oleh

Dinkes Lebak Jelaskan Jumlah Pasien di RS Rendah Meski COVID-19 Tinggi

image_pdfimage_print

Kabar6-Kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Lebak menembus 1.302 orang dengan rata-rata jumlah kasus harian 100 orang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menyiapkan 3 rumah sakit (RS) untuk merawat pasien bergejala berat, dan rumah isolasi terpusat (RIT) bagi pasien tanpa gejala dan bergela ringan.

Meski kasus COVID tinggi, namun jumlah pasien yang dirawat di RS maupun RIT terbilang rendah. Informasi yang diperoleh, dari kapasitas 80 tempat tidur, saat ini hanya 12 pasien yang berada di RIT.

“Total yang dirawat 34 orang, tetapi 22 orang sudah dinyatakan aman dan boleh pulang. Jadi masih ada 12 pasien yang menjalani isolasi,” kata Dokter Penanggung Jawab RIT, dr. Arie Purnomo saat dihubungi Kabar6.com, Rabu (16/2/2022).

Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Lebak yang juga Jubir Satgas dr. Firman Rachmatullah mengatakan, 58 persen dari seribu lebih pasien positif itu berada di luar Kabupaten Lebak.

“Mereka warga Lebak, tapi terkonfirmasi positif saat pemeriksaan di luar Lebak, kita tetap menerima laporan itu. Sisanya yang 42 persen pasien, dan hampir 76 persennya tanpa gejala dan bergejala ringan sehingga mereka memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah,” tutur Firman.

Firman menyebut, pasien yang memilih isoman karena kondisi rumah yang ditempati memungkinkan. Dia meminta pasien yang melakukan isoman tidak bepergian ke luar rumah sebelum dinyatakan negatif.

“Contoh ada pedagang satu keluarga positif mereka lebih milih isoman karena di rumah itu tidak ada orang lain lagi, kemudian banyak juga PNS yang isoman. Kalau mereka coba-coba ke luar rumah misalnya masuk mal atau tempat-tempat lain kan nanti terpantau statusnya hitam di Pedulilindungi, termasuk yang kontak erat juga,” papar Firman.

**Baca juga: Timbulan Sampah di Lebak 500 Ton Per Hari, Hanya 23 Persen yang Baru Bisa Dikelola

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Terhadap pasien isoman di wilayah-wilayah pedesaan, Firman berharap pemerintah desa ikut aktif mengawasi.

“Di situlah terlihat apakah peran PPKM desa berjalan atau tidak, karena pasien-pasien isoman ini yang memang sulit jika hanya mengandalkan Satgas kabupaten,” katanya.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email