1

Dilaporkan ke Ombudsman, 2 SKPD Tangsel Akui Ada Pungli

Kabar6-Praktek pungli sebagai bahan laporan Tangeran Public Transparency Watch (TRUTH) dan Ikatan Pemuda Keranggan (IPK) ke Ombudsman RI, ternyata bukan laporan asal dan tanpa bukti.

Bahkan, dua SKPD di Tangsel, masing-masing adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) yang dilaporkan mengakui adanya praktek pungli dimaksud.

Kepala Bidang Kependudukan pada Disdukcapil Tangsel, Yusuf mengakui jika praktek pungutan liar itu memang ada di instansinya. Namun demikian, persoalan itu sudah diselesaikan, dengan menegur petugas yang bersangkutan. 

“Praktek pungutan liar itu terjadi pada bulan Maret lalu. Dimana hal itu dilakukan oleh oknum Disdukcapil setempat. Dan, persoalan itu juga sudah kita selesaikan, petugas yang bersangkutan sudah kami tegur,” katanya.

Sebagaimana pungli yang terjadi di Disdukcapil, Kepala Dinkes Tangsel, Dadang M Epid, juga mengakui soal adanya praktek pungutan liar dalam layanan Jamkesmas atau Jampersal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel.

“Pungli itu memang ada. Tapi, kami sudah mengembalikan uang kepada keluarga pasien yang bersangkutan. Sedangkan petugas RSUD Tangsel yang melakukan pungutan terhadap pasien Jamkesda tersebut, telah mengakui kekeliruan dan kelalaiannya,” ujar Dadang M Epid.

Namun demikian, lanjut Dadang, mengingat pihak Truth dan IPK sudah terlanjur melaporkan hal itu kepada Ombudsman, maka pihaknya juga siap untuk memberikan klarifikasi kepada Ombudsman.(ras/tom migran)




Marak Pungli, 2 SKPD di Tangsel Dilaporkan ke Ombudsman

Kabar6-Dua Satuan Dinas Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan dilaporkan ke Ombudsman RI oleh Tangeran Public Transparency Watch (TRUTH) dan Ikatan Pemuda Keranggan (IPK).

Pelaporan dilayangkan terkait maraknya laporan terkait praktik pungutan liar yang terjadi di instansi tersebut, khususnya dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kedua SKPD di Tangsel yang dilaporkan itu masing-masing adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

“Dari laporan warga yang kami terima, kedua SKPD itu diduga telah melakukan pungli dalam pelayanan masyarakat,” ujar Wakil Koordinator TRUTH, Suhendar, Senin (3/9/2012).

Menurut Suhendar, pihaknya berkeyakinan bahwa sekecil apapun pungli dimaksud, namun diketahui oleh unsur pimpinan. Artinya, pihaknya menangkap adanya unsur pembiaran dalam praktek pungli dimaksud.

Dijelaskan Suhendar, pada Disdukcapil laporan praktek pungli terjadi pada biaya surat keterangan pindah/kepindahan penduduk ber-KTP Kota Tangsel ke Kota Tangerang sebesar Rp. 25 ribu.

Biaya Rp. 25 ribu itu harus dibayarakan warga ketika mengambil surat keterangan pindah/kepindahan penduduk yang telah diajukan, di salah satu loket pelayanan (loket Pindah Pergi) dan dilayani oleh Petugas Pelaksana Pelayanan Publik tanpa indentitas nama.

Padahal, lanjut dia, besaran tarif tersebut sama sekali tidak tercantum dalam biaya administrasi yang terpampang pada bagian depan Kantor Disdukcapil Tangsel maupun loket pengajuan berkas yang ada di Disdukcapil.

Sedangkan pungli pada bidang kesehatan terjadi di RSUD Tangsel terkait pengenaan biaya Rp. 30 ribu kepada peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Jaminan PErsalinan (Jampersal).

“Layanan Jamkesmas dan Jamkesda yang semestinya gratis karena telah ditanggung oleh pemerintah pusat. Tapi pada prakteknya, pihak RSUD justru memungut biaya administrasi sebesar Rp. 30 ribu kepada warga tidak mampu,” ujar Suhendar lagi.

