Kabar6-Hembusan angin segar menerpa organisasi pelaku seni dan budaya yang tergabung dalam Dewan Kesenian Kota Tangerang Selatan (DKTS).
Kabar baik itu datang karena pemerintah daerah setempat siap mengucurkan dana segar demi kemajuan setelah sempat minus karya fenomenal. ** Baca juga: Agam Serahkan LPj ke Pengurus DKTS
“Anggaran tahun besok untuk Dewan Kesenian sebesar Rp5 miliar dari dana hibah,” kata Sekretaris Komisi 2 Bidang Ekonomi dan Kesra DPRD Kota Tangsel, Muhamad Aziz, Minggu (19/4/2015).
Ia menyatakan, lembaga legislatif tentunya mendukung penuh atas eksistensi DKTS. Bahkan, DPRD Kota Tangsel siap membuat regulasi yang dapat menjadi landasan hukum bagi para pelaku seni dan budaya setempat.
“Dewan siap membuat raperda asalkan pihak yang bersangkutan (Budpar) siap mengajukan,” papar Aziz.
Ini amat penting guna mematenkan kegiatan dan potensi di Tangsel, kKarena belum ada aturan Perda atau Perwal inilah kemudian keberadaan Dewan Kesenian kurang gereget dalam menjalankan aktivitas.
“Kalau memang membuat Raperda masih kesulitan, setidaknya ada perwal. Ini yang sanagat diharapkan kedepan,” ujarnya.
Karakter seni dan budaya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dianggap masih kurang karena terpecah belah akibat tidak fokusnya penentuan identitas kearifan lokal.
Kondisi itu tidak seimbang dengan kebudayaan Banten yang sudah masyur terkenal akan kekayaan budayanya yang beranekaragam.
Demikian diungkapkan salah satu budayawan, Arswendo Atmowiloto ditemui kabar6.com di kawasan Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Jumat (27/3/2015).
Padahal, daerah pemekaran Kabupaten Tangerang ini punya ekspetasi tinggi dalam perjalanan sejara kebudayaan di Banten. ** Baca juga: Zonasi Larangan Minimarket di Tangsel Belum Efektif
“Terpecah-pecah di sini (Tangsel). Enggak menyatu dalam artian seperti di Banten, sayangnya begitu. Sastranya (Banten) saja bisa dahsyat,” ungkapnya.(yud)
