Airin Panggil Pengembang Gedung Tua yang Ambruk di Bintaro

Gedung tua di Bintaro yang ambruk.(Fbi)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany mendatangi gedung tua berlantai 21 di kawasan Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, yang ambruk pada Kamis (2/6/2016) kemarin.

Kedatangan Airin beserta jajarannya itu, guna melihat langsung kondisi reruntuhan gedung tua yang sempat membuat heboh warga tersebut. **Baca juga: TABG Tangsel Telisik Konstruksi “Gedung Hantu” di Bintaro.

“Ini bisa dikatakan ilegal, karena pihak pengembang belum laporan ke kita (Pemkot Tangsel) terkait akan dirobohkannya gedung ini,” ujar Airin sambil menunjuk ke gedung, Jumat (3/6/2016). **Baca juga: Begini Fakta Dibalik Robohnya “Gedung Hantu” di Bintaro.

Untuk itu, Airin mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil para pengembang untuk mempertanggungjawabkan atas ambruknya gedung tersebut. **Baca juga: Belasan Pekerja “Gedung Hantu” Ambruk Diamankan di Polres Tangsel.

Pantauan Kabar6.com dilokasi, arus lalu lintas di bawah flyover jembatan di Jalan Bintaro Sektor 7 masih ditutup oleh pihak keamanan. Jalan bawah flyover dari arah Tegal Rotan menuju Graha Bintaro, Pondok Aren maupun Pondok Betung masih ditutup. **Baca juga: “Gedung Hantu” Berlantai 17 di Bintaro Ambruk, Warga Panik.

Seperti diketahui bahwa gedung yang dibangun sekitar tahun 1996 itu ambruk secara tiba-tiba sekitar pukul 15:30 WIB. Saat ambruknya gedung sekitar 15 orang pekerja langsung berhamburan keluar area gedung dan mengakibatkan hujan abu disekitar lokasi akibat ambruknya gedung tersebut.(Fbi)




Warga Tangsel Korban Calo PNS Dipersilahkan Melapor

Kabar6.com
Ilustrasi.(bbs)

Kabar6-‎Kepolisian Resor (Polres) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mempersilahkan kepada warga yang telah menjadi korban penipuan masuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), diimbau segera melapor.

‎”Bila ada yang merasa pernah dirugikan terkait penerimaan PNS silahkan melapor ke Polres,” pesan Kepala Satuan Reserse Kriminal, Ajun Komisaris Samian kepada kabar6.com, Kamis (2/6/2016).

Ya, itu menyusul telah tertangkapnya FA (60), pelaku penipuan (calo) berkedok dapat memuluskan korbannya masuk menjadi PNS.

Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris ‎Daerah (Sekda) Kota Tangsel, Muhamad, menegaskan tak akan memberikan toleransi jika ada oknum PNS yang terbukti kuat terlibat. Ia menyerahkan sepenuhnya atas penanganan kasusnya kepada aparat penegak hukum.

“Tentunya kalau emang ada oknum yang terlibat ya ditindak tegas. Kami apresiasi kepada aparat kepolisian yang sudah menangkap pelakunya‎,” tegas.

Muhamad mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah diperdaya oleh orang lain yang melancarkan modus bisa memuluskan menjadi Pamong Praja. **Baca juga: Kasus Penipuan Calo PNS Diduga Melibatkan Birokrat?.

‎Menurutnya, pada era reformasi birokrasi sekarang ini proses penjaringan dan seleksi perekrutan PNS lebih kompetitif. Pasalnya, ada banyak lembaga negara berwenang yang terus aktif memonitor. **Baca juga: Raup Rp2,5 Miliar, “Calo PNS” Disergap Polres Tangsel.

“Warga juga jangan gampang percaya aja. Apalagi kalau disuruh nyetor duit kepada orang yang mengaku bisa ngegolin jadi PNS. Modus kejahatan seperti itu kan sudah banyak, dan harus jadi pelajaranlah,” tambah Muhamad.(yud)




TABG Tangsel Telisik Konstruksi “Gedung Hantu” di Bintaro

Bangunan “gedung hantu” di Bintaro yang roboh.(ist/cep)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (‎Tangsel) akhirnya turun tangan meninjau langsung ke lokasi robohnya “gedung hantu”.

