1

Ibunda Korban Begal di Pondok Aren Pingsan

Jenazah pelajar korban begal di rumah duka.(Fbi)

Kabar6-Suasana duka menyelimuti kediaman Muhammad Akbar (16), di Jalan Jurang Mangu, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (21/9/2016).

Ya, isak tangis tak terbendung, manakala jasad siswa kelas XI SMK Yadika 5 Jurang Mangu itu, tiba di rumah duka.

Terlebih, kondisi jasad korban sudah nyaris tak bisa dikenali lagi, akibat sejumlah luka tusukan di bagian kepala dan dada itu. Keluarga pun syok.

Bahkan, saat prosesi pemakaman berlangsung di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jurang Mangu Timur, ibunda korban yang tak kuasa menyaksikan jasad sang buah hati dimasukkan ke liang lahat, akhirnya jatuh pingsan.

Adik korban, Riska Dwi Harifah (14), mengaku tidak memiliki firasat akan kehilangan kakak semata wayangnya yang dikenalnya berkelakuan baik dan humoris.

Namun, tingkah laku korban terlihat tidak seperti biasa saat terakhir hendak berangkat sekolah pada Jumat (16/9/2016).

“Biasanya kalau mau sekolah dia langsung berangkat saja. Tapi pas hari Jumat itu, dia ngeliatin mamah terus dan salim. Kakak gak pernah ikut tawuran, baik-baik saja dikenal teman-temannya,” ungkap sang adik.

Lokasi ditemukannya jasad pelajar yang diduga menjadi korban begal.(ist)

Sementara, sahabat korban, Farrel Glen Pasha menyebutkan, bahwa Puput, panggilan akrab korban, sebelum ditemukan tewas sempat mengantar teman perempuannya di kawasan Jakarta Barat.

Dia menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion tahun 2014, yang hingga kini tak diketahui keberadannya.**Baca juga: Terlapor Dugaan Penipuan di Satpol PP Tangsel “Ngumpet”.

“Dia itu orangnya pendiam dan baik. Juga saat mendapat kabar bila korban belum pulang ke rumahnya, kita bersama teman-teman yang lain juga sempat mencari dari malam Minggu,” katanya.**Baca juga: Terlapor Dugaan Penipuan di Satpol PP Tangsel “Ngumpet”.

Diketahui, jasad korban ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka tusuk di area lapangan golf Perumahan Intercon, RT /1/4, Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.**Baca juga: Polisi Siap Gelar Perkara Dugaan Penipuan‎ di Satpol PP Tangsel.

Kuat dugaan, Muhammad Akbar menjadi korban keganasan komplotan begal. Dugaan itu menyusul tidak ditemukannya sepeda motor yang biasa dibawa korban.(Fbi)




Terlapor Dugaan Penipuan di Satpol PP Tangsel “Ngumpet”

Personel anti huru-hara Satpol PP Tangsel.(yud)

Kabar6-Santer tersiar kabar, bila SBA, pejabat di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), banyak terjerat kasus. Bahkan, sudah sepekan terakhir ia tak menampakan diri di kantornya.

Ketika awak media mencoba menghubungi nomor sambungan selular milik yang bersangkutan, juga dalam kondisi tidak aktif.

Sementara, saat disambangi ke kantornya yang terletak di Jalan Pahlawan Seribu, Kecamatan Setu, SBA juga tak berada di tempat.

“Jarang keliatan di kantor sudah seminggu ini,” kata seorang pegawai Satpol PP Kota Tangsel yang enggan disebutkan namanya, Selasa (20/9/2016) kemarin.**Baca juga: Terduga Begal Berkolor Biru Tewas Diamuk Warga Tangerang.

Terpisah, ungkapan senada juga diutarakan Kepala Bidang Operasional Satpol PP Kota Tangsel, Apih Ruhiyat. Menurutnya, SBA semakin sulit ditemui.**Baca juga: Oknum Pejabat Satpol PP Tangsel Dilaporkan ke Polisi.

Padahal, terangnya, ia pernah memberikan wejangan kepada SBA atas persoalan yang sedang membelitnya. “Kalau ada persoalan, pesan saya ke yang bersangkutan agar diselesaikan,” terang Apih.**Baca juga: Polisi Siap Gelar Perkara Dugaan Penipuan‎ di Satpol PP Tangsel.

