Sweeping Taksi, Gojek dan Ojek “Ribut” di Serpong

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Puluhan pengendara ojek online atau Gojek nyaris bentrok dengan pengendara ojek pangkalan di Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (22/3/2016).

Informasi yang dihimpun kabar6.com, bentrokan berawal saat puluhan pengendara gojek tengah konvoi melakukan aksi sweeping terhadap angkutan umum jenis taksi.

Saat melintas di lokasi, salah seorang tukang ojek pangkalan meneriaki pengendara Gojek. Tak terima diteriaki, kemudian puluhan pengendara Gojek menghampiri ojek pangkalan. **Baca juga: Kasus Suap Bank Banten, Hartono Akui Pernah Minta Uang ke PT BGD.

Salah seorang pengendara ojek pangkalan, Nunung Purnomo mengaku tidak tahu penyebab pengendara Gojek mendatangi mereka. **Baca juga: Hujan Tiga Jam, Sejumlah Jalan Protokol di Cilegon Terendam .

“Kami nggak tahu apa-apa, tiba-tiba didatangin sama mereka (Gojek),” katanya. **Baca juga: Taksi Mogok, Panumpang Damri Membludak di Bandara Soetta.

Beruntung, bentrokan tidak meluas saat petugas keamanan setempat segera melerai kedua kubu. Kedua belah pihak akhirnya membubarkan diri dan pengendara Gojek kembali melanjutkan aksi sweeping terhadap taksi.(rani)

**Baca juga: Pilgub Banten 2017, Aa “Merapat” ke Nasdem.




Warem Alang-alang Tangsel Ada Sejak 30 Tahun Silam

Warga Pondok Kacang Timur dukung penertiban warem.(yud)

Kabar6-‎Keberadaan tempat usaha warung remang-remang atau warem di kawasan Alang-alang, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sedianya telah lama ada dan dirasakan mengganggu warga sekitar.

Tetapi, tak satupun warga sekitar yang berani mencegah, apalagi melarang, lantaran takut.

Rubianto (35), salah seorang warga Buaran bahkan mengaku malu, bila menyebutkan domisili tempat tinggalnya. Sebab, wilayah tanah kelahirannya itu sudah kadung santer mendapat cap miring.

“Sudah 30 tahun Alang-alang terkenal sebagai tempat hiburan wanita malam,” katanya ditemui wartawan usai rapat koordinasi di kantor Kelurahan Buaran, Senin‎ (21/3/2016).

Identik buruknya wilayah Alang-alang, terang Rubianto, seringkali ‎bikin masyarakat sekitar. Sebab sejak dahulu hingga kini belum ada tindakan nyata dari aparatur pemerintah daerah untuk menutup.

Rubianto malahan membandingkannya dengan kawasan Gang Dolly di Kota Surabaya, Jawa Timur serta lokalisasi Kalijodo di Jakarta. Kedua daerah hitam itu terbukti telah bisa ditutup oleh pemerintah daerah masing-masing.

“Tindak tegas saja. Jakarta buktinya berhasil, Surabaya buktinya juga bisa ditutup,” terangnya. **Baca juga: 30 Bangunan di Lokasi Mesum Alang-alang Bakal Dibongkar.

Rubianto pun mengapresiasi atas rencana Pemerintah Kota Tangsel yang mewacanakan ingin menutup puluhan warem di kawasan Alang-alang.‎ Ia yakin jika serius bisnis maksiat di sekitar lokasi rumahnya bisa ditutup. **Baca juga: Begini Pengakuan Rano Saat Sidang Kasus Suap Bank Banten.

Alasannya, lanjut ia, lantaran pemerintah daerah punya dukungan anggaran dan kekuatan personel keamanan. Apalagi telah dicanangkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia bahwa lokasi prostitusi harus dihilangkan. **Baca juga: Pegawai Kantor Kecamatan Tigaraksa Keluhkan Gaji Terlambat.

“Jika Pemkot tidak punya keberanian, terus bagaimana masyarakat kecil yang enggak punya kekuatan seperti kita ini,” tambahnya.(yud)




Mobil CRV Senggol Honda Beat di Depan RS Omni Alam Sutera

Asman, korban kecelakaan di RS Omni.(cep)

Kabar6-Seorang pengendara terjatuh dari Honda Beat B 6695 GCM yang dikendarainya, setelah tersenggol Honda CRV B 1242 NJD tak jauh dari pintu masuk RS Omni, di Jalan Alam Sutera Utama, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (21/3/2016).

