1

Mayat Pria Tua Tergeletak di Rawa Buntu Serpong

Mayat pria tua di Rawa Buntu, Serpong.(cep)

Kabar6-Sesosok mayat pria gaek tanpa identitas tergeletak kaku di jembatan rel Kereta Api (KA) Rawa Buntu, Kampung Rawabuntu, RT 01/01, Kelurahan  Rawa Buntu, Kecamatan  Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (13/8/2016).

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP H Mansuri mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar bernama Ma’mun Maulana (39).

Saat ditemukan, posisi mayat ditemukan terlentang dengan kaki tertekuk kebelakang. “Temuan itu dilaporkan saksi ke Polsek Serpong,” ucap  Mansuri.

Tak Lama berselang, anggota Polsek Serpong langsung mendatangi lokasi guna melakukan olah Tempat KEjadian Perkara (TKP).

“Korban mengenakan kaos berkerah warna coklat, celana jeans panjang warna hitam, celana dalam warna hijau, sarung warna coklat motif kotak,” imbuhnya. **Baca juga: Empat Suku Pemburu Kepala Manusia yang Pernah Ada.

Dari hasil pengecekan awal, polisi Tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban. “Diduga korban meninggal karena sakit,” jelasnya. **Baca juga: Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas.

Guna pemeriksaan lebih lanjut, jasad pria tanpa identitas itu kemudian dievakuasi ke RSUD Tangerang.(yud/cep)




Banyak Sekolah Negeri di Tangsel Kekurangan Ruang Kelas

SDN Kademangan 2 di Kecamatan Setu, Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Secara umum sekolah-sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memang masih kekurangan ruangan kelas. Fakta itu dapat dilihat, dari sistem penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah yang masih dua shift.

Demikian diungkapkan juru bicara Dewan Pendidikan Kota Tangsel, Eddy Mistam saat dihubungi kabar6.com (13/8/2016). “Pertama, jumlah sekolah negeri masih terbatas, dan yang pasti hampir semua sekolah kekurangan kelas,” ungkapnya.

Ia mengatakan, ketersediaan ruangan kelas lokal pada sekolah-sekolah negeri belum mencukupi. Jumlahnya tidak sebanding dengan calon didik yang ada.

Eddy bilang, masyarakat umumnya lebih memilih mengenyam ilmu di lembaga pendidikan milik pemerintah daerah. Tentu saja karena orangtua/wali murid merasa tidak perlu banyak merogoh kocek, seperti di sekolah‎-sekolah yang dikelola oleh pihak yayasan swasta.

“Demikian juga ketersediaan guru, masih kurang‎,” bilangnya.

Minat para ‘pahlawan tanda jasa’ untuk mengabdi di sekolah-sekolah negeri, bahkan cenderung masih minim. Alasannya klasik, penghasilan sebagai tenaga kerja honorer masih jauh dari beban biaya hidup guru.

Masalah lainnya pada saat Penerimaan‎ Peserta Didik Baru (PPDB) pihak sekolah tidak bisa menolak peserta pendaftar. Akibatnya jumlah murid di setiap kelas membludak. **Baca juga: Begini Celoteh Murid SDN di Tangsel Soal Ruang Kelas Kurang.

“Sesuai amanat undang-undang wajib belajar,” ungkap Eddy. Menurutnya, wajib belajar 12 tahun bagi setiap Warga Negara Indonesia (WNI) telah diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. **Baca juga: SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet .

‎Eddy pun mengusulkan agar penambahan gedung dan ruang kelas memang wajib dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangsel. Tahun ajaran baru ini tidak semua sekolah negeri mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas sederajat dapat menerima PPDB. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Kalau teknis, jumlahnya secara pasti saya harus keliling dulu,” tambahnya.(yud)




Begini Celoteh Murid SDN di Tangsel Soal Ruang Kelas Kurang

siswi SDN Kademangan 2 belajar di dapur.(yud)

Kabar6-Berlakunya pembagian waktu belajar mengajar di SDN Kademangan 2, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dianggap bukan persoalan serius.

