1

Banjir Semeter, Listrik di Pesona Serpong Masih Padam

Bantuan untuk warga Perumahan Pesona.(Fbi)

Kabar6-Musibah banjir yang melanda kawasan di Perumahan Pesona Serpong, Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meninggalkan peluh bagi warga sekitar. Dinihari tadi genangan banjir mencapai 50 centimeter hingga satu meter merendam rumah warga sekitar.

“Aliran listrik di Pesona Serpong sampai sekarang masih padam,” kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Urip Supriyatna kepada kabar6.com, Senin (27/2/2017).

Menurutnya, meski banjir telah surut tapi cukup merepotkan warga di RT 001 hingga 003 RW 08. Sisa-sisa lumpur masih mengotori pemukiman warga dan tempat ibadah.**Baca juga: Banjir, 2 Perahu BPBD Kota Tangerang Diterjunkan.

“Ada 120 kepala keluarga yang dinihari tadi rumahnya terendam banjir,” terang Urip.**Baca juga: 747 Rumah Warga di Teluknaga Juga Terendam Banjir.

Petugas gabungan dari BPBD Tangsel serta Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan terjun membersihkan sisa lumpur.**Baca juga: Cisadane Meluap, Ratusan Rumah Terendam Banjir.

“Bantuan sejumlah kardus mie instan kepada warga korban banjir di Perumahan Pesona Serpong juga sudah kami distribusikan,” tambahnya.(yud/fbi)

**Baca juga: Bahaya..! Rel Kereta Api di Cisauk Patah.




Bahaya..! Rel Kereta Api di Cisauk Patah

Rel KA yang patah di bilangan Cisauk.(cep)

Kabar6-Arus lalu lintas kereta api dari arah Maja menuju Jakarta, Senin (27/2/2017) hari ini, ‎sempat mengalami gangguan.

Itu disebabkan karena adanya rel yang patah, hingga menyebabkan moda transportasi angkutan massal itu terpaksa berhenti sejenak.

Kasubag Humas Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ajun Komisaris Mansuri mengatakan, lokasi rel yang patah persisnya berada di KM 32+5 dari arah Cisauk menuju Serpong.

Kerusakan pada rel pertama kali ditemukan oleh Heru Purwanto, petugas sinyal dan telekomunikasi Stasiun Serpong.

“Terdeteksi pada layar monitor berupa tanda merah pada titik tersebut,” katanya kepada kabar6.com, Senin (27/2/2017).

Mansuri jelaskan, Heru selanjutnya langsung melaporkan ke kepala Stasiun Cisauk ihwal adanya temuan rel patah. Petugas jalan dan perbaikan rel dari PT Kereta Api Indonesia pun diterjunkan untuk cepat melakukan perbaikan.

“Selama perbaikan, arus lalu lintas kereta api dari Cisauk menuju Serpong dihentikan sementara,” jelasnya.**Baca juga: Ini Indikator Provinsi Banten “Dipelototi” KPK.

Akibatnya penumpukan penumpang kereta api pun sulit dihindari. Ditambah lagi‎ terjadi kemacetan arus lalu lintas pada ruas Jalan Lapan Cisauk atau deat persimpangan rel kereta api.**Baca juga: Dua Kecamatan di Tangerang Masih Terendam Banjir.

“Pada Jam 08.40 WIB, perbaikan rel yang rusak selesai dan petugas jalan dan rel dinyatakan safety (aman) dan dapat digunakan kembali,” terang Mansuri.(cep)




Ini Indikator Provinsi Banten “Dipelototi” KPK

Jumpa pers kegiatan KPK di Bintaro.(yud)

Kabar6-Provinsi Banten menjadi salah satu dari enam daerah di Indonesia yang mendapatan perhatian khusus dari lembaga antirasuah. Hal ini setelah adanya sejumlah penyelenggara yang tersangkut hingga tertangkap dalam kasus tindak pidana korupsi.‎

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rahardjo mengakui bila tingginya kasus tindak pidana korupsi di Banten akibat satu indikator paling masif. Oleh karenanya perlu pendampingan bersama daerah lainnya seperti di Riau, Sumatera Utara, Aceh, Papua, dan Jawa Tengah.

