20 Tahun Beroperasi Ilegal, BTS di Serpong Disegel

Menara BTS di Serpong yang disegel.(yud)

Kabar6-‎Bangunan menara jaringan telekomunikasi atau Base Traceiver Station (BTS) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali disegel.

Kali ini, sanksi tegas itu diberikan pada BTS yang terletak di RW 09, Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong. Itu lantaran tidak mengantongi dokumen resmi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP Kota Tangsel, Muhdini mengungkapkan, BTS milik PT Inti Bangun Sejahtera ini dipastikan illegal.

Regulasi yang dilanggar yakni Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Dishubkominfo. “BTS ini telah mencuri star, ngebangun sebelum memiliki IMB,” kata Muhdini, Sabtu (19/11/2016).

Ia menerangkan, ketika penyegelan BTS dilaksanakan pihaknya juga turut menghadirkan pemilik tanah sebagai saksi.

Satpol PP Kota Tangsel mengaku‎ tidak akan melepas segelan sebelum perusahaan jaringan telekomunikasi Smartfren mengantongi perizinan resmi.

“Tentunya BTS bisa dioperasikan kembali kalau pemiliknya sudah punya IMB resmi,” terang Muhdini.

Staf PPNS Satpol PP Tangsel Muhdini menjelaskan, BTS milik PT Inti Bangun Sejahtera telah mencuri star membangun menara, padahal mereka belum mengantongi ijin.

“Kita menyegel BTS Smartfren ini, karena belum mengantongi ijin, dan BTS ini telah melanggar Perda No 5 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan komunikasi dan informasi,”ungkapnya.

Pihaknya menyegel dengan kertas segel nomor 026/November/SET-PPNS Tangsel. “Kita segel, dan pihak pemilik tanah menyaksikan, BTS ini bisa berfungsi jika sudah memiliki IMB, namun jika tidak Satpol PP tidak dapat membuka segel tersebut,”katanya.

Ika, pemilik lahan menara BTS telah menyewa lahan kepada orangtuanya selama 20 tahun. “Itu milik Smartfren, dan telah menyewa selama 20 tahun, dengan biaya per tahunnya sebesar Rp 20 juta,” ungkapnya.**Baca juga: HUT PGRI ke-71, 30 Ribu Guru di Kota Tangerang Ikut Gerak Jalan.

Ika mengatakan, awalnya keluarga tidak mau, namun karena orangtuanya sudah melakukan perjanjian dan meminta nominal, yang sebelumnya diajukan Rp 23 juta menjadi Rp 20 juta per tahunnya.**Baca juga: Pemkot Tangsel Jajaki Kerjasama Rumah Sayur.

Namun Ika mengklaim tidak mengetahui kalau BTS Smartfren tidak memiliki izin resmi. “Kalau soal ijin saya gak tahu, biarkan itu urusan pemilik BTS,” ujarnya.(yud)




Pemkot Tangsel Jajaki Kerjasama Rumah Sayur

Pedagang sayur mayur di Kota Tangsel.(yud)

Kabar6-Penjajakan dengan kelompok tani dan pemerintah daerah tetangga sedang digalang. Langkah ini terkait rencana didirikannya Rumah Sayur di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai tahun depan.

‎Sedianya, kerjasama dengan daerah lain dalam bidang pertanian itu, sudah dilaksanakan Kota Tangsel sejak periode 2015 lalu.

Seperti dengan daerah di Bandung, Bogor, dan Sukabumi, Jawa Barat. Point kesepakatan dalam kerjasama ini adalah, semua pihak mendapat keuntungan.

“Kita bisa beli murah, sedangkan hasil kebun petani laku terjual. Sedangkan soal bagaimana sayurannya cepat terjual, terkadang masih menjadi permasalahan di kalangan petani,” kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel, Rohidin, Sabtu (19/11/2016).

Ia menjelaskan, dalam menjalankan program ini, Unit Pelayanan Tekhnis (UPT) Pasar Tangsel menunjuk Pasar Ciputat sebagai pilot project atau program percontohan Rumah Sayur.

Kedepan, semua pasar di Kota Tangsel akan bekerjasama dengan Rumah Sayur untuk memutus rantai distribusi sayur dan memperoleh barang dengan harga murah.

