Gusuran PKL di Pasar Serpong Hanya Lima Hari?

Area lahan di PT KAI di dekat Stasiun Serpong.(yud)

Kabar6-Pertumbuhan jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Serpong, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel)‎, terus meningkat.

Mereka kini menempati lahan milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), yang berada di sekitar lokasi pusat perekonomian tradisional tersebut.

Bintoro, juru parkir motor di sebelah pintu perlintasan kereta api Serpong mengaku, bila dirinya mendengar bila kegiatan penertiban‎ PKL yang digelar hari ini, Selasa (15/3/2016), bersifat sementara.

Penertiban dilakukan hanya untuk persiapan menghadapi penilaian program Adipura 2016 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Cuma lima hari doang. Tapi kasian meja-meja punya pedagang diangkutin semua,” katanya kepada kabar6.com di sekitar lokasi penertiban, Selasa (15/3/2016).

Bintoro jelaskan, dalam waktu dekat seluruh pedagang yang menempati lahan persis di sisi kanan Pasar Serpong bakal digusur. Pasalnya, lahan tersebut akan digunakan oleh pemiliknya (PT KAI) untuk area parkiran serta penitipan kendaraan bermotor.

Sementara‎ itu, lanjutnya, PT KAI juga punya lahan di sebelah pintu kereta Sertpong atau tepatnya di Jalan Raya Serpong menuju arah ke Cilenggang.

Kini area lahan tersebut juga dijadikan pasar dan terminal bayangan bagi angkutan perkotaan yang melayani trayek melintasi Serpong.

“Padahal saya pernah ngomong ke Airin (Walikota Tangsel) pas datang kemari. Kalo mau tukar guling lahan aja sama PT KAI,‎ di situ lebih besar dan manjang luasnya,” terang Bintoro.

Di lokasi yang sama, Camat Serpong Mursinah mengaku bahwa program penertiban PKL di Pasar Serpong tidak dilakukan secara instan.

Ada proses panjang yang ditempuh dirinya lewat badan musyawarah (Bamus) dan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika).

“Penertiban ini tetap humanis koq. Kita berikan surat pemberitahuan dulu ke PKL sampai tiga kali,” terang mantan Camat Ciputat Timur itu. **Baca juga: Lagi, Operator Parkir Meter Teras Kota Diduga “Mainkan” Tarif.

Mursinah menyatakan, dirinya tak punya kewenangan untuk memutuskan mau tukar guling lahan. Ia lebih mendahulukan program strategis jangka pendek dari penertiban PKL ‎agar lebih rapi dan tidak mengganggu akses lalu lintas kendaraan bermotor. **Baca juga: Warga Ingin Gusuran PKL Pasar Serpong Tak Seremonial.

“Setelah ditertibkan bahu jalan ini mau kita pasangi pohon,” tambah Mursinah.(yud)




Lagi, Operator Parkir Meter Teras Kota Diduga “Mainkan” Tarif

Tarif parkir sepeda motor di Teras Kota.(ard)

Kabar6-Petugas parkir meter di Teras Kota, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), diduga kembali memainkan tarif parkir, dengan mematok tarif Rp3000 untuk kendaraan roda dua. Padahal, tarif normal yang ditetapkan Rp2.000.

Deni, salah satu pengunjung Teras Kota mengungkapkan, dirinya sangat terkejut dengan tarif parkir di Teras Kota yang katanya sudah kembali normal, tetapi ini malah kembali mahal, nampaknya operator parkir tidak mengindahkan keluhan para pengunjung Teras Kota.

“Saya yakin ini ada permainan karena terkesan dibiarkan saja oleh operator parkirnya bila ada oknum petugas parkir yang mengenakan tarif semaunya itu,” ketus Deni, yang juga wartawan Media Indonesia ini ketika ditemui Kabar6.com di Teras Kota, Selasa (15/3/2016).

Sementara itu, Juru Parkir Elvin ketika ditanyakan terkait kenaikan tarif, menyatakan kenaikan tarif sudah berlaku sejak awal Januari 2016 dan dirinya hanya menjalankan tugas saja. **Baca juga: DPRD Tangsel: Penunjukan Langsung Parkir Meter Kesalahan Fatal.