Akibat kejadian itu, Asman (44), pengendara Honda Beat warga Gading Serpong Sektor 7B, RT 011/03, Curug Sangereng, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, mengalami luka pada bagian kaki dan dilarikan ke RS Omni.

Kejadian itu bermula ketika Honda CRV yang dikemudikan Dindin Supriadi (42), warga Kampung Kalibaru, Desa Sindangsari, RT 03/02, Sukanagara, Kota Cianjur, Jawa barat, tengah mencari parkir di areal RS Omni.

Namun, karena tidak mendapatkan parkir, Didin akhirnya keluar dari kawasan RS Omni dan kemudian hendak masuk kembali ke rumah sakit tersebut.

Namun, sebelum sampai di pintu masuk, mobil bersenggolan dengan pengendara Honda Beat. Akibatnya, pengendara Honda Beat terjatuh dan telruka dibagian kaki. **Baca juga: PKL di Pasar Serpong Kembali Bermunculan.

“Motor Honda Beat rusak pada spion kanan. Sedangkan Honda CRV rusak (baret) pada body depan sebelah kiri,” ujar Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri. **Baca juga: 30 Bangunan di Lokasi Mesum Alang-alang Bakal Dibongkar.

Kasus itupun kini ditangani satlantas Polres Tangsel.(cep)




30 Bangunan di Lokasi Mesum Alang-alang Bakal Dibongkar

PMKS dijaring Satpol PP Tangsel beberapa waktu lalu.(yud)

Kabar6-Tahapan rencana penertiban pada kawasan mesum di Alang-alang, Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sudah mulai dilakukan. Aparatur wilayah setempat menyusun skema agar kegiatan berlangsung lancar dan kondusif.

Lurah Buaran, Ali Hidayat mengatakan, penanganan terhadap warga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di kawasan Alang-alang bukan pekerjaan mudah. Makanya, perlu penanggulangan secara komprehensif.

“Mereka (PMKS) juga manusia, makanya perlu dimanusiakan. Caranya gimana sekarang ini masih kita bahas,” katanya, Senin (21/3/2016). **Baca juga: Camat Serpong: Penertiban Warem Alang-alang Pakai Cara Persuasif.

Data yang tercatat, terang Ali, di RT 01 RW 06 ada sekitar 30 bangunan rumah semi permanen. Bangunan rumah kontrakan itu dijadikan oleh penghuninya sebagai tempat usaha cafe musik dangdut. **Baca juga: Warem ‘Alang-alang’ Segera Dibongkar.

Semua rumah dipastikan menyediakan wanita pemandu, pekerja seks komersial yang jumlahnya ada sekitar 300 orang. Semuanya berasal dari luar Kota Tangsel. **Baca juga: PKL di Pasar Serpong Kembali Bermunculan.

“Pola pengusuran pun harus dilakukan secara damai. Jangan sampai terjadi bentrokan antara aparat dengan penghuni Alang-alang,” terang Ali.

Ditambahkannya, dalam program penertiban ini Pemerintah Kota Tangsel mengerahkan Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) setempat.

Satuan Kerja Perangkat Daerah di atas bertugas memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para PMKS. Tujuan strategisnya agar mereka bisa kembali terjun ke tengah masyarakat dengan berwirausaha.

“Ada sebagian warga yang keberatan juga dengan predikat Alang-alang terkesan jelek. Padahal enggak semuanya kayak begituan,” tambah Ali.(yud)




PKL di Pasar Serpong Kembali Bermunculan

Kondisi Pasar Serpong dua hari saetelah penertiban.(yud)

Kabar6-Kurang dari sepekan pasca penertiban , kini PEdagang Kaki Lima (PKL) sudah mulai kembali bermunculan dan membuka lapak di Pasar Serpong.

Pantauan langsung kabar6.com, Senin (21/3/2016) pukul 20.05 WIB, PKL yang menjual komoditi pertanian tampak bermunculan. Lokasinya persis di dekat pintu Stasiun KA dan emperan toko.

“Kalau enggak ada yang jaga ya begitu,” kata Mustika, pedagang nasi pecel ayam dan lele, Senin (21/3/2016).

Dijelaskannya, sebelumnya setiap hari area sekitar depan Pasar Serpong dijaga oleh aparat Satpol PP Kota Tangsel. Selama ditongkrongi oleh aparat Korps Praja Wibawa tak ada satupun PKL yang berani menggelar lapak dagangan.

Tapi, lanjut Mustika, PKL melakukan kucing-kucingan dengan aparat Satpol PP. Menurutnya, selama tak berdagang sebagian PKL memilih pulang kampung sementara waktu. **Baca juga: Satpol PP Jangan Tunggu Perintah Jaga Pasar Serpong.

