1

27 Perusahaan di Tangsel Peroleh Penghargaan

Supir truk molen tewas seketika di Serpong.(yud)

Kabar6-‎Pemerintah (Pemprov) Provinsi Banten memberikan penghargaan kepada puluhan perusahaan yang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ya, puluhan industri itu diklaim telah berhasil menerapkan ritme nol kecelakaan kerja atau zero accident.

“Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari kami kepada 27 perusahaan,” kata pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten, Nata Irawan di Serpong, kemarin.

Menurutnya, ke-27 perusahaan di Kota Tangsel itu juga telah berhasil‎ menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sebab tidak semua perusahaan punya sistem manajemen K3 yang baik di era industrialisasi.

Nata berharap, penghargaan zero accident dapat memotivasi kepada seluruh perusahaan lainnya. Pengusaha didukung oleh manajemen mau berkomitmen menerapkan K3 di perusahaannya masing-masing.**Baca juga: Polisi Terluka, Dua Perampas Handphone‎ di Tangerang Bonyok.

“Demi terciptanya produktivitas kerja,” ujar pria yang juga menduduki posisi sebagai‎ Direktur Jenderal Bina Tata Desa, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).**Baca juga: Terlindas Truk, Isnawati Tewas di Curug.

“Untuk perusahaan yang sudah dapat, penghargaan ini kami harapkan‎ bisa memacu keselamatan kerja lebih baik lagi. Sehingga produktivitas dan daya saing perusahaan juga bisa meningkat,” tambahnya.(yud)

**Baca juga: PSU di Kota Tangerang, Aini Berharap Pemimpin Banten Lebih Baik.




Kuli Bangunan Ditemukan Membusuk di Ciputat

Bedeng tempat jasad korban ditemukan.(cep)

Kabar6-Kuli bangunan bernama Taji (32), Warga Desa Panaran, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, ditemukan tewas membusuk dalam bedeng di Jalan Otista Raya, RT 03/11 Ruko Bisnis Centre, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (24/02/2017).

Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alexander Yurikho mengatakan, tubuh Taji (35) ditemukan pertama kali oleh Amran (54), Ketua RT 03 Kelurahan Ciputat. Saat itu, Amran ingin melihat korban yang diketahui sudah dua hari tidak terlihat di lokasi proyek.**Baca juga: Begini Sikap Kubu WH-Andika Hadapi Manuver Rival.

Taji ditemukan tewas dengan kondisi tertidur di bedeng. Sedangkan tubuhnya sudah bengkak membusuk. Melihat hal tersebut saksi menghubungi pihak kepolisian keluarganya. “Tidak ditemukan bekas luka maupun tanda-tanda penganiayaan,” paparnya.**Baca juga: 1.900 Personel Gabungan Kawal Rekapitulasi Suara KPU Banten.

Untuk memastikan sebab musabab kematian korban, Polsek Ciputat membawa jenazah ke RSUP Fatmawati untuk dilakukan visum.(cep)

**Baca juga: Terlalu Cantik, Hulse Dipecat dari Pekerjaannya.




Imigran “Ngungsi” di Tangsel Dipastikan Belum Terdata

Heru, (kedua dari kiri) saat gelar OYK di Ciputat Timur.(yud)

Kabar6-‎Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan bahwa warga imigran asal Timur Tengah merupakan penduduk gelap.

Mereka menghuni rumah-rumah sewa petakan model kontrakan yang per pintu sebulan dipatok tarif Rp300 ribu.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Heru Sudarmanto saat dihubungi‎ kabar6.com, Kamis (23/2/2017). “Belum (resmi terdata di database Disdukcapil Tangsel),” ungkapnya.

Meskipun puluhan orang asal Timur Tengah itu diklaim telah mengantongi dokumen rekomendasi dari lembaga kemanusiaan dunia yang fokus mengurusi pengungsi atau UNHCR.‎ Namun selama ini, UNHCR belum pernah memberikan biodata setiap orang warga imigran asal Yaman, Iran, Irak ataupun Somalia.

