Airin Dadakan Tanya Progres Gedung Mapolres Tangsel

Pemasangan tiang pancang proyek Mapolres‎ Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany mendadak menanyakan perkembangan rencana proyek pembangunan gedung Markas Repolisian Resor (Mapolres) setempat.

Pasalnya, ia mendengar kabar perihal rencana bila pembangunan Mapolres Tangsel akan mulai dilaksanakan pascalebaran.

Pertanyaan itu disampaikan Airin langsung kepada Kapolres Kota Tangsel, Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan. “Pak, kapan pembangunan gedung polres selesai,” katanya di Puspiptek, Kecamatan Setu, Selasa (9/8/2016).

Airin menginginkan proses pembangunan gedung Mapolres Tangsel bisa cepat rampung. Sehingga, tidak lagi menumpang pada gedung milik Universitas Pembangunan‎ di Kecamatan Pondok Aren.

“Tentunya gedung baru akan sangat membantu tugas-tugas Polres kedepan,”‎ terangnya.

Mendapat pertanyaan tersebut, Ayi menjawab secara diplomatis, bila proses pengerjaan pembangunan gedung Mapolres sudah mulai dilaksanakan.‎

Iapun menyampaikan, apresiasinya atas upaya Pemkot Tangsel yang telah menfasilitasi serta mendorong percepatan terbentuknya Polres Tangsel.

“Sudah Bu, pekerjaannya sudah dimulai dan sekarang lagi dibangun tiang pancang,” sahut Ayi. **Baca juga: Simpan 8 Paket Sabu, Bule Disergap Polres Tangsel.

Seperti diberitakan kabar6.com sebelumnya, gedung Mapolres Kota Tangsel terletak di RT 01 RW 04, Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong. Luas bangunannya mencapai‎ 5.615 meter persegi. **Baca juga: Keluarga Korban Pelecehan Seksual Datangi Polres Tangsel.

Lahan untuk pembangunan Mapolres Tangsel berasal dari hibah pengembang kawasan di Serpong, yang luasnya sekitar 10.282 meter persegi. **Baca juga: Proyek Gedung Mapolres Tangsel Dimulai Pascalebaran.

Sementara, dana proyek pembangunan gedung senilai Rp53 miliar dibiayai oleh hibah dari Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) APBD Kota Tangsel.‎(yud)

**Baca juga: KPID Larang 13 Lagu Ini Diputar di Banten.




Begini Kata Bang Ben Soal APBD Tangsel “Parkir”

Proyek pekerjaan taman di Balaikota Tangsel.(yud)

Kabar6-Anggaran kas daerah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) senilai Rp1,03 triliun yang masih mengendap di bank‎, kiranya masuk ke dalam delapan besar kota se-Indonesia.

Fakta masih “parkirnya” Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) itu, bahkan sempat disindir oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie mengaku, setiap hari dia terus mengontrol penyerapan anggaran lewat grup aplikasi WhatsApp. Pantauan itu dimaksudkan agar setiap pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memberikan laporan perkembangannya.

“Memang serapan anggaran masih rendah. Setiap hari saya kontrol,” katanya kepada wartawan ditemui di Puspiptek, Kecamatan Setu, Selasa (9/8/2016).

Pria yang akrab disapa Bang Ben itu menjelaskan, rendahnya serapan APBD, karena banyak paket proyek yang belum di lelang. Serapan masih dibawah kisaran 35 persen jauh dari proyeksi yang diinginkan.

Padahal, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel menargetkan pada triwulan kedua serapan kas daerah sudah mencapai 50 persen. Bang Ben memprediksi, tagihan proyek akan menumpuk pada termin kedua‎ pas September mendatang.

‎”Jadi pengerjaan proyeknya dulu, baru dibayar kemudian oleh kontraktor. Sehingga dana tersebut mengendap di bank. Saya tidak hafal angka pastinya rupiahnya berapa,” ujarnya. **Baca juga: Simpan 8 Paket Sabu, Bule Disergap Polres Tangsel.

Diketahui, Presiden Jokowi pada acara Rakornas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (4/8/2016) kemarin, secara blak-blakan mengumbar nama 10 daerah provinsi serta kabupaten/kota yang anggaran daerahnya masih mengendap. **Baca juga: Wow, PAD dari PBB-P2 di Kabupaten Tangerang Capai Rp102 miliar.

