PPNS Tangsel Akan Sisir Klinik Kesehatan di Mall

Anggota PPNS TAngsel, Wijaya Kusuma.(bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) setempat, akan “turun gunung” menyisir keberadaan klinik-klinik kesehatan di pusat perbelanjaan atau mall yang menyalahi aturan.

Hal ini seiring dengan mencuatnya dugaan malapraktik yang dilakukan dr. Randall Cafferty, Warga Negara Amerika Serikat terhadap Allya Siska Nadya (33), di klinik Chiropractic Firts.

Anggota PPNS Kota Tangsel, Wijaya Kusuma menyatakan, pihaknya akan segera melakukan kegiatan dengan turun langsung ke lapangan. Karena dengan menunggu, PPNS tidak dapat melakukan suatu penyidikan.

“Ketika Rapat Koordinasi (Rakor) PPNS beberapa hari lalu, kami menekankan untuk melakukan jemput bola ketimbang hanya menunggu saja sehingga fungsi dan peranan PPNS terlaksana dengan baik,” ucap pria yang juga Kepala Bidang (Kabid) Angkutan pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel itu, Sabtu (30/1/2016). **Baca juga: Delapan SKPD di Tangsel Salah Nyusun RKA.

Maka dari itu, sambung mantan Kabid Lalin pada Dishubkominfo Kota Tangsel ini, dalam waktu dekat PPNS akan melakukan penyisiran ke pusat perbelanjaan atau mall terkait keberadaan klinik kesehatan yang menyalahi aturan. **Baca juga: Ini Tiga Poin Pakta Integritas Pejabat di Tangsel.

“Kota terbuncit dari Provinsi Banten ini kan banyak berdiri pusat perbelanjaan, makanya kami perlu melakukan penyisiran terhadap klinik kesehatan yang menyalahi aturan agar tidak ada korban malpraktik, tetapi kami terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) selaku instansi terkaitnya,” pungkas warga Pondok Aren ini.(ard)




Tabrakan Motor dan Sepeda di BSD, 2 Luka-luka

Kecelakaan motor dan sepeda di BSD.(cep)

Kabar6-Bagi Anda warga Tangerang, berhati-hatilah saat berkendara. Karena bila tidak, bahaya terjadinya kecelakaan bisa mengancam kapan saja.

Seperti kecelakaan antara pengendara sepeda motor dengan pengguna sepeda, yang terjadi di Jalan Letnan Soetopo, BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jum’at (29/1/2016).

Beruntung kejadian itu tidak sampai merenggut korban jiwa. Kedua pengendara itu selamat dan hanya mengalami luka-luka.

Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Agus Suparyanto mengatakan, peristiwa kecelakaan itu disebabkan karena baik pengendara sepeda motor maupun pengguna sepeda kurang berhati-hati.

Bermula ketika sepeda motor Honda B 6481 CF yang dikendarai Nanda Kisnu (22), melaju dari arah ITC BSD menuju wilayah Pamulang.

Namun, setibanya dekat Puspita Loka BSD, dari arah berlawanan juga melaju sepeda yang ditunggangi Ahmad Yani (33). Hingga keduanyapun bertabrakan.

“Jadi si pengendara motor mungkin kurang hati-hati. Sedangkan si penunggang sepeda juga melaju melawan arah, meski tetap berada di jalur sepeda. Jadi bertabrakan,” ujar Kasat Lantas. **Baca juga: Dua Begal Telanjang Sekarat Dihakimi Massa di Pondok Aren.

Akibat kejadian itu, Ahmad Yani menderita luka di bagian pipi kanan, selaput mata lecet, dahi sebelah kanan sobek. Sedangkan Nanda Kisnu luka di bagian bawah bibir sobek. **Baca juga: Satu Pelaku Begal Telanjang di Pondok Aren Tewas.

“Kasus ini masih kami selidiki,” ujar Kasat Lantas lagi.(cep)




Satu Pelaku Begal Telanjang di Pondok Aren Tewas

salah seorang pelaku begal di Pondok aren.(yud)

Kabar6-‎Kepolisian Resort (Polres) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan, satu dari dua pelaku begal motor di Kecamatan Pondok Aren, akhirnya tewas.

Ya, pelaku meregang nyawa setelah sempat tak sadarkan diri dikeroyok oleh korban dan warga sekitar yang melakukan perlawanan.

Demikian diungkapkan Kepala Sub Bagian Humas, Ajun Komisaris Mansuri saat dihubungi kabar6.com, Jum’at (29/1/2016). “Pelaku yang badannya agak gemuk meninggal,” ungkapnya.