Heru mengaku, baru mengetahui dari media massa ihwal keberadaan puluhan warga kulit hitam yang tinggal mengontrak rumah di RW 017, Pisangan‎, Kecamatan Ciputat Timur.

“Data tersebut belum kami dapatkan,” terangnya.

Heru bilang, tahun lalu ia sudah pernah membahas masalah imigran gelap itu dengan pihak Kantor Imigrasi Kelas II Tangerang dan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Tangsel.

“Karena dari sisi kewenangan yang bisa menjadi tim POA (Pengawasan Orang Asing) adalah kedua instansi tersebut,”‎ bilangnya.**Baca juga: Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga.

Ditanya soal langkah selanjutnya, Heru menyebut bila sejumlah instansi terkait perlu turun bersama, mulai dari kelurahan, kecamatan dan tim POA. “Secepatnya akan kami lakukan koordinasi dengan pihak terkait,” ujarnya.**Baca juga: Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel.

Pasalnya, jika dibiarkan maka keberadaan para imigran asal negara-negara perang serta miskin itu dapat menimbulkan masalah sosial terbaru bagi Pemerintah Kota Tangsel. Bahkan, tak mustahil bisa memicu konflik horizontal dengan warga sekitar pengungsian.(yud)




Di Tangsel, 123 Ormas Kedaluarsa dan Tiga Non Aktif

Sarasehan Pemkot Tangsel dan ormas.(yud)

Kabar6-Kelompok atau komunitas warga yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) jumlahnya mencapai ratusan.

‎Pemerintah daerah setempat mengimbau agar para pengurus Ormas terkait bisa segera berkoordinasi dalam upaya akan dilakukannya program pembinaan.

Demikian disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Tangsel, Azhar Syam’un Rachmansyah di Serpong, Kamis (23/2/2017).

“Total ormas di Tangsel ini yang terdata ada sebanyak ‎hampir 310 ormas,” katanya.

Mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel itu menyebut, dari 310 ormas berskala nasional dan kedaerahan ‎yang ada, sebanyak 178 diantaranya aktif. Ormas tersebut telah mengantongi izin resmi alias berbadan hukum.

Adapun sebanyak 123 ormas lainnya, izin masa berlaku kelembagaannya sudah habis. “Sudah kedaluarsa. Bahkan, ada tiga ormas yang lainnya dinyatakan non-aktif,” jelasnya.

Meski demikian, ia enggan menyebutkan identitas ormas dimaksud.‎ Azhar berharap, melalui forum resmi ini, seluruh pengurus serta kader ormas-ormas dapat bersinergi dengan Pemerintah Kota Tangsel.

Ormas yang masa berlaku perizinannya sudah kedaluarsa harus segera mengurus legalitas formal badan hukum kelompoknya. “Ormas di Tangsel bisa memberi energi positif kepada masyarakat sesuai dengan AD/ART organisasinya masing-masing,” harapnya.

‎Azhar bilang, tentunya dalam perspektif menciptakan keamanan serta mendukung percepatan pembangunan yang ada di Kota Tangsel.

Di lokasi yang sama, Agus Purnama, Ketua Panitia Sarasehan dalam laporannya mengaku, bahwa acara itu diselenggarakan dalam rangka menyatukan visi dan misi.

Antara Pemkot Tangsel dengan ormas-ormas harus memadukan kerangka berpikir tentang pentingnya Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.

“Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatkan dan menanamkan paham kebangsaan bagi seluruh lapisan masyarakat Kota Tangsel,” ujarnya.**Baca juga: Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga.

Implikasinya, bisa meningkatkan semangat rasa kebersamaan serta tanggungjawab sebagai warga, dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.**Baca juga: Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung.