“Yah mana berani saya menaikan tarif sepihak, kan ini juga pakai mesin yang bisa untuk mobile, biar lebih cepat dan praktis saja, kan tidak mungkin perusahaan tidak tahu kalau tarif motor Rp 3.000,” tukas Elvin. **Baca juga: Pengunjung Sebut Tarif Parkir Meter di Teras Kota Mahal.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama (Dirut) PT Pan Satria Sakti Budi Hartono mengimbau kepada pengunjung Teras Kota, agar mengatakan kepada petugas parkir bila pengunjung bukan karyawan Teras Kota, sehingga dikenakan tarif parkir normal, yaitu Rp.2000.(ard)




DPRD Tangsel: Penunjukan Langsung Parkir Meter Kesalahan Fatal

Parkir meter di tangsel.(bbs)

Kabar6-DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai Penunjukan Langsung (PL) yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) setempat, adalah kesalahan fatal.

Ketua Komisi III DPRD Kota Tangsel, Amar mengatakan, pendapatan parkir yang mencapai ratusan juta itu, seharusnya dalam menentukan operator parkirnya dilakukan dengan proses tender atau lelang. Tidak alasan untuk menunjuk secara langsung operator parkir meter.

“Kami saja saat study banding ke Bandung, parkir meter dilaksanakan dengan proses tender. Aneh kalau di Kota Tangsel pihak Dishubkominfo justru berani menunjuk langsung operator parkir,” ujar Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini saat ditemui Kabar6.com di kawasan Serpong, Selasa (15/3/2016).

Maka dari itu, sambung Amar, Dishubkominfo Kota Tangsel tidak usah ikut-ikutan menarik retribusi parkir karena bila salah dalam mengaplikasi aturannya malah seperti sekarang ini dipanggil oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Tigaraksa.

“Kalau bukan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) jangan asal main ambil alih Tupoksi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain, jadinya malah berantakan, buktinya saja lahan komersialisasi lahan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum (Fasos Fasum) yang digunakan untuk parkir meter,” tegas Amar lagi. **Baca juga: Tujuh Bulan di Tangsel, Operator Parkir Meter Klaim Setor Rp700 Juta.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama (Dirut) PT Pan Satria Sakti, Budi Hartono mengatakan, pihaknya bukan ditunjuk langsung oleh Dishubkominfo Kota Tangsel, tetapi sebagai operator yang melakukan uji coba parkir meter sehingga membantu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). **Baca juga: Kisruh Parkir Meter, Rusak Iklim Investasi di Tangsel.

“Nanti kalau memang dilakukan proses tender atau lelang, bila kami tidak menang pun, kami rela kok parkir meter di Kota Tangsel dikelola oleh operator parkir yang lain, kita uji coba bro bukan ditunjuk langsung, semua ada cerita dan ada sejarah kenapa kami operasional, seharusnya semua jujur,” ungkap Budi Hartono.(ard)




Warga Ingin Gusuran PKL Pasar Serpong Tak Seremonial

Petugas membersihkan bekas lapak PKL di Pasar Serpong.(yud)

Kabar6-Sedikitnya 300 personel aparat gabungan merangsek ke sepanjang trotoar di Pasar Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Mereka menggusur ratusan lapak‎ milik Pedagang Kaki Lima (PKL) yang merusak keindahan atau estetika perkotaan.

Fransisca Dewi (28), salah seorang warga mendukung upaya penertiban PKL di Pasar Serpong yang sudah lama semrawut. Penggusuran lapak yang mayoritas ditempati pedagang sayuran itu, menjadikan akses ruas jalan menjadi lebih lancar.

“‎Jalan jadi enggak macet . Tapi semoga penertiban ini bisa seterusnya, enggak seremonial doang,” katanya kabar6.com di sekitar lokasi penertiban, Selasa (15/3/2016).

Menurut karyawan s‎wasta itu, keberadaan PKL yang memakai sebagian bahu jalan sudah sangat mengganggu. Sisca sebutkan, dampak paling nyata adalah arus lalu lintas kendaraan bermotor jadi tersendat.

Keberadaan PKL di Pasar Serpong, lanjutnya, juga membuat pemandangan di perkotaan menjadi kumuh. “Masa dari Serpong mau ke stasiun aja sampai 30 menit,” ‎ujar Sisca.

Hal serupa dilontarkan Irsa, warga Perumahan Amarapura, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.

Selain keberadaan PKL yang bikin macet, Irsa juga menyebut bila keberadaan angkot yang ngetem di dua ruas jalur persis di depan pintu masuk Stasiun KA Serpong, acap mengundang bahaya.

“Mereka (angkot) cuek ngetem. Sedangkan kita (pengendara) terjebak di tengah rel kereta. Inikan bahaya. Polisi dan Dishub tahu, karena biasanya saat pagi mereka ada dilokasi.