“Kalo sebab musababnya pasti karena pengawasan lemah,” ungkapnya menjawab pertanyaan kabar6.com dalam jumpa pers di kawasan Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (27/2/2017).

Agus bilang, terutama akibat lemahnya sistem pengawasan internal.‎ Era reformasi birokrasi ini pihaknya mengusulkan agar pengawasan internal tidak berada di bawah komando kepala daerah.

Contohnya, ia terangkan, bila lembaga inspektorat dalam stuktur organisasi perangkat daerah berada di bawah gubernur maka tidak dapat mengkoreksi dan berimbang (chek and balance). Begitupun dengan inspektorat di kabupaten/kota.

‎”Selama ini KPK tidak pernah menerima laporan yang asalnya dari pengawasan internal. Ini menunjukan lemahnya pengawasan tadi,” terang Agus.

‎Menurutnya, daerah di Aceh dan Papua perlu diberikan pendampingan dan supervisi karena alokasi dana otonomi khusus yang dikucurkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara tergolong tinggi.

Sedangkan di Riau dan Banten lantaran kepala daerah setempat ditangkap oleh KPK karena terbukti terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi. “Gubernurnya menjadi “pasien”. Supaya tidak terjadi masalah berikutnya maka kita dampingi,”terang Agus.

Ia mengharapkan kepada seluruh kepala daerah di Provinsi Banten dapat mengikuti peraturan perundangan-undangan yang ada‎. Pemerintah telah mempunyai sistem perencanaan dan penganggaran atau e-budgeting.**Baca juga: Haram.

Makanya sistem tersebut diterapkan di enam provinsi yang mendapatkan pendampingan KPK. Agus bilang, sistem e-budgeting juga mesti diterapkan di seluruh daerah lainnya di Indonesia agar tindak pidana korupsi dapat diminimalisir.**Baca juga: Hari Ini, Rano-Embay Ajukan Gugatan ke MK.

“‎Kalau penindakan kan semuanya masih berjalan. Misalnya, kasus Alkes (alat kesehatan) kita limpahkan ke Kejaksaan Tinggi Provinsi Banten,” tambahnya.(yud)

**Baca juga: Siti Pesta Ulang Tahun Sebelum “Mengelus” Kim Jong-nam.




Tragis, Bocah 11 Tahun Tewas Tertabrak KA di Ciputat

jasad korban yang tertabrak KA di Ciputat.(cep)

Kabar6-Seorang bocah ditemukan tewas tertabrak Kereta Api (KA) di Kampung Cilalung RT004/05 Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (26/2/2016).

Korban diketahui bernama Rama (11), warga Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel.

“Jasad korban diketahui setelah petugas Stasiun Sudimara bernama Aceng mendapat info dari masinis, bahwa ada korban yang tertabrak kereta di Kampung Cilalung,” ungkap Perwira Pengawas Polsek Ciputat, Iptu Tukino menjelaskan, Minggu (26/2/2017).

Petugas Sekuriti PT Kereta Api Indonesia (KAI) tersebut pun langsung mendatangi lokasi  kejadian. Ternyata informasi dari masinis tersebut benar.**Baca juga: Hasil Pilgub Banten, WH-Andika Unggul 0,95 Persen.

“Saat ditemukan Rama yang mengenakan kaos warna kuning sudah dalam keadaan tewas,” paparnya.(cep)




Ratusan Pasien di Tangsel Ikut Operasi Katarak Gratis

Warga saat menunggu operasi katarak di RSUD Tangsel.(adv)

Kabar6-Ratusan warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti operasi mata katarak gratis di Rumah Sakit umum (RSU) Kota Tangsel, di Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang, Minggu, (27/2/2017).

