Pria yang Terlantar di Pondok Aren Akhirnya Tewas

Pria terlantar terbaring lemah di depan ruko Pondok Aren.(cep)

Kabar6-Pria paruh baya tanpa identitas atau Mr.X yang ditemukan terlantar berhari-hari di depan sebuah Ruko di Jalan Raya Jombang, RT 01/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akhirnya meninggal dunia, Rabu (27/1/2016).

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H. Mansuri mengatakan, tewasnya pria itu pertama kali diketahui oleh saksi warga sekitar bernama Julpan.

“Jadi saat pukul 10.00 WIB, pria itu masih sempat terlihat berdiri. Namun, sekira pukul 12.00 WIB, pria itu kembali tergolek di teras ruko hingga akhirnya diketahui sudah tak bernyawa lagi,” ujar H. Mansuri.

Dijelaskan H. Mansuri, begitu mendapat laporan, pihak Polsek Pondok Aren langsung datang ke lokasi. Selanjutnya, jenazah pria itu dibawa ke RS Fatmawati guna penyelidikan lebih lanjut.

Diketahui, hingga Selasa (26/1/2016) sore kemarin, kondisi pria itu tampak memprihatinkan. Tubuhnya terbaring lemah. Sepertinya tengah diserang demam tinggi.

“Kita tahu keberadaan pria ini setelah mendapat laporan dari pemilik ruko,” ujar Yamin, Ketua RT diwilayah setempat kepada kabar6.com, kemarin.

Yamin menyebut, sudah lima hari pria itu terlantar dilokasi. Meski keberadaan pria itu sudah dilaporkan kepada pihak kelurahan dan kepolisian setempat. Namun, sampai kini belum ada penanganan serius. **Baca juga: Kasihan…! Sudah Lima Hari Pria Ini Terlantar di Pondok Aren.

“Kondisinya pria itu makin memburuk. Sempat saya tanya-tanya juga, dia mengaku berasal dari Kota Tangerang, dan telah memiliki seorang putri. Namun, saat ditanya identitas dan alamat lebih lengkap, dia masih belum menjawab,” ujar Yamin lagi.(cep)




Kasihan…! Sudah Lima Hari Pria Ini Terlantar di Pondok Aren

Pria terlantar di depan ruko Pondok Aren.(cep)

Kabar6-Seorang pria paruh baya terlantar di depan sebuah Ruko di Jalan Raya Jombang, RT 01/02, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kondisi pria tanpa identitas itu tampak memprihatinkan. Tubuhnya terbaring lemah. Sepertinya tengah diserang demam tinggi.

“Kita tahu keberadaan pria ini setelah mendapat laporan dari pemilik ruko,” ujar Yamin, Ketua RT diwilayah setempat, Selasa (26/1/2016).

Sedianya, sudah lima hari pria itu terlantar dilokasi. Meski keberadaan pria itu sudah dilaporkan kepada pihak kelurahan dan kepolisian setempat. Namun, sampai kini belum ada penanganan serius.

“Kondisinya pria itu makin memburuk. Sempat saya tanya-tanya juga, dia mengaku berasal dari Kota Tangerang, dan telah memiliki seorang putri. Namun, saat ditanya identitas dan alamat lebih lengkap, dia masih belum menjawab,” ujar Yamin lagi. **Baca juga: Aparat Jamin Keamanan Warga Eks Gafatar di Tangsel.

Yamin berharap, pihak pemerintah segera mengambil langkah guna menyelematkan nyawa pria tersebut, sebelum terlambat. Itu mengingat kondisinya yang semakin lemah. **Baca juga: Ini Ungkapan Kecewa Warga Pondok Aren Eks Gafatar.

“Pemilik ruko juga mengaku resah dengan keberadaan pria tersebut. Terlebih, keberadaannya memicu bau disekitar lokasi,” ujarnya.(cep)




Ini Ungkapan Kecewa Warga Pondok Aren Eks Gafatar

Warga asal Pondok Aren eks Gafatar.(yud)

Kabar6-Warga asal Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengaku merasa dapat perlakuan kurang menyenangkan.

