Pria Gaek Tewas Mendadak di Stasiun Sudimara

Jenazah M. Yusuf Rachman.(cep)

Kabar6-Seorang pria gaek bernama M. Yusuf Rachman (66), tewas mendadak di Peron II Stasiun Sudimara, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (17/1/2015).

Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan membenarkan adanya peristiwa itu. Kuat dugaan, korban meninggal akibat serangan jantung.

“Tidak ada luka ditubuh korban. Diduga korban terserang penyakit jantung,” ujar Kapolres.

Informasi yang dihimpun kabar6.com, jenazah pria yang ber KTP Yos Sudarso, Mimika Baru, Mimika itu sempat dilarikan oleh beberapa temannya ke RS IMC (Internasional Medical Center) Jombang, dengan menggunakan angkutan umum. Namun, nyawa korban tidak tertolong. **Baca juga: PA Tigaraksa Banyak Tangani Kasus Warga Tangsel.

Kasus inipun masih dalam pengusutan lebih lanjut pihak Polsek Ciputat.(cep/yud)




Stiker Tak Berizin di Reklame Milik Setwan Banten Copot

Reklame tak berizin di Jalan Raya Serpong.(ard)

Kabar6-Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kesal. Itu karena stiker tidak berizin yang dipasang pada tiang reklame berplang Sekretariat Dewan (Setwan) Banten, ternyata telah dicopot.

Berdasarkan pengamatan kabar6.com, stiker tak berizin yang petugas BP2T Tangsel pada bagian bawah reklame berukuran 5 meter x 10 meter itu, memang sudah hilang. Meski demikian, belum diketahui pasti siapa yang mencopot stiker pada tiang reklame yang berdiri di Jalan Raya Serpong, BSD, tersebut.

Kepala BP2T Kota Tangsel Dadang Sofyan mengatakan, stiker tak berizin yang dipasang di reklame sedianya tidak dapat sembarangan dicopot.

Karena pihak pemilik harus terlebih dahulu mengurus proses perizinan yang sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

“Sebaiknya sebelum membangun tiang reklame itu terlebih dahulu mengurus perizinannya sehingga tidak akan terkena tindakan oleh kami, yaitu stikerisasi,” imbau mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangsel ini saat dihubungi Kabar6.com melalui telepon selularnya, Minggu (17/1/2016).

Maka dari itu, tambah mantan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tangsel ini, dirinya segera melakukan koordinasi dengan bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) untuk mencari tahu, stiker tak berizin itu ada yang mencopot atau tidak.**Baca juga: Satpol PP “Galau” Tebang Reklame Milik Setwan Banten.

“Kami memang tidak mengetahuinya karena reklame yang dipasang stikerisasi tidak kami tunggui dan yang jelas bukan kami yang mencopotnya,” tegas pejabat asal Subang, Jawa Barat ini.(ard)




Waspada..! Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Subur di Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kepala Seksi Penyakit Menular dan Pengendalian Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Tulus Muladiyono mengatakan, berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), 60 persen rumah di Kota Tangsel memiliki jentik nyamuk Aedes Aegypti.

“Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menutup, menguras dan menimbun (3M) masih sangat rendah. Sehingga jentik-jentik yang bersarang tumbuh dan berkembang biak,” ujarnya.

Alwan sebutkan, data yang diperoleh dari Litbangkes tersebut menggunakan sistem ramah lingkungan tanpa menggunakan bahan kimia seperti fogging.

“Nantinya kami akan melakukan sosialisasi dengan menyebarkan poster 3M dengan semboyan satu rumah, satu jumantik,” jelasnya.

Menurutnya, untuk nyamuk membutuhkan tempat yang bersifat akutik melakukan penetasan hingga menjadi nyamuk dewasa. Oleh sebab itu, datangnya musim hujan sangat berpengaruh dengan kasus DBD.**Baca juga: Petugas TPS di Tangsel Meninggal Terjangkit DBD.

“Dan ada pencegahan terhadap DBD, salah satunya dengan menggunakan Larvasida Biologis Cair untuk membunuh jentik.(yud)




Ini Klaim Dishubkominfo Tangsel Soal 15 Lampu Merah

Lampu merah di persimpangan Maruga, Ciputat.(yud)

Kabar6-Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah memasang lampu merah atau traffic light di 15 titik lokasi persimpangan.

Pemasangan rambu lalu lintas itu, sempat menuai kritikan pedas dari masyarakat, lantaran dianggap hanya berorientasi proyek.