Suhendar mengatakan, indikasi maraknya praktek pungutan liar tersebut sedianya sudah dilaporkan kepada Wali Kota dan DPRD Tanagsel serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat sejak satu bulan yang lalu.

Namun, karena tidak ditindaklanjuti dengan serius, maka kami melaporkan keluhan warga itu kepada Ombudsman RI. Pihaknya juga meminta agar Ombudsman RI merekomendasikan pencopotan terhadap para pejabat yang lalai dalam menjalankan tugasnya tersebut.(ras/tom migran)




Kepergok Mencuri Pelaku Tusuk Pemilik Rumah

Kabar6- Kerpergok saat beraksi, seorang pencuri menebaskan pisau ke arah korbannya hingga luka di tangan kiri. Pelaku beruasaha kabur, akhirnya berhasil ditangkap warga lalu  diserahkan ke  Polsek Metro Serpong .

Aksi pencurian  di rumah Bapak HLM Syafein, 73, warga  BSD Sektor IV-3 Blok W No. 24 Rt. 02/03 Kelurahan Lengkong Wetan, Serpong, Kota Tangerang Selatan terjadi  Minggu (2/9/2012) pagi pukul 08:30 WIB.

Saat itu,  Syafein, mendengar suara teriakan minta tolomg istrinya, Hj. Rohajah, 66 tahun, dari dalam kamar . Syafein lalu  bergegas ke kamar istrinya dan melihat seorang lelaki tak dikenal berada di dalam kamar.

Lantaran aksinya kepergok, pelaku kalap lalu menyerang pelaku dengan memukul dan menebaskan pisau stainless ke arah korban hingga korban luka robek pada bagian tangan kiri. Setelah itu pelaku melarikan diri.

Korban berteriak rampok-rampok hingga didengar oleh Security perumahan, Sutrisno, 25 tahun. Bersama warga sekitar, pelaku yang berusaha kabur dikejar hingga akhirnya berhasil ditangkap.

Pelaku Syahril Ma’rifat, 17 , warga Kampung Lengkong Gudang, Serpong, Kota Tangsel bersama  barang bukti HP Blackberry Gemini dan HP Nokia Type 2700 Classic  diserahkan ke petugas Polsek Metro Serpong. (HP/sak)




Siswa SMA Bogor Dalangi Aksi Curanmor di Tangsel

Kabar6-Aksi pencurian sepeda motor yang terjadi di sejumlah wilayah di Tangerang Selatan (Tangsel), ternyata didalangi oleh siswa kelas 2 salah satu SMA di Bogor.

Siswa SMA yang berhasil kabur saat dikepung warga itu bernama Endang alias Bule. “Saat ini, anggota kami sedang mengejar tersangka,” ujar Kapolsek Ciputat, Kompol Alip, Sabtu (1/9/2012).

Menurut Kapolsek, identitas tersangka terkuak setelah salah seorang rekannya, Supri alias Saprol (21), tertangkap dan sempat dihakimi massa saat beraksi di Kampung Jombang Kramat, Kecamatan ciputat, Tangsel, pada Selasa malam (28/8/2012) lalu.

“Selain Endang, saat ini kami juga tengah memburu tersangka lain bernama Riki, remaja putus sekolah yang membantu Endang saat beraksi,” kata Kapolsek lagi.

Sementara, Saprol, tersangka yang kini diamankan di Mapolsek Ciputat mengaku sudah 3 kali beraksi mencuri sepeda motor dikawasan Tangsel.

“Terakhir kami mencuri motor Yamaha Mio di kawasan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren,” ujar pria warga Kampung Babakan, RT 03/08, Desa Batu Jajar, Cigudeg, Kabupaten Bogor ini sambil meringis menahan sakit disekujur tubuhnya setelah dihakimi warga.

Diketahui sebelumnya, Saprol dihakimi warga setelah kedapatan sedang nongkrong seorang diri di Kampung Jombang Kramat. Warga emosi karena menduga Saprol adalah teman dari dua pencuri motor yang baru saja beraksi dan berhasil kabur.

Saprol berhasil lolos dari maut, setelah petugas Polsek Ciputat tiba dilokasi kejadian dan mengamankannya ke Mapolsek. Namun, tak urung warga yang emosi sempat membakar sepeda motor Honda Beat yang saat itu ditunggangi Saprol hingga hangus.