“Para pedagang di enam pasar secara bertahap akan bekerja sama dengan Rumah Sayur. Jadi kita seakan punya enam pasar induk. Nantinya juga kita layani penjualan ke daerah lain seperti Jakarta,” paparnya.

Koordinator Rumah Sayur, Husein Hamidy menambahkan, setiap hari barang diantar kelompok tani rekanan atau dijemput langsung Rumah Sayur. Pergerakan harga tetap mendapat pengawasan secara ketat. Dengan begini, kontrol harga dapat dengan mudah dilakukan.

“Harga di pasar tradisional kita harus lebih murah dari pasar induk. Jelas berapa membeli dan harus menjualnya. Harus ada keseragaman harga,” ujar Husein.**Baca juga: KPK Tunjuk Aplikasi SIMRAL di Tangsel Sebagai Rujukan.

Saat ini, tim Rumah Sayur Tangsel terus melakukan survei ketersediaan sayur ke beberapa daerah. Peninjauan akan dilakukan apabila ada titik yang dapat mengakomodir kebutuhan pasar di Kota Tangsel.**Baca juga: Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur.

“Kita sekarang sedang lakukan survei di daerah Bandung Barat. Petani lebih memilih bekerjaama dengan pemerintah ketimbang tengkulak, karena lebih aman. Terkadang tengkulak justru sengaja menjatuhkan harga di lingkungan petani,” tandasnya.(yud)




Hadiri Festival Budaya, Airin Sapa Warga dengan Bahasa Jawa

Walikota Airin saat menghadiri Festival Budaya.(Fbi)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany terlihat cantik saat menghadiri Festival Seni dan Budaya Adat Jawa 2016.

Sedianya,festival itu berlangsung di Lapangan Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Jumat (18/11/2016) malam.

Tiba dilokasi, orang nomor satu di kota yang mengusung motto Cerdas, Modern dan Religius itu, langsung disambut kalungan bunga melati oleh sejumlah wanita berpakaian adat Jawa.

Yang menarik adalah, manakala Airin dalam sambutannya menyapa warga yang tumpah ruas di festival itu menggunakan Bahasa Jawa. “Sugeng ndalu, pripun kabare?,” ucap Airin.

Tak pelak, sapaan Sang Walikota langsung disambut riuh teriakan dan tepuk tangan warga.

Dalam sambutannya, Airin menyampaikan harapannya agar festival tersebut dapat mengobati kerinduan masyarakat akan budaya Jawa.

Apalagi pada acara ini, masyarakat dapat menikmati hiburan wayang kulit yang merupakan salah satu kesenian tradisional yang sarat akan filosofi.

Usai menyampaikan sambutannya, Airin memberikan wayang kulit bergambar Semar kepada sang dalang Ki Sugiran Purnomo Hadi asal Gunung Kidul.
Penyerahan wayang kulit itu, sekaligus menjadi tanda dibukanya festival seni dan Budaya Adat Jawa 2016.

Festival itu sendiri mendapatkan sambutan baik dari warga. Sugiyo, salah seorang warga mengaku sangat merindukan pagelaran wayang kulit seperti ini.

Ia berharap, acara serupa bisa terus diadakan karena seni wayang kulit tak hanya bisa menjadi tontonan namun sebagai ajang silaturahmi masyarakat.**Baca juga: KPK Tunjuk Aplikasi SIMRAL di Tangsel Sebagai Rujukan.

Festival Seni dan Budaya Adat Jawa 2016 sendiri, merupakan bagian dari rangkaian HUT Kota Tangsel ke-8. Tak hanya wayang kulit, festival kali ini juga menghadirkan sejumlah acara menarik seperti yaitu campur sari, peragaan busana pengantin adat Jawa, sendra tari dan lainnya.**Baca juga: BKSDA Gagalkan Penyeludupan Burung Merak Asal Sumatera ke Jakarta.

Tak hanya itu, warga juga dapat mencicipi pangan khas dari Jawa Tengah, Jogjakarta serta Jawa Timur.(fbi)




KPK Tunjuk Aplikasi SIMRAL di Tangsel Sebagai Rujukan

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melirik aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Penganggaran dan Laporan (SIMRAL) yang telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Teknologi informasi itu dianggap mampu menjamin transparansi dan akuntabel dalam tata kelola keuangan daerah.