Selain Kota Tangsel, ada juga Kota Tangerang dengan dana “parkir” sebesar Rp1,63 triliun. Kemudian Kota Serang dengan dana “parkir‎” sebesar Rp948 miliar. **Baca juga: Pemkot Tangsel Pesimis Gedung DPRD Rampung Tahun Ini.

Sementara untuk Provinsi Banten, terdapat dana kas daerah yang mengendap di bank sebesar Rp1,52 triliun.(yud)




Simpan 8 Paket Sabu, Bule Disergap Polres Tangsel

Terduga pengedar narkoba ditangkap Polres Tangsel.(cep)

Kabar6-Petugas Satnarkoba Polres Tangerang Selatan (Tangsel) meringkus seorang  pria berinisial Tb alias Bule (30), terduga pengedar narkoba jenis sabu.

Sedianya, pelaku diringkus dirumahnya di Kampung Rawa Mekar Jaya, RT 01/02, Kelurahan  Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong. Dari tangannya, polisi mengamankan delapan paket kecil sabu siap edar dengan berat total 2.10 gram. 

“Penangkapan dilakukan merujuk informasi warga, yang resah dengan aktivitas pelaku,” ujar Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri, Selasa (9/8/2016). **Baca juga: Dua Rumah di Pesona Serpong Diterjang Longsor.

Kepada petugas yang memeriksanya, Bule mengaku mendapatkan pasokan sabu dari seorang pria berinisial Dm, yang kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). **Baca juga: Keluarga Korban Pelecehan Seksual Datangi Polres Tangsel.

Kini, Bule sendiri masih menjalani pemeriksaan intensif di Satnarkoba Mapolres Tangsel.(cep)




Keluarga Korban Pelecehan Seksual Datangi Polres Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Empat Kepala Keluarga (KK) didampingi anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perindo, mendatangi markas Polres Tangerang Selatan (Tangsel), di Jalan Boulevard, Bintaro Jaya Sektor 9, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Selasa (9/8/2016).

Kedatangan para keluarga itu untuk melaporkan kasus pelecehan seksual yang dialami enam anak dari empat KK yang masih di bawah umur.

Ketua LBH Perindo, Ricky K Margono mengatakan, kedatangan pihaknya untuk mendampingi keluarga korban, guna mempertanyakan perkembangan kasus pelecehan seksual yang dialami BR, NK, SN dan JR di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Keluarga korban meminta kepada LBH Perindo untuk mengawal kasus ini hingga selesai.

“Dua korban lainnya inisialnya tidak bisa disebutkan lantaran masih keluarga pelaku. Usia para korban rata-rata lima sampai sembilan tahun,” ungkap Ricky di Mapolres Tangsel. **Baca juga: Cabuli Bocah SD, Pedagang Mainan Ditangkap Warga Tangerang.

Salah seorang keluarga korban, Khoirudin mengatakan peristiwa pelecehan tersebut terjadi pada Hari Raya Idul Fitri 2016 kemarin. Dirinya mendapat laporan dari istrinya bahwa anaknya dipegang kemaluannya oleh pelaku. **Baca juga: Bus Transjakarta Ciputat – Bundaran HI Sepi Peminat.

“Saya langsung nanya ke anak saya. Ternyata bukan hanya anak saya yang jadi korban. Pelaku juga mencabuli tiga anak lainnya,” katanya. **Baca juga: Dua Rumah di Pesona Serpong Diterjang Longsor.

Pihak keluarga ingin pelaku pelecehan seksual ini bisa diamankan oleh polisi. Keluarga khawatir kejadian serupa bakal dialami oleh anak-anak lainnya. Hingga berita ini diturunkan, pihak Polreta Tangsel belum bisa dimintai keterangan.(rani)




Waspada Longsor Susulan, BPBD Siaga di Pesona Serpong

Kepala BPBD Kota Tangsel, Uci Sanusi.(bbs)

Kabar6-Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), turun langsung meninjau rumah warga yang terkena longsor di Perumahan Pesona Serpong, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Selasa (9/8/2016).

“Saya sudah kelokasi. Dan, saya juga sudah telpon orang provinsi (BPBD Banten) untuk membantu kita. Karena jika dibiarkan terlalu lama, bisa tambah membahayakan warga,” ujar Kepala BPBD Kota Tangsel, Uci Sanusi.

Pria yang akrab disapa Uci itu menambahkan, saat ini sejumlah anggota BPBD Kota Tangsel sudah ditempatkan di perumahan tersebut, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor susulan. **Baca juga: KPID Larang 13 Lagu Ini Diputar di Banten.

