1

Armada Sepeda Pemadam Api Diluncurkan di Tangsel

Kabar6-Maraknya kasus kebakaran serta sulitnya penanganan, khususnya yang kerap terjadi di lingkungan padat penduduk daerah perkotaan belakangan ini justru melahirkan semangat L. Susatyo Adi untuk berkreasi.

Terbukti lewat tangan kreatifnya, dirinya mampu menciptakan sepeda pemadam api pertama di Indonesia bahkan di dunia guna meringankan tugas pemadam kebakaran yang jumlahnya dinilai masih minim.

Bertempat di kantor Pemadam Kebakaran Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Jalan Benda, Pamulang, Rabu, 5 Septermber 2012, sepeda pemadam api ciptaannya melakukan uji coba perdana simulasi penanganan kebakaran.

Hasilnya, dari uji coba yang dilakukan petugas pemadam kebakaran kota Tangsel, alat tersebut dapat bekerja secara efektif.

Pria yang akrab disapa Susatyo ini mengutarakan tujuan utama dibuatnya sepeda pemadam yakni sebagai pertolongan pertama mengatasi titik kebakaran untuk lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh mobil pemadam.

“Masalah yang sering terjadi, biasanya selain titik kebakaran ada di tengah pemukiman padat penduduk juga masyarakat justru selalu berkerumun di sekitar lokasi kebakaran hingga menyulitkan mobil pemadam masuk,” terangnya.

Sepeda pemadam api hasil kreasinya, lanjut Susatyo, dilengkapi dengan
pompa dan selang hisap serta selang semprot standar pemadam kebakaran. Material yang digunakan khusus pada bagian bak terbuat dari full alumunium yang tahan karat.

Mesin yang digunakan berkekuatan 6,5 volt power untuk menghasilkan tekanan hingga 3 bar. Untuk spesifikasi beratnya sendiri yakni pompa penyedot dan penyemprot seberat 26 kg, sepeda 25 kg dan selang 10 kg.

Sepeda pemadam api diyakini bakal efektif di lokasi padat penduduk, karena hanya memiliki lebar 85 cm, panjang 220 cm serta troli gandeng yang mengangkut toren air berkapasitas 550 liter dan dapat menampung hingga 3 orang.

“Disini, kami sengaja menciptakan alat yang murah dan tidak terlalu membutuhkan biaya banyak namun tadi sama-sama kita lihat hasil kerjanya,” cetusnya.

Nantinya, Susatyo berharap keberadaan alat pemadam api ciptaannya dapat menjangkau hampir di tiap RW untuk meminimalisir kobaran api.

Bahkan kalau bisa mencegah kejadian itu sendiri dan menjadi solusi bagi masalah yang kerap menghinggapi sebagian besar petugas pemadam kebakaran.

Saat bertugas di lokasi tidak dapat diakses langsung mobil pemadam. Sampai saat ini, kehadiran sepeda pemadam api sudah mendapat respon positif Pemerintah Daerah lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan.

“Untuk wilayah lain di luar Tangsel, nanti juga akan kami perkenalkan produk serupa. Targetnya kalau bisa tiap RW memiliki alat ini (sepeda
pemadam api),” harap Susatyo.

Kepala Disperindag kota Tangsel Muhammad mengaku mendukung sepenuhnya produk lokal seperti sepeda pemadam api yang baru diluncurkan.

Selain kehadirannya yang dirasa memang sangat penting untuk membantu mencegah musibah kebakaran di tengah masyarakat.

Secara otomatis pastinya juga dapat memberdayakan tenaga lokal yang secara tidak langsung ikut membantu program pemerintah untuk mengentaskan angka kemiskinan.