Mereka terpaksa harus hengkang dari daerah transmigrasi di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

“Hanya dalam hitungan waktu empat jam, kami ‎diminta untuk meninggalkan rumah dan segala harta benda,” kata Ade M (35) kepada kabar6.com ditemui di Rumah Singgah, Jalan Masjid Latif RT 02/02, Kelurahan Kademangan, Setu, Selasa (26/1/2016).

Menurut ayah dua anak ini, ia mengamati media massa cenderung telah menghakimi warga eks Gafatar. Padahal, terang Ade, selama berada di daerag rantau tidak‎ pernah melakukan pelanggaran hukum positif.

Apalagi ketika dirinya bersama puluhan warga lain dipulangkan ke daerah asal dikawal secara ketat. Banyak aparat keamanan hadir menjaga dengan persenjataan lengkap. Baginya perlakuan itu berlebihan. **Baca juga: Aparat Jamin Keamanan Warga Eks Gafatar di Tangsel.

“Ikan, sapi dan hasil bercocok tanam yang selama ini kami kerjakan ditinggalkan begitu saja. Jadi sia-sia jerih payah kami,” terangnya bernada lirih. **Baca juga: Mahasiswa UIN Dibantai Orang Naik Motor Bebek.

Ade menambahkan, keluarga yang berangkat bersama di daerah transmigran menjalin hubungan baik dengan warga asli di Melawi. Mereka hidup sudah seperti keluarga besar, meski punya latar belakang dan keyakinan berbeda. **Baca juga: Ada Tari Telanjang, Pemkot Ancam Tutup Great Western.

“Tapi inilah hidup dengan fakta yang sudah ada. Kami sudah seperti anak angkat di sana. Saya mah optimis hidup di republik ini pasti bisa makan,”‎ tambah Ade.(yud)




Aparat Jamin Keamanan Warga Eks Gafatar di Tangsel

Warga Pondok Aren Eks Ghafatar.(‎yud)

Kabar6-Puluhan orang warga transmigran asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel)‎ eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan dari Kalimantan Barat (Kalbar)  diimbau jangan takut di intimidasi.

Sebab, aparat berwajib menyatakan kesiapsediaannya untuk memberikan jaminan rasa aman.

‎Kepala Polres Tangsel, Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan mengaku, anggota intelijen memastikan tidak ada penolakan dari masyarakat sekitar terhadap warga eks Gafatar.  Apalagi keluarga ke-78 jiwa itu telah ditunggu oleh keluarga serta kerabatnya.

“Kalau ada warga yang terintimidasi silahkan langsung laporkan kepada petugas terdekat,” katanya di Rumah Singgah, Kecamatan Setu, Selasa (26/1/2016).

Ayi menjelaskan, kehadiran aparat keamanan yang mengawal kepulangan warga transmigran eks Gafatar ke daerah masing-masing tidak berlebihan. Justru kehadiran petugas untuk menghindari adanya oknum yang ingin bertindak anarkis.

Menurutnya, semua warga transmigran eks Gafatar juga sama dengan masyarakat lainnya yang berhak dapat jaminan keamanan. Sehingga aparat negara wajib melindungi keselamatan mereka. **Baca juga: Benda Diduga Bom Hebohkan Kabupaten Tangerang.

“Pengawalan ini sudah menjadi tugas kami. Jadi bukannya sebagai suatu tindakan berlebihan,” terang Ayi. **Baca juga: Wow, Ada Tari Telanjang di Great Western Tangerang?

Ia mengimbau kepada warga eks Gafatar dapat kembali berbaur seperti sediakala dengan ‎masyarakat sekitar yang lain. Kalaupun perlu berkonsultasi dengan pemuka agama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat. **Baca juga: Tiba di Kabupaten Tangerang, Eks Anggota Gafatar Khawatir.

“‎Jangan sungkan ataupun merasa dikucilkan. Bapak dan ibu semua sama di mata hukum dan berhak mendapatkan perlindungan hukum,” tambah Ayi.(yud)




Mahasiswa UIN Dibantai Orang Naik Motor Bebek

Hendra saat mendapat pertolongan medis.(cep)

Kabar6-Aksi pencurian dengan kekerasan terjadi di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (26/1/2016).

