Tembok Perumahan di Serpong Roboh, Dua Warung Rusak

Kabar6-Dua warung rusak berat setelah tertimpa tembok belakang Perumahan Edelwis, Kelurahan Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Hal ini terjadi ketika hujan turun dengan derasnya pada Minggu (24/1/2016).

Berdasarkan pengamatan Kabar6.com di lokasi kejadian, tembok belakang dua unit hunian di perumahan mewah tersebut roboh dan menimpa dua warung, terlihat satu orang petugas keamanan perumahan mengawasi satu orang yang membersihkan batang dan ranting pohon yang berserakan di jalan.

Menurut Sihan Susanto, warga setempat, dirinya sempat terkejut ketika hujan deras yang tidak kunjung reda kemarin dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh di sekitar depan sekolah Bina Nusantara (BINUS), tetapi cuma sebentar saja terdengar.

“Saya lantas segera mendekati asal muasal suara gemuruh itu berasal dan ternyata tembok belakang perumahan elit itu roboh dan menimpa gerai pulsa juga warung rokok sampai rusak berat,” ucap pria yang akrab disapa Rombeng itu ketika ditemui Kabar6.com di lokasi kejadian, Senin (25/1/2016).

Kendati demikian, sambung Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Serpong, pihak penanggung jawab perumahan elit itu harus segera bertanggung jawab mengganti kerusakan terhadap kedua warung yang tertimpa itu. **Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Rumah di Tangerang, Seorang Nenek Terluka.

“Alhamdulillah kejadiannya kedua warung itu sedang tutup kalau tidak bisa ada korban jiwa, tetapi pengelola perumahan elit tersebut harus bertanggung jawab mengganti kerusakan,” harap Rombeng. **Baca juga: 50 Persen Remaja Putri di Tangerang Kurang Gizi.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Serpong Sutang Suprianto mengaku baru mengetahui peristiwa robohnya tembok perumahan mewah tersebut dan berjanji akan segera mengecek ke lokasi. **Baca juga: Siswi SMAN 3 Kabupaten Tangerang Dilaporkan Hilang.

“Terima kasih atas infonya dan kami akan mengecek ke lokasi kejadian,” jawab Sutang Suprianto melalui pesan singkat telepon selularnya.(ard)




Mentri Anies Sebut 84 Persen Pelajar Alami Kekerasan di Sekolah

Mentri Anies Baswedan menyambangi SMAN 8 Cirendeu, Ciputat Timur.(cep)

Kabar6-Pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mensosialisasikan Permendikbud nomor 82 Tahun 2015, tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

Ini seiring dengan telah diluncurkannya Program Sekolah Aman Anti Kekerasan di Lingkungan Pendidikan. Program ini guna menjawab semakin seringnya tindak kekerasan dan pelecehan seksual dialami pelajar di Indonesia.

Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Bawesdan  mengatakan, hingga kini tercatat sudah terjadi tindak kekerasan terhadap  84 persen siswa di sekolah, serta  45 persen siswa yang mengalami kekerasan seksual oleh gurunya sendiri.

Bahkan, lanjut dia, dalam kurun waktu enam tahun terakhir, tercatat sebanyak 6 ribu siswa harus menjalani proses hukum, karena terlibat dalam kasus kekerasan.

“Ini tidak boleh dibiarkan dan harus  ditangani dengan baik,” kata Anies Baswedan, saat menyambangi SMAN 8 Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (25/1/2016). **Baca juga: Rano Minta Warga Banten Terima Eks Anggota Gafatar.

Karenanya, kata Anies Baswedan, untuk meminimalisir  hal itu, pihaknya menyediakan  papan Informasi di sekolah-sekolah tetang nomor-nomor  telepone yang bisa dihubungi. **Baca juga: Ke Ciputat, Mendikbud Sosialisasikan Permendikbud 82/2015.

Seperti nomor telepon Polsek Kecamatan, Dinas Pendidikan dan Kemendikbud. Sehingga bila terjadi sesuatu yang tindak diinginkan dilingkungan sekolah, bisa langsung menghubunginya.(cep)




Ke Ciputat, Mendikbud Sosialisasikan Permendikbud 82/2015

Mentri Anies Baswedan saat berdialog dengan siswa SDN Cirendeu, Ciputat Timur.(cep)

Kabar6-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menyambangi SMAN 8 Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (25/1/2016).