“Kami siap menggandeng kehadiran produk lokal di Tangsel. Dan mudah-mudahan nantinya banyak hasil karya-hasil karya lokal kita yang lahir,” ujar Muhammad. (yud)




30 PMKS Tangsel Terjaring Razia Petugas Satpol PP

Kabar6-Sebanyak 30 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terdiri dari Anak Jalanan (Anjal), Gelandangan Pengemis (Gepeng) dan Wanita Pria (Waria), terjaring dalam razia aparat gabungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/9/2012).

aksi razia mendadak yang digelar petugas, tak urung sempat membuat PMKS panik dan berupaya kabur. Namun, setelah sempat terlibat kejar-kejaran, para PMKS itupun akhirnya berhasil diringkus petugas.

Kabid Operasional Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel, Ponco Budi Santoso, mengatakan, para gelandangan (Gepeng) dan anak jalanan (Anjal) setelah terjaring langsung didata.

Setelah itu diberikan pengarahan, pihaknya meminta agar mereka tidak kembali ke jalan. “Keberadaan mereka (Gepeng dan anjal-red) sudah meresahkan masyarakat, maka kita tertibkan,” ungkap Ponco di Aula kecamatan Ciputat, Rabu (5/9/2012).

Ponco menjelaskan, setelah pendataan, kemudian pihaknya menyerahkan kepada Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) untuk ditindaklanjuti.

Pihaknya akan lebih mengintensifkan operasi seperti ini di setiap kecamatan lainnya guna meminimalisir PMKS di Kota Tangsel.

“Pascalebaran PMKS semakin banyak berkeliaran di Kota Tangsel terutama di tempat umum seperti stasiun dan pasat serta di lampu merah,” katanya.

Razia ini digelar di tempat keramaian yakni, perempatan Gaplek Pamulang, Jalan Dewi Sartika Ciputat dan Jalan Djuanda Ciputat.

Selain itu, disepanjang jalan raya Serpong hingga BSD. Kebanyakan gepeng beroperasi di Jembatan Penyeberangan Orang dan U-turn.

Puluhan PMKS yang terjaring penertiban petugas saat sedang melakukan aksi minta-minta kepada para pengendara serta menjadi pengamen jalan yang dinilai mengganggu ketertiban umum.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Napza Dinsosnakertrans, Hadiana, menuturkan setelah pendataan dan pembinaan. Puluhan gepeng ini bakal diberikan peringatan.

Jika tiga kali berturut-turut terjaringan razia yang sama diancam dibawa ke tempat rehabilitasi di Bekasi Timur dan Bambu Apus, Jakarta Timur.

“Kalau masih saja membandel. Kita akan antarkan langsung ke tempat asalnya,” tegasnya.(yud)




Istri Muda Direktur Tuntut Legalitas Status Pernikahan

Kabar6-Tanda-tanda ketidakharmonisan rumah tangga Sarah (24) dan H. Ayub (43), Direktur PT SMTI, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pemberangkatan haji dan umroh, kiranya sudah terjadi sejak satu tahun terakhir.

Sarah yang berstatus sebagai istri muda H. Ayub, mengaku kesal dengan suaminya, karena tidak juga menikahinya secara resmi, sebagaimana janji yang pernah dilontarkan dahulu.

“Dulu janjinya saya akan dinikahi secara resmi. Tapi kenyataannya, sampai sekarang status pernikahan saya masih sirih. Padahal, saya butuh surat nikah legal untuk mengurus akte kelahiran anak saya ini,” ujar Sarah kepada kabar6.com, Selasa (4/9/2012).

Kekesalan Sarah semakin menjadi, karena belakangan sikap suaminya bukannya semakin sayang, melainkan berubah menjadi kasar dan suka main tangan.

“Sikap kasar dan main tangan ini bukan yang pertama kali terjadi. Melainkan, sudah puluhan kali. Makanya, saya melaporkan kejadian ini ke polisi,” ujar Sarah lagi.

Ya, Sarah melapor ke Polsek Pondok Aren, setelah sebelumnya dilempar toples dan dipukuli hingga babak belur oleh istri tua dan suaminya, pada Selasa (4/9/2012).