“Anggota kita ada di sekitar lokasi guna terus mengontrol. Jika nanti ada longsor susulan dan membutuhkan bantuan, mereka akan segera tanggap untuk membantu warga sekitar,” ujarnya. **Baca juga: Dua Rumah di Pesona Serpong Diterjang Longsor.

Sementara itu, akibat longsor yang terjadi, akses jalan pintas dari perumahan Pesona Serpong menuju jalan raya atau dekat SDN 02 Kademangan, tidak bisa dilintasi warga.(Fbi)




Dua Rumah di Pesona Serpong Diterjang Longsor

Longsoran tanah yang menimbun bagian belakang rumah warga di Pesona Serpong.(fbi)

Kabar6-Hujan yang mengguyur wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sepanjang Selasa (9/8/2016) siang hingga sore hari, menyebabkan dua rumah warga di Perumahan Pesona Serpong, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, diterjang longsor.

Longsor terjadi dikarenakan kontur tanah yang labil serta posisi rumah dengan tanah yang ada diatasnya terlalu miring. Dua rumah yang terkena longsor berada di RT 03  RW 08, Blok F 4 no 7 dan 8.

Aban, salah seorang warga yang rumahnya terkena longsor mengatakan, saat ini gundukan tanah yang longsor sudah menimbun bagian belakang rumahnya hingga satu meter. “Itu tanah sudah satu meter menutupi bagian belakang rumah saya” ujar Aban.

Akibat reruntuhan tanah tersebut, kata Abah, dirinya tidak berani membuka pintu belakang rumahnya. “Kalau pintu dibuka, khawatir tanahnya masuk,” ujarnya.(Fbi)




LPAI: Usulan Mendikbud Soal FDS Menihilkan Peranan Keluarga

SDN Kademangan 1 di Kecamatan Setu, Tangsel.(yud)

Kabar6-Wacana program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)‎ Muhadjir Effendy yang ingin menerapkan anak-anak murid seharian penuh di sekolah atau Full Day School (FDS), menuai reaksi dari berbagai kalangan.

Sedianya, pemikirannya itu baik bagi masyarakat perkotaan, termasuk di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ketua Bidang Sumber Daya Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Henny Rusmiati mengatakan, gagasan Mendikbud patut menjadi telaah semua pihak.

Tentu bersepakat bahwa pembangunan karakter anak-anak Indonesia sudah seharusnya dilakukan sebagai agenda tanpa henti perbaikan kehidupan bangsa.

“Mengadakan full-day school sepintas lalu menihilkan peran keluarga dan orangtua sebagai elemen mutlak keberhasilan pendidikan siswa,” katanya lewat siaran pers yang diterima kabar6.com, Selasa (9/8/2016).

Menurut Henny, itulah alasan utama penolakan terhadap gagasan Mendikbud. LPA Indonesia bisa memahami rasa was-was yang muncul karenanya.

Namun pada kenyataannya, juga tak terbantahkan bahwa sebagai konsekuensi kesibukan orangtua, banyak anak-anak yang masih diikutkan kesekian banyak kursus sepulang jam sekolah.

Henny bilang, inisiatif orangtua untuk mengursuskan anak, terlepas dari positif serta negatifnya, besar kemungkinan hanya bisa dilakukan oleh keluarga yang memiliki kekuatan finansial.

“Sebaliknya, bagi keluarga dengan kemampuan keuangan yang sederhana, memberikan anak les atau kursus ini-itu masih merupakan barang mahal,” bilangnya.

Terhadap kesenjangan itulah, lanjut Henny, gagasan Mendikbud berpeluang menjadi solusi, bahwa semua anak dari semua lapisan keluarga. Nantinya berkesempatan setara untuk mengasah diri dengan aneka keterampilan baru melalui FDS.

‎Henny uraikan, masukan LPA Indonesia tentang FDS baru sebatas wacana yang masih dalam taraf kajian. Pertama, muatan FDS sepatutnya tidak memberikan beban kognitif tambahan yang akan memperletih siswa, baik secara fisik maupun psikis.

FDS bukan penguatan akademis, melainkan wadah bagi siswa untuk menjadi insan-insan unggul paripurna. Penilaian berbentuk pemeringkatan antarsiswa harus dihindari.

“Kedua, FDS tidak memunculkan beban pembiayaan ekstra bagi siswa. Itu artinya, jika Pemerintah menjadikan FDS sebagai program wajib, maka Pemerintah harus memastikan kesiapan anggaran untuk itu,” urai Henny.