Gedung berlantai 21 milik perusahaan jasa perbankan swasta di kawasan CBD Sektor VII Bintaro Jaya RT 02 RW 01, Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, ‎roboh pukul 15.30 WIB.

Asisten Daerah III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Tangsel, Nur selamet datang ke lokasi pada pukul 18.00 WIB. Saat ditanya oleh awak media mengenai robohnya gedung ia menganalisa ada kesalahan desain atau struktur bangunan.

“Bangunan ini berdiri dari  jaman Pemda Kabupaten Tangerang. Untuk Pemkot Tangsel  sendiri tidak pernah memberikan izin mendirikan gedung,” katanya, Kamis (2/6/2016).

Nur Slamet jelaskan, Walikota Airin Rachmi Diany telah memerintahkan Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Kota Tangsel turun untuk memantau keadaan gedung yang roboh.

‎”Tentu Dalam tiga hari kedepan TABG  akan memeriksa konstruksi dan struktur bangunan analisisnya seperti apa,”‎ jelasnya. **Baca juga: Begini Fakta Dibalik Robohnya “Gedung Hantu” di Bintaro.

TABG juga akan meneliti kemungkinan arah jatuhnya konstruksi bangunan gedung. Apakah konstruksi “gedung hantu” bisa membahayakan masyarakat sekitar atau gedung-gedung yang berdekatan. **Baca juga: Belasan Pekerja “Gedung Hantu” Ambruk Diamankan di Polres Tangsel.

“Mudahan kita akan cepat mendapat hasil analisa  kajian nanti gedung tersebut kita tunggu saja hasil rekomndasinya seperti apa,” ujarnya. **Baca juga: “Gedung Hantu” Berlantai 17 di Bintaro Ambruk, Warga Panik.

Ditanya soal siapa pemilik gedung, Nur selamet mengaku bahwa dia belum mengetahui pemilik gedung yang roboh.(cep/yud)




Begini Fakta Dibalik Robohnya “Gedung Hantu” di Bintaro

Bangunan “gedung hantu” di Bintaro yang roboh.(ist/cep)

Kabar6-Bangunan “gedung hantu” berlantai 17 yang ambruk di kawasan CBD Sektor VII, Bintaro Jaya, RT 02 RW 01, Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Kamis (2/6/2016) sore, diklaim milik Panin Bank.

“Saat kejadian, ada sebanyak 15 orang pekerja di sekitar lokasi kejadian. Dibawah pimpinan mandor Khairul Anwar, usia 28 tahun. Dan, semunyanya selamat,” kata Kapolsek Pondok Aren,‎ Komisaris Indra Ranudikarta kepada kabar6.com, Kamis (‎2/6/2016).

Dijelaskan Kapolsek, konstruksi gedung Panin Bintaro dibangun pada 1995-1996, lalu oleh PT Real Jaya Property.

Lantaran likuidasi, “gedung hantu” itu akhirnya dibeli oleh Panin pada tahun 2.000. Awalnya gedung tersebut didirikan 17 lantai, kemudian ditambah lagi empat lantai oleh kontraktor pelaksana Jaya Konstruksi.

“Namun saat uji kelayakan gedung itu dinyatakan tidak lulus uji atau tidak kuat, sehingga bangunan itu akhirnya dibiarkan tidak dilanjutkan,” ungkapnya. **Baca juga: Di Tangsel, Harga Cabai dan Bawang Makin Tinggi.

Rangka bangunan gedung selanjutnya dibeli oleh H Rozak, H Tulsiam dan H Soleman. Kemudian sejak kemarin mulai dilakukan pembongkaran secara manual oleh pekerja. **Baca juga: “Gedung Hantu” Berlantai 17 di Bintaro Ambruk, Warga Panik.

Pada saat pekerja sedang istirahat dibelakang gedung, ternyata sebagian sisi depan gedung mengalami roboh. “Atas kejadian tersebut tidak timbul korban dan tidak terjadi kerugian material,” tambah Indra.(TIM K6)

**Baca juga: Gasak Ratusan Juta, Perampok Tembak Istri Juragan Emas di Tangerang.




Di Tangsel, Harga Cabai dan Bawang Makin Tinggi

Pedagang bumbu dapur.(bbs)

Kabar6-Ramadhan semakin dekat. Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), seperti cabai rawit dan bawang merah, pun semakin tak terkendali dan terus naik.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel, Malik Kuswari mengatakan, harga cabai rawit naik Rp5.500 dari semula Rp26.250 menjadi Rp31.750. Sedangkan harga bawang merah naik Rp4.250 dari semula Rp42.500 menjadi Rp46.750.