Ya, kehadiran Mentri Anies untuk berdialog langsung dengan siswa maupun guru, sekaligus mensosialisasikan Permendikbud nomor 82 Tahun 2015, tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

Di hadapan para  siswa dan  guru, Anies mengimbau para siswa dan guru, untuk tidak diam saat mengalami atau mengetahui tindak kekerasan di lingkungan sekolah.

“Kalau siswa yang mengalami atau mengetahui, ya harus segera melaporkan ke guru. Atau, bisa juga lansung ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan cara mengirim e-mail ke alamat laporkekerasan@kemdikbud.go.id,” ujarnya.(cep)




PPN Naik, Omzet Pedagang Daging Anjlok 50 Persen

Pedagang daging di Pasar Ciputat.(yud)

Kabar6-Kenaikan nilai bea pengenaan nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) khusus bagi produk impor, berdampak pada kelangsungan ekonomi, khususnya terhadap pedagang daging.

Para pelaku usaha di berbagai sentra perekonomian, turut merasakan getirnya kelangsungan usaha mereka.

Seperti halnya yang dirasakan oleh Roni (45), salah seorang pedagang daging di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ia mengaku, sudah‎ empat hari terakhir mengalami penurunan omzet. Bahkan penghasilannya anjlok hingga mencapai 50 persen dari biasanya.

“Gara-gara ada PPN naik anjloknya drastis bang. Perbandingan sebelumnya dapat sapi dua ekor sekarang cuma seekor,” kata Roni kepada wartawan ditemui di lapaknya, Minggu (24/1/2016).

Roni memaparkan, biasanya untuk satu ekor sapi berat daging dihasilkan mencapai 700 kilogram daging.‎ Saat normal, harga eceran daging sapi impor dibanderol sebesar Rp110 ribu, tapi kini pedagang terpaksa menjual senilai Rp120 ribu. **Baca juga: Soal Jalan Raya Legok, Pemkab Tangerang Tunggu DPRD Banten.

Menurutnya, kenaikan bea pengenaan nilai PPN‎ terhadap barang impor termasuk daging sapi tidak cuma berimbas ke distributor saja. Mulai dari tingkat pemotongan hewan, pedagang daging eceran hingga masyarakat sebagai konsumen terimbas juga. **Baca juga: Diduga, Cinta Gugun Berakhir di Cisadane.

“Ironis jadinya kalau seperti ini,” ujar Roni bernada lirih. ‎Terbitnya regulasi Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 267/PMK.010/2015 yang dianggapnya tidak pro rakyat. **Baca juga: Miliki Ganja, Pemuda Serang Timur Diringkus Polisi Tangerang.

“Dengan naiknya PPN otomatis harga daging jadi naik dengan sendirinya,” tambah Roni.(yud)




Diprotes, Traffic Light di Tangsel Berubah Warna

Lampu merah di Bundaran Maruga, Ciputat.(yud)

Kabar6-Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akhirnya mengubah sistem pengoperasian rambu lampu merah atau traffic light.

Pemasangan dan operasional rambu lalu lintas tersebut, sebelumnya sempat menuai protes dikalangan masyarakat pengguna jalan, karena dianggap tidak efektif.

“Iya, sekarang sudah dikuningisasi,” kata Kepala Dishubkominfo Kota Tangsel, Sukanta kepada kabar6.com, Sabtu (‎23/1/2016).

Menurutnya, sistem waktu (timer) lampu merah sudah diatur dari sebelumnya. Pada tahap awal dioperasikan mayoritas tanda merah, kuning dan hijau berfungsi normal.

Tapi karena adanya keluhan dari masyarakat‎, terang Sukanta, pihaknya memutuskan hanya menyalakan lampu warna kuning saja. Rambu lalu lintas itu memberikan tanda agar para pengguna jalan berhati-hati ketika melajukan kendaraan bermotor.

“Siklusnya lagi diatur. Masa uji coba tergantung hasil kajian dari konsultan nanti. Jadi yang dinyalakan warna ‎kuning aja,” terangnya.**Baca juga: Ini Klaim Dishubkominfo Tangsel Soal 15 Lampu Merah.

Sukanta mengaku, padahal pengadaan rambu lalu lintas pada sejumlah titik persimpangan ruas jalan di Kota Tangsel untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna jalan.**Baca juga: Kajian Teknis Lampu Merah di Tangsel Belum Tepat.