Ketiga, masih menurutnya, alih-alih memberikan PR kepada siswa, FDS perlu memberikan penugasan kepada orangtua siswa.

Penugasan itu yang akan mengondisikan orangtua untuk tetap mengoptimalkan peran pengasuhan pada setiap kesempatan mereka berinteraksi dengan anak-anak.

“Ini sekaligus merupakan jawaban atas kerisauan sebagian kalangan akan ternihilkannya peran orangtua akibat FDS,”‎ ujar Henny.

Keempat, FDS difungsikan sebagai wadah ekstra bagi terpenuhinya hak-hak anak secara keseluruhan. Termasuk di dalamnya, antara lain, penyediaan menu sehat, pemeriksaan kesehatan dan kelengkapan imunisasi, peningkatan iman dan takwa, serta penyelenggaraan hiburan ramah anak.

Henny ungkapkan, untuk merealisasikannya Kemendikbud perlu melibatkan kementerian dan lembaga terkait dalam proses penyusunan kurikulumnya. **Baca juga: Pemkot Tangsel Pesimis Gedung DPRD Rampung Tahun Ini.

‎FDS memberikan ruang keterlibatan seluas mungkin bagi masyarakat, utamanya untuk memastikan masuknya nilai kearifan lokal dalam materi pendidikannya. **Baca juga: Bus Transjakarta Ciputat – Bundaran HI Sepi Peminat.

“Demikian pula terkait pemantauan dan evaluasi, forum-forum masyarakat pendidikan berbasis sekolah-orangtua-masyarakat perlu digiatkan,” tutupnya.(yud)




Bus Transjakarta Ciputat – Bundaran HI Sepi Peminat

Penumpang Transjakarta naik dari Ciputat.(yud)

Kabar6-Antusiasme warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk beralih naik moda transportasi angkutan massal kiranya masih kurang.

Kondisi itu setidaknya terlihat dari volume penumpang bus Transjakarta yang melayani jurusan Ciputat-Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Suti (25), petugas tiket Transjakarta mengatakan, untuk trayek Ciputat – HI setiap harinya dioperasikan sebanyak 12 unit bus. Rata-rata, penumpangnya berdomisili di sekitar wilayah Parung, Ciputat dan Pamulang, yang bekerja di kawasan Jakarta.

“Setiap harinya jumlah penumpang yang naik bus ini ada sekitar dua ribu orang,” katanya ditemui di halte Jalan RE Martadinata, Cipayung, Kecamatan Ciputat, Selasa (9/8/2016).

Suti jelaskan, setiap harinya moda transportasi massal itu beroperasi mulai pukul 05.00 WIB. Operator mematok harga tiket senilai Rp3.500 per orang. “Cukup murah dan sangat efisien jika dibandingkan dengan kendaraan yang lain,” klaim Suti.

Sofyan (35), awak bus Transjakarta mengisahkan per harinya mampu bolak-balik Ciputat-HI tiga hingga empat kali. Lama perjalanan sekitar tiga jam, sedangkan perjalanan normal 1,5 ditempuh hingga 2 jam.

“Saya bisa pulang pergi tiga hingga empat kali. Kalau narik pagi bisa empat kali. Tapi jika dimuali sejak siang, hanya bisa dua atau tinga kali. Sangat tergantung mulai star awal sesuai jadwal saja,” tuturnya.

Bahkan berjalanya waktu perjalanan Ciputat-HI bisa menghembat waktu satu jam. Kondisi ini tidak separah bulan-bulan yang lalu saat pagi hari sepanjang jalan Ciputat hingga Lebak Bulus macetnya parah. **Baca juga: Setiap Weekend PBB-P2 di Tangsel Raih Rp401 Juta.

“Saya rasakan mulai ada penurunan jumlah kendaraan sejak beroperasinya Transjakarta. Mengapa karena penumpang yang bawa kendaraan mobil dan motor bisa menitipkan kendaraanya di pool Transjakarta,” katanya. **Baca juga: Pemkot Tangsel Pesimis Gedung DPRD Rampung Tahun Ini.