Perwira menengah di Korps Bhayangkara ini menyatakan petugas kesulitan mengetahui identitas kedua pelaku. Pasalnya ketika beraksi dan terkapar sekarat dikeroyok tidak ditemui identitasnya.

Mansuri menjelaskan, saat ini dibantu oleh aparat Kepolisian Sektor Pondok Aren sedang menelusuri identitas dua pelaku yang masih berusia remaja.

Pelaku tewas saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Dr Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kondisi wajah pelaku babak belur dan banyak mengeluarkan darah segar.

“Sulit untuk memastikan pelaku warga mana, karena tidak ada identitasnya,” terang Mansuri.

Kini pelaku begal sepeda motor yang tewas di lokasi perkara depan kantor Kelurahan Pondok Aren terbujur kaku di kamar jenazah. Sedangkan seorang pelaku lainnya sedang mendapat pertolongan medis. **Baca juga: Dua Begal Telanjang Sekarat Dihakimi Massa di Pondok Aren.

“Bagi warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya bisa mendatangi Rumah Sakit Polri. Untuk mengecek benar anggota keluarganya atau bukan,” tambah mantan‎ Kasat Intelkam Polres Aceh Selatan ini.(yud)




Dua Begal Telanjang Sekarat Dihakimi Massa di Pondok Aren

Dua begal dihakimi warga Pondok Aren.(cep)

Kabar6-Dua begal sepeda motor bersenjata samurai sekarat dihakimi warga, saat beraksi di  Jalan Raya Pondok Aren, persisnya di depan Kantor Kelurahan Pondok Aren, RT 02/01, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang selatan (Tangsel), Jumat (29/1/2016).

Informasi yang dihimpun kabar6.com, peristiwa berawal ketika korban, Imam Sapendi, bersama temannya, Piyu, sedang dalam perjalanan pulang usai makan Indomei di Warung Bubur Kacang Ijo, depan Gerbang Perumumahan Palem Bintaro, Kelurahan Pondok Aren.

Namun, saat melintas dilokasi, sepeda motor Honda Scopy Nopol B 6830 VDC yang ditunggangi keduanya dipepet oleh dua pelaku yang berboncengan dengan motor Yamaha Mio B 6617 WAY.

Begitu posisi sepeda motor itu berdekatan, salah seorang pelaku kemudian menendang sepeda motor yang dikendarai korban. Uniknya, justru saat itu pelaku malah nyaris terjatuh dari sepeda motornya.

Karena kesal, salah seorang pelaku langsung mengeluarkan Samurai. Namun, korban yang melihat itu, langsung bertindak cepat dan berhasil merebut senjata tajam tersbut. Saat itu juga, korban langsung meneriaki pelaku begal.

Teriakan korban tak urung memicu perhatian warga sekitar, yang segera berhamburan ke lokasi. Tanpa dikomando lagi, warga langsung membantu korban dan menghakimi pelaku hingga sekarat tak sadarkan diri.

Tak hanya itu, warga yang kesal juga sempat melucuti pakaian yang dikenakan dua pria tak dikenal hingga telanjang bulat. **Baca juga: Rumah Difoto, Keluarga Terduga Teroris di Tangsel Banting Pintu.

Sedianya, saat itu warga juga sudah berteriak-teriak ingin membakar kedua pelaku. Beruntung polisi segera tiba dilokasi, dan melarikan keduanya ke RS Polri Kramat Jati. **Baca juga: RSUD Balaraja Segera Luncurkan Akte Lahir Gratis.

Sementara korban berikut barang bukti dibawa ke Polsek Pondok aren guna pengusutan lebih lanjut. **Baca juga: Ini Tiga Poin Pakta Integritas Pejabat di Tangsel.

Kapolres Tangsel AKBP Ayi Suparda yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. “Saat ini, kasusnya masih dalam pengusutan lebih lanjut,” ujar Kapolres.(cep)




Ini Tiga Poin Pakta Integritas Pejabat di Tangsel

PNS Pemkot Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Pemerintah Kota Tangerang Selatan ( Pemkot Tangsel) punya tujuan strategis dalam penerapan pakta integritas yang diteken semua pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Komitmen itu dibuat demi percepatan kuantitas serta kualitas dari alokasi anggaran yang telah tertuang dalam Dokumen Penggunaan Anggaran 2016.

“Intinya untuk mempercepat serapan anggaran dan komitmen kinerja aparatur sipil negara‎,” kata Walikota Airin Rachmi Diany, kepada wartawan di Aula Balaikota Tangsel, Kecamatan Ciputat, Kamis (28/1/2016).