“Anggapan oroientasi proyek sama sekali tidak benar,” klaim Sekretaris Dishubkominfo Kota Tangsel, Taryono kepada kabar6.com, Minggu (17/1/2016).

Dipaparkan, dari 15 titik perangkat lampu merah yang telah terpasang masing-masing di persimpangan Gading Serpong, Alam Sutera di Kecamatan Serpong Utara.

Sedangkan di Kecamatan Serpong pada persimpangan Germant Centre,‎ Sinar Mas, Eka Hospital‎, Pasar Modern, Jalan Sutopo Ciater.

Sementara di Ciputat terdapat pada persimpangan Bundaran Maruga, Tegal Rotan dan Jalan Kompas‎. Di Kecamatan Pamulang pada persimpangan Gaplek, serta Pondok Aren ada di bawah flyover Bintaro Sektor 7, Plaza Bintaro dan Gopli. Di Kecamatan Ciputat Timur lampu merah terpasang di persimpangan Gintung.

‎Taryono berkilah, anggapan orientasi proyek sama sekali tidak benar. Sebab, menurutnya, pengadaan dan pemasangan alat pemberi isyarat lalu lintas atau apill sudah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan usulan masyarakat

‎”Fungsi untuk meningkatkan kinerja simpang sehingga akan memperlancar  dan menekan angka kecelakaan lalin,” kilahnya.

‎Meski mengaku telah didahului dengan adanya kajian teknis, ia tak memjawab secara pasti berapa lama dan hasil analisa di lapangan. Taryono sebutkan berdasarkan hasil kajian manajemen rekayasa lalin geometrik simpang maka kemudian perlu dipasang apill.**Baca juga: Tumbuh Tanpa Tulang Hidung, Balita Ini Butuh Bantuan.

Waktunya sesuai kebutuhan simpang. Efektivitas apill terus dievaluasi dan dikaji. Bersamaan dengan itu perbaikan geometrik juga harus dilakukan.**Baca juga: Rambu Lampu Merah di Tangsel‎ Menuai Kritik Pedas.

“Kita terus berusaha maksimal mengatasi kemacetan dan kecelakaan lalin dg meningkatkan kinerja jalan d simpang. Juga berdasar hasil kajian konsultan‎,” dalihnya.(yud)




Petugas TPS di Tangsel Meninggal Terjangkit DBD

Bak sampah di Pasar Ciputat.(yud)

Kabar6-Peralihan cuaca dari panas ke‎ musim hujan, seperti yang tengah terjadi saat ini, kiranya rawan dengan penyebaran virus yang ditularkan dari nyamuk aedes aegypti.

Bahkan, di Tangerang Selatan (Tangsel), sudah ada korban jiwa akibat serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Ifa Syifauroohmah, mahasiswi asal Fakutas Kedokteran, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di Kecamatan Ciputat Timur mengaku telah melakukan penelitian ilmiah.

Menurutnya, wabah DBD menghantui warga dikala musim penghujan seperti sekarang ini. Salah satunya yang rentan terserang penyakit mematikan itu adalah petugas Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

Nyamuk Aedes aegypty ini banyak ditemukan dan berkembang biak pada tumpukan sampah botol atau gelas plastik yang tergenang air dan ada di sekitar rumah warga dan TPS.

“Petugas TPS di Kelurahan Serua, Ciputat, ada yang meninggal karena gigitan nyamuk aedes aegypti,” terangnya kepada wartawan, Sabtu (16/1/2016).

Meski sudah ada korban jiwa, sambung mahasiswi semester V ini, di TPS Serua Sehat tetap tidak terawat. Ia menilai TPS tersebut satu dari beberapa TPS di Kota Tangsel yang bermasalah.

Padahal, Pemkot Tangsel menggalakkan pembangunan TPS3R yang berfungsi sebagai tempat pembuangan dan pengelolaan sampah sementara.

“Akan tetapi, banyak terjadi permasalahan diantaranya adalah masih terdapat TPS aktif yang menanggulangi sampahnya dengan pembakaran,” terang Ifa.

Selain itu, saat observasi pihaknya menemukan banyak penumpukan sampah, alat pengelolaan kompos banyak yang rusak dan ada TPS yang sudah tidak layak secara fisik untuk dijadikan lokasi pembuangan. “Fakta-fakta tersebut banyak kami temukan di lapangan,” ujarnya.

