oleh

Dindikbud Banten: Daya Tampung SMA Sederajat Cuma 40 Persen

image_pdfimage_print

Kabar6-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten mencari cara terkait banyaknya siswa yang gagal masuk sekolah di SMA/SMK negeri. Daya tampung SMA/SMK negeri baru hanya bisa menampung 40 persen dari lulusan siswa SMP.

“Daya tampung hanya sekitar 40 persen berarti ada sisanya yang harus di sekolah swasta. Kita juga tidak ada keinginan sekolah swasta tidak punya murid,” kata pelaksana tugas Kepala Dindikbud Banten, M Yusuf kepada Kabar6.com, Jum’at (3/7/2020).

Menanggapi desakan dari dewan agar Dindikbud Banten bisa membantu siswa mencarikan sekolah lainnya karena tidak lulus mendaftar, bisa melalui penambahan rombongan kelas baru atau dengan cara lain.

“Kita masih kaji belum di putuskan, karena banyak pertimbangan yaitu pertimbangan murid sekolah swasta, pertimbangan ruang kelas, pertimbangan guru yang akan mengajar,” katanya.

Terkait adanya daerah yang belum memiliki sekolah SMA sendiri sehingga akan menyulitkan siswa yang ingin mendaftar melalui sistem zonasi, seperti terjadi di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang yang sampai saat ini belum memiliki SMAN sendiri, membuat lulusan SMP didaerah tersebut harus bersaing lebih ketat dengan siswa dari daerah yang lain.

Sambung Yusuf, mestinya siswa bisa memanfaatkan kesempatan melalui kesempatan empat jalur penerimaan yaitu jalur zonasi, jalur afirmasi, jalur perpindahan orang tua dan jalur prestasi.

“Kalau peluang zonasi tipis perlu dengan melalui jalur prestasi tentunya siswa harus giat ketika smp mencari prestasi baik akademis ataupun non akamdemis. Akademis melalui nilai rapor misalnya, non akademis bisa melalui olah raga atau seni atau lainnya,” katanya.

Dirinya menyebut itulah bagian dari persaingan di era sekarang pada zaman revolusi industri 4.0 agar masyarajat terus berdaya saing.

**Baca juga: Beredar Es Krim Edisi Covid-19 di Serang, Pejabat Kompak Bilang ini.

Pada sisi lain Yusuf mengaku, sebelumnya Pemprov Banten juga telah merencanakan untuk membangun sebanyak 33 sekolah baru dan anggaran sendiri sudah dianggarkan. Namun, dengan kejadian pandemi covid-19 ini, kata dia, pengalokasiannya akhirnya terpaksa harua dilakukan refocusing anggaran.

“Karena yang paling utana saat ini adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dari wabah covid19 ,” katanya.(Den)

Print Friendly, PDF & Email