Ada segelintir peserta didik yang justru merasa senang, bila kegiatan dibagi menjadi dua shift lantaran persoalan kekurangan ruang kelas di sekolah itu.

Seperti penuturan yang disampaikan oleh Putri, murid kelas III B.‎ Bocah periang itu merasakan tidak terganggu, meski setiap harinya harus mengikuti kegiatan belajar mengajar mulai pukul 01.00 WIB hingga 16.00 WIB.

“Enggak apa-apa sekolahnya siang. Kan kelasnya gantian sama temen‎,” tuturnya ditemui di RT 03 RW 05, Kademangan, Kecamatan Setu, Sabtu (13/8/2016).

Kondisi itu, terang Putri, bahkan sudah sering disampaikan oleh guru yang menjadi wali kelasnya. “Ibu guru juga udah bilang kok,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Angga, murid SDN Kademangan 2 lainnya. Bocah polos itu mengaku, selama mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siang hari, Angga tidak merasakan kendala serius.

“Enak aja sekolah siang. Jadi (tidur) bangun‎nya enggak terburu-buru,” katanya sambil tersenyum simpul.

Sebelumnya di lokasi sama, pejabat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait pun gerah atas santernya pemberitaan bertendensi buruk santer beredar.

Sikap reaktif memuncak akibat ramainya berita tentang sejumlah murid sedang belajar di ruangan dapur.

Kepala SDN Kademangan 2, Suhendi tak menampik bila dirinya telah dimarahi oleh atasannya. Padahal yang sebenarnya terjadi hanya ada masalah miss komunikasi saja antara dirinya ketika diwawancarai awak media.

“‎Jadi pas wartawan konfirmasi ke saya salah tanggap,” ujarnya.

Interaksi itu tak sengaja ketika awak media sedang meliput peristiwa bencana alam, dua unit rumah tertimbun tanah longsor.

Kebetulan letak antara rumah warga korban dan SDN Kademangan 2 saling berdekatan. Suhendi bilang, awak media rupanya melihat ada kegiatan yang dian‎ggap tak lazim. Wartawan lantas langsung mengkonfirmasi kepadanya.

Hasil reportase pemberitaan yang dituding miring itupun ‎cepat muncul diberbagai media massa lokal hingga nasional. Informasi itulah yang memicu atasannya sampai marah.

Suhendi diinstruksikan si bos agar bisa segera mengklarifikasi tentang hal yang sebenarnya. “Iya sih, saya sempat langsung kena tegur dari atasan,” ungkapnya. Teguran itupun hanya berselang sehari setelah pemberitaan mencuat. **Baca juga: SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet.

Tetapi ia menolak sebutkan identitas atasannya dari Dinas Pendidikan Kota Tangsel atau kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) kecamatan setempat.‎ Suhendi menjelaskan kepada atasannya, bahwa ketika itu muridnya sedang ikut les. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Sebenarnya yang bener lagi ikut pelajaran tambahan. Itupun pas selesai kegiatan belajar mengajar di kelas reguler,” tambahnya.(yud)




Lagi, Polisi Tangkap Pria Miliki Ganja dan Sabu di Pamulang

Pengedar narkoba yang disergap Polsek Pamulang.(cep)

Kabar6-Peredaran narkotika dan obat terlarang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kian memprihatinkan. Sanksi tegas yang diberikan polisi dengan meringkus pengguna dan pengedar narkoba, namun kiranya belum memunculkan efek jera.

Faktanya, hampir setiap hari selalu ada saja pengguna dan pengedar narkoba yang ditangkap oleh pihak kepolisian setempat.