Menurutnya, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) mengaku telah melakukan pengawasan dua bulan sekali terhadap TPS3R.

Namun, dari hasil observasi, 80 persen pengakuan dari petugas TPS 3R se-Kota Tangsel mengaku tidak dilakukan monitoring atau pengawasan oleh dinas berkaitan.

“Sehingga dampak dari permasalahan buruknya pengawasan sampah inipun akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Seperti DBD, Infeksi Saluran Napas Akut dan diare,” terangnya.**Baca juga: Rambu Lampu Merah di Tangsel‎ Menuai Kritik Pedas.

Untuk itu, pihaknya meminta Pemkot Tangsel melakukan pengawasan TPS sesuai dengan Perda Nomor 3 tahun 2013 tentang Pengawasan. “Minimal enam bulan sekali mengawasi di TPS dan TPA,” ungkapnya.‎(yud)




Rambu Lampu Merah di Tangsel‎ Menuai Kritik Pedas

Lampu merah di Jalan Raya Ciater, Serpong.(yud)

Kabar6-Pemasangan rambu lalu lintas (Lalin) berupa lampu merah atau traffic light di sejumlah persimpangan jalan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menuai kritikan pedas.

Penempatan lampu merah tersebut dituding hanya berorientasi proyek, namun tidak memberikan solusi konkret.

Setidaknya, demikian yang dirasakan Donny P, salah seorang pengendara yang juga merupakan warga Tangsel.

Baginya, pemasangan lampu merah di pertigaan Jalan Kompas yang menghubungkan Jalan Menjangan Raya dan Jalan WR Supratman, Kecamatan Ciputat, belum pernah terjadi kemacetan sampai seharian.

“Tetapi sejak dipasang lampu merah justru macet berkepanjangan,” ketusnya yang diposting lewat situs jejaring so‎sial grup facebok bernama Kabar Tangsel, kemarin.

Ia berpandangan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel tidak melakukan kajian teknis sebelum memasang rambu lampu merah.‎
Faktanya, setelah rambu lampu merah terpasang justru berdampak buruk terhadap kelancaran arus lalu lintas.

“Mana yang lebih baik, ada lampu merah atau tidak,” kata Donny di jejaring sosial facebook.

Donny mengklaim, jangan lampu merah selesai dioperasikan, lantas kemudian ditinggalkan begitu saja. Harusnya bisa dilihat dan dicermati.

Ia melihat tidak ada petugas berwenang yang mengatur kesemrawutan arus lalu lintas di sekitar Jalan Kompas.‎ “Saya tulis ini karena sudah keterlaluan,” klaimnya.

Donny menambahkan, sebelumnya di ruas jalan itu tidak pernah terjadi kemacetan sampai sepanjang hari. **Baca juga: Polres Tangsel Perketat Keamanan Puspiptek Serpong.

“Artinya dengan membuat lampu merah itu justru menyusahkan rakyat. Cerdaslah wahai aparat,” tambahnya bernada jengkel.‎(yud)




Bhayangkari Tangsel Santuni Yatim Piatu

Bhayangkari Tangsel santuni yatim piatu.(cep)

Kabar6-Bhayangkari Cabang Tangerang Selatan (Tangsel), menggelar santunan kepada  puluhan anak yatim piatu dan dhuafa, Sabtu (16/01/2016).

Acara yang berlangsung di Aula Polres Tangsel ini digelar guna memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H.

Ketua Bhayangkari Cabang Polres Tangsel, Hj Deuis Damayanti Supardan SE mengatakan, Maulid Nabi Muhammad SAW itu digelar sebagai moment tasyakuran Polres Tangsel yang baru terbentuk.

“Insya Allah kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan,” kata Hj Deuis Damayanti Supardan kepada kabar6.com.

Adapun yatim piatu dan kaum dhuafa yang mendapat santunan itu tercatat sebanak 20 orang. Mereka adalah asuhan dari  Yatim Piatu Jihadul Mukhlisin dan Istana Yatim Kastila di Pabuaran, Serpong.

Selain itu, Hj Deuis Damayanti Supardan meminta kepada seluruh anggota Bhayangkari di Tangsel, agar selalu mendukung tugas suami dan kerap melakukan sosialiosasi ke berbagai lapisan masyarakat di lingkungannya.**Baca juga: Polres Tangsel Perketat Keamanan Puspiptek Serpong.