“Pemantauan harga rutin setiap hari dilakukan ke seluruh pasar tradisional juga pasar modern yang ada,” ujarnya kepada kabar6.com di Cilenggang, Serpong, Jumat (3/6/2016).

Kenaikan harga cabai dan bawang itu, sambung mantan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel ini, diprediksi akibat penurunan stok yang dikirim lewat distributor. **Baca juga: Gasak Ratusan Juta, Perampok Tembak Istri Juragan Emas di Tangerang.

“Kenaikan harga tersebut bukan hanya jelang awal puasa, tapi juga karena adanya pengurangan di tingkat distributor utama dan petani, jadi banyaknya permintaan dengan sedikitnya pasokan membuat harga melambung tinggi,” katanya. **Baca juga: Pasar Sembako Murah di Legok Sepi Pembeli.

Pasokan komoditas itu berasal dari Jawa Tengah, yaitu kawasan Dieng, Karanganyar, Bandungan dan Jawa Barat yaitu Garut, dan Cisarua.(ard)

**Baca juga: Kabupaten Serang Terancam Krisis Air Tanah.




Belasan Pekerja “Gedung Hantu” Ambruk Diamankan di Polres Tangsel

Bangunan “gedung hantu” di Bintaro roboh.(ist/cep)

Kabar6-Winny Septiana Sari (27), wanita asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya merupakan satu dari sekian banyak warga yang kaget dengan peristiwa ambruknya gedung tua pencakar langit di Bintaro Sektor VII, Kecamatan Pondok Aren, Kamis (2/6/2016).

Saat peristiwa itu, sedianya Winny sedang bertandang ke kantor rekannya di Bank Permata yang berada tak jauh dari bangunan yang akrab disapa “gedung hantu” berlantai 17 tersebut.

Winny bilang, bukan hanya dirinya saja yang kaget dan panik. Seluruh karyawan di ruangan perkantoran itupun turut merasakan perasaan yang sama.

Ia melihat, dentuman keras gedung milik perusahaan jasa perbankan swasta itu juga disertai dengan kepulan asap. Bahkan kepulannya sampai membumbung tinggi.

“Suara ambruknya kenceng banget. Jantung saya langsung berdegub kencang. Ambruknya mirip kayak gedung menara WTC (Word Trade Centre) di Amerika yang roboh itu,” katanya kepada kabar6.com, Kamis (2/6/2016).

Ditambahkannya, ketika posisi gedung roboh para pengendara yang melintas sempat terlihat panik. Kondisi itu terlihat dari atas gedung perkantoran yang letaknya persis berseberangan dengan “gedung hantu”.

Beruntung tidak ada pengendara yang melintas di jalur bawah dari arah tol Bintaro menuju Pondok Aren. Begitupun kendaraan yang melintasi jalur atas (fly over) lengang. “Mobil yang lewat sempat berhenti pas gedung roboh disertai kepulan asap,” tambah Winny. **Baca juga: Gasak Ratusan Juta, Perampok Tembak Istri Juragan Emas di Tangerang.

Kapolresta Tangsel, AKBP Ayi Supardan mengatakan ambruknya gedung tersebut karena kontruksi gedung yang mulai rapuh, sehingga ambruk secara perlahan. **Baca juga: “Gedung Hantu” Berlantai 17 di Bintaro Ambruk, Warga Panik.

Ayi menambahkan bahwa dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, namun seluruh pekerja gedung saat ini kita bawa semua ke Mapolresta Tangse untuk dimintai keterangan nya. “Semua pekerja gedung itu sekarang masih di Polres untuk dimintai keterangan,” ujarnya. (yud/cep/fbi)




Copet Asal Madura Disergap Polres Tangsel

Pelaku copet yang ditangkap Polres Tangsel.(cep)

Kabar6-Seorang pelaku copet diamankan polisi saat beraksi di Jalan Lingkar Bintaro X Change Mall, Kelurahan Tegal Rotan, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Belakangan diketahui pelaku berinisial MH (32), beralamat di Kampung Jateh, Desa Dumajah, Madura, Jawa Timur.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri mengatakan, kejadian itu bermula ketika petugas Polres Tangsel tengah melakukan observasi di sekitar lokasi kejadian.

