oleh

Duh, Kelamaan Menjomblo Tingkatkan Risiko Demensia

image_pdfimage_print

Kabar6-Apakah saat ini Anda sudah memiliki pasangan, atau sebaliknya sedang menjomblo? Sebuah fakta mengungkapkan, jomblo atau melajang dapat mempengaruhi kualitas otak Anda. Benarkah demikian?

Dalam sebuah studi yang dilakukan belum lama ini, melansir Okezone, menjelaskan bahwa terlalu lama menjomblo, meskipun dikelilingi orang-orang yang dekat dengan Anda, ternyata meningkatkan risiko demensia sebesar 40 persen. Studi ini dilakukan selama 10 tahun, dan salah satu alasan terkuat dari hasil ini adalah kesendirian mempengaruhi terjadinya peradangan di otak. Dan hal ini juga memungkinkan seseorang untuk menjalani gaya hidup yang tidak sehat.

Disebutkan, hal yang perlu Anda ketahui bahwa penyebab demensia masih belum diketahui, tetapi bukti yang ada sekarang menjelaskan bahwa diet dan olahraga yang sehat dapat memangkas risiko masalah yang mengganggu memori otak tersebut. Menurut tim universitas negeri Florida, Anda sebaiknya menyadari bahwa bersosialisasi juga penting untuk menjaga pikiran tetap aktif dengan cara meningkatkan kesehatan kognitif.

Para peneliti yang menganalisis 12.030 orang di atas usia 50 tahun sekarang menekankan bahwa kesepian adalah ‘faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko’. Studi ini melibatkan para peserta yang melaporkan tentang bagaimana kesepian dan isolasi sosial yang mereka rasakan, yang mana hal tersebut dibandingkan dengan seberapa banyak kontak sosial yang mereka miliki.

“Ini termasuk juga dengan perasaan bahwa Anda tidak cocok atau tidak termasuk orang-orang di sekitar Anda,” kata Dr. Angelina Sutin, penulis utama.

Anda memang bisa menjadi seseorang yang hidup sendiri, yang tidak memiliki kontak dengan orang-orang. Namun apakah hal itu cukup? Padahal manusia adalah makhluk sosial yang butuh bersosialisasi.

Fakta lain menjelaskan bahwa Anda bisa berada di sekitar banyak orang dan terlibat secara sosial dan interaktif, tapi beberapa orang tetap merasa kesepian. Ditambahkan, “Dari luar sepertinya Anda memiliki keterlibatan sosial yang besar, tetapi perasaan subjektifnya adalah Anda bukan bagian dari grup dan Anda tetap merasa sendiri.”

Status kognitif peserta dinilai pada awal penelitian dan setiap dua tahun selama satu dekade melalui wawancara telepon. Selama penelitian, yang diterbitkan dalam Journal of Gerontology: Psychological Sciences, 1.104 peserta terbukti mengembangkan demensia.

Hasil penelitian menunjukan, kesepian meningkatkan risiko seseorang demensia sebesar 40 persen, tanpa memandang jenis kelamin, ras, etnis atau tingkat pendidikan mereka. Dan bahkan setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti orang yang kesepian menjadi kurang aktif atau lebih mungkin merokok, risiko demensia mereka tetap tinggi. ** Baca juga: Berapa Banyak Sih Kebutuhan Air Putih Seorang Perokok?

“Kami bukan orang pertama yang menunjukkan bahwa kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia,” kata Dr Sutin. Tetapi sejauh ini ini, menurutnya, penelitian ini melibatkan sampel terbesar dengan tindak lanjut yang panjang dan penduduknya lebih beragam.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email