Iapun menolak jika pengadaan rambu lalu lintas hanya berorientasi pada proyek semata. Sukanta bilang, keberadaan lampu merah itu‎ tahun depan mungkin menguntungkan saja, kalau sekarang belum diketahui dampaknya. **Baca juga: Rambu Lampu Merah di Tangsel‎ Menuai Kritik Pedas.

“Ya enggak pemborosan,”‎ kilah mantan Camat Serpong itu lagi.(yud)




Industri Tempe Tangsel Didorong Bersih dan Modern

Pedagang tempe di Pasar Ciputat.(yud)

Kabar6-‎Ratusan pelaku usaha kecil menengah pengrajin Tempe di RT 12/10, Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mendapat sorotan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat.

Sorotan ke pengrajin tempe itu berkaitan dengan kebersihan dan model pengemasan produk komoditi pangan yang dijual ke pasaran.

Kepala Bidang Perindustrian Ferry Payacun mengatakan, selama ini proses produksi yang dilakukan pengrajin tempe cenderung masih tradisional.

Pengrajin ketika memproduksi menggunakan kayu banjar dan penggilingan manual. Ditambah lagi mereka kerap kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar pabrik.

“Makanya perlu dilakukan pembinaan kepada pengrajin Tempe di Kedaung. Jumlahnya ada sekitar 140 dan kita sudah siapkan alokasi dana dari APBD sebesar Rp 500 juta untuk memberikan pembinaan kepada mereka,” katanya‎, Sabtu (23/1/2016).

Ferry jelaskan, dari total jumlah pengrajin tempe pihaknya membuat jadi 14 kelompok. Selama pembinaan nanti mereka diajarkan untuk membuat kemasan dan proses produksi yang lebih modern. Para pengrajin juga akan diberikan peralatan memproduksi tempe.‎

“Kita ingin merubah cara tradisional yang digunakan kearah yang lebih baik dengan memberikan alat-alat yang sesuai standar dari Badan Standarisasi Nasional (BSN),” katanya.

Fery menambahkan, pemerintah daerah beralasan ingin memberikan bantuan pembinaan karena industri tempe ini pangsa pasarnya bagus.‎ **Baca juga: Komplotan Maling Baku Hantam dengan Korbannya di Ciputat.

Setiap harinya para pengrajin mampu memproduksi komoditi pangan dari kacang kedelai hingga mencapai tiga kwintal per orang. **Baca juga: KONI Tangsel Lirik Keahlian Pipit “Spider Kid”.

Bahkan, lanjutnya, hasil produk pangan tempe yang diproduksi para pengrajin sampai menembus pasar luar negeri di Bangkok. Namun, karena produksinya kembang kempis karena tidak didukung sarana prasarana produksi yang memadai. **Baca juga: Murid Belajar Tengkurap, Kejati Banten Terjunkan Tim ke SDN Sukamaju.

Akibatnya, produktifitas usaha mereka terhambat, baik kualitas maupun kuantitas. “Karena itulah kami memfasilitasi mereka dengan memberikan bantuan peralatan produksi agar kontinyuitas produksi usaha mereka terjaga, sehingga pasar mendapatkan kepastian pasokan,” katanya.(yud)




KONI Tangsel Lirik Keahlian Pipit “Spider Kid”

Pipit saat memanjat tiang sutet di Tangsel.(cep)

Kabar6-Komite Olahraga Nasional Indonesia Kota Tangerang Selatan, memberikan pembinaan terhadap Fitria Aulia alias Pipit (14), bocah laba-laba (spider) yang kerap memanjat tiang sutet, dengan pelatihan panjat tebing.‎

Pipit seringkali bikin heboh dengan aksinya memanjat tiang listrik kapastitas tinggi tanpa rasa takut.

“Ini baru mengenalkan saja, Kita lihat potensinya siapa tahu bisa jadi atlet panjat tebing dengan membawa nama baik Tangsel,” kata Ketua Koni Tangsel, Rita Juwita, Sabtu (23/1/2016)

Namun begitu, jelas Rita, Fitria alias Pipit, akan diperiksa secara fisik dan psikis terlebih dulu. “Kita ingin tahu juga kondisi fisik dan psikisnya, karena inginnya Kita persiapkan Dia sebagai atlet,” tambah Rita.

Terpenting, Rita berharap Pipit bisa kembali bersekolah, setelah putus sekolah di kelas dua sekolah dasar. “Yang utama, Pipit ini Kita akan sekolahkan dulu, mungkin lewat PKBM. Dia juga sudah setuju,” tandasnya.