Kali ini, bandit bersepeda motor membantai Hendra Hendrawan (20). Pelaku masuk ke kamar kos korban di Komplek BPKP II, Jalan H Abdul Gani, RT 06/05 Nomor 8-B, Cempaka Putih, Ciputat Timur.

Kepala Polsek Ciputat, Komisaris Hasadungan Damanik mengatakan, berdasarkan keterangan Andini L, saksi mata kejadian, dirinya ‎sempat melihat sepeda motor diduga milik pelaku.

“Saksi mata bilang motor yang diduga milik pelaku seperti itu,” kata Kapolsek saat ditemui‎ Rumah Singgah, Kademangan, Kecamatan Setu, sambil menunjuk model motor bebek sebagai contoh, Selasa (26/1/2016).

Kemudian, terdengar suara orang minta tolong dari kamar kos Hendra. Kemudian Andini mendatangi kamar kos korban.

Saat itu, korban terlihat sudah berlumuran darah. Pada dada sebelah kiri terdapat luka bekas tusukan benda tajam. Tak lama kemudian, warga sekitar yang juga mendengar suara teriakan segera berdatangan ke lokasi.

Oleh warga sekitar, sambungnya, Hendra kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan,‎ untuk mendapat pertolongan medis. **Baca juga: Baksos di Kota Tangerang, Begini Kata Wakapolda Metro Jaya.

Namun, Damanik bilang, tim dokter merujuk Hendra ke Rumah Sakit Siloam di Jalan Tb Simatupang‎, Jakarta Selatan. **Baca juga: Benda Diduga Bom Hebohkan Kabupaten Tangerang.

Sebab, luka yang diderita mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu cukup parah. Akhirnya korban meninggal dunia. **Baca juga: Wow, Ada Tari Telanjang di Great Western Tangerang?

“Saksi mata bilang korban sempat informasikan jumlah pelaku pencurian satu orang. Kami juga menemukan barang bukti sebilah pisau berlumuran darah yang diduga digunakan pelaku menusuk korban,” terang Damanik.(yud/cep)




Layanan Publik, Warga Tangsel Bisa Lapor Mang Te’i

Portal Resmi Pemkot Tangsel versi4.(yud)

Kabar6-‎Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar, lewat saluran komunikasi Mang Te’i.

Melalui aplikasi komunikasi interaktif tersebut, warga bisa menyampaikan segala keluhan, kritik dan saran melalui jejaring dunia maya.

Kepala Bagian Pengelola Teknologi Informasi (BPTI) Sekretariat Daerah Kota Tangsel, Aplahunnajat mengatakan,‎ Mang Te’i menjadi salah satu kanal interaktif online yang dikemban kan oleh Pemkot Tangsel.

Sebelumnya, juga ada sarana komunikasi interaktif SMS center dan aplikasi Smart Tangsel‎. “Kenapa diberi nama Mang Te’i dengan icon maskot Betawi‎,” kata Aplah saat dihubungi kabar6.com, Selasa (26/1/2016).

Menurutnya, lewat aplikasi kanal Mang Te’i‎ diharapkan warga yang mengajukan persoalan, pertanyaan, bahkan kritikan bisa lebih terbuka lepas.

Tentunya aspirasi di atas berkaitan dengan sistem pelayanan publik yang ada di sekitar wilayah ataupun lingkungan terdekatnya.

“Karena bertanya pada tokoh dan panggilan yang familiar‎ di tengah kalangan masyarakat Tangsel yang mayoritas beretnis Betawi,” terang Aplah.

Sedianya, Aplah juga banyak mengenal orang Ciputat atau Pamulang asli. “Dan, ternyata mereka menggunakan panggilan mamang, seperti om atau mas. Mamang juga digunakan oleh orang sunda yg banyak berdomisili di barat Tangsel (Setu dan serpong)‎,” ujarnya.

Aplah menerangkan, Te’i sendiri berarti Tl atau Teknologi Informasi‎. Ia sengaja memilih karakter tampilan maskot familiar juga digunakan oleh institusi kepolisian‎.

