1

Tiga Pengacara Siap Dampingi Perampok Mini Market

Kabar6-GAT (25), pelaku tunggal perampokan enam minimarket yang berhasil ditangkap menjalani tes urine. Status sosial dan ekonomi pelaku dapat dipastikan berasal dari kalangan atas.

“Hasilnya (tes urine) semua negatif,” ungkap Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Nico A Setiawan, kepada Kabar6.com di kantornya, Selasa (29/8/2012).

Nico menjelaskan, langkah tes urine ditempuh untuk memastikan apakah pelaku saat beraksi tengah dalam pengaruh narkoba. Sebab saat diperiksa petugas dan diwawancara wartawan usai tertangkap selalu memberikan keterangan berubah.

Terkait dengan status GAT, perwira ini membenarkan bahwa pelaku sebagai mahasiswa. Kepastian tersebut diketahui setelah pihaknya didatangi utusan dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera, Serpong.

“Pelaku mahasiswa semester 2. Mau naik ke semester 3, kan sekarang lagi liburan,” tegas Nico.

Sementara itu, seorang petugas penyidik yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa pihaknya juga didatangi oleh tiga orang pengacara. Menurut keterangan tamu tersebut, mereka telah ditunjuk oleh keluarga pelaku sebagai kuasa hukum.

“Barusan datang ada tiga pengacara,” jelasnya. Petugas ini juga mengaku merasa kesulitan dalam mengorek keterangan pelaku. Selain tatapannya kosong juga tampak pilon.

“Terserah gue. Tanya aja deh ke petugas,” sahut pelaku ketika ditanyai Kabar6.com tentang motif pelaku hingga berbuat kejahatan. (yud)




Supir Nekat Gelapkan Fortuner Majikan Demi Beli Motor

Kabar6-Setelah sempat kabur 2 hari, WDD (52) supir yang nekat membawa kabur mobil mewah milik majikannya akhirnya dibekuk polisi.

Pelaku dan mobil Fortuner B 1244 WJA milik sang majikan berhasil ditangkap polisi saat melintas di Tol Jatibening, Bekasi. Kini tersangka dan barang bukti sedang diperiksa lebih lanjut di mapolsek Pondok Aren.

Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono mengatakan, saat ini pihaknya masih berupaya menyelidiki kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus itu.

“Kasus ini masih kami dalami. Apakah ada keterlibatan orang lain atau tidak. Tersangka da barang bukti mobil Fortuner masih kami amankan di Mapolsek,” ujar Parmono lagi.

Ditambahkan kapolsek, dari hasil pemeriksaan sementara, ppelaku nekat melakukan aksinya karena ingin membeli sepeda motor.

Namun, sebelum mobil curian itu dijual untuk kemudian dibelikan sepeda motor, pelaku justru berhasil diringkus polisi.

Diketahui, peristiwa itu berawal ketika pada Minggu (26/8/2012), Gusti warga Komplek River Park, Blok GF, 5/4 RT 01/06, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), memanggil mantan pembantu lamanya, Yuyun dan memintanya untuk bekerja kembali.

Kemudian, kepada Yuyun sang majikan juga meminta agar dicarikan supir pribadi. Dan, permintaan itupun langsung disanggupi Yuyun.

Hingga, pada keesokan harinya, saat Gusti dan istrinya sudah berangkat kerja, Yuyunpun kemudian menelpon istri Gusti guna mengabarkan bahwa supir yang diminta sudah tiba dan siap untuk bekerja.

Mendapat laporan dari Yuyun, tanpa curiga sedikitpun istri Gusti kemudian langsung menyuruh supir baru itu untuk mencuci mobil Toyota Yaris yang ada di rumah tersebut.

Selepas mencuci mobil, supir baru itupun kemudian meminta kunci mobil Toyota Fortuner warna hitam metalik B 1244 WJA kepada pembantu di rumah itu, dengan alasan hendak keluar makan.

Namun sejak saat itu, si supir yang belum diketahui namanya itu langsung menghilang entah kemana. Setelah ditunggu namun tak kembali, Gusti pun kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Pondok Aren.(evan/turnya)




Aksi Premanisme Hantui Petugas Pajak di Tangsel

Kabar6-Aksi ancaman kekerasan oleh preman tak menghalangi niatan para petugas pajak daerah di Pemkot Tangsel. Sebab tanggung jawab moril dan materil yang mereka sandar tak tanggung-tangung, pada 2012 ini harus mampu mencapai target Rp 64 miliar dari sektor restoran.