Wakil Ketua Koni Tangsel, Rasyud Sakir, menambahkan, “sebenarnya Pipit ini anak cerdas, Dia juga mahir bermain catur. Pokoknya Kita ingin potensi Dia bisa diberdayakan,” jelas Rasyud. 

“Seneng, pokoknya Pipit enggak mau Bapak sama Ibu kecewa, tapi Pipit beliin celananya dulu ya, sama boleh enggak pakai sepatu, enakan nyeker,” pinta Pipit.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi, Federasi Panjat Tebing (FPTI) Tangsel, Sulaiman mengapresiasi semangat Pipit. **Baca juga: Panjat Tower SUTET, Pipit Bikin Heboh Warga Tangsel.

“Semangatnya Kita salut, tinggal bagaimana diatur emosinya saja,” serunya.(yud)




Komplotan Maling Baku Hantam dengan Korbannya di Ciputat

Maling yang diringkus di Ciputat, Tangsel.(cep)

Kabar6-Komplotan maling beraksi menyasar kediaman Sendy Sindusuwarno (60), di Komplek Villa Cinere Mas, Jalan Saturnus 1, RT 04/13, no. 12, Kelurahan Pisangan, Kecamatan  Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (23/1/2016).

Aksi komplotan ini berhasil digagalkan, setelah sempat terlibat baku hantam dengan korban dan sejumlah kerabat korban yang mendatangi lokasi.

Satu dari tujuh pelaku bahkan berhasil diamankan, dalam kondisi tubuh babak belur. Kini, pelaku diamankan di Mapolsek Ciputat, guna pengusutan lebih lanjut.

Kanit Reskrim Polsek Ciputat, AKP Abdul Jabar mengatakan, salah seorang pelaku yang diamankan berinisial Hrn (50), warga asal Aceh.

“Saat pelaku beraksi, korban terbangun dan langsung menghubungi saudaranya Susanto yang tinggal tidak jauh dari lokasi. Kemudian, Susanto bersama sejumlah warga mendatangi rumah korban,” ujar Kanit Reskrim.

Komplotan pelaku yang kaget aksinya terbongkar, sempat melakukan perlawanan. Enam orang diantaranya berhasil kabur. Sementara Hrn tertinggal dan langsung diringkus warga. **Baca juga: Soal Reklame Ilegal, Satpol PP Tangsel Surati Setwan Banten.

Beruntung sebelum warga yang marah bertindak lebih jauh, petugas Polsek Ciputat segera tiba dilokasi dan langsung mengamankan pelaku yang sudah dalam kondisi bersimbah darah tersebut. **Baca juga: Ini Alasan Pokja ULP di Tangsel Ditambah.

Dari lokasi kejadian, polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebilah golok, sebuah linggis, sebuah tas warna hitam berisi sepasang sepatu adidas, topi golf dan tujuh buah kemeja serta sebotol minuman Glenfiddich. **Baca juga: GMP2LT Laporkan Pengelola Parkir di Tangerang ke BPSK.

“Saat ini pelaku masih kami periksa, guna mengungkap identitas enam pelaku lainnya yang melarikan diri,” ujar Kanit Reskrim lagi.(cep)




Ini Alasan Pokja ULP di Tangsel Ditambah

Asisten Daerah II Setda Kota Tangsel, Dedi Budiawan.(yud)

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) melalui Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda), menambah jumlah petugas kelompok kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) lelang barang dan jasa dari 28 menjadi 36 orang.

Ini sesuai permintaan dari Walikota Airin Rachmi Diany agar jangan pernah puas terhadap kinerja yang sudah dihasilkan. Sebab ada banyak kegiatan yang mesti dilelangkan.

“Tahun kemarin saja hampir 600 paket pekerjaan, karena kurang personel jadi kita harus menambah Pokja ULP,” kata Asisten Daerah II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Dedi Budiawan kepada kabar6.com di Balaikota Tangsel, Kecamatan Ciputat, Jum’at (22/1/2016).

Dedi menyatakan an, walaupun hasil yang diperoleh sudah bagus tapi asil kinerja tahun lalu dan kemarin harus bisa dievaluasi. Terutama segi integritas, akuntabel serta profesionalitas dari anggota ULP sebelumnya yang hanya berjumlah 28 orang.

“Ada rencana penambahan menjadi 36 orang. Baik yang lama ataupun baru kita sama-sama ikuti tes,” ujarnya.

