oleh

Cerita Didik Kajati Banten Pernah Geluti Profesi Wartawan

image_pdfimage_print

Kabar6-Dunia jurnalisme bukan hal asing bagi Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, Didik Farkhan Alisyahd. Ia memulainya aktif dalam pers kampus di Universitas Brawijaya, Malang, Provinsi Jawa Timur.

“Menulis feature (berita lempang-red) pun saya masih bisa,” katanya saat acara Coffe Morning Bersama Pers di kantornya, Kamis (2/3/2023).

Setelah lulus kuliah, terang Didik, kembali melanjutkan hobinya menulis dengan bekerja sebagai wartawan. Pria kelahiran Bojonegoro, 18 Oktober 1971, itu bergabung menjadi awak media di Jawa Pos Grup.

Ia mengaku hingga kini masih bisa menulis berita singkat (straight news). Bahkan pernah kalau ada wartawan yang coba mengkonfirmasi kemudian bahan berita dibuatkan sendiri olehnya.

“Setahun saya jadi calon reporter kemudian ikut pendaftaran masuk kejaksaan,” terang Didik.

Meski telah hijrah dari dunia jurnalistik tapi kegiatan menulis masih tetap dilakoninya. Hasil karya-karya tulisan orisinil miliknya seputar masalah hukum dimuatnya pada laman pribadi atau blog.

**Baca Juga: Tiga Warga Korban Banjir di Teluknaga Tewas Lagi Perbaiki Pompa Air

Ada satu karya tulisan yang hingga kini masih diingat oleh Didik. Tulisan itu mengulas soal kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin, 27 tahun. Kasus ini terkenal dengan sebutan kopi sianida.

Jessica Kumala Wongso saat itu diseret ke meja hijau sebagai terdakwa. Kasus yang menyita perhatian publik selama 10 bulan itu bukan sekadar kematian biasa, melainkan pembunuhan berencana.

Didik bercerita, tulisannya memuat tentang bagaimana jaksa penuntut umum membuat kasus tersebut sampai terang benderang.

“Tulisan saya di blog itu sampai dibaca 200 ribu orang,” ujar ayah tiga anak ini.(yud)

 

Print Friendly, PDF & Email