Soal Reklame Ilegal, Satpol PP Tangsel Surati Setwan Banten

Reklame bermasalah di Jalan Raya Serpong, BSD.(ard)

Kabar6-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), telah melayangkan surat kepada Sekretariat Dewan (Setwan) Provinsi Banten, untuk menebang tiang reklamenya sendiri.

Tiang reklame berukuran 5 meter x 10 meter yang berdiri di Jalan Raya Serpong, telah berulangkali distikeri oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangsel, karena menyalahi tidak berizin, bahkan titik reklamenya tidak terdapat di Rancangan Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Menurut Kepala Seksi (Kasie) Penertiban dan Sarana Usaha Satpol PP Pranajaya, berdasarkan laporan berkala yang disampaikan oleh BP2T, tiang reklame milik Setwan Banten menjadi salah satu yang akan ditertibkan, tetapi pihaknya terlebih dahulu melayangkan surat perintah untuk bongkar sendiri.

“Kami sudah terima laporan reklame illegal dari BP2T Tangsel dan kami juga telah melayangkan surat kepada Setwan Banten untuk membongkar sendiri reklame, nanti kalau tidak juga diindahkan baru kami yang akan menertibkannya,” ucap Pranajaya ketika ditemui Kabar6.com di Rapat Pleno Penetapan Walikota dan Wakil Walikota Tangsel terpilih di Golf BSD, Jumat (22/1/2016). **Baca juga: Tarif Parkir Off Street di Golden Road BSD Diprotes.

Maka dari itu, sambung mantan Kepala Sub Bagian (Kasubag) Protokoler lingkup Sekretariat Daerah (Setda) Tangsel ini, pihaknya mengharapkan kepada para pelaku usaha yang telah dilayangkan surat, untuk segera membongkar sendiri atau segera mengurus perizinan sesuai dengan aturan berlaku. **Baca juga: Korwas BP2T “Takut” Pasang Stiker Tak Berizin di Reklame Setwan.

“Dengan adanya surat dari kami, para pelaku usaha itu harus segera mengambil sikap, apakah akan mengurus perizinannya atau bongkar sendiri tiang reklamenya, sebelum kami ambil tindakan tegas,” pungkas Pranajaya lagi.(ard)




Maling Mobil Ditangkap Polres Tangsel

Dua pencuri mobil yang diringkus Polres Tangsel.(cep)

Kabar6-Jajaran petugas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) meringkus dua pelaku pencurian mobil di Kampung Muncul, RT. 011/003, Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu.

Dua pelaku masing-masing, AP Alias Rodi (47) dan MAA (37), diringkus saat akan menjual mobil curiannya kepada penadah di Desa Anamui, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.**Baca juga: Pengelola Mal di Banten Waspadai Pertumbuhan Bisnis Online.

“Mobil yang hilang dicuri itu milik Sudinta, jenis Suzuki ST 150 dengan nopol B 9908 BAF,” ujar Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Abdul Kohar, Jumat (22/1/2016). **Baca juga: Pengalihan Pengelolaan SMA Sederajat Dikhawatirkan Picu Polemik.

Saat ini, dua pelaku yang merupakan warga asal Bogor itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Tangsel.(cep)




Maling Gasak Honda Scoopy di Kantor Kecamatan Serpong

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pelaku Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) nekat telah beraksi dan berhasil membawa kabur satu unit motor yang terparkir di depan Kantor Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Menurut Iwan, pegawai di Kantor Kecamatan Serpong, sepeda motor yang digondol maling adalah jenis Honda Scoopy B 7143 GDE milik Diki, salah satu office boy di kantor tersebut.

Sedangkan peristiwa raibnya motor tersebut ketika di aula sedang ada kegiatan Ibu-ibu PKK, sehingga suasana yang ramai itu dimanfaatkan oleh pelaku Curanmor.

“Kemarin kan sedang ramai ada acara Ibu-ibu PKK di Aula Kecamatan, parkiran pun jadi penuh dan korban yang usai membeli nasi pukul 10.30 WIB terpaksa memarkirkan motornya di ujung dekat pintu keluar,” ucap Iwan ketika dihubungi Kabar6.com melalui telepon selularnya, Kamis (21/1/2016).

Pria yang akrab disapa Satiew ini mengungkapkan, dirinya meminta korban segera melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Metro Serpong untuk ditindaklanjuti. **Baca juga: MK Tolak Gugatan Rival Airin – Benyamin.