“Pernah kita diancam preman mau digebukin,” ungkap Nana, Kepala Seksi Intentivikasi dan Ekstentivikasi Pendapatan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), kepada kabar6.com di Bidex BSD, Rabu (29/8/2012).

Nana menceritakan, saat itu bersama rekan kerjanya mendatangi salah satu restoran yang tidak pernah membayar pajak daerah penghasilan. Setibanya dilokasi yang dituju, dirinya berhadapan dengan sejumlah preman dari berbagai Ormas yang ada di Tangsel.

Dia sadar bahwa para preman merupakan orang bayaran dan akan menghalangi tugasnya. Meski mendapatkan ancaman Nana tetap pada tujuan awal, yakni memasang sticker peringatan agar pemilik restoran sebagai wajib pajak harus memenuhi kewajibannya.

“Dah gebukin aja dan bakar sekalian kalo macam-macam,” ucap Nana menirukan ancaman para preman.

“Tapi saya pikir ini tugas dan ga ngaruh ancaman apa pun. Selain ada surat tugas kita punya payung hukum,” tambahnya, yakni Perda Nomor 07 Tahun 2010 tentang Retribusi Pajak Daerah.

Padahal, sebelum para pengemplang retribusi pajak daerah mendapatkan peringatan keras berupa pemasangan sticker.

Ada prosedur yang harus dilalui, diantaranya berupa pelayangan surat pemberitahuan, teguran tertulis hingga klarifikasi para wajib pajak kepada aparatur daerah terkait alasannya menunaikan kewajiban.

Namun, Nana tak menampik bila masih banyak pengusaha kuliner tetap enggan membayar pajak. Mereka selalu berdalih percuma membayar pajak karena akan “ditilep” oleh petugas pajak. Sedangkan hasil inventarisir pihaknya, para pengusaha kuliner pengemplang pajak jumlahnya mencapai puluhan.

“WP (wajib pajak) selalu alasan takut seperti kasus Gayus. Padahal kan mereka datang, daftar, hitung penghasilannya sendiri dan bayar langsung ke bank daerah. Jadi ga mungkin duit pajaknya itu kemana-mana,” tegasnya. (yud)




Penderita ISPA di Tangsel Capai 7.864 Orang, 1.079 Orang Anak-anak

Kabar6-Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA/Pnemonia) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sejak Januari hingga Agustus 2012 mencapai 7.864 orang. Kondisi itu, lebih disebabkan tingkat polusi udara yang cukup tinggi.

“Jumlah penderita ISPA mencapai 7.864 orang. Dan ini merupakan jenis penyakit yang masuk dalam kategori 10 besar tertinggi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Dadang M Epid kepada kabar6.com, Rabu (29/8/2012)

Ia menjelaskan, dari jumlah penderita ISPA tersebut, semuanya tersebar dan mendapatkan pelayanan di seluruh Puskesmas di Kota Tangerang Selatan.

“Diprediksikan jumlah penderita ISPA akan terus mengalami peningkatan, seiring masih rendahnya kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan seiring memasuki musim kemarau,” katanya.

Menurut Dadang, ISPA juga dapat menyerang semua golongan umur, mulai usia anak di bawah lima tahun (Balita) hingga manusia lanjut usia (manula). Untuk Balita sendiri kata Dadang, yang terkena ISPA/Pnemonia sebanyak 1.079 anak.

“Penderita ISPA akan mengalami flu, batuk, demam dan pilek dan ispa akut akan menyebabkan radang paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian,” ujarnya.

Menurut dia, penularan ISPA pada anak sulit diatasi karena kesadaran orang tua dan orang dewasa di sekitar mereka yang menderita ISPA seringkali tidak mengobati penyakitnya.

“Kesadaran para orang tua sangat diperlukan, jika terserang penyakit tersebut segera berobat ke rumah sakit dan puskesmas,” katanya.

Selain itu, penyebab ISPA antaranya debu jalanan, asap rokok, asap hasil pembakaran bahan bakar dapat merusak mekanisme pertahan paru sehingga akan memudahkan timbulnya Ispa.

“Umumnya ISPA tergolong penyakit yang tidak berbahaya, jika diatasi atau diobati secepatnya penyakit tersebut bisa disembuhkan dalam waktu relatif singkat. Tapi bila dibiarkan, bisa berubah menjadi penyakit radang paru-paru yang mengancam jiwa penderita,” ujarnya.   

