Pencuri di Toko Narji Cagur Ditangkap Polsek Pamulang

Polisi merilis kasus pencurian di toko Abang Cafe.(cep)

Kabar6-Pelaku pencurian di toko Abang Cafe milik pelawak Narji Cagur di Jalan Setia Budi, Kelurahan Pamulang, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), diringkus polisi.

Pelaku berinisial MS (33), diringkus warga dan polisi saat berupaya melarikan diri dengan menumpang mobil Avanza menuju lampu merah Gaplek.

Kanit Reskrim Polsek Pamulang, Iptu Ahmad Mulyono, Rabu (20/1/2016) mengatakan, dari tangan pelaku berhasil diamankan barang bukti berupa dua buah gembok, dan tas berisi tiga buah obeng. **Baca juga: Kaca Suzuki Karimun Dibobol di Pamulang, Rp55 Juta Raib.

“Pelaku masih kami periksa lebih lanjut, guna menyelidiki kemungkinan lain dalam kasus pencurian tersebut,” ujar Ahmad. **Baca juga: Pengusaha Tekstil Asal India Tewas di BSD.

Atas perbuatanya, pelaku di jerat Pasal 53 KUHP jo 363, tentang tindak pidana percobaan pencurian maksimal hukuman 7 tahun.(cep)




Pengusaha Tekstil Asal India Tewas di BSD

Paspor WN India yang tewas di Tangsel.(abie)

Kabar6-Seorang Warga Negara (WN) India, Amrij Tej Paul, ditemukan tak bernyawa di depan ruko Sektor IV, Blok RE, Jalan Gunung Rinjani, Perumahan Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (20/1/2016).

Kanit Bimas Polsek Serpong, AKP Mukmin, SH mengatakan, jenazah pria kelahiran Bombay pada 9 Maret 1978 itu, ditemukan oleh warga sekitar, sebelum kemudian dilaporkan ke Polsek Serpong.

“Begitu mendapat laporan, kami lansung datang ke lokasi untuk memeriksa dan mengevakuasi jenazah ke RSU Tangsel,” kata dia.

Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukannya bekas luka maupun tanda-tandf penganiayaan  di tubuh korban. “Kuat dugaan, lelaki itu meninggal karena sakit,” ujar Mukmin. **Baca juga: PPN Sapi Impor Naik, Pedagang Pasar Ciputat Galau.

Sementara itu, Arul warga sekitar lokasi yang pertama kali mendapati jasad Amrit mengatakan, saat  ditemukan,  Amrit yang mengenakan kaos merah dan celana pendek. **Baca juga: Kaca Suzuki Karimun Dibobol di Pamulang, Rp55 Juta Raib.

“Memang sebelumnya pria itu sering terlihat bolak-balik dikawasan sekitar sini. Orang-orang bilang, korban ini dulunya adalah pengusaha tekstil di Pasar Cipulir. Tapi kemudian bangkrut, hingga dia seperti orang stres,” ujar Arul lagi.(abie)




Kaca Suzuki Karimun Dibobol di Pamulang, Rp55 Juta Raib

Kaca Suzuki Karimun yang dibobol di Pamulang.(cep)

Kabar6-Sebuah Suzuki Karimun B 1004 NOI dibobol kawanan maling saat parkir di depan Rumah Makan (RM) Sunda di Jalan Padjajaran, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (20/1/2016).

Dalam peristiwa itu, Anne Tektona (35), pemilik mobil tersebut kehilangan dua buah tas berisi uang tunai sebesar Rp55 juta.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, peristiwa berawal ketika korban tengah makan di Rumah Makan Sunda. Sedangkan mobilnya di parkir di halaman samping kanan RM tersebut.

Dan, begitu selesai makan, korban mendapati kaca belakang samping kiri mobil sudah pecah. Saat diperiksa, ternyata dua buah tas, masing-masing berisi uang Rp25 juta dan Rp30 juta, yang sebelumnya diletakkan di jok, sudah raib.

Korban yang beralamat di Puri Haarmoni II Extension ll , Bitung, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang itu, selanjutnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Pamulang, guna pengusutan lebih lanjut. **Baca juga: Besok PHP Diputuskan, Begini Kata KPU Kota Tangsel.

Kanit Reskrim Polsek Pamulang, Iptu Ahmad Mulyono membenarkan adanya laporan terkait peristiwa itu. “Kasusnya masih kami selidiki lebioh lanjut,” ujar Ahmad. **Baca juga: PPN Sapi Impor Naik, Pedagang Pasar Ciputat Galau.