“Tetapi kami juga menyayangkan kepada petugas parkir yang ketika peristiwa Curanmor terjadi tidak mengenali motor milik staf kecamatan sendiri, mungkin ini juga musibah dan kami akan terus meningkatkan kewaspadaan lagi, apalagi terkadang rapat di kantor bisa sampai malam hari,” pungkas warga Cilenggang ini lagi. **Baca juga: Besok KPU Tangsel Gelar Pleno Paslon Terpilih.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Serpong Sutang Suprianto  ketika ditemui Kabar6.com di halaman Kantor Kecamatan Serpong mengelak saat ditanyakan aksi Curanmor yang terjadi dan bergegas dengan alasan ingin menaruh tas di dalam mobilnya.(ard)




RS Bunda Delima Diduga Tolak Pasien BPJS

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-‎Sikap pihak tim medis Rumah Sakit (RS) Bunda Delima di kawasan BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disesalkan. Itu karena RS tersebut diduga menolak pasien BPJS.

Setidaknya, sesal itu disampaikan Ety (30), warga RT 01/01, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong. Ibu muda ini mengklaim, harus kehilangan bayinya lantaran terlambat mendapat pertolongan medis.

“Perut saya kemarin mules banget. Terus saya dibawa ke Puskesmas Rawa Buntu,” terangnya kepada wartawan di kediamannya, Kamis (21/1/2016).

Di Puskesmas Rawa Buntu, bidan setempat merekomendasikan agar Ety segera menjalani operasi caesar (caesarean section). Bidan pun selanjutnya merujuk Ety ke RS Bunda Delima.

Tapi setibanya di sana, pihak manajemen rumah sakit mengaku tidak bisa mengambil tindakan medis, karena tidak ada dokter.

“Bidan puskesmas sempat debat sama pihak RS Bunda Delima yang menolak saya. Alasannya enggak ada dokter dan gak bisa nerima pasien BPJS,” ujar Ety.

Ety akhirnya mengetahui bila bayi dalam kandungannya sudah tidak bernyawa lagi. Ety pun langsung pingsan. **Baca juga: Pria di Batuceper “Garap” Adik Sepupu Istri.

Sayangnya, hingga berita ini disusun, pihak RS Bunda Delima enggan memberikan keterangan seputar keluhan pasien BPJS tersebut. **Baca juga: Stok Darah AB di Kabupaten Tangerang Minim.

‎Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Suharno menyatakan baru mendengar masalah adanya penolakan pasien BPJS dari wartawan. **Baca juga: Begini “Suara Hati” Pedagang Pasar Tradisional di Tangsel.

“Nanti saya informasikan lagi ya setelah kita cek ke lapangan,” terangnya.(yud)




Begini “Suara Hati” Pedagang Pasar Tradisional di Tangsel

Suasana pedagang di Pasar Ciputat‎.(yud)

Kanar6-Para pedagang di pasar tradisional di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), gusar atas perolehan omzet yang kian menyusut. Mereka semakin kalah bersaing dengan pasar modern dan supermarket disekitarnya.

“Sekarang kalah sama online dan supermarket. Jualan jadi enggak kayak dulu,” kata Taufik (57), pedagang di Blok CK Pasar Ciputat, Kamis (21/1/2016).

Parahnya, kata Taufik, kini retribusi pedagang pasar justru ikut naik. Baginya dan beberapa rekan pedagang lain, kenaikan tarif retribusi pasar tidak akan menjadi masalah. Asalkan faktor kenyamanan dan keamanan pembeli bisa lebih terjamin.

Taufik bilang, ada beberapa hal yang menyebabkan sepinya pembeli datang ke pasar. Faktor utamanya adalah masalah kenyamanan dan keamanan.

“Lihat sendiri deh kondisinya seperti apa, kumuh. Banyak sampah, becek, parkir juga susah. Jadi bagaimana mau banyak didatangi pembeli,” kesalnya lagi. **Baca juga: Tarif Parkir Off Street di Golden Road BSD Diprotes.

Pendapat senada juga dilontarkan, Opan (34), pedagang pasar Jombang. “Pemerintah harus merapihkan pasarnya dulu. Jangan pedagang berebut berjualan di pinggir jalan, jadinya kios seperti saya begini malah sepi,” ucapnya. **Baca juga: Tukang Ojek BSD Geruduk Kantor Kelurahan Rawa Buntu.

Dari pantauan di dua pasar tradisional di Tangsel, Pasar Ciputat dan Pasar Jombang, pedagang tampak membludak di pinggiran jalan, hingga memakan badan jalan. **Baca juga: Warga Keluhkan Balap Liar di Kawasan BSD.