Hal diatas dipastikan setelah lembaga antirasuah bertandang ke Balaikota Tangsel di Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat.

Diketahui, aplikasi SIMRAL merupakan kerjasama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Bagian Pengelola Teknologi Informasi (BPTI) Sekretariat Daerah Tangsel.

“SIMRAL Tangsel mau dijadikan pilot project (proyek percontohan) oleh KPK,” ungkap Wawang Kusdaya, Kepala Bidang Penganggaran, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tangsel kepada kabar6.com, Jum’at (18/11/2016).

Ia menerangkan, sebagai langkah awal KPK merekomendasikan penerapan SIMRAL dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Banten.

Pemerintah daerah di Banten didorong untuk belajar ke Kota Tangsel yang sudah lebih dari setahun menerapkan aplikasi SIMRAL.

“KPK menginginkan sistem aplikasi SIMRAL diterapkan di seluruh Indonesia. Dan BPPT sudah menyatakan kesiapannya untuk berbagi ilmunya kepada semua pemerintah daerah,” terang Wawang.**Baca juga: Begini Komposisi Rencana APBD 2017 di Tangsel.

Pada kesempatan pertemuan itu, tambah Wawang, utusan dari KPK telah melihat langsung sistem kerjanya. Aplikasi SIMRAL yang dikelola oleh Pemerintah Kota Tangsel berbeda dengan aplikasi milik pemerintah daerah lainnya di Indonesia.**Baca juga: 19 Ribu Warga Cilegon Terancam “Golput” di Pilgub Banten 2017.

“SIMRAL punya Tangsel lebih terintegrasi, mulai dari perencanaan sampai pelaporan,” tambahnya.(yud)




Begini Komposisi Rencana APBD 2017 di Tangsel

Proyek pembangunan gedung Pemkot Tangsel.(yud)

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah menyerahkan draft Raperda APBD 2017 kepada DPRD setempat.

Rencana belanja daerah secara keseluruhan tembus di angka Rp3.281 triliun lebih, yang masih didominasi untuk belanja langsung atau kegiatan pembangunan fisik‎.

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie menguraikan, Belanja Tidak Langsung direncanakan sebesar Rp728,746 lebih. Total angka tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp638,846 miliar lebih.

“Belanja hibah sebesar enam puluh sembilan miliar lebih,” urainya usai Rapar Paripurna Nota Keuangan Raperda APBD 2017 di Serpong, Kamis (17/11/2016).

Kemudian, papar Benyamin, belanja bantuan keuangan kepada provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa dan partai politik sebesar Rp416,319 miliar lebih. Belanja tidak terduga senilai Rp19,533 miliar lebih.

Ia sebutkan, terdapat penambahan belanja tidak terduga sebesar Rp18,533 miliar lebih dari Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang semula senilai Rp1 miliar.

Berasal dari efisiensi belanja langsung dan belanja tidak langsung pada saat proses asistensi Rencana Kerja Anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Belanja langsung direncanakan sebesar Rp2,533 miliar lebih. Terdiri atas belanja pegawai senilai Rp331,392 miliar, belanja barang dan jasa mencapai Rp928,485 miliar lebih, serta belanja modal sebanyak Rp1.293 triliun lebih.

“Seluruh anggaran belanja langsung tersebut didistribusikan ke dalam 91 program dan 1.151 kegiatan,” sebut Bang Ben, sapaan akrabnya.

Ia menambahkan, dengan komposisi anggaran belanja tidak langsung sebesar 22,20 persen dan belanja langsung mencapai 77,80 persen diharapkan dapat mengakomodir seluruh kebutuhan belanja prioritas pembangunan.**Baca juga: Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur.

Pembiayaan daerah direncanakan sebesar R‎p668 miliar yang bersumber dari pelampauan PAD, pelampauan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain PAD yang sah, dan sisa penghematan belanja atau akibat lainnya.**Baca juga: Raperda APBD 2017 di Tangsel Capai Rp3,281 Triliun.

