Pengunjung Sebut Tarif Parkir Meter di Teras Kota Mahal

Karcis parkir Teras Kota.(yud)

Kabar6-Pengelolaan retribusi parkir di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) semakin tidak terkontrol. Alih-alih ingin mengatasi kebocoran kas daerah dengan menerapkan sistem parkir meter malah menerapkan tarif pakir diluar ketentuan yang diatur oleh pemerintah setempat.

Deni, salah seorang pengunjung Teras Kota mengungkapkan, dirinya merasa terkejut dengan petugas parkir meter yang tidak memberikan karcis dari mesin parkir tetapi memberikan karcis secara manual bahkan tarif parkir motor pun Rp3.000.

“Yah saya cukup kaget saja dengan penerapan tarif parkir yang seenaknya, kalau tidak salah kan tarif parkir meter untuk motor itu Rp 2.000, tetapi kok ini berubah lagi, apalagi mesin parkir meternya tidak berfungsi,” ucap jurnalis salah satu media nasional ini kepada kabar6.com di Teras Kota, Serpong, Kamis (11/2/2016).

Maka dari itu, sambung Deni, dirinya berharap Pemkot Tangsel melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) tidak main-main dalam mencegah kebocoran kas daerah dari sektor retribusi parkir.

“Bagaimana mau mencegah kebocoran kas daerah kalau tarif parkir tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bagi saya ini parkir meter menjadi mubazir karena masih menggunakan karcis parkir manual,” ketus Deni lagi.

Sayangnya, hingga berita ini disusun, belum didapat konfirmasi dari pengelola parkir di mal tersebut. Hingga kini, kabar6.com masih terus berupaya mendapatkan konfirmasi terkait tarif parkir tersebut.

Diketahui, Sekretaris Dishubkominfo Kota Tangsel, Taryono ketika launching parkir meter di BSD pertengahan tahun lalu menyatakan, sektor perparkiran di Kota Tangsel terus dibenahi. **Baca juga: Komersialisasi Bandara Pondok Cabe Bisa Dongkrak PAD Tangsel.

Salah satunya, melalui upaya perbaikan sistem parkir dengan program parkir meter yang diujicobakan di kawasan bisnis di BSD, Serpong. Model parkir jenis ini menerapkan layanan berbasis Informasi Teknologi (IT). **Baca juga: Duh, Sehari Ada 3.005 Sengketa Buruh di Tangsel.

“Alat ini lebih transparan dan lebih mudah. Jadi, kami yakin tidak ada kebocoran kas daerah dan pelayanan pun lebih maksimal,” terang Taryono.

Sedangkan tarif parkir yang harus dibayarkan oleh masyarakat, sesuai Kepwal (Keputusan Walikota), untuk mobil Rp4.000 dan sepeda motor Rp2.000. **Baca juga: Mobil Box Dibobol Maling di Pamulang, Rp33 Juta Raib.

“Tarif itu disesuaikan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah dan Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 3 Tahun 2013 tentang Tarif Parkir Kendaraan Bermotor,” pungkas Taryono.(ard)




Mobil Box Dibobol Maling di Pamulang, Rp33 Juta Raib

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sebuah mobil box B 9386 UMC yang parmkir di Jalan Cabe III, RT 005/04, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, dibobol maling.

Dalam kejadian itu, Seno Saputro (28), pengemudi mobil box kehilangan dua buah tas bersisi uang tunai Rp33 juta, KTP dan aneka identitas pribadinya.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri menyebut, bila sedianya peristiwa itu terjadi pada Kamis (11/02/2016). “Saat kejadian, mobil sedang ditinggal pengemudinya untuk bongkar muat barang,” jelas Mansuri, Jumat (12/2/2016).

Namun, begitu kembali ke mobil, ternyata pintu sebelah kiri mobil dan jok belakang sopir sudah terbuka. Setelah diperiksa, ternyata tas berisi uang, dompet yang berisikan KTP, SIM.A, NPWP dan Kartu Bps sudah hilang.

“Pelaku mengambil barang dengan cara merusak kunci pintu mobil sebelah kiri dan mengambil tas yang ada di belakang jok,” ucap Mansuri.