Setelah menjalani pemeriksaan di Mapolsek, akhirnya Saprol mengakui bahwa dirinya adalah rekan dari dua tersangka pencuri sepeda motor yang berhasil lolos dari kepungan warga Kampung Jombang Kramat.

Dan, dari mulut Saprol terungkap identitas lengkap kedua pelaku lainnya yang berhasil kabur.(Turnya)




Warga Serpong Rebutan Sembako Sisa Sembahyang Arwah

Kabar6-Ratusan warga berebut sembako di Vihara Boen Hay Bio di Kampung Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (31/8/2012).

Tak ayal, ritual rebutan sembako itupun sempat diwarnai aksi saling dorong antar warga yang ingin mendapatkan sembako sebanyak-banyaknya.

“Saya senang dengan ritual ini. Karena, dari ritual ini saya bisa menghemat uang belanja karena mendapatkan cukup banyak sembako,” ujar Ruminah (40), salah seorang warga yang ikut dalam rebutan sembako tersebut.

Ya, aksi rebutan sembako ini sudah menjadi tradisi bagi warga sekitar setiap kali pihak Vihara selesai menggelar ritual Cit We Poah yang berarti persembahyangan terhadap arwah leluhur yang tidak memiliki sanak family.

Chandra, Pengurus Vihara Boen Hay Bio mengatakan, ritual ini biasa dilakukan setiap tahun, tepatnya di bulan ke tujuh pada penangalan China. 

Sebelum menggelar ritual, pihak Vihara terlebih dahulu melepas burung, menggelar doa sekaligus membakar uang kertas untuk digunakan arwah di alam kubur.

“Jadi, begitu ritual selesai, maka warga akan langsung bergerak untuk saling berebut sembako sisa persembahyangan,” ujar Chandra.

Menurut Chandra, ritual sembako itu bertujuan untuk memberikan makan arwah leluhur yang tidak memiliki sanak famili dan gentayangan.(ran)




Supir Mengantuk, Avanza Terbalik di Graha Raya Bintaro

Kabar6-Gara-gara supir mengantuk, sebuah mobil Avanza Hitam F 1778 WH terbalik setelah menabrak pohon palem di Jalan Graha Raya Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel),  Jum’at Sore (31/8/2012).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun selain mobil rusak parah, posisi mobil yang melintang di ruas jalan tak urung menganggu kelancaran arus lalu lintas dilokasi.

Sedangkan pengemudi Avanza, Sanghiyang Purnomosidi (44), warga Kampung Sumur Kondang, Gang Blok M, RT 01/03, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dan ibunya hanya mengalami lecet pada tangan.

“Saya dari Tangerang hendak menuju ke rumah ibu saya di Bintaro Jaya. Tiba-tiba, saat ditikungan Jalan Graha Raya Bintaro, saya mengantuk dan lepas kontrol sehingga mobil terbalik,” ujar Purnomosidi di lokasi kejadian.

Sementara, mobil Avanza yang terbalik kemudian diangkut bersama-sama warga sekitar. Selain bagiana bamper depan sebelah kanan dan pintu pintu sebelah kiri ringsek, as roda mobil tersebut juga patah.(turnya)




250 Ribu Warga Belum Daftar e-KTP, Operator Ancam Hengkang

Kabar6-Batas waktu perekaman elektronik-KTP (e-KTP) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tinggal menghintung hari. Hingga kini masih ada ratusan ribu warga belum terdaftar dan target penyelesaian yang telah dicanangkan pada September 2012 besok terancam gagal .

“Ga akan selesai (perekaman),” ungkap seorang sumber Kabar6.com di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel di Cilenggang, Serpong, awal pekan ini.

Ditemui usai acara kunjungan kerja DPRD Kota Tegal dan Kabupaten Lamongan, sumber ini enggan menjelaskan faktor utama penyebab tidak tercapainya perekaman e-KTP. Menurutnya, jumlah warga yang belum mendaftar hingga kini masih banyak.

Ditambah lagi adanya ancaman mogok para operator perekaman di masing-masing kecamatan. Operator di kecamatan mengeluhkan beragam masalah kerja hingga kompensasi yang diterimanya. Sumber ini menjelaskan sudah menyarankan kepada operator untuk menyampaikan keluhannya kepada atasannya.