Tapi membiarkan kondisi terjadi sejak bertahun-tahun,” ujarnya.

Terpisah di lokasi sama, Camat Serpong Mursinah, berjanji bahwa penertiban lapak PKL bakal dilakukan secara berkelanjutan. Komitmen tersebut telah disepakati lewat jalur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) yang digelar sebelum penertiban berlangsung. **Baca juga: Begini Pengukuan Tersangka Pengrajin Tahu Berformalin.

“Setelah ini, besok dan seterusnya akan dijaga oleh petugas kok,” terangnya. **Baca juga: Yamaha R15 Hantam Vario di Bintaro, Satu Tewas Dua Luka.

Saat disinggung perihal kegiatan penertiban sudah rutin digelar setiap tahunnya, dan keesokannya PKL di Pasar Serpong bisa kembali bebas menggelar lapak dagangan. **Baca juga: Penjambret Tas Wanita di WTC Serpong Akhirnya Tewas.

“Serpong dibawah komando saya enggak boleh begitu (melakukan pembiaran). Pokoknya PKL tidak boleh jualan di sekitar bahu jalan Pasar Serpong,” janji Mursinah.(yud)




Penjambret Tas Wanita di WTC Serpong Akhirnya Tewas

Penjambret tas wanita saat mendapatkan pertolongan.(cep)

Kabar6-Setelah lima hari terbaring di ruang ICU RS Pusat Polri dr Soekanto, seorang pelaku jambret yang dihakimi warga di depan Mal WTC Matahari Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Rabu (9/3/2016) lalu, akhirnya tewas pada Selasa (15/3/2016).

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H. Mansuri mengatakan, pelaku tersebut bernama Reizha Arjanggi (25), warga Jalan Arjuna, RT 02/08, Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel.

“Saat kita amankan dari amuk massa, pelaku masih belum diketahui identitasnya. Namun, saat dalam perawatan, pelaku sempat siuman, hingga kita bisa mengetahui identitasnya,” ujarnya.

Merujuk penjelasan tim doketer, pelaku menderita luka serius dibagian kepala. “Menurut petugas medis, cidera di kepala pelaku sangat berat,” jelasnya.

Diketahui, pelaku bersama seorang rekannya yang buron, sebelumnya nekat menjambret tas milik seorang wanita pengendara di depan Mal WTC Matahari Serpong. Begitu berhasil memperdaya korbannya, keduanya langsung kabur. **Baca juga: Begini Pengukuan Tersangka Pengrajin Tahu Berformalin.

Namun, korban yang diketahui bernama Nofriani (38), warga Komplek Batan Indah, Blok N1 RT.07/04, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, tak tinggal diam. Wanita paruh baya itu justru nekat mengejar kedua pelaku. **Baca juga: Penjambret Tas Wanita Sekarat Dihajar Warga Serpong.

Hingga akhirnya, pelaku yang panik terjatuh dari sepeda motornya. Saat itulah, korban langsung meneriaki kedua pelaku maling. Hingga, warga berdatangan dan langsung menghakimi salah seorang pelaku hingga tak sadarkan diri. Sementara, seorang pelaku lainnya berhasil kabur.(cep/yud)




Yamaha R15 Hantam Vario di Bintaro, Satu Tewas Dua Luka

Korban tewas dalam kecelakaan di Bontaro, Tangsel.(cep)

Kabar6-Dua sepeda motor bertabrakan di Jalan Bintaro Utama, Sektor 5, tepatnya didepan Hoka Haka Bento Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (15/03/2016).

Akibat kejadian itu, seorang pengendara tewas dilokasi kejadian, sementara dua lainnya luka serius.

Kasat Lantas Polres Tangsel, AKP Agus Suparyanto saat di hubungi kabar6.com membenarkan adanya peristiwa kecelakaan tersebut.

Menurutnya, kecelakaan itu bermula ketika sepeda motor Yamaha R15 B 6280 WMU yang dikendarai M Fariz Adri Pratama (20), warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan, melaju dari arah Taman Menteng Bintaro menuju kampus Sekolah Tinggi Admintrasi Negara (STAN).

Sementara, dari arah bersamaan juga melaju Honda Vario G 4775 VQ yang di kendarai Moh. Risqi Fajar (22), yang berboncengan dengan Sodiqu Rifki (22), keduanya asal Tegal, Jawa Tengah.

“Jadi saat kejadian, motor Honda Vario hendak putar balik, ditabrak oleh Yamaha R15,” ujar Kasat Lantas.