Peristiwa itu berlangsung dikediaman sang suami, di Jalan H.Basir, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Namun, tuduhan yang dilontarkan Sarah itu dibantah oleh Supinah, yang tak lain adalah istri tua H. Ayub. “Saya hanya menampar saja,” ujarnya.

Sementara, hingga berita ini disusun, H. Ayub sendiri belum berhasil dikonfirmasi terkait laporan yang dilayangkan istri mudanya tersebut ke Mapolsek Pondok Aren.(turnya)




Motif Penganiayaan Istri Muda Direktur Dipicu Teror SMS

Kabar6-Amarah H. Ayub (43), dan istrinya Supinah (40), terhadap Sarah (24) yang tak lain adalah istri muda H. Ayub, kiranya bukan tanpa sebab.

Istri tua Direktur PT SMTI, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pemberangkatan haji dan umroh ini murka, karena sebelumnya Sarah dianggap telah melakukan teror lewat pesan singkat (SMS).

“Saat sedang liburan beberapa hari lalu, Sarah mengirimkan sms kepada saya. Dia bilang, kalau liburan ya anak ini (anak Sarah) juga diajak dong. Kan ini darah dagingnya (H. Ayub) juga,” ujar Supinah saat ditemui kabar6.com, Selasa (4/9/2012).

Hingga, pada hari itupun Supinah menghubungi Sarah dan memintanya datang ke rumahnya di di Jalan H.Basir, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Namun, keributanpun pecah begitu Sarah menginjakkan kaki di rumah tersebut. Supinah langsung mengamuk dan menyerang Sarah hingga babak belur.

“Saya tidak menganiaya dia. Tapi cuma menampar saja,” ujar Supinah saat dikonfirmasi kabar6.com.

Pengakuan Supinah itu berbanding terbalik dengan pengakuan Sarah. Didampingi kuasa hukumnya, Sulaiman SH, ibu muda ini mengaku kepalanya sempat dilempar toples hingga kepalanya benjol.

Tak hanya itu, Supinah yang murka juga sempat memukuli dan mencakar wajahnya hingga babak belur. Sedangkan sang suami, H. Ayub yang melihat kejadian itu bukannya melerai, justru malah ikut marah dan membenturkan kepala Sarah ke tembok rumah.(turnya)

 




Dianiaya Suami dan Istri Tua, Istri Muda Lapor Polisi

Kabar6-Ternyata, nasib seorang istri muda tak seindah yang dibayangkan. Selalu mendapatkan prioritas, baik dari sektor materi maupun kasih sayang suami, kiranya cuma kiasan.

Setidaknya itulah yang dirasakan Sarah (24), istri muda dari H. Ayub (43) yang menetap di Jalan Kramat Raya, Rt 05/05, Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Ibu muda ini terpaksa mengadu ke Polsek Pondok Aren, setelah dirinya babak belur dianiaya oleh istri tua dan suaminya, tanpa alasan yang jelas, Selasa (4/9/2012).

Menurut Sarah, peristiwa itu berawal ketika dia diminta datang ke rumah Supinah (40), istri tua suaminya, ke rumah sang suami di Jalan H.Basir, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Karena menduga panggilan itu untuk membahas hubungan rumah tangga mereka, Sarahpun kemudian datang ke rumah itu tanpa rasa curiga sedikitpun.

Namun, begitu sampai dilokasi, Sarah langsung disambut dengan lemparan toples oleh istri tua suaminya hingga kepalanya benjol. Padahal, saat itu Sarah sedang menggendong anaknya yang masih balita.

Tak selesai sampai disitu, belum sempat berfikir apa kesalahannya, Sarah kembali diserang oleh Supinah. Selain ditampar, wajah ibu muda ini juga dicakar.

Anehnya, H. Ayub yang melihat kejadian itu, sama sekali tidak berupaya melerai. Justru sebaliknya, sang suami malah ikut marah dan membenturkan kepala Sarah ke tembok rumah. 