Mekanisme penggunaan aplikasi ini, masyarakat bisa langsung membuka situs resmi di tangerangselatankota.go.id. **Baca juga: Tembok Perumahan di Serpong Roboh, Dua Warung Rusak.

“Lalu cari dan klik fitur Mang Te’i menjawab. Di sana ada langkah-langkah yang harus dilakukan. Tinggal ikuti aja‎,” terangnya. **Baca juga: Kapolres Agus Dorong Pemberlakuan Wajib Lapor di Kota Tangerang.

Aplah menambahkan, ‎khusus bagi pertanyaan yang sudah dijawab akan dipublikasi secara terbuka di fitur itu. Sementara, bagi pertanyaan yang kasar, menghina atau mencemooh, apalagi menyinggung suku, agama, ras dan antargolongan, tidak akan dipublikasikan. **Baca juga: Kanwil Bea Cukai Banten Musnahkan Miras dan Rokok Ilegal.

“Mohon maaf tidak dilayani. Jadi ada mekanisme filter dan kontrol. Coba liat disetiap kantor polisi – polsek atau pos polisi menampilkan sosok polisi seperti tampilan maskot kartun gitu,” tambahnya.(yud)




Kanwil Bea Cukai Banten Musnahkan Miras dan Rokok Ilegal

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sebanyak 4.088 botol minuman keras (miras) dan 10,8 juta batang rokok berbagai merek yang diseludupkan ke Indonesia, Selasa (26/1/2016) dimusnahkan.

Pemusnahan dilakukan dengan cata digilas alat berat di halaman Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jandral Bea dan Cukai, Banten yang berlokasi dikawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kepala Kanwil Dirjen Bea dan Cukai Banten, Budi Wicaksono mengatakan, ribuan botol miras dan jutan rokok yang dimusnahkan itu merupakan hasil sitaan selama dua tahun. **Baca juga: Kapolda Banten Janji Lindungi Eks Gafatar yang Dipulangkan.

Sedianya, barang-barang tersebut, kata dia, masuk ke Indonesia secara ilegal melalui jalur darat. **Baca juga: Kapolres Agus Dorong Pemberlakuan Wajib Lapor di Kota Tangerang.

Adapun nilai barang yang dimusnahkan mencapai Rp3 miliar lebih. Sehingga bila barang tersebut berhasil masuk ke Indonesia, negara akan mengalami kerugian hingga Rp2,6 miliar.(rani)




Muhamad: Siap Ditempatkan Dimana Saja oleh Pimpinan

Plt Sekda Tangsel, Muhamad.(bbs)

Kabar6-Sebagai pelayan masyarakat di Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), membuat Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Muhamad, selalu siap untuk ditempatkan dimana saja oleh Walikota selaku pimpinannya.

Muhamad, yang juga Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel ini menyatakan, jabatan itu adalah suatu amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan.

“Kalau diberikan kepercayaan oleh pimpinan itu, kita wajib menjaga amanah itu dengan sebaik-baiknya karena melayani masyarakat kan jwuga salah satu ibadah,” ucap pria yang juga Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Tangsel ini kepada Kabar6.com, Selasa (26/1/2016). **Baca juga: Tembok Perumahan di Serpong Roboh, Dua Warung Rusak.

Saat disinggung terkait jabatan Sekda definitif, mantan Camat Ciputat ini menegaskan, jabatan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu kan ada jenjang karirnya sehingga suatu jabatan itu jangan diminta atau dikejar karena akan datang dengan sendirinya. **Baca juga: Eks Anggota Gafatar Ditampung di Dinsosnakertrans Tangsel.

“Untuk urusan jabatan Sekda definitif, saya tidak terlalu ambil pusing karena bagaimana instruksi dari pimpinan saja yang akan saya ikuti,” pungkas warga Ciputat ini.(ard)




BPBD Tangsel Turunkan Tim Cek Tembok Roboh di Serpong

Kantor BPBD Tangsel.(bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengecek lokasi robohnya tembok perumahan elit di Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong.

