Papan Protes Untuk Airin Muncul di Ruas Jalan Siliwangi

Papan protes yang muncul di tengah Jalan Raya SIliwangi, Pamulang, Tangsel.(Fbi)

Kabar6-Sebuah papan berisi protes muncul persis ditengah ruas Jalan Raya Siliwangi, di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (11/05/2016).

Dalam papan tersebut, tertulis jelas kata-kata, “Tolong!!! Bu Perbaiki Banyak Memakan Korban Lobang Ini”.

Sedianya, papan protes itu dianggap warga sebagai simbol yang di tunjukan kepada Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, agar segera memperbaiki kerusakan jalan yang sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir tersebut.

Roce, salah seorang tukang ojek yang mangkal tak jauh dari lokasi mengatakan, sedianya jalan berlubang itu sudah mengakibatkan banyak pengendara yang terjatuh selama kurun waktu tiga bulan terakhir.

“Sejak tiga bulan terakhir, setahu saya sudah ada empat pengendara motor yang terjatuh akibat lubang itu. Makanya, warga kemudian berinisiatif memasangi papan berisi imbauan di lubang itu, agar lebih berhati-hati,” ujar Roce.

Sementara, Dwi, salah seorang pengendara yang melintas dilokasi mengaku setuju dengan pemasangan papan imbauan tersebut.

“Saya sangat setuju mas, aksi pasang papan protes ini. Selain biar cepat diperbaiki, ini juga bisa mengingatkan warga agar lebih berhati-hati,” ujarnya. 

Dwi bahkan menambahkan, bila perlu papan protes itu ditambah lagi dengan pohon pisang. Biar mata pemerintah semakin terbuka dan cepat merespon aspirasi warga. **Baca juga: GP Ansor Tangsel Sarankan Penertiban Alang-alang Pakai Cara Persuasif.

“Harusnya tambah lagi dengan pohon pisang,” ujar mahasiswi semester enam di salah satu perguruan tinggi swasta di Pamulang itu lagi. **Baca juga: Pebisnis Hiburan Dikawasan Alang-alang Mulai Angkat Kaki.

Pantauan kabar6.com dilokasi, pascamunculnya papan protes tersebut, pengendara yang melintas tampak lebih memelankan laju kendaraannya.(Fbi)




GP Ansor Tangsel Sarankan Penertiban Alang-alang Pakai Cara Persuasif

Penertiban warung remang-remang di Pondok Kacang Timur.(yud)

Kabar6-Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tangerang Selatan (Tangsel), Asrori, menganggap penertiban kawasan mesum Alang-alang, di Buaran, Kecamatan Serpong, perlu dilakukan dengan sentuhan persuasif.

Cara itu dianggap bisa efektif, sekaligus dapat memberikan sosialisasi tentang bahayanya penyakit masyarakat.

“Pemkot sebagai penanggungjawab ekseksusi lahan harus mengedepankan dialog supaya damai,” kata Asrori, Rabu (11/5/2016).

Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel mesti mengedepankan upaya dialogis agar tercipta nilai-nilai yang berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian. **Baca juga: Bang Ben: Tidak Ada Tawar Menawar Dalam Penertiban Alang-alang.

Meski Asrori menyebut bila langkah Pemkot Tangsel yang akan menertibkan kawasan Alang-alang perlu diapresiasi, namun jangan sampai muncul kesan memaksakan dalam pelaksanaannya. Terlebih lagi ditunggani oleh mereka yang mengatasnamakan warga sekitar. **Baca juga: Pebisnis Hiburan Dikawasan Alang-alang Mulai Angkat Kaki.

“Hal yang perlu diperhatikan dalam penertiban Alang-alang, misalnya kepastian pekerjaan, tempat tinggal dan penyuluhan kepada warga, baik secara lahir maupun batin. Itu mengingat lokasi Alang-alang sedianya sudah ada cukup lama sekali di Tangsel,” tambahnya.(yud)

**Baca juga: Polisi Minta SP-2 Penertiban Lokalisasi Dadap Ditunda.




Pebisnis Hiburan Dikawasan Alang-alang Mulai Angkat Kaki

Penertiban warung remang-remang di kawasan Setu.(yud)

Kabar6-Kawasan hiburan Alang-alang, di Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), berangsur sepi.