“Saya tak berani melawan, karena sedang menggendong anak dan takut nanti anak saya yang jadi sasaran,” ujar Sarah sambil menggendong anaknya yang masih balita, Selasa (4/9/2012).

Sarah yang tak kuat dengan aksi pengeroyokan dari istri tua dan suaminya, kemudian memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan melapor ke Polsek Pondok Aren.

Ya, selama 3 tahun menjadi istri muda H. Ayub (43), kebahagian hanya dirasakan Sarah pada awal-awal pernikahan saja. Namun belakangan, sikap sang suami justru berubah drastis, menjadi kasar dan pemarah.

“Sudah puluhan kali saya dipukul saya suami saya. Dan, hari ini saya sudah tidak kuat lagi, makanya saya melapor ke polisi,” ujar Sarah lagi.

Humas Polsek Pondok Aren, Aiptu Lulu Firnalusi membenarkan adanya laporan terkait penganiayaan yang dialami Sarah.

“Korban langsung dibuatkan surat pengantar visum dan diantar ke RS. Selanjutnya, korban diarahkan ke PPA polres Kota Tangerang di Tigaraksa untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

Sementara, Supinah yang dikonfirmasi mengaku tidak pernah menganiaya istri muda suaminya itu. “Saya hanya menampar saja,” ujarnya.(turnya)

 




Dua Pengedar Narkoba Dibekuk Anggota Buser Polsek Kelapa Dua

Kabar6- Dua pengedar ganja dibekuk anggota buser Polsek Kelapa Dua saat   sedang nongkrong di sebuah warung rokok di  Kampung Malang Nengah, Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Selasa (4/9) sore.

Kedua pelaku, RA alias Buluk, 34, warga Desa Cisauk, RT 01/04, Kecamatan Cisauk, Kab. Tangerang dan KR alias Nana, 34, warga Kampung Cikarang RT 01/07, Kelurahan Gunung Sindur, Kab. Bogor, Jawa Barat. Dari tangan mereka disita 5 Kg ganja kering dan 0,25 gram sabu-sabu.

Menurut Kapolsek Kelapa Dua, Kompol R. Bagoes Wibisono, kedua tersangka sering  mengedarkan narkoba di wilayah Kabupaten Tangerang. Keduanya dibekuk, Saat  sedang sedang menunggu pembeli.

Tersangka Buluk saat disekati petugas berusaha kabur. Anggota buser Polsek Kelapa Dua yang dipimpin Kanit Reskrim Ipda Mukmin SH langsung mengejar dan menggeledah pelaku. Polisi menemukan satu bungkus plastik berisi Sabu-sabu seberat 0,25 gram di dalam kantong celana belakang .

Saat diintrograsi, Buluk mengaku mendapatkan sabu-sabu tersebut dari Nana di daerah Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Polisi segera membawa Buluk untuk pengembangan ke  rumah kontrakan Nana. Dari penangkapan Nana,  petugas menemukan 5 Kg ganja kering di dalam tas hitam yang disembunyikan di lemari.

Menurut  kapolsek, Nana mengaku memperoleh ganja dari seorang bandar besar berinisial OM di daerah Kebun Nanas, Kota Tangerang. Nana mengaku baru satu tahun menjadi bandar narkoba.  Dari usahanya itu,  Nana mendapatkan keuntungan sebesar Rp 500 ribu/kilo gram. “Pelaku menjual 1 kg ganja seharga Rp 2,5 juta,” ujar Bagoes, Kapolsek Kelapa Dua. (abie)




Diduga Hasil Hubungan Gelap, Mayat Bayi Dibuang di Tempat Sampah

Kabar6-Sesosok mayat bayi laki-laki diperkirakan berumur 2 hari ditemukan pemulung di Komplek Bukit Nusa Indah, Jalan Kamboja, RT 06/013, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (4/9/2012).

