oleh

Daar El-Qolam, Ponpes Modern Tertua di Banten Peringati Milad Ke-52

image_pdfimage_print

Kabar6-Pondok pesantren modern tertua di Provinsi Banten, yakni Pondok Pesantren (Ponpes) Daar El-Qolam, Gintung, Jayanti, Kabupaten Tangerang Banten memperingati hari jadinya yang ke-52 tahun, dengan cara menggelar Apel Milad, Senin (20/1/20).

Ribuan santri dan ratusan ustad dan ustadzah yang tersebar di Kampus Daar El-Qolam 1, 2, 3, dan 4, para pimpinan dan pengasuh Pesantren Daar El-Qolam, serta tamu undangan lainnya berkumpul bersama di lapangan bola depan Aula Kampus Daar El-Qolam 4, untuk memperingati hari lahirnya Ponpes Daar El-Qolam.

Pesantren Modern Daar El-Qolam, Gintung, didirikan oleh Almarhum Drs. KH. Ahmad Rifa’i Arief, pada 20 Januari Tahun 1968. KH. Rifa’i pernah mengenyam pendidikan di Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, dari tahun 1958 hingga 1965.

Usai lulus pesantren, Rifa’i muda dilantik oleh kiainya sebagai seorang guru (atau ustadz). Selain mengajar para santri, Rifa’i juga dilantik menjadi sekretaris kiainya, K.H. Imam Zarkasyi selama dua tahun.Setelah lebih kurang 2 tahun mengabdi di almamaternya Rifa’i muda meminta restu kepada kiainya Imam Zarkasyi, untuk mendirikan pesantren di tanah kelahirannya yang diberi nama Daar El-Qolam.

Hingga akhirnya pada 20 Januari 1968, bertepatan dengan tanggal 9 Syawwal 1338, dimulailah proses belajar mengajar pertama di Ponpes Daar El-Qolam. Pada peringkat awal murid-murid di MMI Daar el-Qolam berjumlah 22 orang. Mereka adalah adik-adik Rifa’i dan beberapa masyarakat sekitar kampung Gintung yang telah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Madrasah Masyariqul Anwar (MMA), Gintung, Jayanti, Tangerang.

Daar El-Qolam Gintung merupakan pondok pesantren modern pertama yang didirikan oleh santri alumni Ponpes Darussalam Gontor. Daar El-Qolam juga menginspirasi berdirinya pondok-pondok pesantren baru di Banten yang bercorak modern. Kini, di usianya yang ke-52 tahun, Daar El-Qolam memiliki lebih kurang 5.000 santriwan dan santriwati yang tersebar di empat kampus.

**Baca juga: Diduga Tidak Bisa Berenang, Risky Tewas Tenggelam.

Menurut Pimpinan Pesantren Daar El-Qolam 2, KH. Odhi Rosyihuddin, Daar El-Qolam tidak boleh terkenal karena kiainya. Tetapi Daar El-Qolam harus terkenal karena sistem pendidikan yang di dalamnya.

“Itulah pesan pendiri pesantren, KH. Ahmad Rifa’i Arief. Beliau boleh berpulang, namun ajaran-ajaran beliau terus terpatri dalam sanubari. Cita-cita beliau tidak boleh terhenti, yakni menciptakan generasi muslim yang berbudi pekerti,” pungkas KH. Odhi. (Ris)

Print Friendly, PDF & Email