Diketahui sebelumnya, SBA dilaporkan ke Polres Tangsel oleh Aan Sunarya‎ (31), warga Babakan, Kecamatan Setu, karena merasa ditipu sebesar Rp200 juta.(yud)




Buka WTA, Menteri Puan “Kebelibet” Ucap Meminimalisir

Puan Maharani.(yud)

Kabar6-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, sempat kebelibet saat membacakan teks pidato pembukaan acara Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) di Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Kecamatan Setu, Rabu (21/9/2016).

Politikus asal PDI Perjuangan itu mengucapkan, sejatinya inovasi dan teknologi harus selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. “Dan meminila memeni memila,” ucapnya.

Puan bermaksud menyebutkan kata meminimalisir. “Niy susah ya ngomongnya ya,” katanya disambut tepuk tangan ribuan tamu undangan yang hadir.

Ia melanjutkan, pembangunan mesti bisa meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Satu hal yang mesti diperhatikan, lingkungan harus bisa menjadi milik bersama dan tidak dimonopoli negara tertentu.

“Bagaimanapun juga teknologi ramah lingkungan yang kita kembangkan, harus terjangkau harganya dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” terang Puan.**Baca juga: Wah, Ada Sniper Saat TGIF Berlangsung.

Di masa mendatang tantangan yang dihadapai adalah kelangkaan air dan udara. Bahkan udara yang bersih pun hari ini sudah mulai resmi dijual.**Baca juga: 2.800 Aparat Amankan WTA di Tangsel.

“Bayangkan, berapa tahun lagi betapa susahnya kalau kita susah untuk menghirup udara yang bersih dan segar,” ujar Puan di acara yang digelar World Technopolis Association (WTA).(yud)




Polisi Siap Gelar Perkara Dugaan Penipuan‎ di Satpol PP Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kepolisian Resor (Polres) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) serius menangani kasus laporan dugaan penipuan yang diduga melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) diwilayah setempat.

Kasus tersebut sedianya dilaporkan oleh Aan Sunarya‎ (31), warga Babakan, Kecamatan Setu, karena merasa telah ditipu oleh pejabat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat sebesar Rp200 juta.

Kepala Satuan Reserse Kriminal, Ajun Komisaris Samian mengungkapkan, institusinya telah memanggil sejumlah saksi, guna dimintai keterangan, perihal laporan yang dilayangkan Aan Sunarya.

Sedangkan oknum ASN di Satpol PP Tangsel yang menjadi terlapor berinisial SBA. “Setelah satu saksi dipanggil, kami siap gelar perkara untuk mengungkap kasus ini,” katanya kepada wartawan, Selasa (20/9/2016) kemarin.**Baca juga: Kasatpol PP Tangsel Serahkan Kasus Anak Buahnya ke Polisi.

Samian jelaskan, bila penyidik sudah mengantongi alat bukti berupa surat perjanjian serta tanda terima penyerahan ‎uang dalam kasus tersebut. Dokumen itu pun bermaterai.**Baca juga: Oknum Pejabat Satpol PP Tangsel Dilaporkan ke Polisi.

“Ada lima orang saksi yang dipanggil. Prosedurnya demikian,” jelasnya.‎(yud)




Gagal “Sikat” Daihatsu Luxio, Perampok Tembak Korbannya di Ciputat

Reza Pahlevi, korban yang ditembak perampok di Tangsel.(cep)

Kabar6-Komplotan perampok nekat menembak korbannya saat beraksi Kampung Serua Poncol, Kelurahan Sawah Baru, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (20/9/2016).

Ya, peristiwa itu terjadi spontan, sesaat setelah korban memergoki aksi pelaku yang hendak menggondol Daihatsu Luxio yang terparkir di garasi rumah korban.

Beruntung, timah panas yang keluar dari moncong senjata api pelaku, hanya mengenai kaki korban Reza Pahlevi, persisnya di bagian betis.

Sementara, usai menembak korban, komplotan pelaku langsung kabur meninggalkan lokasi menggunakan sebuah mobil mini bus diduga Toyota Avanza warna hitam.**Baca juga: Cleaning Service Gasak Komputer di PT Alam Sutera.

Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. “Betul, kejadian itu masuk dalam kategori percobaan perampokan,” ujarnya.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.
 
Dijelaskan Mansuri, akibat kejadian itu, korban yang menderita luka tembak dibagian kaki sempat dibawa ke Puskesmas Sawah Lama untuk mendapatkan pertolongan, sebelum kemudian dibawa ke RSUD Tangsel untuk divisum.**Baca juga: Menipu Rp60 Juta, Polisi Gadungan Disergap Polres Tangsel.

Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan lebih lanjut petugas Polsek Ciputat.(yud/cep)




Menipu Rp60 Juta, Polisi Gadungan Disergap Polres Tangsel

Reserse Narkoba Mabes Polri gadungan.(yud)

Kabar6-Aparat Buser Reserse Kriminal Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meringkus seorang polisi gadungan.

Pria berinisial IA (44) yang mengaku berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dilaporkan warga telah melakukan penipuan uang senilai Rp60 juta.

Kasus ini berawal ketika pelaku yang mengenakan seragam lengkap dengan atributnya mendatangi korbannya Adi Irawan (46).

IA mengaku bertugas di Reserse Narkoba Mabes Pori datang ke toko korban bersama Samsul hendak menggadaikan mobil.

“Setelah urusan gadai mobil selesai kemudian tersangka datang lagi menemui pelapor,” kata Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri kepada kabar6.com, Selasa (20/9/2016).

Pada kesempatan itu, terangnya, IA mencoba merayu Adi bahwa dirinya sedang menjalani proyek penggandaan uang palsu. Korban yang terbuai mulut manis pelaku kemudian menyerahkan uang tunai sebanyak Rp60 juta.

Kepada korbannya pelaku berjanji akan mengganti uang selama dua pekan hingga mencapai Rp3,5 miliar. Bertepatan dengan waktu yang disepakati pelaku kembali menemui Adi.

“Pelaku beralasan proyek penggandaan uang belum selesai dan perlu uang lagi sebanyak Rp30 juta,” terang Mansuri.

Adi tidak mengakomodir dengan alasan tidak punya dana uang. Korban pun mencoba menagih janji IA, tapi rupanya sulit dihubungi. Merasa ditipu korban langsung melapor ke polisi.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.

Tim Krimsus Polres Tangsel yang mengetahui keberadaan IA pun langsung mengejar. Pelaku ditangkap di wilayah Jalan Raya Ceger Nomor 20, Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren.**Baca juga: Cleaning Service Gasak Komputer di PT Alam Sutera.

“Kepada petugas yang menangkap pelaku berinisial IA mengakui perbuatannya ,” tegas Mansuri. Ia menambahkan, polisi menyita seragam polisi berikut pangkaT, atribut serta HT dan pistol mainan.(yud/cep)




Cleaning Service Gasak Komputer di PT Alam Sutera

AD, pelaku pencurian komputer di Alam Sutera.(cep)

Kabar6-AD (23), seorang petugas kebersihan atau cleaning service di PT Alam Sutera, nekat mencuri di perusahaan tempatnya bekerja.

Beruntung, aksi tersebut terekam kamera pengawas atau CCTV dan seorang pelaku berhasil diamankan tak lama kemudian.

Informasi yang dihimpun kabar6.com, aksi pencurian itu pertama kali diketahui salah seorang karyawan PT Alam Sutera bernama Tati Herawati.

Tati  yang hendak membuka kantor, mendapati rolling door kantor sudah  tidak terkunci. Saat diperiksa, dua unit komputer perusahaan ternyata sidah raib.

Bersama petugas keamanan kantor, Tati memeriksa rekaman CCTV kantor dan dijetahui pelaku yang berjumlah tiga orang masuk melalui pintu depan.

“Salah seorang pelaku merupakan karyawan PT Alam Sutera bagian cleaning service,” ungkap Kasubag Humas Polres Tangsel AKP Mansuri, Selasa (20/9/2016).

Mengetahui kejadian itu, petugas keamanan atas nama Jenius (37) langsung melapor ke  Mapolsek Serpong.

Petugas yang melakukan penyelidikan akhirnya berhasil menangkap salah seorang pelaku di Lapangan Spartan Futsal kawasan Flavour Blis Alam Sutera, Serpong Utara.