“Dikurangi dengan pengeluaran pembiayaan daerah yang bersumber dari penyertaan modat atau investasi pemerintah daerah pada BUMD,” tambah Bang Ben.(yud)




Raperda APBD 2017 di Tangsel Capai Rp3,281 Triliun

Paripurna Raperda APBD Tangsel 2017.(yud)

Kabar6-‎Komposisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tembus hingga setengah dari postur APBD 2017 senilai Rp3,281 triliun. Yaitu, sebesar 50,33 persen dari total pendapatan daerah.

Angka tersebut terurai dalam Rapat Paripurna Nota Keuangan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD 2017 yang digelar oleh Pemerintah Kota Tangsel bersama DPRD setempat.

“Target pendapatan daerah pada tahun anggaran 2017 yaitu sebesar dua trilyun enam ratus tiga belas miliar rupiah lebih,” kata Walikota Airin Rachmi Diany di Serpong, Kamis (17/11/2016).

Ia memaparkan, nilai di atas terdiri dari PAD sebesar Rp1,315 miliar lebih.‎ Mencakup dari pajak daerah senilai Rp1.120 miliar lebih yang komposisi terbesarnya bersumber atas Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan senilai Rp405 miliar, Pajak Bumi dan Bangunan sebanyak Rp300 miliar dan pajak restoran mencapai Rp205 miliar.

Dilanjutkan, retribusi daerah sebesar Rp90,852 miliar lebih. Lain-lain PAD yang sah sebesar Rp104,703 miliar lebih. Dana perimbangan direncanakan sebesar Rp835 miliar‎ lebih.

Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak sebesar Rp144,146 miliar lebih. Dana Alokasi Umum sebesar Rp581,505 miliar lebih, dan Dana Alokasi Khusus senilai Rp109,710 lebih.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah direncanakan sebesar Rp462,897 miliar lebih bersumber dari dana bagi hasil pajak dengan provinsi.

“Dapat ditarik kesimpulan, bahwa komposisi pendapatan daerah Kota Tangsel berasal dari PAD sebesar 50,33 persen, dibandingkan dengan Dana Perimbangan sebesar 31,96 persen dan lain-lain pendapatan daerah yang sah 17,71 persen,” papar Airin.**Baca juga: Pengendara Supra Tewas Terlindas Truk di Jalan Raya Legok.

Ia menambahkan, kemampuan Kota Tangsel pada Tahun Anggaran 2017 dalam mengelola sumber-sumber pendapatannya, dapat dilihat dari jumlah PAD. Nilainya sebesar Rp1,315 triliun lebih dan meningkat 5,78 persen dari tahun sebelumnya.**Baca juga: Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur.

“Yang semula sebesar Rp1,23 triliun lebih,” tambahnya kepada legislator Kota Tangsel yang turut didampingi Wakil‎ Walikota Benyamin Davnie.(yud)




Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur

Pedagang sayur mayur di Pasar Cimanggis.(yud)

Kabar6-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menggagas pembentukan Rumah Sayur diwilayahnya.

Program ini sedianya bertujuan untuk memangkas panjangnya rantai distribusi penyaluran sayuran ke pasar-pasar tradisional.

Kasus yang kerap terjadi, sistem distribusi dari petani hingga ke konsumen kerap dimanfaatkan oknum spekulan. Buntutnya, alur distribusi sayuran tidak stabil sehingga harga komoditi sayuran di pasaran melonjak.

“Saat ini pedagang masih secara acak membeli ke pasar induk. Makanya Rumah Sayur akan diterapkan hingga ke seluruh pasar tradisional yang ada di Kota Tangsel.” ungkap Sekretaris Disperindag Kota Tangsel, Malik Kuswari, Kamis (17/11/2016).

Menurutnya, program Rumah Sayur di Kota Tangsel mulai digulirkan tahun depan. Selama ini, pola pasokan barang yang sampai ke tangan pedagang di pasar tradisional Kota Tangsel berlangsung secara acak.

Kuswari bilang, makanya terjadi jalur distribusi lumayan panjang, mulai dari petani, tengkulak, pedagang besar di pasar induk, baru sampai ke pedagang pasar tradisional.

Kondisi itu pun tak pelak membuat pemerintah daerah menjadi sedikit kesulitan untuk mengontrol harga pangan. Belum lagi persoalan harga yang menjadi tak terkendali.