Akibat benturan keras yang terjadi, dua sepeda motor itupun terpental dan rusak berat. Sodiqu Rifki yang duduk diboncengan tewas dilokasi kejadian. Sementara rekannya  Risqi Fajar, menderita luka sobek pada lengan dan lutut. **Baca juga: Reformasi Birokrasi, Airin Janji Copot Pejabat “Tulalit”.

Sedangkan pengendara Yamaha R15, M Fariz Adri Pratama, menderita luka patah tangan kanan, lebam pada mata, hidung keluar darah. **Baca juga: Polres Tangsel Gerebek Dua Pabrik Tahu Formalin.

“Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kasat Lantas.(cep/yud)

**Baca juga: Ini Tahapan Penertiban Lokalisasi Dadap.




Begini Pengukuan Tersangka Pengrajin Tahu Berformalin

Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Samian.(yud)

Kabar6-Tiga pelaku usaha tahu yang diamankan petugas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) mengklaim, bila hampir semua pengrajin tahu menggunakan zat kimia berbahaya untuk pengawet mayat atau formalin.

Setiap potongan tahu yang telah dicetak selanjutnya direndam menggunakan cairan formalin, agar lebih tahan lama sehingga menguntungkan pedagang.

Ya, tiga orang pengrajin tahu yang kini diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka itu masing-masing adalah, FA (30), DO (33) dan SY (34). Ketiganya ‎sebagai pemilik dan karyawan pabrik tahu pada dua lokasi terpisah.

“Semua pasti pakai formalin, enggak ada pabrik tahu yang murni tanpa formalin. Coba aja cek satu-satu” terang SY, karyawan pabrik tahu merk dagang CSR kepada wartawan di Mapolres Tangsel, Senin (14/3/2016).

Menurutnya, ia bekerja sebagai peracik tahun di pabrik tahun milik FA yang terletak di Jalan Raya Kalimulya RT 004/08, Kelurahan Kalimulya, Cilodong, Kota Depok‎.

Dihadapan penyidik, FA sendiri mengaku usaha produksi tahu miliknya sudah berjalan selama tiga tahun. “Sehari satu ton, saya jual Rp2.000 perpotong,” klaimnya. **Baca juga: Reformasi Birokrasi, Airin Janji Copot Pejabat “Tulalit”.

‎Pada kesempatan itu polisi juga menghadirkan tersangka lainnya berinisial DO. Pemilik tahu dengan merk dagang BT yang berlokasi di Jalan H Mansyur RT 001/05, Kelurahan Gondrong, Cipondoh, Kota Tangerang, itu juga turut memasarkan ke Pasar Jombang, Kecamatan Ciputat. **Baca juga: Kuli Bangunan Tewas Tersengat Listrik di Ciputat.

“Pasar Lembang, pasar Bengkok, Ciledug, Tangerang,  pasar Jombang di Tangsel saja,” ujarnya. **Baca juga: Polres Tangsel Gerebek Dua Pabrik Tahu Formalin.

Atas perbuatan ketiga pelaku, Polisi menyangkakan pasal berlapis yakni, 136 Nomor18 tahun 2012 tentang Pangan, dengan ancaman pidana paling banyak lima tahun penjara dan denda maksimal 10 miliar, dan pasal 62 UU RI. Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana lima tahun penjara dan denda Rp2 miliar. (yud/cep)




Kuli Bangunan Tewas Tersengat Listrik di Ciputat

Kuli bangunan yang tewas kesetrum di Ciputat.(cep)

Kabar6-Seorang kuli bangunan ditemukan tewas di Jalan Cempaka Bawah, RT 02/03, Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (14/3/2016).

Kuat dugaan, kuli bangunan bernama Aji Rohmaji (48), warga Kampung Sasak, RT 006/007, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Kota Depok itu tewas akibat kesetrum.

“Dari keterangan para saksi, korban adalah kuli bangunan yang sedang bekerja merenofasi rumah warga bernama Nyoman,” ujar Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H. Mansuri. **Baca juga: Reformasi Birokrasi, Airin Janji Copot Pejabat “Tulalit”.

Mansuri jelaskan, dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), diduga korban meninggal akibat tersengat listrik di lengan sebelah kiri. **Baca juga: Polres Tangsel Gerebek Dua Pabrik Tahu Formalin.