“Katanya ditertibkan biar jalanan enggak macet. Emang sih keliatan rapi ya kemarin,” ujarnya. **Baca juga: Gusuran PKL di Pasar Serpong Hanya Lima Hari?

Diketahui, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu unsur terkait, seperti Dinas Kebersihan, Dinas Perhubungan serta TNI dan Polri, menertibkan ratusan PKL dikawasan Pasar Serpong dan titik PKL di Jalan Raya Puspiptek pada Selasa (15/3/2016) lalu. **Baca juga: Warga Ingin Gusuran PKL Pasar Serpong Tak Seremonial.

Dalam operasi tersebut, petugas gabungan bahkan langsung memasang pot berkuran besar di depan emperan toko yang selama ini digunakan PKL untuk menggelar lapaknya.(yud/cep)




Tertangkap, Pencuri Tas Menangis di Polsek Pondok Aren

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Satu dari tiga pelaku pencurian tas milik salah seorang pengunjung di rumah makan di kawasan Perumahan Graha Raya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tertangkap warga saat beraksi, Senin (21/3/2016).

Mirisnya, pria yang diketahui bernama Sulaiman itu tak henti menangis saat diamankan untuk menjalani pemeriksaan di Polsek Pondok Aren. Sementara, dua rekannya yang berhasil kabur, S dan A, kini masih diburu polisi.

Kepada petugas, pria tersebut berdalih nekat mencuri, karena kehabisan ongkos untuk pulang ke kampung halamannya di Palembang, Sumatera Selatan. **Baca juga: Pria Renta Tewas Gandir di Cipondoh.
 
“Saya kepepet pak. Gak punya uang untuk ongkos pulang ke Palembang. Makanya saya terpaksa mencuri,” ujarnya sambil terus menangis. **Baca juga: Operasi Simpatik Kalimaya, Polda Banten Tilang 9.000 Kendaraan.

Kini, Sulaiman mendekam di sel tahanan Polsek Pondok Aren. Polisi menjeratnya dengan Pasal 363 KUHP, tentang pencurian dengan pemberatan. Ancaman hukumannya diatas lima tahun penjara.(rani)




Operator Parkir Meter Sebut Dewan Tangsel Puas

Parkir meter di Tangsel.(bbs)

Kabar6-PT. Pan Satria Sakti, selaku operator parkir meter di delapan titik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengklaim bila DPRD Kota Tangsel telah memberikan empat jempol terkait penerapan sistem parkir meter.

Direktur Utama PT Pan Satria Sakti Budi Hartono menyatakan, Komisi III DPRD Kota Tangsel terkejut dengan penjelasan pihaknya dan merasa puas dengan sistem parkir meter, bahkan meminta untuk menerapkan parkir meter di seluruh wilayah tersebut.

“Komisi III puas dengan kinerja kami dan meminta kami menerapkan parkir meter di 7 kecamatan Kota Tangsel, tetapi kami bilang cukup yang delapan titik parkir meter yang sudah ada saja kami akan optimalkan dulu,” kata Budi Hartono kepada Kabar6.com usai dipanggil Komisi III DPRD Kota Tangsel, Senin (21/3/2016).

Ditemui terpisah, Anggota Komisi III DPRD Kota Tangsel, Iwan Rahayu dengan tegas membantah bila pihaknya memberikan empat jempol kepada operator parkir meter.

“Kami itu memberikan apresiasi kepada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel dalam menata lalu lintas yang baik dengan menerjunkan personil di seluruh wilayah Kota Tangsel, meskipun di hari libur pun tetap bertugas,” ketus Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini. **Baca juga: DPRD Tangsel Minta Parkir On Street Dikembalikan ke Off Street.

Hal senada juga dilontarkan oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Tangsel, M Amar. Amar menuturkan, operator parkir meter itu salah persepsi alias Gede Rasa (GR) karena yang dipuji dengan diberikan empat jempol oleh anggotanya adalah Dishubkominfo. **Baca juga: Pria Renta Tewas Gandir di Cipondoh.

“Yah, itu kan hak operator parkir meter untuk berpendapat begitu, yang penting kami mengapresiasi Dishubkominfo dalam penataan Lalin di titik kemacetan, bukan parkir meter,” tandas Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini.(ard)




Camat Serpong: Penertiban Warem Alang-alang Pakai Cara Persuasif

Cafe penyedia wanita nakal di Pondok Kacang Timur dibongkar beberapa waktu lalu.(yud)

Kabar6-Pihak Kecamatan Serpong akan melakukan pendekatan persuasif kepada pemilik Warung Remang-remang (Warem) yang berada di kawasan Alang-alang, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Camat Serpong Mursinah mengatakan, pendekatan persuasif dimaksud, yakni dengan memanggil para pemilik secara pribadi, agar mau membongkar Waremnya secara sukarela.