Sementara, kondisi kios yang ada di dalam pasar justru sepi, terlebih di lantai dua dan tiga, hanya sedikit pedagang juga pembeli. Akses tangga menuju lantai dua pun sulit dilalui, karena banyak tumpukan sampah dan meja-meja pedagang.(yud)




Tukang Ojek BSD Geruduk Kantor Kelurahan Rawa Buntu

Para tukang ojek saat menggeruduk kantor Kelurahan Rawa Buntu.(cep)

Kabar6-Ratusan tukang ojek dari pangkalan Stasiun Rawa Buntu dan Kompleks De Latinos BSD, menggeruduk Kantor Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan serpong, Kota Tangerang selatan (Tangsel), Kamis (21/1/2016).

Ya, mereka mendesak aparatur kelurahan setempat, agar segera menertibkan keberadaan ojek online, angkot, taksi, bahkan truk, yang mangkal dikawasan Stasiun Rawa Buntu.

“Keberadaan ojek online, angkot, taksi, bahkan truk itu, membuat pendapatan kami berkurang drastis,” ujar H. firdaus, perwakilan tukang Ojek. **Baca juga: Warga Keluhkan Balap Liar di Kawasan BSD.

Sementara, Lurah Rawa Buntu, Drs Ayadih mengatakan, akan menampung aspirasi para tukang ojek tersebut, dan akan melaporkannya ke pihak Kecamatan Serpong. **Baca juga: Tarif Parkir Off Street di Golden Road BSD Diprotes.

“Aspirasinya kami tampung. Para tukang ojek kami minta bersabar. Aspirasi ini akan kami teruskan ke kecamatan untuk dibahas,” ujar Lurah rawa Buntu. **Baca juga: Pria di Batuceper “Garap” Adik Sepupu Istri.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Lurah Rawa Buntu, ratusan tukang Ojek yang menggelar unjuk rasa itupun membubarkan diri.(cep)




Warga Keluhkan Balap Liar di Kawasan BSD

Ilustrasi balapan liar.(bbs)

Kabar6-Mulusnya infrastruktur jalan di sejumlah kawasan pengembang Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), ternyata dijadikan lokasi ajang balap liar oleh para remaja.

Syafrudin Parmanto, warga Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong menyatakan, hampir setiap malam suara bising kendaraan bermotor yang tengah balap liar terdengar jelas dan ternyata dari kawasan perumahan Golf BSD. **Baca juga: Pengusaha Tekstil Asal India Tewas di BSD.

“Kawasan yang minim lampu penerangan jalan itu dan kondisi jalan yang sepi ternyata dimanfaatkan oleh para pelaku balap liar,” ucap Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kecamatan Serpong ini kepada kabar6.com, Rabu (20/1/2016). **Baca juga: MUI Tangsel Imbau Masyarakat Rangkul Eks Pengikut Gafatar.

Maka dari itu, pria yang akrab disapa Udin Belo ini berharap, instansi terkait dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap aksi balap liar yang kian hari sangat meresahkan karena masyarakat sekitar juga pengguna jalan menjadi korban. **Baca juga: Soal Terorisme, Walikota: Jihad Itu di Jalan Allah, Bukan di Jalan Thamrin.

“Razia yang sering dilakukan oleh Polsek Serpong pun tidak membuat jera para pelaku balap liar, jadi instansi terkait juga harus mengambil tindakan tegas sehingga aksi balap liar dapat diatasi dengan baik,” pungkasnya.(ard)

**Baca juga: Tarif Parkir Off Street di Golden Road BSD Diprotes.




MUI Tangsel Imbau Masyarakat Rangkul Eks Pengikut Gafatar

Sekretaris MUI Kota Tangsel, Abdul Rojak.(bbs)

Kabar6-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengimbau masyarakat untuk menerima atau merangkul eks pengikut Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang ingin kembali ke lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut Sekretaris MUI Kota Tangsel, Abdul Rojak, eks pengikut Gafatar yang akan dipulangkan dari Kalimantan ke beberapa daerah di Pulau Jawa, termasuk Tangsel, harus dapat diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat.

“Kalau tidak kita rangkul dikhawatirkan akan terjadi gesekan, kan eks pengikut Gafatar itu dapat kita bina agar kembali ke ajaran yang benar tidak menyimpang,” terang Abdul Rojak ketika dihubungi Kabar6.com melalui telepon selularnya, Rabu (20/1/2016). **Baca juga: Tarif Parkir Off Street di Golden Road BSD Diprotes.