Kali ini, giliran JS yang diringkus petugas Polsek Pamulang, karena kedapatan menggunakan dan menyimpan narkotika jenis ganja dan sabu. JS diringkus di sekitar Jalan Benda Timur l, Kecamatan Pamulang.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri mengungkapkan, penangkapan JS merupakan pengembangan pascaditangkapnya MR, seorang pengguna narkoba dikawasan Kecamatan Serpong. **Baca juga: Polisi Sergap Staff Kelurahan di Serpong Saat Transaksi Sabu.

“Nama pelaku kami dapat dari MR. Petugas lalu memancing pelaku untuk bertransaksi lewat handphone dan langsung bergerak ke posisi yang telah disepakati bersama,” kata Mansuri, Jumat (12/8/2016). **Baca juga: Intan, Anak Buruh Cuci di Ciputat Butuh Bantuan.

Saat ditangkap, pelaku sedang melintas di TKP dengan mengendarai sepeda onthel. “Dari tangan pelaku didapat barang bukti satu paket ganja seharga Rp50 ribu yang di bungkus plastik hitam, dan diselipkan dibawah sadel jok sepeda onthel,” kata Mansuri. **Baca juga: Lagi, Polisi Tangkap Pemuda Bawa Narkoba di Alam Sutera.

Selanjutnya, penggeledahan dilanjutkan hingga ke rumah pelaku. Dilokasi itu, petugas kembali menemukan barang bukti setengah garis ganja seharga Rp350 ribu dan dibungkus kantong plastik hitam. Petugas juga menemukan satu gram sabu yang akan dijual seharga Rp1,3 juta.(yud/cep)

**Baca juga: Jika Dua Pasangan Ini Bertarung, Pilgub Banten Bakal Seru.




SDN Kademangan 2 Butuh Ruang Kelas dan Toilet

Aktivitas belajar murid di SDN Kademangan 2, Tangsel.(yud)

Kabar6-SDN Kademangan 2, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui telah lama kekurangan sar‎ana ruang kelas lokal.

Akibatnya, setiap hari proses kegiatan belajar mengajar pada sekolah yang terletak di RT 03 RW 05, Kecamatan Setu, itu mesti dibagi menjadi dua shift.

Demikian dikatakan Kepala SDN Kademangan 2, Suhendi saat ditemui wartawan di kantornya, Jum’at (12/6/2016). “Kebutuhan mendesak kami belakangan ini memang ruang kelas lokal ditambah lagi,” katanya.

Ia jelaskan, untuk kelas 3 saja ada dua yakni, kelompok A dan B. Kekurangan sarana ruang kelas lantaran setiap tahun jumlah peserta didik terus bertambah.

Suhendi ungkapkan, realitas itu cukup dipahami. Unit-unit perumahan sewaan atau kontrakan serta cluster terus bermunculan.‎ Alhasil, jumlah murid pun juga ikut meningkat.

‎Selain penambahan ruang kelas lokal, ia berujar, SDN Kademangan 2 juga perlu sarana pendukung lainnya. Seperti pemagaran di sekeliling area sekolah serta dibangun toilet khusus untuk murid.

“Biar kalau buang hajat enggak nyampur toilet buat murid laki-laki dan perempuan‎,” jelasnya. Usulan penambahan sarana ruangan diatas, Suhendi klaim, sudah sering disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangsel.

Tetapi dirinya menyadari bila pastinya jumlah sekolah yang dibangun‎ cukup banyak. Pihak pengelola SDN Kademangan 2 pun mesti menunggu antrian pembangunan sarana dan prasarana yang diinginkan.

‎”Mungkin belum dapat jatah saja. Besok-besok kalau sudah dapat kuota sekolah kami juga dikerjakan,” ujar Suhendi bernada penuh harap. **Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Serpong-Balaraja Rampung 90 persen.

Iapun keberatan atas informasi yang kadung santer tersiar ihwal ada anak didiknya terpaksa belajar di dapur. Suhendi tegaskan, ada miss komunikasi ketika awak media menerima keterangan darinya. **Baca juga: Hilang Semalam di Kali Jalatreng Serpong, “Pemuda Aneh” Ini Selamat.