“Sampai sekarang masih ada sekitar 250 ribu warga yang belum ikut perekaman e-KTP. Saya sudah bilang ke operator agar bersabar. Kalau selesai ga selesai operator bakal cabut (hengkang),” ujar sumber tersebut.

Menurutnya, berdasarkan jumlah tenaga lepas operator perekaman yang ada di tujuh kecamatan. Setiap kecamatan terdapat 15 orang tenaga operator.

“Saya sudah dengar keluhan para operator. Kata mereka jam kerjanya kepanjangan dan bayaran yang diterima tidak seimbang,” jelasnya.

Sementara itu secara terpisah, Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, optimis perekaman e-KTP akan mencapai target. Sesuai dengan wajib E-KTP dari Kementerian Dalam Negeri yakni mencapai 760.097 per September mendatang.

“Kita optimis akan tercapai target 100 persen, dengan  cara penambahan alat dan pelayanan E-KTP akan difokuskan ke RT/RW yang padat penduduk,”ungkap  Benyamin, saat ditemui selepas acara silahtuhrami di Telaga Seafood, Serpong, kemarin.

Benyamin mengatakan, bagi RT/RW yang padat penduduknya lebih difokuskan untuk pelayanan di Sabtu dan Minggu dengan pengerahan masyarakat dilakukan oleh RT/RW. Sementara untuk Kecamatan Setu dan Serpong Utara bisa selesai lebih awal dalam pelaksanan perekaman EKTP.

“Dalam waktu satu hingga dua minggu ini Kecamatan Setu dan Serpong utara akan selesai, saat ini untuk Setu 93 persen, Serpong Utara sudah 80 persen,”ungkap Benyamin.

Ditanya kecamatan mana yang masih belum mencapai target dalam perekaman e-KTP ini, Benyamin mengatakan, Pamulang dan Pondok Aren baru sekitar 50-60 persen dalam perekaman e-KTP. Benyamin berharap masyarakat bisa mendatangi tempat pelayanan e-KTP ini.

“Kami tahu mereka sibuk, kami paham itu, maka kami melakukan pelayanan di level terbawah pada hari Sabtu dan Minggu,”kata Benyamin.

Bagi masyarakat yang sakit dan tidak bisa datang untuk membuat e-KTP, Benyamin menjelaskan ada sembilan alat mobile untuk melayani masyarakat. “Jika masyarakat meminta dan memanggil, kita bisa langsung datang melayani,” jelasnya. (yud)




Perampok Minimarket Ternyata Pelanggan Lama Warnet 69

Kabar6-Tersangka pelaku tunggal kasus perampokan disejumlah minimarket dipastikan keranjingan main game online. Hal inilah yang menyebabkan orangtuanya berhenti memberikan uang jajan main game karena sering tak tidur di rumah.

“Emang dia (GAT) sering main disini,” ungkap Hendrik, penjaga Warnet 69 Tol Boulevard BSD kepada Kabar6.com, Rabu (29/8/2012) sore.

Hendrik menjelaskan, GAT telah menjadi pelanggan tetap di Warnet 69 hanya beberapa bulan sejak tiga tahun silam usaha ini beroperasi. Setiap main game, GAT selalu memilih tarif paket malam, mulai jam 21.00-06.00 WIB.

Dirinya termasuk kenal dengan GAT karena sering bertemu di Warnet 69. Hanya saja jarang berkomunikasi karena menurut Hendrik pelanggannyaa tersebut cenderung pendiam.

“Hampir tiap hari dia main disini dari malam sampe pagi. Orangnya jarang ngomong,” jelasnya.

Hendrik mengaku kaget setelah mengetahui bahwa pelanggannya telah menjadi pelaku tunggal aksi perampokan. Apalagi kejahatan yang dilakukannya ditenggarai karena keranjingan main game online.

Dia melihat di media massa ketika ditangkap aparat Polsek Metro Serpong tengah mengenakan kaos berlambang Warnet 69. Sementara memang diakuinya, kaos diberikan pengelola secara gratis bagi para pelanggan yang telah menjadi anggota tetap.