Untuk itu, Dadang menghimbau warga untuk menjaga keadaan gizi agar tetap baik, immunisasi, menjaga kebersihan dan lingkungan dan mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

“Kami mengharapkan warga untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan mengkosumsi air bersih serta memakai masker dalam setiap beraktivitas. Selain itu bagi ibu rumah tangga yang memiliki Balita untuk rutin mengimmunisasi anaknya agar terhindar berbagai penyakit,” ujarnya.(Evan)

 




Keluarga Pelaku Perampokan Minimarket Heran dan Malu

Kabar6-Perasaan kaget dan heran berkecamuk menjadi satu. Itulah yang kini tengah menggelayuti benak keluarga GAT (25), pelaku tunggal kejahatan perampokan di enam minimarket dalam sepekan terakhir ini yang terjadi di Tangerang.

“Sekarang kalau dibalik gimana, abang yang jadi saya. Pasti kaget lah dan ga habis pikir,” ungkap Soujuaon Tobing (29), kakak kandung pelaku yang ditemui Kabar6.com dikediamannya di
Perumahan Anggrek Loka Blok H/30, BSD City, Serpong, Rabu (28/8/2012).

Souju menceritakan, terdiri atas dua bersaudara dengan latar belakang orangtua pensiunan PNS Pekerjaan Umum. Secara ekonomi keluarga harmonis dan berkecukupan, termasuk untuk membesarkan GAT sebagai anak bungsu.

Namun, terang Souju, tak seperti dirinya. GAT tak pernah mau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Pelaku hanya lulusan SMIP tahun 2006 di Ciputat. Setelah selesai sekolah, GAT sempat bekerja ke pulau Bali dan biro perjalanan travel serta salah satu perusahaan airline.

Setelah tak lagi bekerja, kesibukan pelaku kesehariannya memang menghabiskan waktu bermain game online di warnet. Termasuk bersama Souju bermain game PS bila berkumpul bersama keluarga dirumah.

“Kita ga nyangka. Kita bukan dari keturunan keluarga seperti itu (perampok). Hal memalukan, kayak orang ga pernah makan aja,” ketus Souju.

Dia mengakui bila GAT sebagai sosok anak yang pendiam. Saat disinggung apakah adiknya ini terlibat dan ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang dan Narkoba, Souju dengan tegas menepisnya. Selama ini dirinya tak bahwa GAT bukan pecandu.

“Sekarang abang liat badan saya kurus kan, tapi saya ga pernah yang namanya kecanduan. Ga curiga (GAT) pake narkoba, kalo iya justru kaget,” terang bapak satu anak ini.

Hal yang menurut Souju tak dimengerti setelah dirinya mendengar informasi dari berbagai media massa. GAT merupakan pelaku tunggal kejahatan perampokan enam minamarket disekitar wilayah Kota Tangerang dan Tangsel.

“Bukannya saya mendukung perampokan, karena tetap merampok bagi kami itu pekerjaan yang rendah sekali. Mungkin bisa saja kita akan panggil psikolog,” tutupnya.(yud)

 




Disangka Pencuri Motor, Supri Semaput Dihakimi Warga Tangsel

Kabar6-Gara-gara disangka sebagai pencuri sepeda motor, seorang pemuda semaput (babak belur) dihajar massa di Kampung Jombang Kramat, Kecamatan ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa malam (28/8/2012) malam.

Pria apes tersebut adalah Supri (30), warga Rumpin, Bogor. Sedangkan sepeda motor miliknya justru hangus dibakar oleh warga yang terlanjur murka. 

Ardi (30), warga sekitar lokasi kejadian mengatakan, amuk warga berawal Fahruddin (26), warga Kampung Perigi, RT 10/05, Kelurahan Lengkong wetan, Serpong, bertandang ke rumah kakaknya, Siti Asiah (32), yang berada disekitar lokasi kejadian.

Namun, saat hendak pulang, Fahrudin kaget karena mendapati sepeda motor Yamaha Vixon B 3081 NLL miliknya sudah tidak ada di teras rumah kakaknya.

Dalam keadaan panik, Fahrudin spontan berlari keluar dari rumah kakaknya. Saat itulah, Fahrudin mendapati sepeda motornya sedang dituntun oleh seorang pria tak dikenal menjauh dari rumah kakaknya.

Mengetahui itu, Fahrudin langsung berlari mengejar sambil meneriaki pria tersebut maling. Tak pelak, teriakan itu mengundang perhatian warga sekitar hingga berhamburan keluar rumah dan ikut mengejar pria tak dikenal itu.

Sadar aksinya sudah diketahui orang, pria tak dikenal itupun kemudian langsung memilih kabur ditengah kegelapan malam dan meninggalkan sepeda motor yang sempat dicurinya.

Sementara warga gagal menangkap pencuri sepeda motor tersebut, tak jauh dari lokasi kejadian warga justru mendapati Sapri tengah asik nongkrong sendirian diatas sepeda motor Honda Beat miliknya.

