oleh

Dirjen Hortikultura Sebut Urban Farming Miliki Potensi Luar Biasa

image_pdfimage_print

Kabar6- Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengagakan, urban farming saat ini menjadi salah satu kesempatan bagi masyarakat.

Dijelaskannya, dengan kreatif lahan yang sempit mampu memberikan sebuah penghasilan, dan memiliki potensi yang cukup signifikan bagi dunia pertanian.

“Urban farming menjadi satu kesempatan buat masyarakat. Bagaimana lebih kreatif ya, agar kita bisa menghasilkan 1 penghasilan dengan lahan yang sempit, yang memiliki potensi yang cukup signifikan,” ujarnya di Balai Penyuluhan Pertanian, Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (13/1/2022).

Menurutnya, dengan urban farming, masyarakat saat ini jangan pesimis tidak bisa menghasilkan penghasilan dari sektor pertanian, karena tidak adanya lahan yang luas.

Diterangkannya, di Kota Tangsel sendiri, contoh urban farming itu adalah anggrek, bahkan tanaman yang lain pun bisa dibudidaya dengan cara urban farming.

“Urban farming itu wah potensinya luar biasa banyak sekali, tanaman hias – tanaman hias banyak sekali jenisnya, yang bisa dikembangkan,” terangnya.

Dirinya bercerita saat ‘one week Indonesia story culture’ tanaman janda bolong yang spesifik ada di Indonesia itu harganya 10.000 Euro, jika dihitung menggunakan rupiah maka janda bolong seharga Rp160 juta.

“Itu harganya segini itu harganya 10.000 Euro, kurang di sekitar 160 juta rupiah itu harganya ya, hitungannya per daun jadi totalnya 1 (tanaman) gini hanya 10 ribu,” paparnya.

**Baca juga: HUT KAT ke-2, Dirjen Hortikultura Sebut Anggurnya Nggak Kalah Dengan Import

Diungkapkannya, potensi dari urban farming harus dikembangkan. Kementan akan melakukan komunikasi dengan para penggiat-penggiat urban farming.

“Bukan hanya apa tadi ya tanaman hias, dia itu (urbab farming, red) ada Anggrek ada macam-macam yang kita bisa kembangkan, kita dorong, kita bisa memanfaatkan,” tutupnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email