Hiruk-pikuk lantunan musik hidup yang biasa menggema dikawasan itu, semakin meredup seiring rencana pembongkaran yang dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat.

Rum, salah seorang wanita paruh baya warga sekitar pemilik rumah kontrakan di kawasan Alang-alang, tepatnya di Jalan Swadaya RT 01 RW 06, mengakui bila penyewa sudah mulai pergi.

Bahkan kini pemilik café musik dangdut sudah tak kembali lagi. “Pada pergi pas ada surat edaran pertama,” katanya ditemui wartawan, Rabu (11/5/2016).

Rum sendiri, memiliki bangunan yang dikontrakan kepada penyewa per tahun Rp35 juta. Persoalan mau digunakan untuk tempat nyanyi atau hal lain, sepenuhnya Rum menyerahkan kepada penyewa.

“Itu hak penyewa untuk apa. Kalau kami lihat setiap malam memang tempatnya untuk karaoke, ada beberapa meja dan minuman secara terbuka tidak tertutup,” tuturnya.

Meski demikian, belum sepenuhnya pengelola cafe meninggalkan kawasan Alang-alang. Sebagian lainnya, hingga kini masih membandel dengan tetap beroperasi.

Rum menyebut, sebagai pemilik hak guna bangunan dari salah satu tempat dikawasan tersebut, pihaknya menganjurkan agar pengelola cafe untuk menyetop aktivitasnya. **Baca juga: Warem ‘Alang-alang’ Segera Dibongkar.

“Kami memiliki tempat sendiri. Jadi bukan untuk dibongkar. Melainkan untuk mengentikan aktivitas yang dianggap terlarang,” imbuhnya. **Baca juga: Bang Ben: Tidak Ada Tawar Menawar Dalam Penertiban Alang-alang.

Sedianya, total rumah permanen milik warga yang dikontrakan dan disulap menjadi cafe, ada sekitar 35 unit. Satu rumah diperkirakan diisi oleh empat sampai lima orang, yang diketahui berasal dari Indramayu, Cirebon, Sukabumi dan Karawang. **Baca juga: Polisi Minta SP-2 Penertiban Lokalisasi Dadap Ditunda.

“Mereka bukan orang sini (Buaran red). Tapi datang dari berbagai daerah. Termasuk para tamu malam hari datang dari berbagai daerah, ada yang jalan kaki dan ada pula yang naik mobil,” paparnya.(yud)




Galian Proyek di Tangerang Rengut Nyawa Dua Bocah

Jasad salah seorang bocah yang tewas di galian Cisauk.(cep)

Kabar6-Dua bocah laki-laki tewas tenggelam di galian proyek Pasar Modern, RT 01/03, Desa Sampora, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Selasa (10/5/2016).

Kedua bocah malang itu masing-masing bernama Maulana Yusuf Bin Saari (5) dan M. Bahrum A Bin Kusnadi (6), keduanya warga Kampung Cisauk, RT 02/03, Desa Sampora.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri mengatakan, kedua bocah itu tenggelam saat sedang bermain sambil berenang di galian proyek pasar modern.

Tak lama kemudian, kedua bocah itu pun tenggelam di galian yang memiliki kedalaman 2,5 meter tersebut. “Kabar tenggelamnya dua bocah itu diterima saksi Jaro Harun (55),” ujar Mansuri.

Namun, saat saksi tiba dilokasi, kedua bocah tersebut sudah tak terlihat lagi di permukaan air. “Kemudian warga melaporkan peristiwa itu Polsek Cisauk,” ujar Mansuri. **Baca juga: Bakal Maju di Pilgub Banten, Adik Atut Sesalkan Bentrokan di Dadap.

Petugas Polsek Cisauk yang datang ke lokasi, kemudian berupaya mencari dan mengevakuasi jenazah kedua korban dibantu warga sekitar. Jasad kedua bocah itu bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun tidak tertolong. **Baca juga: Besok Polisi Bongkar Makam Bocah yang Tewas Dalam Sumur Tua di Tangerang.