“Sehingga ‎tercapai lingkungan sosial yang aman dan tentram di lingkungan masing-masing. Khususnya di Kota Tangsel,”‎ tambah Agus.(yud)




Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga

Warga imigran yang ngontrak di Tangsel.(yud)

Kabar6-Keberadaan kaum imigran yang menghuni rumah-rumah kontrakan di Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya juga mulai menimbulkan masalah sosial.

Sedianya, puluhan orang kulit hitam asal Timur Tengah itu, merupakan warga pengungsi dari daerah konflik.

Zaenudin, warga ‎RT 02 RW 17 mengatakan, banyak diantara imigran asing yang menetap di wilayah sekitar berprilaku buruk. Kesehariannya mereka tidak punya kegiatan atau pekerjaan tetap, dan lebih banyak menganggur.

“Ada juga yang stress, ngomongnya ngaco. Bahkan pernah ada yang dipukulin sama warga sini, gara-gara mabok terus rese,” katanya ditemui dekat kediamannya, Kamis (23/2/2017).

Ia terangkan, meski para warga imigran asing mengantongi dokumen identitas dari lembaga kemanusiaan dunia atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR),‎ tapi seperti siluman.

Zaenudin menyebutkan, perangkat wilayah setempat kesulitan untuk mendata setiap pria negro tersebut. Mereka kerap datang dan pergi tanpa melaporkan ke pengurus Rukun Tetangga sekitar rumah kontrakan yang dihuninya.

“Emang sih, mereka suka ikut shalat jamaah di masjid,” terangnya. Namun, tetap saja kebudayaan serta tata krama yang dianut oleh para imigran asing itu berbeda dengan warga sekitar.

Hampir setiap malam gerombolan pria kulit hitam itu berkumpul dan begadang sampai pagi. ‎Warga sekitar sering merasa terganggu, hingga akhirnya melarang dan tak jarang terjadi percekcokan mulut.**Baca juga: Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel.

“Mereka kalau begadang ngobrol suaranya kayak lagi di hutan” keluh Zaenudin.‎ Meski begitu, lanjutnya, rasa kemanusian warga asli pun terkadang timbul.**Baca juga: Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung.

Menurutnya, warga suka memberikan makanan kepada para imigran. “Pas waktu itu pernah ada yang sampe pingsan karena kelaparan,” tambah Zaenudin.(yud)




Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung

Salah satu bengkel di Tangsel banjir order.(Fbi)

Kabar6-Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya tidak serta-merta menjadi bencana bagi warga.

karena, ada juga warga yang justru meraup rezeki sekaligus untung dari situasi alam yang sedang “murung” tersebut. 

Ya, mereka adalah para pengusaha bengkel kendaraan, yang kebanjiran dari order kendaraan yang mogok akibat terkena banjir saat melintasi genangan air.

Risky, salah seorang pemilik bengkel motor di Tangsel mengaku, jika sejak beberapa hari terakhir pelanggannya meningkat pesat. Bila biasanya Risky hanya melayani 10 motor, sekarang bisa mencapai 25 motor.

“Alhamdulillah, lumayan ramai sekarang. Banyak motor yang service,” ungkap Risky menjelaskan, Kamis (23/2/2017).

Bahkan, banyaknya pelanggan yang datang, memaksanya menambah jam operasional bengkelnya, dari biasa jam 19.00 WIB sudah tutup, sekarang bisa sampai jam 21.00 WIB.**Baca juga: Warga Keluhkan Banjir di Jalan Pondok Cabe Raya.

Hal senada pun diungkapkan Udin, seorang mekanik motor di Tangsel. Bila biasanya Udin hanya bisa mengantongi uang tip dari pelanggan Rp30 ribu perhari. Kini melonjak sampai Rp100 ribu perhari.**Baca juga: Longsor, Gedung MTs Nurul Kalam Cilegon Nyaris Ambruk.