Trnasjakarta Ciputat-HI menghubungkan koridor 1 dan 8. Koridor 1 menghubungkan blok M-Kota. Koridor 8 menghubungkan Lebak Bulus-Harmoni. “Penumpang dapat menggunakan fasilitas tanpa harus dipungut biaya lagi. Ini amat memudahkan sekali,” ujarnya.(yud)




Pemkot Tangsel Pesimis Gedung DPRD Rampung Tahun Ini

Pemotor melintasi proyek gedung DPRD Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Proyek pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), baru mencapai 40 persen.

Hingga kini, proyek yang berdiri di ruas Jalan Pahlawan Seribu, Kecamatan Setu itu dibiarkan mangkrak.

Asisten Daerah II Bidang‎ Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Tangsel, Dedi Budiawan, mengatakan bila proses lelang belum berjalan. Proyek senilai Rp77,1 miliar itu membuat dirinya tak yakin tahun ini dapat diselesaikan.

“Saya pesimis tahun ini bisa selesai,” katanya ditemui wartawan usai Rapat Paripurna APBD-Perubahan di Puspiptek, Kecamatan Setu, Senin (8/8/2016).

Dedi jelaskan, sesuai desain konstruksi gedung DPRD Kota Tangsel akan dibangun delapan lantai. Pada tahap kedua proyek tersebut akan di lelang senilai Rp60 miliar.

Meski begitu, lanjutnya, hingga kini belum ada satupun kontraktor yang berani mengajukan penawaran lelang. Banyak kontraktor beralasan waktu pekerjaan yang tersedia sangat sempit.

“Kalau kontraktor yang lama enggak boleh ikut lelang lagi,” jelas Dedi seraya menyebutkan bila paket pekerjaan telah masuk ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk segera di lelang.

Pada papan proyek yang terpampang di depan proyek terlihat jelas, paket pertama ‎senilai Rp77.171.051.000 dikerjakan oleh PT Mitra Gusnita Nanda. Waktu pelaksanaan proyek selama 160 hari kerja. **Baca juga: DPRD Tangsel Sebut Tarif Parkir Minus Payung Hukum.

Sementara itu, Sekretaris Dinas ‎Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Kota Tangsel, Mukkodas Syuhada, menjawab berbeda. Ia bilang proyek gedung DPRD belum dapat di lelang karena masih menunggu audit Badan Pemeriksa Keuangan. **Baca juga: Bank Banten Segera Buka Delapan KCP.

“Belum jelas waktunya,” singkatnya. Mukkodas sebutkan, setelah proses audit rampung pihaknya baru dapat melakukan lelang proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangsel tahap kedua. **Baca juga: Kasda Pemprov Bakal Dialihkan ke Bank Banten.

“Itupun waktu pengerjaan proyeknya akan disesuai dengan waktu yang tersedia,” sebutnya.(yud)




Pembunuh Sukamto Diancam Penjara Seumur Hidup

Kapolres menanyai pelaku pembunuh Sukamto.(yud)

Kabar6-‎MA (66), pelaku pembunuhan terhadap Sukamto (47), pedagang rokok dan kopi di  Jalan Ki Hajar Dewantara, RT 01/06, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), terancam hukuman penjara seumur hidup.

Kapolres Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan mengatakan, pria gaek yang sehari-hari bekerja sebagai timer angkot D10 jurusan Ciputat – Bintaro itu ditangkap saat sedang tertidur pulas di rumah anaknya, diwilayah Kebantenan, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren. **Baca juga: Kasda Pemprov Bakal Dialihkan ke Bank Banten.

Saat ini, lanjut Ayi, pelaku diamankan di Polsek Ciputat guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pelaku dikenakan pasal 340 subsider 338 tentang Pembunuhan Berencana dan atau 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan. **Baca juga: Timer Angkot di Tangsel Bunuh Sukamto Karena Dibilang Gembel.

“Pelaku ini berdasarkan perbuatannya terancam hukuman seumur hidup, karena dia berencana melakukan kejahatan lantaran menyelipkan pisah dibalik pinggangnya,” katanya kepada wartawan saat gelar perkara di kantornya, Senin (9/8/2016). **Baca juga: Polsek Ciputat Tangkap Pembunuh Sukamto.

Sementara ini, lanjut Kapolres, pihaknya masih mencari barang bukti sebilah pisau yang digunakan pria beristri dua itu untuk menghabisi nyawa Sukamto. **Baca juga: Pria Penuh Luka Ditemukan Tewas di Ciputat.

“Pelaku mengaku bila pisau itu dibuang ke dalam tong sampah. Dan, sampai saat ini pisaunya masih dicari ‎oleh anggota kami,” terangnya.(cep/yud)