“Nyawa kedua bocah tidak tertolong, meninggal dunia diduga karena terlalu lama tenggelam,” ujar Mansuri.(yud/cep)




Patokan Tarif Retribusi Layanan Jangan Asal-asalan

Ade Iriana paling kiri sampaikan terbitnya regulasi daerah.(yud)

Kabar6-Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menginstruksikan kepada seluruh daerah untuk segera mengevaluasi penerbitan payung hukum, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik.

Regulasi itu menyangkut dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Itupun harus disosialisasikan kepada masyarakat sebelum regulasi itu diterapkan.

Demikian dikatakan Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ade Iriana ditemui kabar6.com usai menghadiri rapat paripurna di kawasan Kecamatan Pamulang, Senin (9/5/2016).

“Apakah kita menentukan tarif itu sudah sesuai atau tidak. Kebanyakan (pelayanan jasa) kan ada tarifnya, dan tarifnya itu enggak asal-asalan,” katanya.

Artinya, terang Ade, pemberlakukan tarif layanan jasa mesti dibicarakan kepada konsumen pengguna jasa layanan. Apakah masyarakat selaku konsumen terbebani atau tidak.

Disinggung perihal pemberlakuan tarif jasa parkir kendaraan bermotor di Kota Tangsel yang tidak punya payung hukum jelas dan menimbulkan kontroversi.

Ade jelaskan, jika evaluasi pemerintah pusat sudah disetujui maka bisa digulirkan. Sedangkan regulasi yang tertuang dalam peraturan daerah (Perda) di Kota Tangsel pun hingga kini masih dievaluasi. **Baca juga: Massa HMI Lumpuhkan Akses Jalan Raya Ciputat.

“Ilegal itu kalau tanpa evaluasi pusat, provinsi. Makanya menentukan tarif itu enggak asal-asalan,” jelasnya. **Baca juga: DPRD Tangsel: Pemprov Banten Jangan Seenaknya Berikan Bantuan.

Ade menambahkan, dalam waktu dekat seluruh pejabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tangsel akan dikumpulkan. Evaluasi ditempuh untuk melihat pengenaan tarif retribusi jangan sampai membebani masyarakat. **Baca juga: Awas..! Petugas Sensus Diduga Abal-abal Gentayangan di Tangerang.

“Perintah Jokowi kan begitu. Yang membebani enggak boleh, pokoknya yang berkaitan dengan pajak, investasi, retribusi dan lain sebagainya,” tambahnya.(yud)




DPRD Tangsel: Pemprov Banten Jangan Seenaknya Berikan Bantuan

Tb Bayu Murdani paling kanan pimpin paripurna.(yud)

Kabar6-Kucuran dana perimbangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang semakin menyusut dipertanyakan.

Bahkan, jumlahnya sangat drastis serta paling kecil bila diantara delapan kabupaten atau kota lainnya di Banten.

Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel, Tubagus Bayu Murdani mengatakan, perlu ada kejelasan soal parameter pengurangannya. Terutama penjelasan indikasi yang meyebabkan anggaran bantuan itu harus dikurangi.

“Jangan senaknya seperti ini tanpa masyarakat mengetahui penjelasannya seperti apa,” ujar Bayu ditemui usai memimpin rapat paripurna di Pamulang, Senin (9/5/2015).

Menurut Bayu, pada periode 2014 lalu masih diterima sebesar Rp50 miliar. Ia justru heran bila sekarang jumlahnya semakin dikurangi.

Padahal, lanjut politisi asal PDI Perjuangan itu, kontribusi yang sudah diberikan oleh Pemerintah Kota Tangsel sudah sangat tinggi. Perolehan pajak yang disumbangkan lewat beragam sektor jumlahnya mencapai ratusan miliar.

“Kalau terus menerus dikurangi, maka ini bisa menghambat laju pembangunan di Tangsel,” tegas Bayu.

Diketahui, kini dana yang diterima oleh Kota Tangsel dari Pemprov Banten hanya sebesar Rp 9 miliar. Dibandingkan dengan daerah lainnya di Banten yaitu, Kabupaten Pandeglang mendapat bantuan sebesar Rp45.982.720.000. **Baca juga: Pemutilasi Wanita Hamil di Tangerang Terancam Hukuman Mati.