Saat ditemukan, sosok mayat bayi masih terbungkus tas kulit warna hitam dan diletakkan dibawah pohon pisang dekat tempat sampah.

Wandi (55), pemulung gaek yang menemukan mayat bayi itu mengaku sempat kaget saat membuka tas dan mendapati sosok kaku bayi mungil itu. Kuat dugaan, bayi malang itu merupakan hasil hubungan gelap yang sengaja dibuang guna menutupi api.

“Saya terkejut setelah tahu di dalam tas ternyata mayat bayi. Saya melaporkan temuan itu kepada warga sebelum melanjutkannya ke Polsek Ciputat,”  ujar warga Serua, Kecamatan Ciputat, Tangsel itu lagi.

Kapolsek Ciputat Kompol Alip, membenarkan soal adanya penemuan mayat bayi tersebut. Saat ini, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.

“Kami belum bisa pastikan apakah bayi itu merupakan hasil hubungan gelap atau bukan. Saat ini, kami masih menyelidikinya,” ujar Kapolsek.(turnya)




Tes Kesehatan Calhaj Asal Tangsel Rp 38 Ribu

Kabar6-Ribuan jamaah calon haji (Calhaj) reguler asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti proses pemeriksaan tes kesehatan.

Mayoritas diantara jamaah ini telah berusia lanjut dan hasil diagnosa tim medis nantinya dapat menjadi rekomendasi bagi Calhaj selama berada di tanah suci.

“Kuota haji reguler untuk Tangsel ada 1200 orang,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan, Kota Tangerang Selatan, Tri Utami Pertiwi, kepada Kabar6.com, Selasa, (4/9/2012).

Ditemui saat rangkaian pemeriksaan ini dilakukan di RSUD Kota Tangsel di jalan Raya Padjajaran, Pamulang, selama tiga hari. Utami menjelaskan, setiap jamaah dikenakan beban biaya retribusi sebesar Rp 38 ribu per orang.

Tarif tersebut, terang Utami, telah sesuai dengan Perda Nomor 08 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Bahkan, jumlah tarif tersebut menurutnya jauh lebih murah ketimbang pemeriksaan tes kesehatan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sebab, pada tahun sebelumnya, tes kesehatan Calhaj diselenggarakan di rumah sakit yang dikelola oleh pihak swasta. Seperti OMNI Hospital, Eka Hospital dan RS Medika BSD.

Sementara kini pemerintah daerah sengaja memilih RSUD karena sudah mulai beroperasi melayani kesehatan bagi masyarakat. Ditambah lagi pihaknya telah menanggung beban biaya tes kesehatan Calhaj.

“Tahun ini ditunjang dari APBD 2012. Makanya lebih murah dan kita berharap tahun-tahun mendatang pemeriksaan tes kesehatan haji bisa gratis,” papar Utami.

Berdasarkan data yang dihimpun Kabar6.com, rangkaian hari pertama pemeriksaan tes kesehatan Calhaj ini diikuti warga asal Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren.

Kedua Calhaj yang berdomisili di Ciputat dan Ciputat Timur dan hari terakhir warga di Pamulang.

“Ada lima dokter perempuan dan lima laki-laki yang dikerahkan selama tes medis ini. Ditambah lagi dokter spesialis paru dan interna (penyakit dalam),” tambah Utami.(yud)




Paket Barang Milik Mister X Disita Polsek Serpong

Kabar6-Aparat dari Polsek Metro Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menyita sebuah paket barang mencurigakan dari sebuah mobil. Kegiatan razia ini dilakukan menyusul kembali maraknya aksi terorisme di sejumlah wilayah.

“Giat ini untuk antisipasi kemungkinan wilayah hukum Serpong dijadikan jalur oleh para pelaku teroris,” kata Kepala Unit Lalu Lintas (Kanit Lantas) Polsek Serpong, Inspektur Satu (Iptu) Renta H Manurung, Senin (3/9/2012).