Kepala BPBD Kota Tangsel, Uci Sanusi menyatakan, pihaknya belum mengetahui peristiwa itu dan baru mendapatkan informasi dari Kabar6.com, perihal robohnya tembok belakang perumahan yang merusak dua warung.

“Jujur saja saya baru tahu peristiwa ini dan segera menurunkan TRC ke lokasi kejadian,” kata mantan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangsel ini melalui pesan singkat telepon selularnya, Senin (25/1/2016).

Uci mengungkapkan, pihaknya akan mengecek penyebab robohnya tembok belakang perumaha mewah itu, apakah hujan deras yang menyebabkan tanah di bawah tembok menjadi tergerus atau konstruksi tembok yang lemah.

“Nanti akan diketahui penyebab tembok itu roboh setelah kita cek ke lokasi, bisa jadi karena hujan deras yang menggerus tanah di bawah tembok atau memang kontruksi tembok yang tidak kuat,” terang Uci.

Menurut Sihan Susanto, warga setempat, dirinya sempat terkejut ketika hujan deras yang tidak kunjung reda kemarin dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh di sekitar depan sekolah Bina Nusantara (BINUS), tetapi cuma sebentar saja terdengar.

“Saya lantas segera mendekati asal muasal suara gemuruh itu berasal dan ternyata tembok belakang perumahan elit itu roboh dan menimpa gerai pulsa juga warung rokok sampai rusak berat,” ucap pria yang akrab disapa Rombeng itu ketika ditemui Kabar6.com di lokasi kejadian, kemarin.**Baca juga: Eks Anggota Gafatar Ditampung di Dinsosnakertrans Tangsel.

Kendati demikian, sambung Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Serpong, pihak penanggung jawab perumahan elit itu harus segera bertanggung jawab mengganti kerusakan terhadap kedua warung yang tertimpa itu. **Baca juga: Tembok Perumahan di Serpong Roboh, Dua Warung Rusak.

“Alhamdulillah kejadiannya kedua warung itu sedang tutup kalau tidak bisa ada korban jiwa, tetapi pengelola perumahan elit tersebut harus bertanggung jawab mengganti kerusakan,” harap Rombeng.(ard)




Eks Anggota Gafatar Ditampung di Dinsosnakertrans Tangsel

Kepala Kadinsosnakertran Tangsel, Purnama Wijaya.(bbs)

Kabar6-Sebayak 31 orang mantan anggota Gafatar asal Tangerang yang dipulangkan dari Kalimantan Barat, kini ditampung sementara di rumah singgah mlik Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), yang berada di Kecamatan Setu.

Sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing, para anggota eks Gafatar tersebut rencananya akan diberikan pembinaan terlebih selama empat hari di rumah singgah tersebut.

“Mereka tiba Senin (25/1/2016). Sebelum mereka dikembalkan ke rumah keluarga dan lingkungannya, akan kami berikan pembinaan terlebih dahulu,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadinsosnakertran) Tangsel, Purnama Wijaya, Selasa (26/1/2016).

Untuk mengantisipasi munculnya penolakan warga terhadap eks anggota Gafatar tersebut, pihak Dinsosnakertrans akan melakukan koordinasi dengan unsur Muspida setempat.

“Dengan adanya pendekatan yang dilakukan oleh unsur Muspida kepada masyarakat, mudah-mudahan mereka bisa diterima kembali di lingkungannya,” kata dia. **Baca juga: Mentri Anies Sebut 84 Persen Pelajar Alami Kekerasan di Sekolah.

Sementara itu, Saidi, salah satu eks anggota Gafatar merasa tidak yakin bisa pulang dengan cara baik-baik ke rumahnya di wilayah Tangsel. Pasalnya, sejak tiga tahun lalu, ia bersama anaknya telah meninggalkan istri untuk bergabung dengan Gafatar. **Baca juga: Rano Minta Warga Banten Terima Eks Anggota Gafatar.

“Sepertinya saya tidak yakin bisa diterima kembali ditengah-tengah keluarga,” kata Saidi dengan muka yang tampak bingung. Namun demikian, ia akan tetap mencoba untuk bisa pulang ke rumahnya itu.(rani)