“Kalau biasanya dapet tip dari pelanggan paling banyak Rp30 ribu per hari. Tapi sekarang bisa sampai Rp100 ribu lebih,” katanya.**Baca juga: Akses Putus, Warga di Tigaraksa Gunakan Rakit Bambu.

Udin menambahkan bila umumnya pelanggan selain melakukan service juga mengganti sparepart kendaraannya. Seperti ganti oli, ganti busi dan kampas rem.(Fbi)




Lagi Beraksi, Maling Motor Disergap Polsek Serpong

Pelaku curanmor diamankan Polsek Serpong.(cep)

Kabar6-Satu dari dua pelaku pencurian sepeda motor (Curanmor) tertangkap saat tengah beraksi di Kampung Ciater Maruga, RT 04/09, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kepala Sub Bag Humas Polres Tangsel, Komisaris Mansuri mengatakan, pelaku yang diamankan berinisial EC (23). Saat disergap, pelaku tengah berupaya mengambil sepeda motor  Honda Vario B 4239 NBN milik Ahmad Zubair (47), warga setempat.

“Kejadiannya Rabu kemarin. Pelaku beraksi bersama satu temannya yang kini melarikan diri,” ungkap Mansuri menjelaskan, Kamis (23/2/2017).

Menurut Mansuri, penangkapan dilakukan Tim Opsnal Reskrim Polsek Serpong, yang saat kejadian sedang melakukan observasi wilayah.**Baca juga: WH-Andika Keok, Ini Hasil Resmi Pilgub di Tangsel.

“Saat beraksi pelaku menggunakan Honda Beat putih B 6289 NDL. Saat keduanya mendekati sepeda motor Honda Vario  hitam  B 4239 NBN, petugas langsung menyergap. Satu tertangkap, sedangkan satu lainnya berhasil kabur,” paparnya.**Baca juga: Bocah Tangerang Korban Kriminal “Wanita Bermotor” Trauma

Selain mengamankan EC, dari lokasi petugas juga mengamankan barang bukti berupa kunci letter T, dan dua sepeda motor, milik pelaku dan korban, guna pemeriksaan lebih lanjut.(cep/yud)




Warga Keluhkan Banjir di Jalan Pondok Cabe Raya

Ruas Jalan Pondok Cabe Raya terendam banjir.(cep)

Kabar6-Sejumlah warga mengeluhkan banjir yang menggenangi ruas Jalan Pondok Cabe Raya, di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sedianya, tingginya intensitas curah hujan, mengakibatkan air meluap dan merendam ruas jalan itu sejak Rabu (22/2/2017).

Dari pantauan di lokasi pada Rabu malam, ketinggian air banjir yang merendam Jalan Pondok Cabe Raya bahkan mencapai 70 sentimeter.

Banjir yang menggenangi jalan mengakibatkan arus lalu lintas dari Pamulang menuju Lebak Bulus dan sebaliknya, mengalami kemacetan hingga sepanjang dua kilometer.

Kemacetan tak terhindarkan, akibat mayoritas pengendara yang melintas memilih memutar balik. Lantaran khawatir mesin motornya mati terendam air.**Baca juga: Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel.

“Tadi malam airnya memang tinggi banget, jadi takutnya melintas, khawatir mesin motor mati,” jelas Hendra , salah seorang pengendara yang terjebak banjir di  lokasi, Kamis (23/2/2017).**Baca juga: Warga Keluhkan Jalan Rusak di Graha Raya Bintaro.

Sementara, Soleh, warga sekitar mengatakan bila banjir di ruas jalan tersebut kerap terjadi. Bahkan setiap hujan turun deras, maka jalan akan tergenang, karena drainase yang buruk.**Baca juga: Ini Sembilan Titik Banjir di Tangsel.

“Akibat drainase yang buruk sehingga air tidak lancar mengalir,” jelasnya.(cep)

**Baca juga: Massa Ancam Stop Paksa Rapat Pleno KPUD Kota Tangerang.




Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel

Seorang imigran ngontrak di Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Hunian jenis rumah kontrakan di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kini mulai ramai oleh warga imigran.