Pelaku AD diketahui sebagai warga Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.**Baca juga: Produk Bebiluck di Tangsel Beredar Sampai Kalimantan.

Sayangnya, barang bukti dua unit komputer sudah dijual dan uang sisa penjualan sebesar Rp350 ribu disita untuk dijadikan barang bukti.**Baca juga: Polisi Buru Komplotan “Pembantai” Tukang Ojek di Tangerang.

“Sampai saat ini Polsek Serpong masih mencari rekan pelaku yang buron,” ujar Mansuri.**Baca juga: Dinkes Sebut Posyandu Lansia Minim di Kabupaten Tangerang.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya, pelaku berikut barang bukti rekaman CCTV serta uang sisa hasil penjualan barang curian dumankan ke Mapolsek Serpong.(yud/cep)‎




Produk Bebiluck di Tangsel Beredar Sampai Kalimantan

Petugas BPOM saat menggerebek gudang produk Bebiluck di Tangsel.(yud)

Kabar6-Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik In‎donesia melansir telah menyita sebanyak 16.884 bungkus dan sebanyak 217.280 kemasan produk makanan pendamping ASI, dengan estimasi rupiah mencapai Rp733 juta.

Sedianya, makanan pendamping ASI itu diproduksi oleh PT Hassana Boga Sejahtera, dengan merk dagang Bebiluck, yang bermarkas di Pergudangan Taman Tekno, Blok L2-35, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Makanan berupa bubur bayi dan puding dengan 16 varian rasa yang diproduksi PT Hassana Boga Sejahtera itu, dianggap tidak memiliki izin edar dan dinilai tidak memenuhi standar makanan untuk bayi.

“Produk Bebiluck berkategori makanan olahan yang beresiko tinggi sebagai pendamping ASI, untuk bayi enam bulan sampai dua tahun. Jadi kategori rentan, sehingga membutuhkan standar-standar penanganan produksi dan edar,” jelas Kepala BPOM RI Penny Kusumatuti Lukito, Selasa (19/9/2016).

Saat ini, produk Bebiluck telah menghentikan proses produksi maupun peredarannya hingga mendapat izin dari BPOM. BPOM juga akan mengawasi proses pemusnahan produk tersebut.

Direktur PT HBS, Lutfiel Hakim mengatakan, mayoritas produknya beredar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Untuk itu, kini ia akan menarik produk-produk tersebut dari para agen penjualan.

Lutfiel sendiri mengaku bahwa bisnisnya berawal dari industri UMKM. Namun dalam sebulan ia bisa mendapatkan omset Rp 1,3 miliar dengan jumlah produksi 7.000 hingga 8.000 pack per bulan.**Baca juga: Klaim Resmi, Besok Produsen Bebiluck Daftar ke BPOM Banten.

“Awalnya produksi untuk anak sendiri, kemudian berlanjut ke UMKM. Dari yang saya pahami izin ke Dinkes saja cukup, ternyata untuk makanan pendamping ASI harus berizin BPOM,” jelas Lutfiel.**Baca juga; Begini Temuan BPOM Atas Produk Makanan Bayi di Tangsel.

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Suratmono, mengatakan saat ini BPOM tengah mendalami adanya unsur pidana pada kasus ini. Meskipun telah dilakukan proses mediasi, BPOM tetap akan melakukan gelar kasus dan mengevaluasi kemungkinan adanya tindak pidana.**Baca juga: Di Tangsel, BPOM Banten Juga Gerebek Gudang Makanan Bayi Ilegal.

“Proses hukum tetap berjalan. Pro justitia sedang ditangani penyidik,” pungkas Suratmono.(yud)




Pria Ini Ditemukan Tewas Membusuk di Ciputat

Jasad pria ditemukan membusuk di Tangsel.(cep)

Kabar6-Sesosok mayat pria ditemukan sudah dalam kondisi membusuk dalam kamar rumahnya di  Jalan Mabad Bawah III, RT 08/12, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Saat ditemukan, pria yang diketahui bernama Iman Setya Teguh (48) itu, dalam posisi terlentang dengan menggunakan celana pendek warna biru tanpa baju.