Kabupaten Lebak mendapat bantuan 123.761.702.000. Kabupaten Tangerang sebesar Rp154.478.255.000, Kabupaten Serang sebesar Rp91.768.078.500, Kota Tangerang Rp21.160.183.000. **Baca juga: Massa HMI Lumpuhkan Akses Jalan Raya Ciputat.

Kota Cilegon Rp25.837.471.500, Kota Serang Rp64.494.859.500 dan Kota Tangsel diangka Rp9.065.201.500.(yud)




Massa HMI Lumpuhkan Akses Jalan Raya Ciputat

Aksi massa HMI bikin Jalan Juand Ciputat lumpuh.(yud)

Kabar6-Gelombang aksi unjuk rasa dilakukan sekelompok massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Aksi itu menyebabkan ruas di Jalan Ir H Juanda, Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, lumpuh total. Pantauan kabar6.com di lapangan, ruas jalan dari arah Lebak Bulus menuju Pasar Ciputat pun ditutup.

Isu yang diangkat oleh sekitar 25 mahasiswa Fakultas Ushluhudin itu, menentang dan memprotes keras pernyataan sikap Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang.

“Satu PKI. Pernyataan bahwa HMI hanya melahirkan kader korupsi itu menyakiti perasaan kami,” teriak Syahrul, Koordinator Aksi dalam orasinya, Senin (9/5/2016).

Mahasiswa semester VIII itu mengaku, sebagai kader HMI merasa dilecehkan oleh Saut. Kalaupun ada oknum yang terlibat masalah hukum, menurut Syahrul, jangan digeneralisir ke organisasi.

“Tidak adil pernyataan Saut. Dan kami mendesak yang bersangkutan meminta maaf dihadapan publik secara jantan,” teriaknya lantang. **Baca juga: Soal Parkir, Pemkot Tangsel Disebut Tak Punya Good Will.

Aksi ini dilatarbelakangi oleh pernyataan komisioner Wakil Ketua KPK Saut Situmorang pada acara ” Benang Merah” di salah satu stasiun televisi swasta nasional. **Baca juga: Pemutilasi Wanita Hamil di Tangerang Terancam Hukuman Mati.

Saut menyebutkan Latihan Kader (LK) I Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mencetak kader koruptor. Hal tersebut dinilai telah melecehkan organisasi HMI dan Korps Alumni HMI.(yud)




Soal Parkir, Pemkot Tangsel Disebut Tak Punya Good Will

Penerapan parkir di Tangsel.(bbs)

Kabar6-Sejak dua hari terakhir, tarif retribusi parkir di bahu jalan atau off street di kawasan pusat perekonomian Golden Road BSD, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) naik.

Bagi pengguna jasa layanan parkir roda dua mesti merogoh kocek Rp3 ribu, dari sebelumnya hanya Rp2 ribu.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel, Tubagus Bayu Murdani mengaku, dirinya sudah seringkali menegur pemerintah daerah setempat. Ia meminta agar penerapan layanan jasa parkir punya payung hukum yang jelas.

“Susah. Selama ini karena mereka gak punya good will (keinginan baik)‎ buat ngebenahin sistem perpakiran di Tangsel,” katanya ditemui kabar6.com usai menghadiri rapat paripurna di Pamulang, Senin (9/5/2016).

Politisi asal PDI Perjuangan itu mengklaim, telah mendelegasikan ke anak buahnya di Dewan Tangsel untuk mendorong perubahan regulasi.

Bayu beralasan, mumpung sekarang ini sedang dilakukan pembahasan perubahan rancangan peraturan daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah‎.

Ia ingin di payung hukum tersebut juga mengatur perihal layanan jasa perparkiran di Kota Tangsel secara spesifik.

“Sudah saya pesenin tadi ke Pak Iwan dan Pak Amar dalam pembahasan draft Raperda yang diajukan oleh Pemkot Tangsel,” klaimnya. **Baca juga: Kejari Tigaraksa Masih Selidiki Kasus Parkir Meter di Tangsel.

Sebelumnya di lokasi sama, Sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel, Taryono enggan memberikan tanggapan perihal kontroversi layanan jasa parkir. **Baca juga: Pimpinan DPRD Tangsel: Terjadi Kekeliruan Mutlak di Penerapan Parkir Meter.