Kepala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tangsel ini mengharapkan, para eks pengikut Gafatar asal Tangsel yang ingin kembali ke lingkungan haruslah benar telah kembali ke ajaran yang benar. **Baca juga: Ormas Gafatar Terindikasi Bergerak di Cilegon.

“Kami yakin bila eks pengikut Gafatar dengan sungguh-sungguh ingin kembali ke jalan yang benar, masyarakat pasti akan menerima dengan sepenuh hati,” harap warga Cilenggang, Kecamatan Serpong ini. **Baca juga: Soal Terorisme, Walikota: Jihad Itu di Jalan Allah, Bukan di Jalan Thamrin.

Diketahui, berdasarkan informasi dari Badan Intelejen Negara (BIN), sekitar 18 orang warga asal Kota Tangsel sudah mengikuti kegiatan Gafatar dan mereka diindikasikan telah pindah ke Kalimantan pada 2015 lalu.(ard)




Tarif Parkir Off Street di Golden Road BSD Diprotes

Parkir di Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Pemberlakuan tarif parkir dalam gedung (off street) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang dilakukan operator kembali menuai polemik.

Seperti halnya di area ruko Golden Road BSD di Jalan Raya Pahlawan Seribu, Kecamatan Serpong, yang mulai dipungut retribusi.

Informasi yang dihimpun, pemberlakukan tarif jasa parkir di lokasi pusat perekonomian tersebut mulai digulirkan awal Februari besok.

Bahkan tarif yang dipatok oleh PT Pan Satria Sakti dituding tidak sesuai dengan‎ regulasi Peraturan Walikota (Perwal) dan Peraturan Daerah (Perda) setempat.

“Mahal banget tarifnya, padahal sebelumnya gratis” kata Salim, pegawai PT Serpong Media Utama saat dihubungi wartawan, Rabu (20/1/2016).

Sementara itu, Kepala Seksi Parkir dan Terminal Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishukominfo)‎, Dito Chandra Wirastyo mengaku, bila pemberlakukan tarif tersebut telah sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwal).

“Dishub sedang menunggu Kepwal (Keputusan Walikota) untuk pemberlakukan tarif jasa parkir off street di Golden Road,” ujarnya. **Baca juga: Pengusaha Tekstil Asal India Tewas di BSD.

Suprapto, koordinator operator jasa parkir off stret‎ di ruko Golden Road secara terpisah membenarkan bahwa perusahaannya segera memungut retribusi parkir. Tarif parkir untuk motor satu jam pertama sebesar Rp2 ribu dengan batas maksimal Rp6 ribu. **Baca juga: Kaca Suzuki Karimun Dibobol di Pamulang, Rp55 Juta Raib.

“‎Mobil Rp3 ribu, sedangkan truk box Rp10 ribu dan truk kontainer Rp15 ribu,” paparnya. Suprapto bilang, sistem penarikan retribusi jasa parkir yang diberlakukan progresif.

“Sudah disetujui sama Dishubkominfo (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika)‎ soal ituan mah,” tambahnya.(yud)




Pencuri di Toko Narji Cagur Ditangkap Polsek Pamulang

Polisi merilis kasus pencurian di toko Abang Cafe.(cep)

Kabar6-Pelaku pencurian di toko Abang Cafe milik pelawak Narji Cagur di Jalan Setia Budi, Kelurahan Pamulang, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), diringkus polisi.

Pelaku berinisial MS (33), diringkus warga dan polisi saat berupaya melarikan diri dengan menumpang mobil Avanza menuju lampu merah Gaplek.

Kanit Reskrim Polsek Pamulang, Iptu Ahmad Mulyono, Rabu (20/1/2016) mengatakan, dari tangan pelaku berhasil diamankan barang bukti berupa dua buah gembok, dan tas berisi tiga buah obeng. **Baca juga: Kaca Suzuki Karimun Dibobol di Pamulang, Rp55 Juta Raib.

“Pelaku masih kami periksa lebih lanjut, guna menyelidiki kemungkinan lain dalam kasus pencurian tersebut,” ujar Ahmad. **Baca juga: Pengusaha Tekstil Asal India Tewas di BSD.

Atas perbuatanya, pelaku di jerat Pasal 53 KUHP jo 363, tentang tindak pidana percobaan pencurian maksimal hukuman 7 tahun.(cep)