Tiba-tiba, petugas mendengar suara orang berteriak copet. Petugas pun langsung merespon dengan mengejar si pelaku, hingga akhirnya berhasil diringkus.

Dari tangan pelaku, petugas menyita satu buah dompet kecil merek LOUIS VUITTON warna krem, uang tunai sebanyak Rp. 382 ribu, satu unit Handphone merk Evercoss warna putih serta satu unit sepeda motor Honda Beat warna putih nopol B 3111 UDZ. **Baca juga: Akhirnya, Polresta Tangerang Tangkap Semua Tahanan yang Kabur.

“Pelaku kemudian diamankan ke Mapolres Tangsel, guna penyidikan lebih lanjut,” ujar Mansuri.(cep/yud)




Tangsel Raih WTP, Ini Catatan Rekom BPK Banten

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany berfoto bersama usai menerima Opini WTP.(yud)

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) kembali menorehkan catatan positif dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) nota keuangan kas daerah tahun anggaran 2015. ‎Hal itu setelah dua tahun sebelumnya hanya mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

“Berdasarkan LHP 2015‎ Kota Tangsel berhasil mendapatkan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian),” ungkap Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Banten, Yusna Dewi di Kota Serang‎, Rabu (1/6/2016).

‎Ia menyampaikan, meski mendapatkan predikat WTP, tapi masih ada hal–hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Tangsel. Yakni, aset daerah masih terganjal terutama pelimpahan aset, tanah dan utilitas dari Kabupaten Tangerang.

Yusna menjelaskan, belum ditetapkannya batas kapitalisasi untuk anggaran juga mesti diperhatikan. Sementara, untuk masalah peningkatan rumah layak huni dinilai belum ada surat keputusan (SK) dari Walikota.

Menurutnya, program dinilai cukup baik namun pengelolaan belum berjalan dengan baik. Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pun belum maksimal.

“Temuan kepatuhan karena masih banyaknya kelebihan bayar atas program-program yang dilakukan sebelumnya,” terang Yusna. **Baca juga: Disperindag Tangsel: Stop Penerbitan Izin SKDU Minimarket.

Di lokasi sama, Walikota Airin Rachmi Diany menegaskan, untuk meraih predikat WTP Pemkot Tangsel telah melakukan pengendalian internal secara baik. **Baca juga: Mutasi Plat B ke A, Pemprov Banten Bakal Dapat Rp250 Miliar.

Ia bilang, dalam hal ini fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat ke setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) secara berkelanjutan dan menyeluruh. **Baca juga: Pemkab Tangerang Raih WTP Delapan Kali Berturut-turut.

“Meskipun, ada beberapa catatan yang diberikan oleh BPK RI Banten, namun hal ini akan secepatnya diperbaiki,” tegas Airin.(yud)

**Baca juga: Pilgub Banten, Sukira Berharap Rano Karno Gandeng Anak Atut.




Disperindag Tangsel: Stop Penerbitan Izin SKDU Minimarket

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Tangsel, Rohidin.(yud)

Kabar6-Pertumbuhan industri minimarket di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) seolah tak terkendali. Banyak pedagang kecil di sekitar lokasi gerai minimarket‎ menjerit, karena kalah bersaing.

Tercatat, saat ini ada ratusan pewaralaba modern diwilayah bermotto “Cerdas, Modern, religius” itu yang diduga kuat beroperasi tanpa mengantongi izin resmi operasional.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel, Rohidin ‎mengaku, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan pimpinan wilayah.
Dari total 54 kelurahan atau desa yang tersebar di tujuh kecamatan diwilayah Tangsel, diinstruksikan agar bisa memperhatikan persoalan minimarket.

“Setelah lebaran kami akan lakukan sosialisasi ke semua camat dan lurah,” ‎katanya ditemui kabar6.com di ruangan kerjanya, ‎Rabu (1/6/2016).

Rohidin jelaskan, setiap camat dan lurah di masing-masing wilayah tidak diperkenankan untuk menerbitkan rekomendasi perizinan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU). Khususnya untuk bidang usaha minimarket.

