oleh

Di Meksiko, Ratusan Burung Hitam Kepala Kuning Tiba-tiba Berjatuhan dari Langit

image_pdfimage_print

Kabar6-Para ahli masih mencari tahu penyebab burung ratusan burung hitam berkepala kuning tiba-tiba berjatuhan dari langit di Kota Cuauhtémoc, Meksiko, bahkan beberapa di antaranya sekarat.

Menurut para ahli, kemungkinan besar ratusan hewan itu ‘diguyur’ dari atas oleh burung pemangsa yang menukik ke bawah untuk menangkap. Rekaman dari kamera keamanan, melansir Skynews, menunjukkan sekawanan burung yang bermigrasi turun ke rumah-rumah seperti awan asap hitam. Sebagian besar burung berhasil terbang, namun rekaman berikutnya menunjukkan bangkai burung hitam dan kuning khas yang tersebar di jalan-jalan kota.

Burung-burung tersebut cenderung berkembang biak lebih jauh ke utara, di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, dan bermigrasi ke selatan untuk musim dingin di Meksiko.

“Insiden tersebut bisa jadi terletak pada tingkat polusi yang tinggi, didorong oleh penggunaan pemanas berbahan bakar kayu, bahan kimia pertanian, dan cuaca dingin di daerah tersebut,” demikian laporan surat kabar setempat.

Disebutkan, “Saran lain adalah bahwa burung-burung itu tersengat listrik saat beristirahat di kabel listrik. Ada spekulasi di media sosial bahwa itu mungkin disebabkan oleh teknologi 5G.” ** Baca juga: Harimau Siberia Terkam Penjaga Kebun Binatang di Swiss Disaksikan Para Pengunjung

Namun Dr Richard Broughton, seorang ahli ekologi di Pusat Ekologi & Hidrologi Inggris, mengatakan bahwa meskipun dia tidak dapat melihat raptor dalam rekaman, dia yakin 99 persen itu disebabkan oleh burung pemangsa.

Nah, pemangsa bisa saja membuat burung-burung itu berputar-putar dengan kencang dan mendorong mereka ke tanah, dengan burung-burung yang lebih tinggi memaksa burung-burung yang lebih rendah untuk menabrak bangunan atau tanah.

“Ini terlihat seperti burung pemangsa seperti elang sedang mengejar kawanan, seperti yang mereka lakukan dengan burung jalak, dan mereka jatuh saat kawanan itu dipaksa turun,” jelas kata Dr Broughton. “Anda dapat melihat bahwa mereka bertindak seperti gelombang di awal, seolah-olah mereka sedang memerah dari atas.”

Hal senada juga dikatakan Dr Alexander Lees, dosen senior biologi konservasi di Manchester Metropolitan University. “Bagi saya dan dari satu video dan tidak ada toksikologi, saya masih mengatakan penyebab yang paling mungkin adalah kawanan itu bergumam untuk menghindari pemangsa pemangsa dan menabrak tanah.”

Hal serupa juga pernah dialami, saat kematian 225 burung jalak di Anglesey pada Desember 2019. Insiden itu disebabkan oleh mereka yang menyelam ke landasan, kemungkinan setelah dikejar oleh burung pemangsa dan gagal berhenti tepat waktu.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email