Guna pengusutan lebih lanjut, jenazah korban selanjutnya dievakuasi ke RS Fatmawati untuk dilakukan visum. Kasus itu sendiri dalam penanganan Polsek Ciputat.(cep/yud)




Polres Tangsel Gerebek Dua Pabrik Tahu Formalin

Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan gelar perkara.(yud)

Kabar6-Dua pabrik tahu yang lokasinya saling terpisah digerebek Polres Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (14/3/2016).

Komoditi bahan pangan yang terdeteksi mengandung zat pengawet mayat atau formalin itu, beredar di Pasar Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Berdasarkan siaran pers yang diterima kabar6.com, kedua pabrik tahu itu yakni dengan merk dagang BT di Jalan H Mansyur RT 001/05, Kelurahan Gondrong, Cipondoh, Kota Tangerang.
Sementara, pabrik satunya lagi merk CSR yang terletak di Jalan Raya Kalimulya RT 004/08, Kelurahan Kalimulya, Cilodong, Kota Depok‎.

“Kejadian diawali laporan masyarakat, ada mobil pengangkut tahu yang diduga mengandung formalin,” kata Kepala Polres Tangsel, Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan.

Setelah dilakukan pengecekan dengan menggunakan test kit, terangnya, air tahu dan bahan pangan yang dibuat dari kacang kedelai itu terindikasi mengandung zat formalin.

Ayi bilang, anak buahnya di Satuan Reserse Kriminal pun langsung melakukan pengembangan kasus tersebut, hingga ke lokasi pabrik.

Do, pemilik pabrik tahu BT yang telah ditetapkan sebagai tersangka‎ mengakui mencampur zat formalin ke rendaman air tahu. Selanjutnya, komoditi yang bertekstur kenyal dan awet tahan lama diedarkan dan dijual ke pedagang tahu di Pasar Jombang.

“Sedangkan pemilik pabrik tahu merk‎ CSR berinisial FA dibantu oleh karyawannya SY. Sebab si FA belum mahir dalam bidang pembuatan tahu,” terang Ayi. **Baca juga: Disangka Bom, Tas Berisi Pakaian Hebohkan Superindo Ciputat.

Dari pengungkapan kasus peredaran tahu formalin polisi menyita barang bukti‎ berupa, satu unit mobil L-300 dan satu unit truck colt diesel engkel yang digunakan untuk mengangkut tahu. Serta, bak berisi tahu merk dagang BT dan CSR serta satu jerigen formalin. **Baca juga: Reformasi Birokrasi, Airin Janji Copot Pejabat “Tulalit”.

“Tujuan para pelaku menambahkan zat formalin ke dalam tahu yang mereka produksi, agar produk yang dihasilkan dapat bertahan lebih lama dan mendapatkan keuntungan,” tambah Ayi.(yud/cep)




Reformasi Birokrasi, Airin Janji Copot Pejabat “Tulalit”

Airin mendengarkan aspirasi warga di acara Forum SKPD.(yud)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengaku telah punya cara jitu dalam menjalankan roda pemerintahan periode kedua era kepemimpinannya.

Cara dimaksud adalah, menjatuhkan sanksi copot jabatan terhadap pejabat yang tak siap kreatif dan inovatif serta melanggar aturan.

“Saya ingin reformasi birokrasi di Tangsel,” ungkapnya saat menghadiri acara Forum 3 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Jalan Raya Viktor, Buaran, Kecamatan Serpong, Senin (14/3/2016).

Menurutnya, selama periode lima tahun sebelumnya ia berusaha untuk mengimbangi ritme kerja para pimpinan di SKPD. Namun, banyak gaya dan konsep yang tidak sesuai dengan keinginannya sesuai visi dan misi ketika kampanye.

Airin mengakui, masih ada pejabat yang tidak bisa mencerna keinginannya alias tulalit. Alhasil, produk program kegiatan pelayanan yang dihasilkan kurang memuaskan

“Periode pertama sudah cukup saya mengikuti ritme para pimpinan SKPD. Besok-besok yang tidak siap, ya siap-siap saja saya copot jabatannya,” tegas Airin. **Baca juga: Ini Jadwal Prediksi Pelantikan Airin-Ben.

Ditambahkannya, lima tahun kedepan harus ada pembagian tugas yang jelas. Setiap Aparatur Sipil Negara di Pemerintah Kota Tangsel selama lima tahun mendatang harus siap mengikuti arahannya. **Baca juga: Ganespa Tantang Pejabat di Tangsel Turun ke Lapangan.

“Cukup bagi saya untuk memahami bapak dan ibu semuanya. Karena kalau dicaci dan maki ataupun dipuji terkait program ya saya yang menerima,” tambah Airin.(yud)