Dijelaskan, melalui pakta integritas ini dalam menjalani program kegiatan pembangunan seluruh aparatur Pamong Praja di Kota Tangsel mesti berkomitmen bisa mencegah tindak pidana korupsi.

Menurut Airin, ada tiga poin penting yang ditekankan dalam kesepakatan pakta integritas.‎ Pertama, setiap SKPD di Kota Tangsel bisa tepat waktu menyelesaikan program kegiatan sampai akhir 2016.

Kedua, semua perangkat daerah ‎bersedia menyelesaikan serta menyesuaikan target pelaksanaan program kegiatan. Terakhir, menyanggupi antara penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran sesuai dengan jadwal eksekusi atau pelaksanaan program kerja.

“Nantinya Pak Wakil Walikota (Benyamin Davnie) bersama inspektorat setiap bulannya rutin mengontrol langsung dari progres kegiatan yang dilaporkan masing-masing SKPD‎,” terang Airin.

Ditambahkannya, penandatanganan pakta integritas ini menjadi acuan bagi seluruh anak buahnya untuk menghindari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Airin ingin semua aparatur Pamong Praja mengubah cara berpandang yang dianggapnya sudah usang.

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, mengatakan kegiatan supervisi pencegahan tindak pidana korupsi itu sangat penting.

Petunjuk ini dapat dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan ke masyarakat tanpa melanggar ketentuan hukum yang berlaku.

“Reformasi birokrasi sudah mulai dijalankan. Paradigma dulu kita dilayani masyarakat kita sekarang tidak boleh lagi,” ujar Airin. **Baca juga: Waspadai Gafatar, Kemenag Kabupaten Tangerang Bikin Regulasi Baru.

Komitmen itu pernah disampaikannya saat acara Sosialisasi Pencegahan Gratifikasi di Puspiptek, Kecamatan Setu, pada Senin (28/9/2015) lalu, ketika mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi. **Baca juga: Dilimpahi Empat Polsek, Begini Kata Kapolres Tangsel.

Menurutnya, Pemkot Tangsel akan membuat Peraturan Walikota (Perwal) tentang pengendalian gratifikasi. Kemudian juga dibentuk tim satuan unit pengendali gratifikasi, sesuai rekomendasi lembaga anti rasuah. **Baca juga: Pimpinan SKPD di Tangsel Teken Pakta Integritas.

Airin jelaskan, melalui program pengendalian gratifikasi ini diharapkan dapat terciptanya iklim manajemen pemerintahan yang lebih baik sebagai daerah otonom baru. “Pemkot Tangsel harus bisa belajar dari pengalaman riil yang sudah terjadi,” jelasnya.(yud)




Dilimpahi Empat Polsek, Begini Kata Kapolres Tangsel

Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan.(bbs)

Kabar6-Polres Tangerang Selatan (Tangsel) menyambut baik pengalihan sejumlah Polsek dari Polres Kota Tangerang yang menaungi wilayah hukum Kabupaten Tangerang.

Demikian dikatakan Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan, saat dihubungi kabar6.com, Kamis (28/1/2016) malam.

Keempat polsek dimaksud, masing-masing Polsek Kelapa Dua, Pagedangan, Legok dan Curug. “Saat ini baru mau proses verifikasi,” ujar Kapolres.

Ditanya kesiapan atas pengalihan wilayah hukum polsek tersebut, Kapolres dengan tegas mengatakan, bila pihakya siap untuk mengamankan kebijakan pimpinan.

Diketahui, Polres Tangsel yang baru berusia enam bulan sejak resmi dibentuk pada 10 Agustus 2015 lalu, sebelumnya hanya menaungi lima Polsek. Masing-masing Polsek Ciputat, Pamulang, Pondok Aren, Serpong dan Cisauk. **Baca juga: 10 Polsek di Kabupaten Tangerang Ini Masuk Polda Banten.

Dengan adanya pengalihan wilayah hukum ini, maka Polres Tangsel kini menaungi sembilan Polsek. **Baca juga: Pemkab Tangerang Siap Bersinergi dengan Polda Banten.

Sedianya, pengalihan wilayah hukum polsek tersebut mengacu pada Surat Keputusan (SK) Kapolri tertanggal 26 Januari 2016 lalu. **Baca juga: Rumah Difoto, Keluarga Terduga Teroris di Tangsel Banting Pintu.

