oleh

Cegah Kepunahan Hewan, Ilmuwan Jepang ‘Ciptakan’ Tikus dari Dua Jantan

image_pdfimage_print

Kabar6-Katsuhiko Hayashi, seorang profesor biologi dari Universitas Osaka, Jepang, bersama timnya berhasil ‘menciptakan’ tikus dari dua tikus jantan.

Keberhasilan ini, melansir Japantoday, dianggap sebagai kemajuan dalam bidang sains yang memiliki potensi untuk mencegah kepunahan hewan dan ketidaksuburan manusia. Diungkapkan, penemuan itu merupakan hasil rekayasa genetika dari sel kulit ekor tikus jantan yang memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Sel kulit tersebut kemudian direkayasa menjadi sel induk pluripoten diinduksi (sel iPS) dalam fase embrionik.

Dalam proses kulturisasi sel kulit ekor tikus jantan melalui induksi sel iPS, beberapa sel kulit tersebut kehilangan kromosom Y-nya. Kemudian, terjadilah perkembangan sel XO, ucap Hayashi, seperti dilansir CNN, Jumat (24/03).

Dalam beberapa sel XO tersebut, ditemukan perkembangan dua kromosom X akibat kesalahan dari pembelahan sel. Dua kromosom X merupakan kromosom yang menyatakan jenis kelamin betina.

Lebih lanjut tim ilmuwan menjelaskan, hasil perkembangan dua kromosom X tersebut kemudian diolah menggunakan senyawa reversin. Pemberian senyawa tersebut berhasil melipatgandakan jumlah sel XX pada uji tersebut.

Setelah itu, tim ilmuwan mengonversikan sel XX ke dalam bentuk sel nutfah primordial yang direkayasa untuk berubah menjadi sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi oleh sel sperma, terbentuklah tikus baru. ** Baca juga: Angka Kelahiran Turun, Kota Weifang di Tiongkok Tawarkan Sekolah Gratis untuk Anak Ketiga

Meskipun penemuan ini berhasil menciptakan tikus baru, para ilmuwan memperingatkan agar kita tetap waspada dalam mengimplementasikan ini kepada sel telur manusia. Para ilmuwan percaya, masih terdapat banyak pelajaran mengenai kulturisasi sel telur yang harus kita pelajari.

Profesor Hayashi menambahkan, “Pengimplementasian penemuan ini kepada manusia masih membutuhkan waktu yang lama, sekira 10 tahun dari sekarang. Itu pun masih belum pasti apabila sel telur formulasi tersebut dapat memproduksi bayi secara aman atau tidak.” (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email