Karena bukan penduduk setempat, warga langsung mengintrogasi Sapri. Anehnya, saat ditanya oleh warga, Sapri justru mengaku tengah menunggu seorang temannya yang berada di rumah Siti Asiah.

Kontan saja emosi warga pecah. Warga yang menduga Sapri adalah rekan dari pencuri sepeda motor yang kabur tersebut, langsung menghajar Sapri hingga babak belur.

Beruntung sebelum warga bertindak lebih jauh, petugas dari Polsek Ciputat segera tiba dilokasi dan langsung mengamankan Sapri ke Mapolsek.

Hingga, warga yang terlanjur kesal akhirnya melampiaskan amarahnya dengan membakar sepeda motor Honda Beat yang ditumpangi Sapri hingga hangus.(Turnya)

 




Banyak Resto & Warteg di Tangsel Kemplang Pajak

Kabar6-Kepala Bidang Pendapatan Non PBB dan BPHTB pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Wawang Kusdaya, menyesalkan masih banyak pengusaha kuliner seperti restoran dan warung tegal (Warteg) yang enggan menunaikan kewajiban membayar pajak penghasilan.

Demikian disampaikan dihadapan sejumlah anggota DPRD Kota Tegal, disela-sela agenda kunjungan kerja. “Sayangnya para pemilik Warteg masih tidak mau bayar pajak dengan alasan omzetnya sepi,” ujar Wawang di Serpong, Selasa (28/8/2012).

Dia menjelaskan, berdasarkan peraturan daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2010 tentang Retribusi Pajak Daerah. Setiap jenis kegiatan usaha yang berpenghasilan diatas Rp 15 juta ke atas diwajibkan membayar pajak daerah.

Tentunya usaha yang diwajibkan membayar pajak ini telah resmi dan kegiatannya telah terdaftar di BP2T dan Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangsel.

Dia mengakui untuk membuat surat perizinan usaha bukan hal mudah dan memerlukan waktu lama. Sehingga membuat para pengusaha kuliner enggan mendaftarkan diri dan terhindar dari kewajiban membayar pajak.

“Besaran pajaknya 10 persen untuk restoran. Cuma pengusaha warteg mengaku omzetnya masih dibawah ketentuan makanya ga bisa bayar pajak,” terangnya saat dihubungi Kabar6.com melalui sambungan selularnya.

Pihaknya, lanjut Wawang, sudah sering melakukan sosialisasi agar para pengusaha kuliner mau membayar pajak penghasilan usaha. “Di Semarang pedagang kaki lima saja kena pajak retribusi daerah,” ujarnya.

Demi mengejar pencapaian target perolehan pajak sebesar Rp 64 miliar hingga akhir 2012 ini. Pihaknya telah membuat formulasi khusus bagi kegiatan usaha kuliner pengemplang pajak. Yakni, memasangkan surat pemberitahuan ukuran besar didepan outlet.

Padahal, lanjut Wawang, sistem yang diterapkan oleh pemerintah daerah dalam penarikan pajak begitu mudah dan praktis. Bagi usaha yang belum terdaftar diharuskan melapor, kemudian setor pajak ke bank sendiri (selft assesment).

“Pemasangan sticker cara terbaru kita. Biasanya kegiatan usaha yang belum bayar pajak setelah dipasangi besoknya langsung bayar,” papar Wawang.(yud)




Fortuner Kesayangan Raib Dibawa Kabur Supir Baru

Kabar6-Bagi Anda pemilik kenderaan roda empat, kiranya harus lebih berhati-hati bila hendak mempekerjakan supir pribadi. Karena bisa jadi, supir tersebut justru membawa kabur mobil milik Anda.

Seperti pengalamaan pahit yang telah dialami oleh I Gusti Lanang Muliarta, warga Komplek River Park, Blok GF, 5/4 RT 01/06, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Karena terlalu percaya dengan supir yang baru sehari bekerja, pengusaha kaya ini justru kehilangan mobil Toyota Fortuner kesayangannya, setelah dibawa kabur oleh sang supir.

Mengacu pada laporan korban di Mapolsek Pondok Aren, peristiwa itu berawal ketika pada Minggu (26/8/2012), Gusti didatangi oleh Yuyun, yang tak lain adalah mantan pembantunya.

Kehadiran wanita asal Pekalongan, Jawa Tengah itu ke rumah Gusti, guna menawarkan supir untuk keluarga tersebut. Karena memang sedang butuh, tawaran Yuyun itupun langsung diterima Gusti tanpa curiga.