Dari keterangan warga disekitar lokasi, diketahui bila pelaku pembobolan kaca mobil tersebut diduga dilakukan oleh dua pria tak dikenal bersepeda motor, yang sebelumnya sempat terlihat mendekati mobil tersebut.(cep)




PPN Sapi Impor Naik, Pedagang Pasar Ciputat Galau

Pedagang daging spai di Pasar Ciputat.(cep)

Kabar6-‎Pedagang daging sapi di kawasan Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai kebingungan pascadiberlakukannya peraturan pemerintah terkait naiknya pajak penghasilan (PPN) sebesar 10 persen.

Regulasi bagi barang impor ini mulai diterapkan sejak Selasa kemarin.

Furqon, salah satu pedagang daging sapi di pasar tersebut berharap, pemerintah dapat mengkaji ulang pemberlakukan ketentuan di atas. Pasalnya, kenaikan besaran pajak akan berdampak pada harga jual dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) hingga ke tingkat pengecer.

‎”Untuk pungutan (PPN) memberatkan bagi para pedang sapi. Nanti tentu masyarakat juga yg akan merasakanya‎,” katanya kepada kabar6.com ditemui di lapaknya, Rabu (20/1/2016).

Furqon bilang, setelah patokan angka PPN‎ naik pastinya harga jual daging sapi impor juga ikut melonjak. Sebab pihak penyalur enggan menanggung kerugian. Termasuk bagi RPH yang mendistribusikan daging sapi di Pasar Ciputat

Jika sekarang ini harga daging sapi impor dari tingkat distributor dibanderol sebesar Rp90 ribu per kilogram, dalam waktu dekat bisa tembus ke level Rp100 ribu per kilogram. Seperti harga jual yang kini ia patok kepada pelanggannya.

“Kalau untuk rencana mogok belum ada dan dengar. Dan pembeli masih normal” terang Furqon.

Furqon‎ mengaku, sampai sekarang belum ada masalah soal daging sapi. Justru yang sedang dikeluhkan para pedagang dan konsumen soal kenaikan harga daging sapi lokal.

Saat ini harga jual daging sapi lokal dari distributor‎ mencapai Rp100 ribu. Sementara harga jual yang ia banderol ke pelanggan sebesar Rp110 kilogram per kilogram. **Baca juga: Besok PHP Diputuskan, Begini Kata KPU Kota Tangsel.

“‎Sebaiknya pemerintah pikir-pikir lagi. Masa harga daging lebih dari Rp100 ribu, bisa enggak makan kayak kami ini,” tambahnya tersenyum kecut sambil melayani pelanggannya.(cep)




DBMSDA Tangsel Sudah Tahu Genangan Air di Jalan Raya Ciater

Air limbah yang meluap di Jalan Raya Ciater.(yud)

Kabar6-Pejabat Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengaku sudah mendengar perihal polemik luapan air limbah perusahaan di Jalan Raya Ciater, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong.

 

“Nanti saya omongin dulu ke Bu Kadis (Kepala Dinas Retno Prawati),” ujar Kepala Bidang Bina Marga pada DBMSDA Tangsel, Aris Kurniawan kepada kabar6.com, kemarin.

Namun demikian, Aris menyebut berkaitan dengan genangan air di titik cekungan dekat jembatan Jalan Raya Ciater yang dialiri aliran Kali Angke ‎sudah ditanggulangi.

“Pastinya tahun ini ada perbaikan drainase. Tapi saya tidak hafal ihwal titik-titik lokasi perbaikannya,” ujar Aris lagi.**Baca juga: BPPT: Waspada Musim Banjir Mengintai Tangsel.

Di lokasi sama, Kepala Bidang Sumber Daya Air Ade Suprizal menambahkan, dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan pengembang kawasan BSD City dan pengelola pintu tol dalam kota.**Baca juga: Limbah Air Genangi Jalan Raya Ciater.

“Harus kita omongin dulu ke BSD sama pengelola tol. Kita enggak bisa nanganin langsung karena emang status jalannya punya mereka,” terangnya.‎(yud)




Pajak Motor 250cc Keatas Dikurangi

Aay Samudera, paling kanan, penunggang motor besar.(yud)

Kabar6-Balai Termodinamika Motor dan Propulsi – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BTMP-BPPT), memastikan kesiapannya untuk melakukan uji emisi terhadap kendaraan roda dua dengan kapasitas 250 cc keatas.

Langkah ini sebagai awal untuk penerapan insentif pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Hal di atas telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 64 Tahun 2014. Kendaraan roda dua bermesin 250CC atau lebih terkena PPNBM. Payung hukum itu juga menyebutkan tata cara Pemberian Pembebasan dari Pengenaan Pajak Penjualan Barang Mewah.

“Jadi tergantung dari kendaraan yang digunakan,” kata Kepala BTMP-BPPT di gedung Teknologi II, Adhi Dharma Permana ditemui wartawan di kawasan Puspitek, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (19/1/2016).