“No comment, soal itu ke Pak Kadis (Kepala Dinas) saja jangan ke saya,” ujarnya sambil pergi berlalu meninggalkan kerumunan wartawan di Sekolah Tinggi (STP) Sahid, Kelurahan Pondok Cabe Udik.(yud)




Pemotor Tewas Tergilas Bus Kramat Djati di Ciputat

Pemotor yang tergilas bus Kramat Djati di Ciputat.(yud)

Kabar6-Insiden kecelakaan lalu lintas di wilayah Kecamatan Ciputat,‎ Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menelan korban jiwa.

Maurist Cornelius Selan (41), pengendara sepeda motor meregang nyawa setelah terlindas bus Kramat Djati.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Tangsel, Ajun Komisaris Mansuri mengatakan, insiden itu terjadi persisnya terjadi di Jalan Raya Cipayung, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat.

“Korban atas nama Maurist Cornelius Selan meninggal di tempat kejadian perkara,” katanya kepada kabar6.com, Senin (‎9/5/2016).

Mansuri menceritakan, berdasarkan keterangan saksi mata bernama Nur Cahyo, warga sekitar kronologis kecelakaan maut itu berawal ketika volume arus kendaraan sedang padat.

Saksi mata melihat, dalam kondisi macet motor korban yang tercatat sebagai warga Lampung Utara itu menyalip dari sebelah kiri. Namun, sepeda motor F 6041 XA milik Cornelius terpeleset dan terjatuh. **Baca juga: Terungkap Dalam Pra Rekonstruksi, Agus Potong Kaki Nuri Pakai Gergaji.

Sehingga korban masuk ke kolong bus Kramat Djati bernomor polisi B 7030 XA yang dikemudikan oleh Dedi, warga Megamendung, Kabupaten Bogor. Darah segar pun mengalir deras. **Baca juga: Warga Geram, Pelaku Mutilasi Dilempari Botol Aqua Plastik.

“Terlindas ban belakang yang berada di kanan dari motor korban,” terang Mansuri.(yud)




Besok, 13 SMP Sederajat di Tangsel Gelar UNBK

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kepala Dinas Pendidikan (Dindi) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Mathodah S mengatakan, dari 225 sekolah tingkat menengah pertama itu, 13 diantaranya siap melaksanakan ujian berbasis komputer (UNBK). Sementara sisanya ujian dengan kertas.

“Jumlah ini meningkat dari tahun lalu hanya satu sekolah, kini baru 13 sekolah dari SMP Negeri dan swasta, termasuk madrasah Tsanawiyah,” kata Mathodah di Serpong, Minggu (8/5/2016).

Ia paparkan, dari ke-13 sekolah dan madrasah yang menggelar UNBK hanya ada satu SMP Negeri dan MTSN Negeri, sementara 11 sisasnya merupakan institusi pendidikan non pemerintah.

“Mudah-mudahan tahun depan seluruh SMPN di Tangsel, bisa melaksanakan UNBK, tentu dengan dukungan semua pihak. Saat ini total SMP Negeri ada 21 sekolah,” ucap Kadis Pendidikan Tangsel.

Sementara untuk ujian Paper Base Test (PBT) atau menggunakan kertas, distribusi kertas soal sudah rampung dilaksanakan sejak Sabtu kemarin.

“Distribusi soal PBT sudah siap, ada ditujuh titik sub rayon yang ada. Dengan pengamanan ketat anggota Polres Tangsel,” tandasnya.

Berharap, dari pelaksanaan UN kali ini Kota Tangsel mampu meningkatkan integritas dan kejujuran peserta didik dalam menjawab soal ujian. **Baca juga: Bocah Terseret Arus Got di Tangsel Meninggal Dunia.

Standar nilai untuk kelulusankan sudah dihapus, tapi yang terpenting bagaimana sekolah, guru dan peserta didik berlaku jujur dalam menjawab soal-soal yang ada. **Baca juga: Lokalisasi Dadap Tutup, Patroli Polisi Temukan Pria Mabuk.

“Kita inginnya banyak sekolah-sekolah di Tangsel, dapat predikat sekolah berintegritas,” papar Mathodah.(yud)