Dedi menguraikan, tahapan tes yang mesti dijalani seluruh peserta antara lain kesehatan, psikotes, dan wawancara. Pada sesi wawancara semua peserta akan ditanya langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan Muhamad beserta pejabat tinggi lainnya.

Menurutnya, dari 40 orang jumlah peserta yang sebelumnya ikut bergabung dalam Pokja ULP belum tentu lolos. Mereka harus mampu melewati tahapan tes kopetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebab setiap peserta tes harus mampu meningkatkan kapasitas dirinya.

“Ada yang baru mungkin masih fresh (segar). Pengetahuannya tentang Barjas (barang dan jasa) mungkin lebih memahami ya pastinya dia yang terpilih,” urai Dedi.

Ditambahkannya, seleksi pemilihan 36 orang Pokja ULP ini lebih kompetitif. Dedi tak menampik dan memastikan bukan mustahil bila ada diantara peserta yang ikut seleksi tidak lulus. Dedi sebutkan, dari 40 orang peserta seleksi dapat dipastikan empat orang bakal tereliminasi.**Baca juga: Personel Peserta Seleksi Pokja ULP di Tangsel Gugur.

“Karena banyak kegiatan yang mesti dilelangkan. Tahun kemarin saja hampir 600 paket pekerjaan, karena kurang personel jadi kita harus menambah Pokja ULP,” tambah Dedi.(yud)




Personel Peserta Seleksi Pokja ULP di Tangsel Gugur

Kabag Pembangunan Setda Tangsel, Widodo Hari Lusinto.(yud)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel)‎ baru membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada Tahun Anggaran 2015 lalu.

Dan, tahun lalu Kelompok Kerja (Pokja) ULP mampu melelang 547 paket pekerjaan dengan pagu  anggaran mencapai kisaran Rp720 miliar.

“Kalau tahun ini kan sedang dipersiapkan RUP (Rencana Umum Pengadaan), dan data sementara paket lelang yang ada 463 pekerjaan,” terang Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah, Widodo Hari Lusinto kepada kabar6.com, Sabtu (23/1/2016).

Widodo berharap, dari adanya kebijakan yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, bisa dilaksanakan sesuai jadwal. Sebab untuk pengadaan lelang konstruksi paling lambat 1 Maret mendatang harus sudah selesai.

Oleh karena itu, terangnya, maka kini jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan di Pokja ULP Kota Tangsel ditambah. Jika sebelumnya hanya sebanyak 28 orang, maka pada tahun ini jumlahnya ditambah menjadi 36 PNS lewat proses seleksi ketat.

Widodo memastikan bakal ada aparatur Pamong Praja calon peserta seleksi tereliminasi. Sebab jumlah peserta pembinaan dan seleksi yang digelar sejak (19-22/1/2016) jumlahnya mencapai 40 orang.

‎”Sesi hari pertama setiap peserta menjalani tes psikologi bertempat di gedung ini,” terang Widodo.

Hari berikutnya, tambahnya, tes kesehatan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel. Meliputi kegiatan general chek up umum, kemudian tes mengenai masalah karakter, kejiwaan dan juga urine.

Widodo bilang, bertepatan dengan hari terakhir agendanya tes wawancara yang langsung dipimpin oleh petinggi di Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Antara lain, Inspektur M Agusman dan tiga Asisten Daerah. Ia berharap program ini dapat melahirkan Pokja ULP yang representatif. **Baca juga: Bupati Zaki: Pembentukan Provinsi Tangerang Raya Bukan Ego Saya.

“Karena dari berbagai sudut (peserta) sudah diketahui seperti apa penempatannya nanti,” bilangnya. Seperti penempatan di bidang konstruksi, konsultasi, pengadaan barang dan jasa lainnya. **Baca juga: Selfie Bareng Pendukung, Airin: Tidak Ada Lagi Kubu-kubuan di Tangsel .

Widodo sebutkan, dalam proses kegiatan pengadaan barang dan jasa ini termasuk pelayanan publik. Jadi harus mengikuti standar operasinal (SOP) yang dibuat oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Ia mengaku hanya beberapa ULP saja yang mengadakan seleksi seperti ini. **Baca juga: Soal Reklame Ilegal, Satpol PP Tangsel Surati Setwan Banten.

“Batas waktu akhir ini juga untuk mengurangi Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran),” ujar Widodo.(yud)