Pedagang besar dengan mudah memainkan harga dengan berbagai dalih. Belum lagi membengkaknya hitungan biaya distribusi yang sampai ke beberapa tempat itu.

Buntutnya, tidak cuma pembeli saja yang dirugikan karena harus membeli dengan harga tinggi, tapi juga pedagang.

“Kalau harga sayur sudah mahal, pedagang pasti ikut terancam rugi. Untuk bisa berjualan, mereka harus mengeluarkan modal besar. Terkadang perputaran tidak berjalan. Pedagang setelah mengeluarkan modal besar ternyata tidak ada pembeli,” terangnya.

Kelangkaan barang dan mahalnya modal sejak dari tangan petani terus menjadi alasan tingginya harga kebutuhan di pasar.

Dengan didirikannya Rumah Sayur, rantai distribusi dipastikan dapat terpotong. Nantinya pedagang di pasar tradisional dapat langsung mendapatkan barang dari tangan petani.

“Rumah Sayur hadir untuk menstabilkan harga dan membantu pedagang dalam mewujudkan komoditi dengan harga murah. Tujuannya menstabilkan harga bahan pokok dengan cara memotong rantai distribusi sayur mayur,” jelas Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Tangsel Rohidin.**Baca juga: Bawaslu Banten Waspadai Penyelewengan Dana Hibah.

Di Kota Tangsel, ada enam pasar tradisional yang beroperasi, yakni Pasar Ciputat, Serpong, Jombang, Cimanggis, Bintaro Sektor 2, serta Gedung Hijau. Seluruh aset pasar tradisional sudah resmi diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang pada 1 Juni 2016.**Baca juga: Ortu Pelajar Kecewa, Jadwal Festival Anak Kota Tangerang “Ngawur”.

Para pedagang di pasar-pasar tersebut setiap hari harus membeli atau menunggu pasokan barang dari pasar induk di Jakarta, Bogor, atau Kota Tangerang.(yud)




Berjudi Krokot, Tiga Pria Ini Disergap Polsek Cisauk

tiga pria penjudi yang disergap polisi.(cep)

Kabar6-Mungkin ini bisa jadi peringatan bagi Anda warga yang masih memiliki hobi terlarang, yaitu bermain judi.

Ya, tiga warga Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, disergap aparat Polsek Cisauk, setelah kedapatan berjudi jenis krokot.

Ketiga pelaku, masing-masing berinisial Sue alias Bram (50), Arm alias Aris (30) dan RE (30), disergap di Kampung Kebon Manggu, RT 3/1, Kelurahan Cisauk, Kecamatan Cisauk.

Kasubag Humas Polres Tangsel, Kompol Mansuri saat dikonfirmasi kabar6.com, Rabu (16/11/2016) mengatakan, penyergapan aktivitas perjudian itu dilakukan pada Selasa (15/11/2016).

“Itu setelah kita mendapat informasi dari tokoh agama wilayah setempat, yang resah dengan aktifitas perjudian krokot tersebut,” ujar Mansuri.**Baca juga: Siap-siap..Polresta Tangerang Mulai Operasi Zebra Kalimaya 2016.

Dari tangan ketiga pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang tunai yang digunakan untuk taruhan, sebesar Rp658 ribu, dua set kartu remi serta tiga unit handphone.**Baca juga: Diduga Dianiaya Pacar Ibu, Balita di Tangsel Tewas.

“Kini ketiganya masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Mapolsek Cisauk,” ujar Mansuri.(cep)




Diduga Dianiaya Pacar Ibu, Balita di Tangsel Tewas

Petugas RSU memeriksa kondisi jenazah korban.(Cep)

Kabar6-Tragis akhir hayat Adnan Alghajali (2). Bocah balita ini diduga tewas akibat dianiaya oleh MW (32), pacar dari ibu korban.

Sedianya, dugaan peniayaan itu berlangsung di rumah pelaku di Jalan Panti Asuhan Rt.001/012, Kampung Ceger, Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan mengatakan, peristiwa itu berlangsung pada Selasa (15/11/2016). Saat itu, pelaku datang menjemput korban dan ibunya dari rumah di Bintaro Permai.