Sementara itu, Ustad Abdulah H Drs Husen yang menutup acara itu dengan doa, semoga seluruh anggota Polres Tangsel, dalam menjalankan tugas diberi kekuatan dan kesehatan serta dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa.(cep)




Polres Tangsel Perketat Keamanan Puspiptek Serpong

Apel Pengamanan di Polres Tangsel.(cep)

Kabar6-Guna memberikan rasa aman kepada masyarakat pasca meledaknya bom Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta, petugas kepolisian harus selalu berada di tengah-tengah masyarakat.

Demikian kata Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Ayi Supardan di hadapan 182 personilnya saat apel di halaman Mapolres Tangsel, Sabtu (16/1/2016).

Adapun titik rawan yang patut diwaspadai dari serangan teroris di wilayah Tangsel, kata dia, adalah obyek-obyek vital, seperti Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di Serpong dan pusat niaga yang ada.

Karenanya, Kapolres megimbau jajarannya dan petugas keamanan yang ada, termasuk warga Tangsel, agar selalu waspada dan memperketat keamanan di wilayah tersebut.**Baca juga: Buntut Teror, Pemkab Tangerang Intensifkan Operasi Yustisi.

“Kami minta kepada petugas keamanan dan seluruh masyarakat di Tangsel agar lebih peduli terhadap keamanan di lingkungannya. Apabila ada sesuatu yang mencurigakan, segera lapor ke petugas terdekat,” kata Kapolres.(cep)




Usai Hujan, Satpam Kompleks Graha Permai Tangkap Ular Phyton

Ular phyton di Kompleks Graha Permai.(cep)

Kabar6-Hujan yang menggguyur Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sepanjang Jumat (15/1/2016), kiranya membuat hewan liar keluar dari sarangnya dan terbawa arus air hingga ke pemukiman warga.

Boim, Satpam Kompleks Graha Permai, di Kelurahan Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel, mengaku pascahujan yang mengguyur dirinya menemukan ular phyton sepanjang tiga meter  di got kompleks tersebut.

“Tadi pas hujan berhenti, setelah magrib, saya lihat ular phyton sedang melata di got. Panjang tiga meter, diameter sekitar 20 centimeter dengan berat mencapai 20 kilogram. Langsung saya tangkap saja,” ujarnya. **Baca juga: Warga Tangsel Curiga Anaknya Gabung ke Gafatar.

Boim menduga, ular tersebut berasal dari sungai yang ada disekitar kompleks. “Mungkin terbawa arus pas hujan tadi,” ujarnya. **Baca juga: AP II Perketat Keamanan Bandara Soetta.

Kini, ular phyton tersebut diamankan di pos satpam kompleks, dengan kondisi mulut sudah ditutup menggunakan plastik. Boim berencana menjual binatang melata itu kepada yang berminat.(cep)




Warga Tangsel Curiga Anaknya Gabung ke Gafatar

Polisi memperlihatkan kaos Gafatar Kota Tangsel.(yud)

Kabar6-‎ANIH (60), melapor ke Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Tangerang. Itu lantaran anaknya Firmansyah, telah menghilang dari kontrakannya sejak 28 Desember 2015 lalu.

Ia menduga, anaknya ikut bergabung dalam Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) DPK Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Informasi yang diperoleh kabar6.com, Anih menyatakan anaknya telah menghilang dari rumah kontrakannya di Regency, Pondok Aren. Firman menghilang bersama Yuni (27) istri serta kedua anaknya Irgi (6) dan Radit (1,5)‎.

“Pas saya beres-beres rumah kontrakan Firman Selasa kemarin, kaget nemuin kaos. Lengan panjang warna oranye tulisannya Gafatar,” ungkapnya, Jum’at (15/1/2016).

Anih pun teringat sedang ramainya nama Gafatar yang terus dibahas beragam media massa. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung melapor ke aparat kepolisian akan kepergian anak, menantu dan cucunya.

Wanita paruh baya warga Jalan Duri Raya Gang 4/21 RT 05/01, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu menduga Firman telah bergabung dengan GAFATAR.

Kepada polisi, Anih menyebut bila anaknya terakhir menelepon pada tanggal 31 Desember 2015. Kala itu, Firman yang menggunakan nomor handphone 081584117466, memberitahukan bila dia dan keluarga sedang berada di daerah Bekasi.**Baca juga: BKPP Tangsel Imbau PNS Waspadai Ormas Gafatar.

“Ngakunya ntuk bekerja di PT ABC, tapi tidak diberitahu alamat lengkapnya,” terang Anih.‎(yud)