Guna penanganan lebih lanjut, kasus kini di tangani Polsek Pamulang.(cep)




Komersialisasi Bandara Pondok Cabe Bisa Dongkrak PAD Tangsel

Bandara Pondok Cabe di Pamulang.(bbs)

Kabar6-Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai komersialisasi Bandara Pondok Cabe, di Kecamatan Pamulang, bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Uus Kusnadi, Kepala DPPKAD Kota Tangsel mengungkapkan, dirinya yakin bila terlaksana komersialisasi lapangan terbang Pondok Cabe, secara otomatis PAD akan meningkat, seperti dari restaurant, sarana hiburan, parkir dan media luar ruang atau billboard.

“Yah, kalau memang terlaksana, sudah pasti pajak akan mengikat ke PAD kita dan tentunya menjadi meningkat, kalau saat ini kan hanya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) saja yang dibayarkan setiap tahunnya,” terang Uus kepada kabar6.com, Kamis (11/2/2016). **Baca juga: Duh, Sehari Ada 3.005 Sengketa Buruh di Tangsel.

Saat ditanyakan perihal Airport tax nya akan diterima oleh Tangsel atau tidak. Uus menegaskan, dirinya belum dapat menjawab saat ini karena nantinya akan ada pembahasan lebih dalam mengenai masalah itu. **Baca juga: Pengamat: Fasilitas Penunjang Bandara Pondok Cabe Mesti Representatif.

“Pasti nanti akan ada pembahasan lebih dalam lagi antara kami dengan pengelola lapangan terbang Pondok Cabe, yaitu Pelita Air Service (PAS) terkait penerimaan Airport Tax,” pungkas Uus lagi.(ard)




Duh, Sehari Ada 3.005 Sengketa Buruh di Tangsel

Aksi demo buruh di Pamulang.(yud)

Kabar6-Kondisi perekonomian secara nasional makin terpuruk. Kondisi itu juga berimbas ke Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Sedikitnya ribuan orang buruh terancam bakal jadi pengangguran sepanjang tahun ini.

K‎epala Bidang Penempatan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi pada Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangsel, Suyatman Ahmad mengatakan, ada 200 buruh yang saat ini sudah kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Ratusan buruh yang di PHK itu berasal dari sejumlah perusahaan. “Setiap harinya Dinsosnakertrans mencatat 3.005 laporan sengketa buruh,” katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (11/2/2016).

Ia mengaku, berkaitan dengan penutupan industri PT Torindo hanya ada yang pensiun. “Sekarang masih tahap penyelesaian konpensasi di perusahaan,” ujarnya.

Terpisah, ‎ Ketua Serikat Pekerja‎ Seluruh Indonesia (SPSI) 1992, Nurohmah mengatakan, di Kota Tangsel terdapat perusahaan otomotif dan elektronik.‎ Ratusan buruh di kota Tangsel terancam di PHK. Ini seiring tutupnya perusahaan elektornik dan otomotif.

“Kota Tangsel ada pabrik manufaktur otomotif. Karyawannya sekitar 800 buruh,” terangnya.

Sementara potensi PHK di bidang elektronik belum diprediksi. Soalnya, di Kota Tangsel tidak ada perusahaan elektronik yang menjadi rekanan Sony maupun Toshiba. **Baca juga: Komplotan Penggondol Mobil Rental Disergap Polisi Tangerang.

“PT Torindo di Pergudangan Taman Tekno, Setu merupakan manufaktur otomotif,” ujarnya. **Baca juga: Pengamat: Fasilitas Penunjang Bandara Pondok Cabe Mesti Representatif.

Menurutnya, kondisi ekonomi yang melemah menyebabkan perusahaan tutup. “Di tahun lalu tercatat 300-an buruh yg di PHK,” terangnya.‎(yud)




Biaya Kuliah Fakultas Bodong di Kampus UIN Mahal

Kampus UIN di Ciputat, Tangsel.(yud)

Kabar6-Alokasi dana yang telah digelontorkan untuk masuk ke kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) cukup besar.

Para orangtua semakin kecewa ketika anaknya harus berhenti kuliah, lantaran Fakultas Sumber Daya dan Lingkungan (SDAL), Jurusan Geologi, Pertambangan, dan Perminyakan, bermasalah.

Uray Salawati (47), orangtua salah satu mahasiswa  mengatakan, biaya perkuliahan yang harus dikeluarkan tidak sedikit. Saat itu, pihak manajemen kampus UIN Syarif Hidayatullah, menarik biaya sebesar Rp20 juta untuk pendaftaran masuk.

“Ditambah dengan biaya tiap semester Rp10 juta,” katanya kepada wartawan, Kamis (11/2/2016).