Baginya waktu belajar yang diatur mulai pukul 07.00-11.00 dan 13.16.00 sudah dapat mengatasi persoalan kekurangan kelas. Sehingga informasi ada sejumlah muridnya terpaksa mesti belajar di dapur tidaklah benar. **Baca juga: Miris…! Murid SDN di Tangsel Belajar di Dapur.

“Tapi karena murid saya lagi ikut les tambahan pelajaran. Itupun selesai mereka ikut kegiatan belajar mengajar di kelas reguler,” tambah Suhendi.(yud)

**Baca juga: Jika Dua Pasangan Ini Bertarung, Pilgub Banten Bakal Seru.




Intan, Anak Buruh Cuci di Ciputat Butuh Bantuan

Intan terbaring lemah di rumah sakit.(yud)

Kabar6-Kalangan wartawan yang kesehariannya bertugas di wiayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menggalang bantuan untuk Intan (9).

Anak janda buruh cuci yang bermukim di Kecamatan‎ Ciputat itu, kini tergolek lemah di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Nadia Lisa Rahman, jurnalis di salahs atu media online yang bertugas di Tangsel mengatakan, dirinya baru saja menemui bocah lucu tersebut. Kini kondisinya sudah siuman setelah sempat mengalami koma.

“Hasil diagnosa dokter bilang Intan mengidap penyakit hepatitis A,”‎ katanya saat dihubungi kabar6.com, Jum’at (12/8/2016).

Nadia jelaskan, Intan sempat koma saat di rumahnya. Dan, sang ibu kebingungan lantaran tidak punya biaya untuk berobat. Kemudian, bocah manis itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel.

Awalnya dokter mendiagnosa Intan terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun, Nadia berujar, setelah pemeriksaan lebih lanjut, tim medis mendeteksi ada virus di bagian paru-paru dan otaknya.

Tim dokter RSU Kota Tangsel menyatakan bila Intan mesti mendapatkan pengobatan intensif untuk anak yang memerlukan pengobatan serta perawatan khusus di ruangan PICU (Pediatric Intensive Care Unit).

“Oleh dokter RSU Tangsel akhirnya Intal dirujuk ke RS Mayapada,” terang Nadia.

Ia menambahkan, kini keluarga Intan membutuhkan uluran tangan para dermawan.‎ Nadia sebutkan, ibunya Intan juga pernah punya pengalaman pahit, lantaran kehilangan anaknya akibat terserang penyakit. **Baca juga: Foto Rano-Dimyati Beredar di Medsos.

“Saya sedih, pas siuman sebentar mau dibawa ke RSU, Intan sempat bilang ke ibunya. Bu emang punya duit untuk berobat‎,” tambah Nadia. **Baca juga: Ini Tiga Wilayah Rawan Narkoba di Cilegon.

Kini, ibunya Intan sedang mengurus Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Tangsel. Uluran tangan dari birokrat, guru serta masyarakat telah berdatangan untuk memberikan donasi bagi pengobatan Intan. **Baca juga: Polisi Sergap Staff Kelurahan di Serpong Saat Transaksi Sabu.

“Alhamdulillah, donasi‎ dari para dermawan sudah terkumpul Rp50 juta dan sudah disalurkan langsung ke ibunya Intan,” imbuhnya seraya mempersilahkan dermawan lainnya untuk mendonasikan secara langsung ke Intan.(yud/cep)




Hilang Semalam di Kali Jalatreng Serpong, “Pemuda Aneh” Ini Selamat

Evakuasi pemuda aneh dari Kali Jalatreng.(cep)

Kabar6-Ferri Fadli (18), seorang pemuda warga Sengon, Depok, nekat mencoba bunuh diri dengan melompat ke bendungan Sungai Jalatreng, di Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Beruntung, aksi percobaan bunuh diri pemuda itu gagal dan tim gabungan dari Polsek Serpong, BPBD Tangsel dan petugas keamanan Perumahan The  Green dibantu warga sekitar, menemukan “pemuda aneh” itu dalam kondisi selamat.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri Jumat (12/8/2016) menuturkan, bila aksi konyol Ferri berawal pada Kamis (11/8/2016).