Renta menjelaskan, dalam razia yang digelar didepan RS Medika BSD ini, pihak mengamankan satu unit mobil box jasa kiriman paket barang. Langkah ini dilakukan setelah mencurigai sebuah paket berisi barang antik.

“Kami tidak mau kecolongan. Apalagi di kwitansi pengiriman alamat pengirim dari Surabaya hanya tertulis Mr X,” kata Renta.  

Polisi wanita ini menegaskan, aparat telah belajar dari sejumlah kasus yang sebelumnya pernah terjadi. Bahwa di wilayah Kota Tangsel telah menjadi lokasi persembunyian dan penangkapan kelompok teroris. Menurut Renta, wilayah hukum tempatnya bertugas bakal melakukan razia selama 30 hari kedepan.

“Giat ini akan dilangsungkan 30 hari kedepan. Apalagi wilayah Serpong rawan kejahatan 365 (pencurian dengan kekerasan) dan juga antisipasi aksi terorisme,” tegas Renta.

Saat petugas kepolisian menghentikan laju kendaraan box nomor W 8667 NJ milik PT INDOPACIFIC, coureer and transportation. Pengemudi truk bernama Heri (55) mengaku tidak mengetahui isi kiriman paket barang yang sempat dicurigai petugas.

Namun, ketika petugas akan membuka sang supir melarang dengan alasan barang tersebut diambil dari Bandara Soekarno-Hatta dan telah lolos pemeriksaan.

Tak ingin mengambil resiko, petugas kepolisian tetap membawa barang berikut dengan supir dan kernet truk. Petugas akan memanggil pemilik barang untuk membuka isi kiriman paket.

“Nanti kalau dibuka saya bisa dimarahi perusahaan. Barang ini mau dihantar ke Puspita Loka, BSD. Barang ini saya ambil dari Bandara Soekarno Hatta dan sudah lulus X-Ray disana. Berarti bukan barang yang dilarang,” sungut Heri. (yud)

 




Dilaporkan ke Ombudsman, 2 SKPD Tangsel Akui Ada Pungli

Kabar6-Praktek pungli sebagai bahan laporan Tangeran Public Transparency Watch (TRUTH) dan Ikatan Pemuda Keranggan (IPK) ke Ombudsman RI, ternyata bukan laporan asal dan tanpa bukti.

Bahkan, dua SKPD di Tangsel, masing-masing adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) yang dilaporkan mengakui adanya praktek pungli dimaksud.

Kepala Bidang Kependudukan pada Disdukcapil Tangsel, Yusuf mengakui jika praktek pungutan liar itu memang ada di instansinya. Namun demikian, persoalan itu sudah diselesaikan, dengan menegur petugas yang bersangkutan. 

“Praktek pungutan liar itu terjadi pada bulan Maret lalu. Dimana hal itu dilakukan oleh oknum Disdukcapil setempat. Dan, persoalan itu juga sudah kita selesaikan, petugas yang bersangkutan sudah kami tegur,” katanya.

Sebagaimana pungli yang terjadi di Disdukcapil, Kepala Dinkes Tangsel, Dadang M Epid, juga mengakui soal adanya praktek pungutan liar dalam layanan Jamkesmas atau Jampersal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel.

“Pungli itu memang ada. Tapi, kami sudah mengembalikan uang kepada keluarga pasien yang bersangkutan. Sedangkan petugas RSUD Tangsel yang melakukan pungutan terhadap pasien Jamkesda tersebut, telah mengakui kekeliruan dan kelalaiannya,” ujar Dadang M Epid.

Namun demikian, lanjut Dadang, mengingat pihak Truth dan IPK sudah terlanjur melaporkan hal itu kepada Ombudsman, maka pihaknya juga siap untuk memberikan klarifikasi kepada Ombudsman.(ras/tom migran)