Menurutnya, jenis kendaraan roda dua yang di atur tentunya dengan kapasitas 250cc sampai 500 cc dan kendaraan bermotor diatas 500 cc. Spesifisikasi kendaraan tersebut mendapatkan fasilitas pengurangan pajak.

Pada regulasi ini menyebutkan BTMP-BPPT telah ditunjuk sebagai lembaga resmi berwenang.

Tugas pokok dan fungsinya menentukan metoda uji dan melakukan validasi atau sertifikasi atas berbagai produk yang diajukan untuk mengikuti program pengurangan pajak dari pemerintah.**Baca juga: BPPT: Waspada Musim Banjir Mengintai Tangsel.

“Alhamdulillah pendanaan melalui APBN tahun 2015 kita telah membangun fasilitas uji kendaraan roda dua dengan kemampuan mengukur emisi gas buang,” terang Adhi.**Baca juga: Waspada…! Kerupuk Diduga Mengandung Plastik Beredar di Tangerang.

Dirinya mengaku, fasilitas uji emisi milik BTMP mampu menguji kendaraan roda dua bermesin hingga 2.000cc. “Metode dan fasilitas uji ini mengacu kepada regulasi internasional (UN ECE regulation),” jelasnya.(yud)




BPPT: Waspada Musim Banjir Mengintai Tangsel

Warga di Pondok Aren mengungsi ‎rumahnya tergenang banjir.(yud)

Kabar6-‎Bahaya musim banjir di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mesti diwaspadai. Peringatan ini mengacu dari hasil pengamatan atmosfer secara intensif yang dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) bersama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).


“Ini sangat bermanfaat, terutama untuk daerah seperti Jakarta dan sekitarnya,” kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di gedung Ir Soebagyo kawasan Puspitek, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (19/1/2016).

Datangnya musim penghujan yang kerap menimbulkan ancaman banjir, jelasnya, disebabkan oleh intensitas curah hujan tinggi.

“Penyebab utama banjir karena curah hujan tinggi yang menghasilkan volume aliran dalam jumlah besar sehingga melebihi kapasitas tampung yang tersedia,” jelasnya. 

Diakuinya, penelitian bidang hidrologi mengenai banjir untuk wilayah Jakarta, khusunya yang mengulas faktor penyebab dan bagaimana upaya pencegahannya telah banyak dilakukan.

Namun demikian, hal itu belum pernah atau masih jarang sekali penelitian di bidang atmosfer, yang mampu mendeteksi hujan dan masalah banjir lebih dini. 

“Oleh karena itu, Kita melakukan kegiatan pengamatan atmosfer secara intensif (intensive observation period : IOP),” paparnya.

Rencana IOP yang dilakukan BBTMC-BPPT bersama BMKG itu akan dilaksanakan selama 30 hari sejak tanggal 18 Januari hingga 16 Februari 2016. 

Selama 30 hari kegiatan IOP, setiap harinya selama 24 jam non stop akan dilakukan menggunakan mobile radar, radiosonde, radiometer, microrain radar dan AWS. **Baca juga: Limbah Air Genangi Jalan Raya Ciater.

“Dioperasikan di kawasan Geostech Puspitek di Serpong dan Stasiun Klimatologi BMKG di Dermaga Bogor,” urainya.(yud)




Limbah Air Genangi Jalan Raya Ciater

Genangan air di Ciater diambil akhir pekan kemarin.(yud)

Kabar6-‎Air keruh berwarna krem yang menggenangi ruas di Jalan Raya Ciater, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), bikin warga sekitar khawatir.

Betapa tidak, genangan air yang diduga kuat berasal dari limbah perusahaan jasa bahan konstruksi beton itu, dibiarkan oleh aparatur daerah setempat.

Pantauan langsung kabar6.com, genangan air bahkan mencapai mata kaki orang dewasa. Alhasil, kondisi itu membuat laju kendaraan dari arah Bundaran Maruga menuju pintu tol BSD ‎harus melambat.

“‎Di sini mah enggak hujan aja pasti tergenang,” terang Aswin, juru parkir minimarket ditemui kabar6.com di lokasi, Selasa (19/1/2016).

Menurut pria paruh baya itu, genangan air semakin parah lantaran di wilayah sekitar minim saluran pembuangan air‎ (drainase).

Warga sekitar bahkan sudah lama mengeluhkan kondisi itu dan telah melaporkan ke aparatur wilayah setempat. Tapi, sampai sekarang hasilnya nihil.

Aswin bilang, meski limbahnya meluber hingga ke ruas jalan, perusahaan konstruksi beton dimaksud justru terkesan cuek saja.

Itu karena selama ini diduga ada aliran dana “koordinasi” yang mengucur dari perusahaan itu kepada pihak-pihak tertentu. Ya, setiap bulan ada segelintir oknum aparatur Pamong Praja keluar masuk perusahaan tersebut.