Sebelum kejadian, petugas security perumahan the Green, Arif Hidayat mendapat laporan dari Noni, wanita warga setempat, perihal adanya seorang pemuda yang mengetuk pintu rumahnya dalam keadaan basah kuyup.

“Saat didatangi security komplek, pemuda itu sempat minta makan. Namun, tidak lama kemudian, dia berlari menuju ke arah sungai dan sempat berjalan menyusuri kali,” kata Mansuri, Jumat (12/8/2016).

Namun, pemuda itu tidak melompat, melainkan duduk diatas bendungan kali. Petugas security yang melihat itu sempat berusaha membujuknya agar naik ke daratan dan menjauh dari lokasi. Namun, pemuda itu justru menceburkan diri ke air terjun bendungan.

“Setelah terjun, pemuda itu tidak muncul lagi ke permukaan,” kata Mansuri.

Polisi dan Tim BPBD yang mendapatkan laporan tersebut, langsung terjun ke lokasi untuk melakukan pencarian korban. Setelah dilakukan pencarian sampai tengah malam, tubuh korban tak kunjung ditemukan. Hingga pencarian pun dihentikan sementara.

Dan, pada Jumat (12/8/2016)  pagi, pencarian kembali dilanjutkan. Dan, upaya petugas kali ini membuahkan hasil. Tubuh si pemuda berhasil ditemukan dan dievakuasi dalam keadaan selamat.

“Berkat kerjasama tim, sekitar satu jam setengah, korban berhasil di temukan dan dievakuasi dengan selamat. Saat ini, motif tindakan nekat pemuda itu masih kita selidiki,” kata Mansuri.(yud/cep)




Polisi Sergap Staff Kelurahan di Serpong Saat Transaksi Sabu

Staff Kelurahan ditangkap saat transaksi sabu.(cep)

Kabar6-MR (24), terpaksa berurusan dengan aparat kepolisian lantaran tertangkap tangan sedang transaksi narkoba di pinggir Jalan Raya Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

MR tak mampu mengelak, dia hanya bisa pasrah saat digelandang petugas.

Informasi yang dihimpun kabar6.com, pelaku MR bekerja sebagai staff di Kelurahan Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri, Jumat (12/8/2016) mengatakan, pelaku MR diamankan saat sedang melakukan transaksi transaksi sabu dengan tersangka Ddn yang sudah diamankan sebelumnya, karena kasus pencurian. **Baca juga: Polisi Buru Enam Mahasiswa STKIP Surya Gading Serpong.

Sebelum bertransaksi, MR lebih dulu melakukan pemesanan satu paket sabu seharga Rp200 ribu. **Baca juga: Mahasiswa STKIP Surya Gading Serpong Mengamuk, Dua Dosen Dipukul.

“Setelah cocok dengan harga yang di sepakati, pelaku berjanji bertemu di Jalan Raya Serpong,” ujarnya. **Baca juga: Lagi, Polisi Tangkap Pemuda Bawa Narkoba di Alam Sutera.

Selanjutnya, pelaku berikut barang bukti satu paket sabu shabu seharga Rp.200 ribu berikut sepeda motor jenis Honda Scoopy B 3879 NKY kini diamankan petugas Polsek Pamulang, guna pengusutan lebih lanjut.(yud/cep)




Bang Ben Harap PNS di Tangsel Bisa Susun dan Laksanakan RKA

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie.(yud)

Kabar6-Aparatur di Pemerintah Kota (Pemkot )Tangerang Selatan (Tangsel) mesti mampu menangkap keinginan pimpinannya dalam menerjemaahkan program visi dan misi selama lima tahun kedepan. Termasuk dalam menyusun dan pelaksaaan Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Demikian diungkapkan Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie dalam kegiatan di Kampung Anggrek, Buaran, Kecamatan Serpong, Jum’at (12/8/2016). “Bagaimana mau mengikuti keinginan pimpinan, kalau membuat surat saja masih salah,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Bang Ben itu bilang, pada 2017 menjadi tahun pertama Rencana Program Jangka Pertama Daerah (RPJMD) digulirkan. Ia berharap, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat melakukan perencanaan kegiatan secara matang dan terukur.