Ya, puluhan warga negara asing pendatang baru itu umumnya berasal dari Timur Tengah.

‎Demikian diungkapkan Ketua RW 17 Kelurahan Pisangan, Abdul Hayyi‎ kepada wartawan di kediamannya, Kamis (23/2/2017). “Ada sekitar 30 orang,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, puluhan imigram Timur Tengah itu merupakan Warga Negara Irak, Iran, Somalia dan Yaman. Mereka menghuni rumah-rumah kontrakan di Gang Jambu RT 02, 03 dan 05 pada wilayah yang dipimpinnya.

Abdul mengakui, bila kaum imigran yang eksodus ke wilayahnya merupakan warga pengungsi. Mereka datang untuk mengungsi, karena negara-negara asalnya sedang dirundung konflik horizontal.

“Ada yang remaja, dan banyak juga yang sudah berkeluarga. Bawa anak dan istrinya ngontrak disini,” jelasnya.**Baca juga: Dream Sleeper, Bus Bak Pesawat Kelas Bisnis.

Abdul menambahkan, lima tahun lalu di wilayahnya terdapat bangunan penampungan yang dibuat secara khusus oleh‎ lembaga kemanusiaan dunia atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR)‎.**Baca juga: Warga Keluhkan Jalan Rusak di Graha Raya Bintaro.

“Tapi jumlahnya enggak sebanyak sekarang. Dan, bangunan itu kini sudah digusur karena lahannya bermasalah,” tambah Abdul.(yud)

**Baca juga: Massa Ancam Stop Paksa Rapat Pleno KPUD Kota Tangerang.




KemenPAN RB: Plt SKPD di Tangsel Jangan Kelamaan

Plt SKPD di Tangsel teken pakta integritas.(yud)

Kabar6-Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan dan RB) mengingatkan, agar kekosongan kursi kepemimpinan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) jangan terlalu lama. Sebab roda organisasi tidak akan berjalan efektif.

Ini merujuk masih banyaknya Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), yang hingga kini masih masih dijabat oleh pelaksana tugas (Plt).

“Harus dipahami, ada batasan tertentu bila pejabat hanya sebagai Plt. Beda kalau sudah definitif,” kata Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Publik KemenPAN dan RB, Herman Suryatman, Rabu (22/2/2017).

Ia tak menampik bila kewenangan sepenuhnya ada di pemerintah daerah setempat. Herman menyarankan sebaiknya bursa seleksi cepat digelar agar roda organisasi perangkat daerah dapat berjalan normal.

Tim panitia seleksi (Pansel) pun harus cepat dibentuk. Tim Pansel bertugas untuk menjaring peserta yang kredibel dan punya integritas di SKPD tersebut.

Herman menegaskan, dalam tahapan pembentukan Tim Pansel pun harus diwajibkan berkonsultasi terebih dahulu pada lembaga Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

“Semua itu harus ada persetujuan KASN,” tegasnya.

Maka, lanjut Herman, setiap SKPD harus ada tiga calon terakhir. Ini dapat dilihat dalam Peraturan MenPAN dan RB Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah.

“Apabila ada delapan dinas yang saat ini kosong, maka setiap dinas harus ada tiga calon terakhir,” papar Herman.

Diberitakan kabar6.com sebelumnya, delapan kursi yang kosong. Ini sesuai dengan komposisi organisasi perangkat daerah terbaru yang mengalami peningkatan penggabungan, pemekaran dan peningkatan status.**Baca juga: Ini Sembilan Titik Banjir di Tangsel.

Antara lain, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga.**Baca juga: Tol BSD Banjir, Airin Dorong Sungai Cibenda Disodet.

Kemudian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup serta‎ Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu‎, Dinas Perindustrian dan Perdagangan.(yud)