“Airnya gatel mas di kaki, kan obat coran itu mah.‎ Yah gimana lagi kalau ada aparatur daerah dapet uang koordinasi,” terangnya. **Baca juga: Korwas BP2T “Takut” Pasang Stiker Tak Berizin di Reklame Setwan.

Adika, warga sekitar pun berpendapat senada. Ia mengakui masalah ini tak pernah ada solusi, meski sudah beberapa kali diadukan warga kepada pihak kelurahan dan kecamatan setempat. **Baca juga: Lagi, Bang Ben Semprot Kinerja Anak Buahnya.

“Pernah warga yang ngeluh di suruh tanda tangan. Katanya kalau sudah dikumpulin baru aparat daerah bisa bergerak,” tambah Adika. **Baca juga: Jahat…! Empat Pria Mabuk “Gilir” ABG Tangerang.

Hingga berita ini disusun, kabar6.com masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel, maupun dari pihak perusahaan yang disebut-sebut tidak menangani limbahnya dengan baik.(yud)




Lagi, Bang Ben Semprot Kinerja Anak Buahnya

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie.(yud)

Kabar6-Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie kembali meluapkan kekesalan atas kinerja anak buahnya yang cenderung statis.

Terobosan kreativitas rencana program kerja dan eksekusi yang selama ini digulirkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dipandangnya masih monoton sehingga tidak inovatif.

“Berpikirnya kayak kacamata kuda‎. Selama ini selalu ingin ada di zona kenyamanan saja,” katanya di Aula Gedung Balaikota Tangsel, Maruga, Kecamatan Ciputat, kemarin.

Kepada sejumlah awak media, Bang Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie‎ tak menampik telah menyemprot anak buahnya. Khususnya pada Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah (Setda) Kota Tangsel Dedi Rafidi yang turut hadir disebelahnya.

Ia mengkoreksi dalam menyusun agenda kerja hariannya. Sinkronisasi jadwal dan penyusunan program kegiatan harus disusun jauh hari sebelum pelaksanaan.

“Memang begitu, saya bersama Ibu Walikota (Airin Rachmi Diany) memasuki tahun anggaran baru dan seterusnya ingin terus ada perubahan‎,” ungkapnya menjawab pertanyaan kabar6.com.**Baca juga: Kajian Teknis Lampu Merah di Tangsel Belum Tepat.

Bang Ben ingin anak buahnya punya kreatif dan inovatif dalam menjalani pekerjaannya. ‎Tugas protokoler kedepannya harus diperkuat. Jangan sampai duet pimpinan kepala daerah harus turun tangan menangani tugas sepele.**Baca juga: Korwas BP2T “Takut” Pasang Stiker Tak Berizin di Reklame Setwan.

“Tidak hanya ngintilin, duduk. Saya ingin terbangun sistem kerja dibangun oleh protokol. Tidak ada bentrok, sekarang ada agenda di sini dan sana pada waktu dan jam yang sama,” sungutnya dijawab tawa renyah wartawan.(yud)




Peserta Tes ULP Bernyali “Tempe” Disarankan Mundur

Kepala BKPP Kota Tangsel, Firdaus.(bbs)

Kabar6-Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyarankan agar pegawai bernyali “tempe” yang ikut tes Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) di lingkup Sekretariat Daerah (Setda), lebih baik mundur.

Hal ini diungkapkan Kepala BKPP Kota Tangsel, Firdaus ketika dihubungi melalui telepon selularnya, Senin (18/1/2016).

Firdaus menegaskan, calon pegawai yang ditempatkan di ULP haruslah bermental baja dan tidak takut dengan ancaman ataupun intimidasi dari pengusaha juga peserta lelang yang merasa tidak puas dengan hasil lelang.

“Jangan karena cuma diletakkan bendo (Senjata tajam,red) di meja oleh pengusaha atau peserta lelang yang kalah, pegawai ULP langsung takut. Sehingga mengganggu jalannya proses lelang yang sudah sesuai dengan ketentuan berlaku,” ujarnya.

Firdaus mengungkapkan, pada jajaran ULP sebelumnya masih ada pegawai yang tidak berani untuk melaksanakan lelang suatu kegiatan, hanya karena mendapatkan ancaman atau intimidasi dari oknum pengusaha.**Baca juga: Peserta Tes Masuk ULP Wajib Bersertifikat Barjas.

“Lelang kalau dibatalkan jadinya pembangunan terhambat. Dan, itu artinya anggaran yang sudah disiapkan menjadi tidak terserap alias Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA). Kalau panitia merasa diancam, langsung lapor ke pihak berwajib, biar segera ditindak tegas,” imbau Firdaus.(ard)