Politikus asal Partai Nasional Demokrat itu terobsesi, bila sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) APBD 2016 hanya dikisaran Rp300 miliar. Turun dari jumlah sebelumnya yang mencapai Rp754 miliar.

“Rencanakan pekerjaanmu, dan kerjakan perencanaanmu. Tapi kalau kamu gagal dalam membuat perencanaan, maka sesungguhnya kamu sedang merencanakan kegagalan,” ujarnya berfilosofi. **Baca juga: Foto Rano-Dimyati Beredar di Medsos.

Kesalahan yang seringkali timbul, Bang Ben memaparkan, seperti kegiatan tidak terlaksana, waktu pekerjaan tidak cukup, penyerapan anggaran mustahil, dan lain sebagainya. **Baca juga: Sidang Sengketa Parkir di Tangsel Bakal Hadirkan Dishubkominfo.

Makanya dalam kegiatan bimbingan teknis penyusunan RKA itu ia memberikan motivasi kepada puluhan peserta Aparatur Sipil Negara (ASN). **Baca juga: Mahasiswa STKIP Surya Gading Serpong Mengamuk, Dua Dosen Dipukul.

“Kalau bisa itu dihindari dari sekarang. Jadi Anda harus berfikir bagaimana walikota itu mewujudkan mimpinya di 2017. Itu amat dasyat,” papar Ben.(yud)




Sidang Sengketa Parkir di Tangsel Bakal Hadirkan Dishubkominfo

Majelis sidang sengketa parkir di Tangsel.(yud)

Kabar6-Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai, bila kisruh persoalan layanan jasa penyelenggaraan parkir sebagai persoalan serius yang mesti segera diselesaikan.

“Saya melihat ada yang tidak patut. Persoalan parkir ini masalah serius, karena ada pembebanan biaya,” kata Ketua majelis sidang BPSK Tangsel, Kiblatullah di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kamis (11/8/2016).

Menurutnya, PT Pan Satria Sakti selaku operator pengelola parkir tidak bisa menentukan tarif secara sepihak. Sebagai institusi negara penyelenggara dan pengawas, Kiblat bilang, lembaganya punya kewajiban menengahi sengketa.

Ia tegaskan, patokan tarifnya telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2013 tentang Retribusi Daerah pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tangsel.

“Sidang ketiga akan kembali digelar pada Selasa, tanggal sepuluh Agustus besok jam satu siang,” tegas Kiblat.

Ia menjelaskan, agenda sidang ketiga besok pihaknya akan memintai keterangan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tangsel. Yakni, Dishubkominfo Kota Tangsel.

Kemudian juga akan turut dipanggil pejabat berwenang dari Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Tangsel.

“Saya sudah dapat info dan tahu isi Perda-nya. Tapi saya harus mendengarkan keterangan langsung, tidak boleh menyebutkan sendiri,” jelasnya. **Baca juga: Ini Poin Kerjasama Operator Parkir dan Dishubkominfo Tangsel.

Sementara itu, Daday Cahyadi, kuasa hukum pihak pelapor meminta kepada majelis hakim untuk mewajibkan kepada utusan terlapor jangan setiap sidang yang hadir selalu berbeda. **Baca juga: Operator Parkir Sebut Ada MoU dengan Dishubkominfo Tangsel.

“Biar lembaga BPSK ada wibawanya, coba utusan pihak terlapor yang hadir orang yang berkompeten. Jangan selalu seperti ini,” ujarnya.(yud)