Pengalihan tersebut, juga seiring dengan pengalihan wilayah hukum Polres Kota Tangerang yang sebelumnya berada dibawah Polda Metro Jaya, kini ke Polda Banten.(cep)




Pimpinan SKPD di Tangsel Teken Pakta Integritas

Penandatanganan Pakta Integritas 2016.(yud)

Kabar6-‎Seluruh aparatur Pamong Praja di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ditantang menjalani komitmen saat mulai bergulirnya Tahun Anggaran 2016.

Perjanjian yang tertuang dalam pakta integritas ini ditandatangani oleh pimpinan di masing-masing Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD).

Demikian diungkapkan‎ Wakil Walikota, Benyamin Davnie kepada wartawan di Aula Balaikota Tangsel, Maruga, Kecamatan Ciputat, Kamis (28/1/2016).

“Penandatanganan Pakta integritas ini sama seperti tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Menurut Bang Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie, ada konsekuensi logis yang mesti diterima semua pejabat bila melanggar pakta integritas.‎ Bentuk sanksi yang diberikan mulai dari teguran, administratif hingga tanpa pemberian bantuan hukum.

“Ada sanksi tegasnya juga. Ini berlaku bagi pejabat yang melakukan tindak pelanggaran berat, sebab program ini sebagai upaya perbaikan manajemen,” terang Bang Ben.

Terpisah sebelumnya, ‎Inspektorat Kota Tangsel telah menjalin kerjasama dengan Direktorat Pengendalian Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi.

Program ini juga digulirkan di daerah lainnya seperti Kabupaten Pinrang di Sulawesi Selatan, serta Kota Surabaya di Jawa Timur, dan menjadi percontohan se-Indonesia. **Baca juga: Rumah Difoto, Keluarga Terduga Teroris di Tangsel Banting Pintu.

“Penilaian langsung dilakukan KPK selama beberapa bulan hingga satu tahun kedepan,” ujar Sekretaris Inspektorat Kota Tangsel, A Zubair. **Baca juga: Begini Sosok Dua Terduga Teroris di Tangsel Versi Ketua RT.

Ditambahkannya, KPK akan melakukan supervisi secara langsung untuk melihat kinerja pegawai Pemkot Tangsel. “Mereka akan memantau di lapangan setiap hari apa yang dilakukan dan bagaimana penilainya di mata KPK nanti,” tambah Zubair.(yud)




Rumah Difoto, Keluarga Terduga Teroris di Tangsel Banting Pintu

Rumah terduga teroris di Tangsel.(dan)

Kabar6-Sikap tidak bersahabat ditunjukkan keluarga terduga teroris yang diamankan polisi, Warsito alias Abu Hasbi alias Tong Ji alias Yamin, dan adik iparnya, Kuswantoro alias Bujang alias Rosi alias Dede alias Umar, Kamis (28/1/2016).

Ya, saat penggeledahan yang dilakukan Tim Densus 88 di Kampung Maruga Raya, RT 05/04, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Siti Aisyah, pemilik rumah sekaligus mertua dari dua terduga teroris dimaksud, sempat marah kepada wartawan.

Dia meminta wartawan agar tidak mengabadikan momen penggeledahan di rumah tersebut. “Udah dong,” ujar Siti di depan rumahnya sembari masuk ke dalam sambil membanting pintu. **Baca juga: Petugas Bersenjata Siaga di Rumah Terduga Teroris Tangsel.

Diketahui, pascaditangkapnya Warsito dan Kuswantoro, Tim Densus 88 langsung menggeledah kediaman keduanya. Dari rumah tersebut, polisi menyita sejumlah barang. **Baca juga: Polisi Juga Tangkap Eks Supir Terduga Teroris Dulmatin di Bitung.

Diantaranya satu unit iPad merk Evercroos, satu buah Note book Accer dan charger, satu buah Hardisk Toshiba, satu buah Laptop Toshiba dan Charger, satu buah Sim Card Esia serta tujuh buah kaset tentang jihad yang disembunyikan dalam mobil Suzuki Carry B 2783 BR. **Baca juga: Begini Sosok Dua Terduga Teroris di Tangsel Versi Ketua RT.