Menurut Kasubag Humas Polres Tangsel AKP Mansuri saat di Konfirmasi Selasa,(20/09/2016) mengatakan, dari keterangan saksi, diperkirakan korban sudah tewas sejak tiga hari lalu.

“Jadi, saksi Ilham Adhi Pratama (19), warga sekitar, sejak Minggu (18/9/2016) lalu, sudah mencium bau busuk saat melintasi depan rumah korban. Namun, saksi menduga bila aroma itu berasal dari bangkai tikus,” ujar Mansuri.

Dan, pada Senin (19/9/2016) malam, barulah jasad korban ditemukan oleh saksi Sanahdi, yang hendak mengantarkan makanan ke rumah korban.

“Tubuh korban ditemukan oleh saksi Sanahdi, warga sekitar yang kerap memberi korban makan,” ujar Mansuri lagi.

Mansuri menyebut, bila dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas, tidak ditemukan adanya bekas luka maupun tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban.**baca juga: LKP Desak Polisi Berantas Judi Pakong Dari Tangerang Raya.

Diduga, korban tewas akibat sakit, mengingat semasa hidupnya korban memiliki riwayat penyakit  diabetes dan stroke.**Baca juga: Rano: Tangsel Bukan Punya Airin, Tapi Punya Orang Betawi.

Untuk memastikan penyebab kematian korban, petugas Kepolsian Sektor Ciputat kemudian mengevakuasi jenazah ke RSU Fatmawati.(yud/cep)




Kasatpol PP Tangsel Serahkan Kasus Anak Buahnya ke Polisi

Kasatpol PP Tangsel, Azhar Syam’un.(yud)

Kabar6-‎Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Azhar Syam’un Rachmansyah, angkat bicara ihwal anak buahnya yang dilaporkan ke polisi.

Ya, oknum pejabat dimaksud berinisial SBA (sebelumnya ditulis AS). Dia dilaporkan atas dugaan penipuan dengan modus meminjam uang Rp200 juta dan akan dikembalikan dengan paket kegiatan.

“Sampai saat ini saya belum mengetahui ada kasus penipuan. Tapi saya pernah dengar saja ada laporan,” katanya kepada wartawan di Balaikota Tangsel, Kecamatan Ciputat, Senin (19/9/2019).

Menurutnya, hingga kini Korps Praja Wibawa yang dipimpinnya juga juga belum menerima surat resmi dari pihak kepolisian perihal laporan dimaksud.

Azhar juga secara lugas membantah, bila dirinya telah menyuruh SBA meminjam duit kepada pihak pelapor, sebagaimana pengakuan SBA kepada pihak pelapor.

Azhar tegaskan, bila memang ada anak buahnya yang terbukti melakukan penipuan, ia menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian. Meski begitu, azas praduga tak bersalah tetap harus dijaga.

“Kalau urusan penipuan itu ranahnya pribadi, bukan institusi. Biar hukum yang menangani,” tegasnya.

Seperti diketahui, kasus itu dilaporkan oleh Aan Sunarya, warga Kecamatan Setu, Tangsel, dengan bukti laporan pengaduan bernomor: LP/K/1122/VIII/2016/SPKT/PMJ/Polres Tangsel.

Kasus itu bermula pada pertengahan Januari 2016 lalu. Aan mengaku sempat didatangi oleh ‎SBA, yang membawa Rencana Anggaran Belanja (RAB) tahun 2016.

Kepada Aan, oknum pejabat dimaksud meminjam uang sebesar Rp200 juta, dan berjanji akan mengembalikan pada 1 April 2016. Bahkan, kesepakatan itu dituangkan dalam surat perjanjian bermaterai.**Baca juga: Hamili Siswi SMK, Buruh Tangerang Ditangkap Polisi.

Sebagai keuntungan, SBA berjanji akan memberikan paket pekerjaan berupa kegiatan operasi Satpol PP di tempat hiburan malam dan penyuluhan pengusaha tempat hiburan malam di Tangsel.**Baca juga: Oknum Pejabat Satpol PP Tangsel Dilaporkan ke Polisi.

Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, SBA ternyata tidak juga mengembalikan uang pinjaman dimaksud. Sementara paket kegiatan yang dijanjikan pun tak kunjung terealisasi.(yud)