“Kami akan memanggil para pemilik Warem yang rata-rata adalah warga setempat dan juga pemilik lahan yang menyewakan lahan sehingga mereka tahu kalau kami tengah melakukan sosialisasi terkait pembongkaran kawasan alang-alang, seperti di Kalijodo,” terang mantan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ciputat Timur ini ketika ditemui Kabar6.com di Kelurahan Buaran, Senin (21/3/2016). **Baca juga: Tahun Ini Dua Kawasan Bisnis Mesum di Tangsel Dibongkar.

Mantan Lurah Pondok Ranji, Kecamatan Ciptim ini menyatakan, dalam rapat sosialisasi pembokaran Warem Alang-alang di Buaran telah disepakati, yaitu dilakukan pemetaan dan identifikasi lokasi dan pemilik Warem akan diberikan surat peringatan terlebih dahulu serta bila membandel akan dieksekusi. **Baca juga: DPRD Tangsel Minta Parkir On Street Dikembalikan ke Off Street.

“Wanita penghibur di Warem Alang-alang yang mencapai 150 orang itu merupakan warga luar kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini dan diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, para wanita penjaja cinta itu beralih profesi atau kembali ke kampung halamannya masing-masing,” tegas Mursinah lagi.(ard)




DPRD Tangsel Minta Parkir On Street Dikembalikan ke Off Street

Penerapan parkir meter di Tangsel.(yud)

Kabar6-DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta pemerintah setempat melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), mengembalikan parkir On Street ke Off Street.

Ketua Komisi III DPRD Kota Tangsel, M Amar menyatakan, pihaknya meminta kepada Dishubkominfo kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini agar parkir On Street yang menerapkan parkir meter di delapan titik dikembalikan ke Off Street. **Baca juga:

“Sebenarnya parkir meter itu tidak masalah, tetapi penerapan On Street yang salah karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) ada yang hilang,” terang Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini saat ditemui Kabar6.com usai meminta keterangan kepada Dishubkominfo dan Operator Parkir Meter di Ruang Komisi III DPRD Tangsel, Senin (21/3/2016). **Baca juga: Airin Sentil Hasil Perbaikan Drainase ‎Kurang Memuaskan.

Legislator dua periode ini kembali menegaskan, pihaknya saat ini masih menunggu hasil atau keputusan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Tigaraksa, terkait parkir meter karena pihaknya belum mendapatkan tembusan sama sekali. **Baca juga: Himas Tuntut Anggota DPRD Banten Mundur.

“Intinya kami menghargai upaya yang dilakukan oleh teman-teman Kejari agar tidak ada permasalahan dikemudian hari,” pungkas politisi yang berdomisili di Pondok Ranji, Ciputat Timur ini.(ard)




Parkir Meter On Street Dinilai Rugikan Tangsel

Walikota Tangsel, Airin saat mengecek penerapan parkir meter diwilayahnya.(bbs)

Kabar6-DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai penerapan parkir meter dengan On Street telah merugikan Kota Tangsel. Itu karena parkir meter On Street dianggap menghilangkan salah satu potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Amar, Ketua Komisi III DPRD Kota Tangsel mengungkapkan, potensi PAD yang harusnya didapat kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini bila menerapkan parkir Off Street di 8 titik lokasi parkir meter adalah dari pajak daerah dan sewa aset berupa lahan parkir. **Baca juga: Di Tangerang, Ibunda Korban Heli Jatuh Pingsan.

“Jelas banget kan, kita ini sudah kehilangan potensi PAD dari sewa aset lahan parkir karena sampai 8 bulan parkir meter berjalan tidak menyewa lahan milik Pemkot Tangsel,” ketus Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini saat ditemui Kabar6.com usai meminta keterangan kepada Dishubkominfo dan Operator Parkir Meter di Ruang Komisi III DPRD Tangsel, Senin (21/3/2016). **Baca juga: Himas Tuntut Anggota DPRD Banten Mundur.

Ditemui terpisah, Kepala Seksie (Kasie) Parkir dan Terminal Dito Chandra ketika berusaha dikomfirmasi usai dipanggil Komisi III DPRD Kota Tangsel, berlalu begitu saja menuju mobilnya dan hanya mengucapkan silahkan tanya ke Komisi III saja.(ard)