oleh

Ditemukan Kutu Penghisap Darah Dinosaurus dalam Resin Pohon Berusia 99 Juta Tahun

image_pdfimage_print

Kabar6-Para ilmuwan menemukan spesimen-spesimen kutu penghisap darah yang terawetkan dalam resin pohon dari Myanmar berusia sekira 99 juta tahun. Dalam resin tersebut, tampak seekor kutu yang teridentifikasi sebagai spesies Cornupalpatum burmanicum terjerat dalam seutas bulu.

Ditemukan juga dua spesies kutu baru yang diberi nama Deinocroton draculi. Selain itu, seperti dilansir National Geographic, spesimen ketiga ditemukan di potongan resin lain dengan tubuh yang membengkak hingga delapan kali ukuran aslinya, menandakan bahwa perutnya penuh darah saat kematiannya.

Bulu yang terawetkan dalam resin itu kemungkinan milik dinosaurus berbulu atau burung primitif yang dikenal sebagai enantiornithine. Burung-burung primitif ini begitu melimpah pada masa itu, dan punah bersamaan dengan dinosaurus nonavirus sekira 66 juta tahun silam.

“Kami tidak bisa menentukan dengan pasti hewan inang yang tepat,” kata Ricardo Perez-de la Fuente rekan penulis studi yang juga ahli paleo-entomologi di Oxford University of Museum of Natural History di Inggris. Ditambahkan, “Tapi kami bisa menyingkirkan kemungkinan bahwa itu adalah burung-burung modern, karena mereka baru muncul 25 juta tahun kemudian dibanding usia resin tersebut.”

Meski tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa bulu tersebut milik dinosaurus berbulu, para peneliti menemukan petunjuk lain yang bisa menjadi bukti tak langsung sehingga memperkuat kemungkinan tersebut, yaitu pada dua spesimen D. draculi mereka menemukan bulu-bulu mikroskopis milik larva kumbang karpet, hewan yang umum ditemukan di sarang burung saat ini. ** Baca juga: Menakjubkan! Burung Penenun Punya Sarang Terbesar di Dunia Hingga 6 Meter

Temuan parasit tambahan itu, menurut para peneliti, menyajikan bukti kuat tentang perilaku bersarang pada hewan inang. “Kutu-kutu itu, yang memiliki bulu halus larva kumbang, pernah berkunjung ke sarang hewan inang berbulu sebelum membeku di dalam resin,” ujar Perez-de la Fuente.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email