oleh

Cegah Banjir dan La Nina, Ini Strategi Pemkot Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Peringatan dini ancaman fenomena La Nina menjelang akhir tahun hingga awal tahun 2022 mendatang yang berpotensi menyebabkan banjir dan badai. Peringatan itu turut disampaikan di Kota Tangerang.

Kota Tangerang merupakan wilayah yang rawan banjir. Intensitas curah hujan di Kota Tangerang beberapa hari belakangan terus mengguyur wilayah tersebut.

Belajar dari pengalaman tersebut Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang pun melakukan berbagai upaya dalam mengatasi persoalan ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang, Decky Priambodo mengatakan prediksi La Nina memang buruk. Hal itu menjadi mitigasi yang dilakukan berkaca pada tahun-tahun sebelumnya.

“Berkaca pada tahun 2020-2021 curah hujan yang begitu besar berdasarkan data kami jadikan dasar antisipasi musibah banjir,” ujar Decky dalam Diskusi Fraksi Teras bertema ‘Dibayangi La Nina, Kota Tangerang Sudah Apa ?’ yang diadakan oleh Solusi Movement di Museum TMP Taruna, Kota Tangerang, Rabu, (3/11/2021).

Decky mengatakan pertama pada bidang pemeliharaan fasilitas antisipasi banjir. Seperti drainase dan sektor jalan yang dibersihkan.

“Dijalan, melakukan antisipasi untuk genangan misalnya membersihkan arus air supaya musim hujan genangan bisa diatasi cepat,” katanya.

Kemudian, pembersihan terhadap endapan dan persoalan sampah serta topografi yang cenderung datar. Hal itu, kata Decky yang menyebabkan air mudah menggenang dan pasir atau sampah mengendap ketika hujan turun. “Kami lakukan normalisasi dan pembersihan drainase,” jelasnya.

Meski demikian, Decky menjamin infrastruktur di Kota Tangerang dilakukan secara optimal. Seperti pemeliharaan pintu air dan pompa. Total ada 342 pintu air yang tersebar di Kota Tangerang.

“Lalu, 288 pompa yang tersebar di Kota Tangerang itu terdiri yang permanen hingga mobile. Intinya kami pastikan setiap genangan yang terjdi bisa diatasi,” katanya.

Kemudian normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS). Terdapat 3 DAS di Kota Tangerang yakni Sungai Cirarab, Sungai Cisadane dan Kali Angke. Dalam antisipasi banjir Pemkot Tangerang melalukan pengendalian embung dan pembuatan long storage atau penyimpanan lama.

Selain itu, pada 2021 ini dalam antisipasi banjir pihaknya melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur. Diantaranya rehabilitasi tanggul di 18 lokasi dengan total panjang dua kilometer.

Lalu, Drainase makro di 7 lokasi dengan total panjang 2,3 Kilometer. Drainase lingkugan di 304 lokasi total panjang 69 ribu meter. Decky mengungkapkan anggaran PUPR yang dikhususkan untuk antisipasi banjir hingga permasalahan drainase mencapai Rp 185,84 Miliar. Jumlah itu setara dengan 33,7 anggaran PUPR di 2021 yang mencapai Rp 548 Miliar.

Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC). Terutama terkait penanganan banjir yang disebabkan oleh kali dan sungai dimana itu merupakan wewenang BBWSCC.

Decky menjelaskan, pada master plan antisipasi banjir 2017 Kota Tangerang dibagi berdasarkan 3 DAS yang sudah disebutkan tadi, ditambah DAS di sekitar Bandara Soekarno-Hatta. Kata Decky penanganan setiap DAS itu berbeda.

“Sungai kecil kita cluster lagi. Kita lihat dari sisi mikro sehingga makronya kelihatan,” katanya.

Dari 3 plus 1 DAS itu, Kota Tangerang memiliki 32 SubDAS. Detailnya berdasarkan area. Hal itu dilihat dari topografi masing-masing wilayah DAS.

“Dari situ kami punya pola untuk pengembangan, intinya kami punya rencana induk. Penanganan nya jadi kluster, embung, sumur resapan dan itu sesuai klusternya. Sehingga harapannya juga bisa terintegrasi,” jelasnya.

Kendati demikian, berbagai upaya yang telah dilakukan, kata Decky Pemkot Tangerang akan sulit bila melawan alam. Sehingga sulit diredam. Namun, bukan berarti tidak bisa ditangani.

Sementara itu, Kabid Operasi dan Pemeliharaan Dodi Ardiansyah menambahkan, pihaknya sudah melaksanakan berbagai program untuk mengatasi bencana banjir tersebut. Pihaknya sudah memiliki tim yang terdiri dari ratusan personel. Jumlah personel tersebut, diakui masih terbatas.

“Kita punya tim 100-200 orang untuk satu kota. Buat saya ini terbatas tidak bisa maksimal,” tambahnya.

**Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Penusukan di Pasar Malabar Tangerang

Dodi mengajak masyarakat untuk sama-sama berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. mulai dari titik rumah tangga sampai ke sungai.

“Sehingga masyarakat mau ikut berpartisipasi menjaga, dan juga bantu dari segi peralatan dan personil. Seminggu bisa tiga sampai empat lokasi,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email