singapura hingga 2040.
3. Yumenoshima, Jepang
Merupakan sebuah pulau buatan di Teluk Tokyo yang murni terbuat dari sampah. Oleh pemerintah kota dianggap sebagai solusi untuk beberapa masalah sampah.
4. Floating Garbage Island, Samudra Pasifik
Terdiri dari 80 persen plastik dan beratnya sekitar 3,5 juta ton mengapung. Beberapa orang pernah melakukan perjalanan di tanah tak bertuan antara San Francisco dan Hawaii.
Menurut Chris Parry, manajer program pendidikan publik dengan California Coastal Komisi di San Francisco, sampah di sana makin berkembang, bersamaan dengan limbah laut, menjadi sepuluh kali lipat setiap dekade sejak 1950.
Bagaimana dengan pengelolaan sampah di Indonesia? Semoga seiring waktu, kita mampu menemukan solusi pengelolaan sampah yang tepat, sehingga lingkungan dan udara Indonesia bertambah bersih. Setuju? (ilj)