Selama kurun waktu tertentu, lanjutnya, Disperindag Kota Tangsel ingin menginventarisir pertumbuhan minimarket. Melalui program diatas nantinya dapat diketahui titik lokasi mana saja yang tidak mempunyai izin resmi alias bodong.

‎”SKDU baru tidak boleh diterbitkan, kalau yang perpanjangan boleh,” jelasnya.

Seluruh camat dan lurah, harapnya, bisa mematuhi imbauan penghentian sementara penerbitan SKDU minimarket. Sampai proses verivikasi selesai. **Baca juga: Pedagang Pasar Ciputat Keluhkan Menjamurnya Minimarket.

Rohidin tak menampik bila pemberlakuan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perizinan dan Pendaftaran Usaha Perindustrian serta Perdagangan mandul. Di regulasi itu diatur tentang zonasi sebaran minimarket. **Baca juga: BP2T Tangsel Pastikan Dua Minimarket di Serpong Tak Berizin.

Kemudian dalam Peraturan Walikota (Perwal)  Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah juga mengatur bahwa setiap industri‎ yang berinvestasi di Kota Tangsel wajib mempekerjakan sedikitnya 50 persen warga sekitar. **Baca juga: Wow, Dewan Sebut Ada 200 Minimarket Bodong Beroperasi di Tangsel.

“Kebijakan ada di kelurahan, selama ini bikin SKDU berawal dari sana.‎ Di kelurahan biar mengetahui, dan ada batas kemampuan, kalau Indag bisa mengeksekusi (penertiban) pasti kami laksanakan,” ujar Rohidin.(yud)

**Baca juga: Raup Rp2,5 Miliar, “Calo PNS” Disergap Polres Tangsel.




Pedagang Pasar Ciputat Keluhkan Menjamurnya Minimarket

Gerai minimarket di Ciputat diduga bodong.‎(cep)

Kabar6-Pedagang pasar tradisional di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengeluhkan keberadaan minimarket waralaba yang berada disekitar pasar tersebut.

Setidaknya, keluhan itu disuarakan oleh Amien (38), salah seorang pedagang setempat. “Keberadaan minimarket justru menggerogoti omset kami,” ujar pedagang kelontong itu lagi.

Menurutnya, keberadaan ritel waralaba modern dikawasan tersebut baru beberapa tahun belakangan hadir.

“Sudah lama juga, tapi yang ada ditengah pasar sini belum lama. Aneh saja kalau ada mini market ditengah-tengah pasar,” katanya kepada kabar6.com, Rabu (1/6/2016).

Pantauan langsung, minimarket ritel modern ini, berdiri persis ditengah pedagang pasar yang mayoritas berjualan sayur mayur dan lauk pauk. 

Rohidin, Kepala UPT Pasar pada dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel, mengaku hanya berkewenangan dan mengeluarkan rekomendasi terkait keberadaan ritel minimarket.

“Kita hanya pada sisi teknis untuk merekomendasikan saja, itu merujuk dalam perda No.4 tahun 2014 dan perwal No.2 tahun 2013 tentang ritel modern,” bilang Dia. **Baca juga: Disperindag Tangsel Rekomendasikan Pembongkaran Minimarket di Serpong.

Secara jelas, Rohidin mengungkap keberadaan ritel minimarket harus berjarak minimal 500 meter dari keberadaan pasar tradisional. **Baca juga: BP2T Tangsel Pastikan Dua Minimarket di Serpong Tak Berizin.

Tapi kenyataanya dari empat minimarket yang ada disekitar Pasar Ciputat, satu minimarket malah berada ditengah-tengah pedagang dan tiga lainnya tidak lebih dari 100 meter. **Baca juga: Wow, Dewan Sebut Ada 200 Minimarket Bodong Beroperasi di Tangsel.

Padahal, jauh sebelum menjamurnya mini market dengan sistem waralaba, sekita pasar Ciputat sudah berdiri beberpa ritel modern seperti Ramayana, Carefour dan Super Indo yang keberadaanya diapit dengan pasar Ciputat dan Pasar Cimanggis.(cep)

**Baca juga: Raup Rp2,5 Miliar, “Calo PNS” Disergap Polres Tangsel.