Kini, rumah tersebut masih dijaga ketat oleh petugas gabungan bersenjata lengkap.(cep)




Begini Sosok Dua Terduga Teroris di Tangsel Versi Ketua RT

Petugas menggeledah rumah terduga teroris di Ciputat.(cep)

Kabar6-Sosok dua terduga teroris, Warsito alias Abu Hasbi alias Tong Ji alias Yamin, dan adik iparnya, Kuswantoro alias Bujang alias Rosi alias Dede alias Umar, dinilai tertutup dilingkungan tempat tinggalnya di Kampung Maruga Raya, RT 05/04, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sedianya, Warsito diringkus Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 di Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sedangkan Kuswantoro yang tak lain adalah adik ipar dan tinggal serumah dengan Warsito, diringkus di Jalan Raya Gatot Subroto KM 10, Bitung, Tangerang, pada Kamis (28/1/2016). Keduanya diindikasi terlibat dalam jaringan terorisme. **Baca juga: Petugas Bersenjata Siaga di Rumah Terduga Teroris Tangsel.

“Baik Warsito maupun adik iparnya jarang bersosialisasi sama warga disini,” ujar Munadih, Ketua RT  05/04 dilingkungan setempat kepada kabar6.com. **Baca juga: Petugas Bersenjata Siaga di Rumah Terduga Teroris Tangsel.

Bahkan, katanya, meski kediaman keduanya bersebelahan dengan Masjid  Nurul Hikmah, namun keduanya tidak pernah beribadah disana. “Bahkan salat Jumat pun tidak disini,” ujar Munadih lagi. **Baca juga: Ini Barang yang Disita Dari Rumah Terduga Teroris di Tangsel.

Namun, Munadih tak menampik bila istri Warsito suka bertegur sapa dengannya. “Istrinya Warsito itu juga ngajar ngaji anak-anak di TK (Baiti Jannati) yang sekaligus menjadi kediamannya,” ujarnya. **Baca juga: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Tangsel.

Diketahui, pasca ditangkapnya Warsito dan Kuswantoro, Tim Densus 88 langsung menggeledah kediaman keduanya. Dari rumah tersebut, polisi menyita sejumlah barang. Diantaranya adalah;

– 1 unit iPad merk Evercroos
– 1 unit Note book Accer + Charger
– 1 buah Hardisk Toshiba
– 1 buah Laptop Toshiba dan Charger
– 1 buah Sim Card Esia.
– 7 buah kaset tentang jihad yang disembunyikan dalam mobil Suzuki Carry B 2783 BR.
Kini, rumah tersebut masih dijaga ketat oleh petugas gabungan bersenjata lengkap.
(cep)




Warga Gafatar Asal Tangsel Pulang ke Rumah

Warga bekas anggota Gafatar foto selpie.(yud)

Kabar6-Hari ini, Kamis (28/1/2016), area bangunan Rumah Singgah milik Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah sepi.

Padahal sebelumnya, penampungan itu penuh sesak dihuni oleh puluhan warga bekas anggota jaringan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Marsilia, petugas jaga‎ dari Kementerian Sosial RI mengatakan, jumlah warga pengungsi sudah mulai berkurang. Sebelumnya mereka sempat diinapkan sementara dan telah pulang ke rumahnya masing-masing.

“Sudah pada pulang dari kemarin mas. Dijemput sama keluarganya,” katanya ditemui di Jalan Masjid Latif RT 02/02, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kamis (28/1/2016).

Menurutnya, berdasarkan catatan pihaknya ke-78 orang warga itu berasal dari Kecamatan Pondok Aren, Ciputat dan Setu di Kota Tangsel.

Selama berada di rumah singgah mereka mendapat jaminan keamanan dan makan dari pemerintah. “Sekarang jumlahnya tinggal 2 KK (Kepala Keluarga) saja. Semuanya ada 11 jiwa,” terang Marsilia.

Terpisah di lokasi sama, ‎Cahyo, salah satu warga penghuni rumah singgah menyatakan dirinya tiba di penampungan pada Selasa (27/1/2016) pukul 20.00 WIB. Ia datang rombongan gelombang kedua bersama 40 jiwa warga lainnya.

“Sebentar ya mas, saya masuk ngambil charger dulu,” kilahnya. Rupanya ia tak kembali lagi dan langsung menutup pintu kamar. **Baca juga: Pemkab Pandeglang Pulangkan 14 Orang Eks Gafatar.

Cahyo memilih bungkam saat mengetahui lawan bicaranya dari kalangan awak media. Mayoritas warga transmigran asal Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, itu memilih tutup mulut setelah tiba di lokasi penampungan. **Baca juga: Dinsosnakertrans Pandeglang Siapkan Program Transmigrasi Bagi Eks Gafatar.

“Jangankan sama situ mas, kita aja susah ngajak mereka ngobrol. Takut dimintain data kayaknya,” ujar seorang pemuda yang bertugas di Dinsosnakertrans Kota Tangsel.(yud)