Uray menjelaskan, kedok fakultas bodong terbongkar‎ setelah informasi terkait legalitas fakultas tidak diumumkan pihak kampus, tapi lewat penelusuran mahasiswa sendiri.

Saat mengecek ke website Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) nomor registrasi maupun nama mereka tidak terdaftar.‎
Mahasiswa semakin penasaran ketika pihak kampus tahun 2015 tidak membuka pendaftaran.

“Ternyata setelah dicek ke website Dikti, nama mereka tidak terdaftar. Saya herannya kenapa kampus negeri bisa nekat buka fakultas bodong seperti ini,” ujarnya.

Setelah ada temuan tersebut, lanjut Uray, sejumlah orang tua pada bulan November 2015 langsung menanyakan ke pihak kampus.

Jawaban yang didapat bahwa izin fakultas sedang dalam proses pengajuan dan baru keluar setelah laboratorium terbentuk.

“Pihak kampus selalu bohong. Kita tanya ke anak-anak apakah laboratorium sedang dibangun, katanya tidak. Masalahnya gedung fakultas saja masih menumpang. Akhirnya terbukti, sekarang (kegiatan perkuliahan) harus disetop,” cetusnya.

Menanggapi adanya tawaran peserta didik pindah jurusan masih di lingkungan UIN, Uray tidak langsung menyetujui. Ia justru melihat solusi yang ditawarkan demi kepentingan kampus semata. **Baca juga: Diprotes Orangtua Mahasiswa, Begini Sikap Kampus UIN.

“Dimana mereka hanya ingin segera menutupi kesalahannya yang lalu,” tambahnya.(yud)




Pengamat: Fasilitas Penunjang Bandara Pondok Cabe Mesti Representatif

Bandara Pondok Cabe.(bbs)

Kabar6-Pengamat tata kota asal Universitas Trisakti, Yayat Supriatna,mengingatkan kepada otoritas pengelola Bandara Pondok Cabe di Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) agar tidak gegabah.

Ada persyaratan sarana dan prasarana  optimal sebelum mewujudkan mimpi mengkomersialisasikan. “Daya dukung sarana prasarananya harus sudah optimal, untuk menunjang keinginan itu,” tandas Yayat, Kamis ‎(11/2/2016).

Jika disiapkan untuk kapasitas besar memang, sarana prasarana di Bandara Pondok Cabe sendiri belum siap mendukung itu. Yayat bilang, mesti dilihat pemanfaatan ruangnya, apakah untuk penerbangan sipil atau militer.‎

“Maka pemanfaatan Bandara sah-sah saja, dalam skala terbatas, bukan komersial penuh,” lanjutnya. 

Fungsi komersil terbatas itu, lanjutnya, melihat dari pelbagai aspek. “Lihat jenis pesawatnya, arus penerbangannya, sarana penujang dan sebagainya untuk mendukung itu,” lanjut Yayat.‎

Guna tidak membebani kepadatan lalu lintas yang ada, jelas Yayat, pengelola bandara seharusnya menyiapkan moda transportasi darat bagi penumpang pesawat yang ingin bepergian dari Bandara Pondok Cabe.

“Bagaimana untuk parkir kendaraan penumpang, seharusnya siapkan fasilitas antar jemput menuju bandara, jadi penumpang tidak perlu membawa kendaraanya kesitu,” tambah Yayat.**Baca juga: Diduga Depresi, Pria Ini Tabrakkan Diri ke KA di Cisauk.

Menurutnya, kawasan Pondok Cabe yang merupakan jantung Kota, berbeda dengan kebanyakan bandara yang biasanya berada di pinggiran kota.**Baca juga: Airin : Bandara Pondok Cabe Belum Tahap Ekspose.

“Kecuali zona kawasan khusus, itu tidak jadi masalah, Pondok Cabe sendirikan jantung Kota Tangsel, langkah komersilnya sendiri merupakan penyempurnaan dari yang sudah berjalan saat ini,” ujarnya.(yud)




Diduga Depresi, Pria Ini Tabrakkan Diri ke KA di Cisauk

Pria yang tabrakkan diri ke KA di Cisauk.(cep)

Kabar6-Seorang pria gaek nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Ya, pria itu nekat menabrakkan diri ke kereta api (KA) yang tengah melaju.

Peristiwa menghebohkan itu berlangsung di rel kereta api Kampung Parigi, RT 07/02, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Rabu (10/2/2016).