“Kalo liat orangnya sepertinya dia pemake (narkoba) deh,” tutup Hendrik.(yud)




Motif Perampokan Minimarket Karena Uang Jajan Game Online Distop

Kabar6-Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Nico A Setiawan, mengatakan, GAT (25) pelaku perampokan minimarket ‘ngambek’ setelah orangtuanya berhenti memberikan uang saku main game online. Hal inilah yang mendorong pelaku merampok sejumlah minimarket di kawasan Tangerang dalam sepekan terakhir.

“Biasa anak orang kaya. Dia ngambek sama orangtuanya,” ungkap Nico, kepada Kabar6.com dikantornya, Rabu (28/8/2012) siang.

Menurut keterangan GAT saat diperiksa petugas, terang Nico, pelaku setiap hari mendapatkan jatah uang jajan bermain game online. Jumlah uang tersebut berkisar antara Rp 25-50 ribu per hari.

Namun, terhitung mulai 15 Agustus kemarin orangtua pelaku mulai berhenti memberikan uang saku untuk bermain game online di Warnet. Merasa kesal, GAT kemudian merampok minimarket berbekal pistol mainan (korek api) untuk menakut-nakuti korban.

“Dengan merampok pelaku ingin menunjukan dan melampiaskan rasa kesal ke orangtuanya,” terang Nico.

Perwira menengah ini menambahkan, Sabungan L Tobing, orangtua pelaku sudah datang dan menanyakan alasan anaknya ditahan aparat kepolisian. Dan, polisi sudah menjelaskan bahwa GAT telah merampok sejumlah minimarket yang tentunya melanggar pasal 365 KUH Pidana tentang pencurian dengan kekerasan.

“Rencananya besok (Kamis, 30/8/2012) kita akan memanggil orangtua pelaku guna mengkonfrontir alasan pelaku yang ngambek karena uang jajannya di stop,” papar Nico.

Secara terpisah, Soujuaon Tobing (29), kakak kandung pelaku mengakui bila adik bungsunya ini keranjingan main game online di Warnet 69 dekat Eka Hospital BSD. Bila dirinya tengah berkunjung ke kediaman orangtuanya dan bertemu GAT, mereka juga kerap bersama main game play station (PS).

“Iya memang, karena dirumah ga pasang jaringan internet saya juga sama dia (pelaku) kalau dirumah main PS bareng,” kata Souju, ketika ditemui Kabar6.com dikediaman orangtuanya di Perumahan Anggrek Loka Blok H/30, BSD City, Serpong, pagi harinya.(yud)




Tiga Pengacara Siap Dampingi Perampok Mini Market

Kabar6-GAT (25), pelaku tunggal perampokan enam minimarket yang berhasil ditangkap menjalani tes urine. Status sosial dan ekonomi pelaku dapat dipastikan berasal dari kalangan atas.

“Hasilnya (tes urine) semua negatif,” ungkap Kapolsek Metro Serpong, Komisaris Nico A Setiawan, kepada Kabar6.com di kantornya, Selasa (29/8/2012).

Nico menjelaskan, langkah tes urine ditempuh untuk memastikan apakah pelaku saat beraksi tengah dalam pengaruh narkoba. Sebab saat diperiksa petugas dan diwawancara wartawan usai tertangkap selalu memberikan keterangan berubah.

Terkait dengan status GAT, perwira ini membenarkan bahwa pelaku sebagai mahasiswa. Kepastian tersebut diketahui setelah pihaknya didatangi utusan dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera, Serpong.

“Pelaku mahasiswa semester 2. Mau naik ke semester 3, kan sekarang lagi liburan,” tegas Nico.

Sementara itu, seorang petugas penyidik yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa pihaknya juga didatangi oleh tiga orang pengacara. Menurut keterangan tamu tersebut, mereka telah ditunjuk oleh keluarga pelaku sebagai kuasa hukum.

“Barusan datang ada tiga pengacara,” jelasnya. Petugas ini juga mengaku merasa kesulitan dalam mengorek keterangan pelaku. Selain tatapannya kosong juga tampak pilon.

“Terserah gue. Tanya aja deh ke petugas,” sahut pelaku ketika ditanyai Kabar6.com tentang motif pelaku hingga berbuat kejahatan. (yud)