Kemudian, pelaku membawa keduanya ke rumahnya di di Jalan Panti Asuhan Rt.001/012, Kampung Ceger, Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren.

Dirumah itu, ibu korban mengadu kepada pelaku, bila korban acap berbuat nakal, melawan dan memaki ibunya dengan kata-kata kasar.

Pelaku yang mendengar curhatan sang kekasih, pun menjadi kesal. Korban yang masih kecil kemudian dipukuli pada bagian badan, dada, kepala, tangan serta kakinya. Hingga sekujur tubuh korban memar dan sesak nafas.

Selanjutnya, korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Sari Asih Ciledug dan akhirnya di rujuk ke RSUD Tangsel. Namun sayang, setelah dilakukan perawatan pertama di RSUD Tangsel, korban meninggal dunia.**Baca juga: Kadinkes Tangerang Imbau Ibu Korban Banjir Harus Tetap Berikan ASI.

Kini pelaku telah diamankan dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel.**Baca juga: Siap-siap..Polresta Tangerang Mulai Operasi Zebra Kalimaya 2016.

Sementara, atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 80 ayat (3) UU RI Nomor 23 Tahun 2002 atas perubahan UU RI Nomor 35 Tahun 2014, tentang Perlindungan Anak berdasarkan Jo pasal 338 KUHP jo  pasal 351 ayat (3) KUHP, sesuai dengan laporan polisi nomor: LP/284/A/XI/2016/SPKT/Res. Tangsel.(cep)




Kalau Terpilih, Embay Ajak Seluruh ASN di Banten Bulatkan Tekad Ibadah

Embay Mulya Syarif.(yud)

Kabar6-‎Embay Mulya Syarif, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Banten nomor urut 2, berjanji tidak akan melupakan masyarakat jika nanti mendapat amanat terpilih sebagai pemenang.

Bahkan, Embay menyebut bila dirinya yang bakal menyambangi masyarakat untuk berdialog menuntaskan permasalahan dan keluhan di tingkat bawah.

“Saya sudah buat program salat Jum’at berjamaah keliling ke masjid-masjid di seluruh kabupaten/kota di Banten,” katanya menjawab pertanyaan kabar6.com di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kemarin.

‎Embay mengaku, ingin Banten jadi lebih maju dan sejahtera. Ia melihat sekarang ini masih banyak masyarakatnya yang kehidupan sosial dan ekonomi masih kurang sejahtera.

Apalagi di Kota Tangsel yang berbatasan langsung dengan ibukota DKI Jakarta. Embay bilang, Tangsel harus mendapat perhatian khusus supaya tidak timpang dengan Jakarta.

“Mudah-mudahan saya dan Pak Rano serta semua warga bisa berpartiaipasi bersama-sama membangun Banten.‎ Pejabat itu pelayanan rakyat, baik gaji pakaian dan lain-lain, gaya hidup mewah akan dikurangi,” tegasnya.

Embay pun merasa prihatin dengan banyaknya Gubernur yang terlibat skandal korupsi hingga berujung di sel penjara. Menurutnya, kondisi itu harus dirubah. Saatnya semua Aparatur Sipil Negara (ASN) membulatkan tekad untuk ibadah.

Ditambahkannya, sebelum memutuskan maju mendampingi Rano Karno di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten, Embay mengaku sempat mengusulkan satu nama. Tapi keinginannya itu langsung ditolak.

Para elite di pusat maupun di Banten justru mendorong Embay yang maju. Iapun tak kuasa menolak keinginan para pengusungnya.**Baca juga: Kubu Rano-Embay Akui Tangsel Lumbung Suara Rivalnya.

Dorongan tekadnya semakin mantap, lantaran Dia merasakan ada beban moril sebagai pendiri Banten. Dia tak rela melihat kondisi daerahnya yang terkesan masih jalan di tempat.**Baca juga: Ke Tangsel, Embai Puji Kepemimpinan Airin.

‎”Pas Gubernur lama tertangkap KPK, saya merasa kecewa. Karena saya adalah salah satu pendiri Provinsi Banten. Maka saya harus ikut tanggunngjawab. Rano perlu dibantu dan saya bersedia dampingi Rano,” ujarnya.(yud)