Dan, pada keesokan harinya, saat Gusti dan istrinya sudah berangkat kerja, Yuyunpun kemudian menelpon istri Gusti guna mengabarkan bahwa supir yang dimaksud sudah tiba dan siap untuk bekerja.

Mendapat laporan dari Yuyun, tanpa curiga sedikitpun istri Gusti kemudian langsung menyuruh supir baru itu untuk mencuci mobil Toyota Yaris yang ada di rumah tersebut.

Selepas mencuci mobil, supir baru itupun kemudian meminta kunci mobil Toyota Fortuner warna hitam metalik B 1244 WJ kepada pembantu di rumah itu, dengan alasan hendak keluar makan.

Namun sejak saat itu, si supir yang belum diketahui namanya itu langsung menghilang entah kemana. Setelah ditunggu namun tak kembali, Gusti pun kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Pondok Aren. Dan, hingga kini polisi masih menelusuri keberadaan mobil korban.(turnya)

 




Jumlah Pengangguran di Tangsel Masih Cukup Tinggi

Kabar6-Jumlah angka pencari kerja alias pengangguran di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kiranya masih cukup tinggi. Umumnya, penganggur itu berasal dari kalangan dengan tingkat pendidikan SMU.

Merujuk data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Tangsel, sejak Januari hingga Juli 2012, tercatat ada sebanyak 1.480 orang warga pemohon kartu kuning (pencari kerja).

Kepala Dinsosnakertrans Tangsel, Purnama Wijaya mengatakan angka pengganguran di wilayah itu didominasi oleh lulusan SMU dan lulusan sarjana dan Sekolah Dasar (SD).

Sedangkan pencaker terbanyak berasal dari wilayah Kecamatan Serpong Utara. Padahal, wilayah itu dikenal sebagai salah satu lokasi yang menjadi pusat bisnis Tangsel.

“Meski Serpong Utara merupakan kawasan yang memiliki pusat bisnis dengan kebutuhan tenaga kerja terbesarterbanyak, tapi angka pengangguran terbanyak justru berasal dari wilayah itu,” katanya.

Ditanya soal peluang kerja yang tersedia, Purnama mengaku masih cukup tersedia. Bahkan selama ini pihaknya kerap memberikan informasi kepada para pencari kerja.

“Selain melalui telefon, informasi lowongan kerja juga kami pasang di papan kantor Dinsosnakertrans, termasuk memberitahukannya langsung kepada pencari kerja yang datang saat membuat kartu kuning,” ujar Purnama.(evan)




Perampok Mini Market Ditangkap Saat Nongkrong di J.Co BSD

Kabar6-Penyidik Kepolisian Sektor Serpong kiranya cukup kesulitan memeriksa Gendi Alfa Kasogi Tobing (25), perampok 6 mini market di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Pasalnya, selain pernyataannya yang selalu berubah-ubah kepada polisi, pelaku juga kerap terlihat bengong dan seperti orang lingliung. “Dia seperti orang linglung,” ujar salah seorang penyidik Mapolsek Serpong yang enggan disebutkan namanya, Selasa (28/8/2012).

Sementara, Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Nico A Setiawan menjelaskan, aksi Gendi Alfa Kasogi Tobing terungkap setelah polisi mendapatkan keterangan dari salah seorang kasir alfamart yang mengenali pelaku serta rekaman CCTV.

“Salah seorang kasir Alfamart mengenali tato di lengan pelaku. Selanjutnya, pelaku kami tangkap saat tengah asyik berduaan bersama kekasihnya di J.Co, BSD Square, Serpong,” ujar Kapolsek.

Dari tangan pria warga Anggrek Loka, Blok H, No. 30, RT 001/012, Desa Rawa Buntu, BSD, Serpong, itu polisi menyita barang bukti berupa satu unit mobil Toyota Vios B 8010 DH, satu unit pistol pemantik api, tablet merek Advance, Blackberry, uang tunai Rp.3,4 juta, dompet serta surat-surat berharga lainnya.

“Terobsesi point blank aja makanya ngerampok. Duitnya ga saya pake kok. Bayar makan pacar saya di J.co pake duit saya,” kilah Gendi, sambil menutupi wajahnya untuk menghindari sorotan kamera wartawan.

Diketahui sebelumnya, dari 6 mini market yang sukses dijarah pelaku, tiga diantaranya adalah minimarket 24 jam yang berdiri di ruas Jalan Raya Serpong.

Sedangkan 3 mini market lainnya berada di Kota Tangerang, masing-masing Alfamart 1 dan 2 di kawasan Cikokol serta Alfamidi 24 jam di Jalan KH Hasyim Ashari.(yud)