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com menyebutkan, peristiwa memilukan itu berlangsung sekitar pukul 18.05 WIB.‎

Pria yang belakangan diketahui bernama Resin (50), kiranya merupakan pengangguran warga Kampung Cipete, RT 05/02, Cibogo, Kecamatan Cisauk. Resin diduga tengah mengalami depresi berat, akibat penyakit yang tak kunjung sembuh.

Ismat (30), warga sekitar yang menjadi saksi mata atas peristiwa tragis itu mengatakan, bila sebelum kejadian dia dan warga lainnya sempat melihat Resin berada dilokasi.

Namun demikian, Ismat tidak mengetahui bila pria itu sedang berencana bunuh diri, meski saat itu Resin tampak tengah menyusuri rel kereta api.

Hingga kereta api terlihat muncul, Resin tetap tidak melangkah keluar dari rel. Alhasil, warga sempat meneriaki Ismat agar segera minggir dari lokasi. Tapi, peringatan warga tak digubris. ‎Hingga akhirnya, tubuh Ismat pun tergilas.

Kejadian itu tak urung membuat warga sekitar heboh. Warga kemudian berbondong-bondong mendekati jasad korban, dan menutup tubuh terluka itu menggunakan kain sarung. **Baca juga: Empat Remaja Begal Motor Ditangkap Polsek Serpong.

“Pelaku bunuh diri itu meninggal di tempat. Dia depresi karena punya penyakit yang enggak sembuh-sembuh,” kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Kota Tangsel, Ajun Komisaris Mansuri. **Baca juga: Dua Pelaku Curanmor Disergap Polsek Teluk Naga.

Polisi yang datang kelokasi selanjutnya mengevakusi jasad pria itu ke RSU Tangerang guna dilakukan visum.(yud/cep)




Pokja ULP Tangsel Bukan Kerja Individu

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) agar bekerja secara tim bukan berdasarkan individu sehingga dapat melaksanakan kewajiban dengan optimal.

Kepala Bagian (Kabag) Pembangunan lingkup Sekretariat Daerah (Setda) Widodo menyatakan, pihaknya memaklumi dalam menjalankan kinerja di Pokja ULP terdapat berbagai tekanan baik secara langsung maupun tidak langsung.

“Tekanan dari pihak yang tidak puas atau kalah dalam lelang itu sebenarnya sudah biasa, tetapi bila kita mengedepankan kerjasama tim, Insya Allah segala tekanan dapat diatasi karena dapat diselesaikan bersama-sama, bukan sendirian,” kata Widodo saat ditemui Kabar6.com di Balaikota Maruga, Rabu (10/2/2016).

Saat disinggung terkait bila adanya intimidasi secara langsung ke pegawainya di Pokja ULP, Widodo menegaskan, para pegawai tidak perlu takut, tetapi coba ditanyakan ke pihak tersebut persoalan yang terjadi sehingga dapat diketahui bagaimana penyelesaiannya.

“Kalau pihak itu kalah saat proses lelang, kan dapat dijelaskan dengan data dan detail kenapa kalah, kami yakin pihak-pihak yang ikut lelang di kota ini sudah berpengalaman, jadi tekan menekan sudah tidak ada lagi,” ujar mantan Inspektur Pembantu (Irban) pada Inspektorat Kota Tangsel ini. **Baca juga: Airin : Bandara Pondok Cabe Belum Tahap Ekspose.

Diketahui, Pemkot Tangsel melalui Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) merombak jajaran di Pokja ULP lingkup Setda. Kepala BKPP Kota Tangsel Firdaus, pihaknya pada Selasa (19/2/2016) akan melakukan tes kepada 40 pegawai dari jajaran pegawai ULP dan pegawai dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

“Kami lakukan tes sebagai bentuk penyegaran terhadap kinerja di bidang pengadaan karena bila tidak menguasai bidang tersebut bisa berakibat fatal, bahkan kalau tersangkut masalah hukum jadi menggangu pembangunan yang sedang berjalan,” terang mantan Camat Pamulang ini.(ard)




Airin : Bandara Pondok Cabe Belum Tahap Ekspose

Walikota Tangsel, Airin saat bersama Menteri Koordinator BPMK, Puan Maharani.(bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) belum dapat mengungkapkan kapan beroperasinya Lapangan Terbang Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, menjadi bandara komersil untuk melayani penumpang.

Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengaku, sampai saat ini Pelita Air Service (PAS) selaku pengelola lapangan terbang Pondok Cabe baru sebatas silahturahmi dengan Pemkot Tangsel, sehingga belum ada ekspose terkait rencana komersialisasi kawasan lapangan terbang itu.

“Yah untuk saat ini pengelola kawasan Bandara Pondok Cabe hanya sebatas silahturahmi dengan kami, belum sampai ke tahap ekspose rencana komersialisasi kawasan tersebut,” ucap Walikota Tangsel terpilih periode 2016-2021 ini saat ditemui Kabar6.com di Balaikota Maruga, Rabu (10/2/2016).

Maka dari itu, sambung Airin, pihaknya menyerahkan kepada regulasi dan ketentuan dan juga kenyamanan dari masyarakat serta beberapa langkah sudah disampaikan terkait Rencana Tata Ruang (RTRW) yang mengwacu kepada aturan pemerintah pusat.

“Di RTRW pusat sudah jelas di Pondok Cabe memang terdapat lapangan terbang, tetapi kami meminta pesawat yang dipakai bukan yang bising agar tidak mengganggu kenyamanan warga,” tegas Airin. **Baca juga: Pengamat: Bandara Pondok Cabe Tidak Tepat Untuk Penerbangan Berjadwal.

Airin kembali menuturkan, komersialisasi bandara Pondok Cabe pasti akan diiringi multi player efek, baik itu dari sisi ekonomi kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini akan meningkat dan juga keluhan dari masyarakat itu sendiri. **Baca juga: Pemkot Tangsel Janji Netral Soal Bandara Pondok Cabe.

“Biasa kalau ada pro kontra, tetapi kami dari Pemkot akan berusaha menjembatani keluhan ataupun keinginan warga sekitar sehingga antara pengelola Pondok Cabe dan warga ada win-win solution,” pungkas Airin.(ard)




Pemkot Tangsel Janji Netral Soal Bandara Pondok Cabe

Airin dan Muhamad di Pasar Ciputat.(yud)

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyikapi serius rencana komersialisasi Bandara Pondok Cabe di Kecamatan Pamulang. Rencana pengoperasian lahan bandara itu sempat menuai polemik dari warga sekitar.

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kota Tangsel, Muhamad mengatakan, selama ini terjadi kebuntuan komunikasi antarberbagai pihak berkepentingan. Pemerintah daerah akan bersikap fair untuk melindungi masyarakat dan dunia usaha.

“Kita berada di tengah, kalau untuk kepentingan semua pihak pastinya pemerintah mendukung,” katanya kepada wartawan di Puspiptek, Kecamatan Setu, Rabu (10/2/2016).

Meski begitu, ia melihat rencana komersialisasi Bandara Pondok Cabe dapat memberikan keuntungan. Terutama dari segi ekonomi.

Muhamad juga berencana akan segera menfasilitasi perundingan antara warga sekitar dengan PT Pelita Air Service selaku pihak otoritas bandara.

“Terdorongnya investasi dan geliat ekonomi masyarakat juga akan tumbuh. Dari pada mengganggur seperti saat ini,” jelasnya.

Di lokasi sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengakui bila masyarakat sekitar pernah mengadu serta mengeluhkan rencana komersialisasi Bandara Pondok Cabe.

Mereka khawatir saat mendarat (landing) dan terbang (take off) pesawat yang akan menimbulkan kebisingan. “Artinya ada kenyamanan dan keamanan masyarakat yang harus terlindungi,” pesannya.

Namun, lanjut Airin, kekhawatiran itu telah ditepis oleh PT Pelita Air Service. Dalam pertemuan Januari kemarin pihak bandara memastikan hanya mengoperasikan pesawat jenis baling-baling. **Baca juga: Bandara Segera Dioperasikan, Begini Reaksi Warga Pondok Cabe.

Sejumlah kekhawatiran warga itu, jelas Airin, pihak PT.Pelita Air Service (PAS) telah menginformasikan dirinya, bahwa operasional Bandara hanya menggunakan jenis pesawat kecil yang tidak mengganggu kenyamanan warga. **Baca juga: Pengamat: Bandara Pondok Cabe Tidak Tepat Untuk Penerbangan Berjadwal.

“PAS juga menyampaikan, pesawat yang dipakai tidak bising dan tidak mengganggu aktifitas masyarakat,” jelasnya.(yud)