Ratusan warga dari tujuh kecamatan di Tangsel mulai mengantre sejak pukul 08.00 WIB. Tercatat 128 pasien mendaftarakan diri mengikuti operasi mata katarak gratis yang dilakukan 15 dokter mata dari Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) dan dibiayai PT Bank BCA.

“Ada juga yang kita tolak, karena tekanan darahnya sangat rendah atau tinggi sekali, ada juga karena matanya “kurang matang”,” kata Managemen RSU Tangsel, Tini.

Direktur Utama RSU Tangsel, Suhara Manulang mengungkapkan, setiap bulannya klinik spesialis mata RSU Tangsel menangani operasi penderita katarak sebanyak 100 pasien.

Menurutnya, katarak merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia dan Dunia.

“Dari semua kebutaan pada masyarakat, lebih dari 50 persen disebabkan oleh katarak,” ucap Suhara.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, setiap tahunnya ada 0,1 persen penderita buta katarak atau 250 ribu orang per tahun. Sementara, kemampuan pemerintah Indonesia untuk melakukan operasi katarak baru mencapai 180 ribu penderita per tahun.

Maka operasi katarak, lanjut Suhara, begitu penting dilakukan khususnya bagi mereka dengan usian yang masih produktif.

“Salah satu yang berdampak pada produktifitas, sosial itu kebutaan. Operasi katarak gratis ini tentu bisa kembali meningkatkan produktivitas dan kehidupan sosial pasien,” ujarnya.

Di Kota Tangsel sendiri, pasien dengan KTP Tangsel bisa melakukan operasi secara gratis. Sementara untuk operasi dengan membayar dikenakan biaya sesuai kelasnya.**Baca juga: Di Cilegon, Abu Gosok Ternyata Masih Diminati Warga.

“Kalau pemegang KTP Tangsel gratis, tapi kalau tarif di RSU Tangsel sesuai kelasnya, biayanya sekitar Rp3-4 jutaan tergantung kelas pasien,” jelas Suhara.(adv)




27 Perusahaan di Tangsel Peroleh Penghargaan

Supir truk molen tewas seketika di Serpong.(yud)

Kabar6-‎Pemerintah (Pemprov) Provinsi Banten memberikan penghargaan kepada puluhan perusahaan yang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ya, puluhan industri itu diklaim telah berhasil menerapkan ritme nol kecelakaan kerja atau zero accident.

“Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari kami kepada 27 perusahaan,” kata pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten, Nata Irawan di Serpong, kemarin.

Menurutnya, ke-27 perusahaan di Kota Tangsel itu juga telah berhasil‎ menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sebab tidak semua perusahaan punya sistem manajemen K3 yang baik di era industrialisasi.

Nata berharap, penghargaan zero accident dapat memotivasi kepada seluruh perusahaan lainnya. Pengusaha didukung oleh manajemen mau berkomitmen menerapkan K3 di perusahaannya masing-masing.**Baca juga: Polisi Terluka, Dua Perampas Handphone‎ di Tangerang Bonyok.

“Demi terciptanya produktivitas kerja,” ujar pria yang juga menduduki posisi sebagai‎ Direktur Jenderal Bina Tata Desa, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).**Baca juga: Terlindas Truk, Isnawati Tewas di Curug.

“Untuk perusahaan yang sudah dapat, penghargaan ini kami harapkan‎ bisa memacu keselamatan kerja lebih baik lagi. Sehingga produktivitas dan daya saing perusahaan juga bisa meningkat,” tambahnya.(yud)

**Baca juga: PSU di Kota Tangerang, Aini Berharap Pemimpin Banten Lebih Baik.




Kuli Bangunan Ditemukan Membusuk di Ciputat

Bedeng tempat jasad korban ditemukan.(cep)

Kabar6-Kuli bangunan bernama Taji (32), Warga Desa Panaran, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, ditemukan tewas membusuk dalam bedeng di Jalan Otista Raya, RT 03/11 Ruko Bisnis Centre, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (24/02/2017).

Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alexander Yurikho mengatakan, tubuh Taji (35) ditemukan pertama kali oleh Amran (54), Ketua RT 03 Kelurahan Ciputat. Saat itu, Amran ingin melihat korban yang diketahui sudah dua hari tidak terlihat di lokasi proyek.**Baca juga: Begini Sikap Kubu WH-Andika Hadapi Manuver Rival.

Taji ditemukan tewas dengan kondisi tertidur di bedeng. Sedangkan tubuhnya sudah bengkak membusuk. Melihat hal tersebut saksi menghubungi pihak kepolisian keluarganya. “Tidak ditemukan bekas luka maupun tanda-tanda penganiayaan,” paparnya.**Baca juga: 1.900 Personel Gabungan Kawal Rekapitulasi Suara KPU Banten.

Untuk memastikan sebab musabab kematian korban, Polsek Ciputat membawa jenazah ke RSUP Fatmawati untuk dilakukan visum.(cep)

**Baca juga: Terlalu Cantik, Hulse Dipecat dari Pekerjaannya.




Imigran “Ngungsi” di Tangsel Dipastikan Belum Terdata

Heru, (kedua dari kiri) saat gelar OYK di Ciputat Timur.(yud)

Kabar6-‎Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan bahwa warga imigran asal Timur Tengah merupakan penduduk gelap.

Mereka menghuni rumah-rumah sewa petakan model kontrakan yang per pintu sebulan dipatok tarif Rp300 ribu.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Heru Sudarmanto saat dihubungi‎ kabar6.com, Kamis (23/2/2017). “Belum (resmi terdata di database Disdukcapil Tangsel),” ungkapnya.

Meskipun puluhan orang asal Timur Tengah itu diklaim telah mengantongi dokumen rekomendasi dari lembaga kemanusiaan dunia yang fokus mengurusi pengungsi atau UNHCR.‎ Namun selama ini, UNHCR belum pernah memberikan biodata setiap orang warga imigran asal Yaman, Iran, Irak ataupun Somalia.

Heru mengaku, baru mengetahui dari media massa ihwal keberadaan puluhan warga kulit hitam yang tinggal mengontrak rumah di RW 017, Pisangan‎, Kecamatan Ciputat Timur.

“Data tersebut belum kami dapatkan,” terangnya.

Heru bilang, tahun lalu ia sudah pernah membahas masalah imigran gelap itu dengan pihak Kantor Imigrasi Kelas II Tangerang dan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Tangsel.

“Karena dari sisi kewenangan yang bisa menjadi tim POA (Pengawasan Orang Asing) adalah kedua instansi tersebut,”‎ bilangnya.**Baca juga: Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga.

Ditanya soal langkah selanjutnya, Heru menyebut bila sejumlah instansi terkait perlu turun bersama, mulai dari kelurahan, kecamatan dan tim POA. “Secepatnya akan kami lakukan koordinasi dengan pihak terkait,” ujarnya.**Baca juga: Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel.

Pasalnya, jika dibiarkan maka keberadaan para imigran asal negara-negara perang serta miskin itu dapat menimbulkan masalah sosial terbaru bagi Pemerintah Kota Tangsel. Bahkan, tak mustahil bisa memicu konflik horizontal dengan warga sekitar pengungsian.(yud)




Di Tangsel, 123 Ormas Kedaluarsa dan Tiga Non Aktif

Sarasehan Pemkot Tangsel dan ormas.(yud)

Kabar6-Kelompok atau komunitas warga yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) jumlahnya mencapai ratusan.

‎Pemerintah daerah setempat mengimbau agar para pengurus Ormas terkait bisa segera berkoordinasi dalam upaya akan dilakukannya program pembinaan.

Demikian disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Tangsel, Azhar Syam’un Rachmansyah di Serpong, Kamis (23/2/2017).

“Total ormas di Tangsel ini yang terdata ada sebanyak ‎hampir 310 ormas,” katanya.

Mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel itu menyebut, dari 310 ormas berskala nasional dan kedaerahan ‎yang ada, sebanyak 178 diantaranya aktif. Ormas tersebut telah mengantongi izin resmi alias berbadan hukum.

Adapun sebanyak 123 ormas lainnya, izin masa berlaku kelembagaannya sudah habis. “Sudah kedaluarsa. Bahkan, ada tiga ormas yang lainnya dinyatakan non-aktif,” jelasnya.

Meski demikian, ia enggan menyebutkan identitas ormas dimaksud.‎ Azhar berharap, melalui forum resmi ini, seluruh pengurus serta kader ormas-ormas dapat bersinergi dengan Pemerintah Kota Tangsel.

Ormas yang masa berlaku perizinannya sudah kedaluarsa harus segera mengurus legalitas formal badan hukum kelompoknya. “Ormas di Tangsel bisa memberi energi positif kepada masyarakat sesuai dengan AD/ART organisasinya masing-masing,” harapnya.

‎Azhar bilang, tentunya dalam perspektif menciptakan keamanan serta mendukung percepatan pembangunan yang ada di Kota Tangsel.

Di lokasi yang sama, Agus Purnama, Ketua Panitia Sarasehan dalam laporannya mengaku, bahwa acara itu diselenggarakan dalam rangka menyatukan visi dan misi.

Antara Pemkot Tangsel dengan ormas-ormas harus memadukan kerangka berpikir tentang pentingnya Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.

“Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatkan dan menanamkan paham kebangsaan bagi seluruh lapisan masyarakat Kota Tangsel,” ujarnya.**Baca juga: Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga.

Implikasinya, bisa meningkatkan semangat rasa kebersamaan serta tanggungjawab sebagai warga, dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.**Baca juga: Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung.

“Sehingga ‎tercapai lingkungan sosial yang aman dan tentram di lingkungan masing-masing. Khususnya di Kota Tangsel,”‎ tambah Agus.(yud)




Teler, Imigran Kulit Hitam di Tangsel Dipukuli‎ Warga

Warga imigran yang ngontrak di Tangsel.(yud)

Kabar6-Keberadaan kaum imigran yang menghuni rumah-rumah kontrakan di Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya juga mulai menimbulkan masalah sosial.

Sedianya, puluhan orang kulit hitam asal Timur Tengah itu, merupakan warga pengungsi dari daerah konflik.

Zaenudin, warga ‎RT 02 RW 17 mengatakan, banyak diantara imigran asing yang menetap di wilayah sekitar berprilaku buruk. Kesehariannya mereka tidak punya kegiatan atau pekerjaan tetap, dan lebih banyak menganggur.

“Ada juga yang stress, ngomongnya ngaco. Bahkan pernah ada yang dipukulin sama warga sini, gara-gara mabok terus rese,” katanya ditemui dekat kediamannya, Kamis (23/2/2017).

Ia terangkan, meski para warga imigran asing mengantongi dokumen identitas dari lembaga kemanusiaan dunia atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR),‎ tapi seperti siluman.

Zaenudin menyebutkan, perangkat wilayah setempat kesulitan untuk mendata setiap pria negro tersebut. Mereka kerap datang dan pergi tanpa melaporkan ke pengurus Rukun Tetangga sekitar rumah kontrakan yang dihuninya.

“Emang sih, mereka suka ikut shalat jamaah di masjid,” terangnya. Namun, tetap saja kebudayaan serta tata krama yang dianut oleh para imigran asing itu berbeda dengan warga sekitar.

Hampir setiap malam gerombolan pria kulit hitam itu berkumpul dan begadang sampai pagi. ‎Warga sekitar sering merasa terganggu, hingga akhirnya melarang dan tak jarang terjadi percekcokan mulut.**Baca juga: Puluhan Imigran Timur Tengah Ngungsi ke Tangsel.

“Mereka kalau begadang ngobrol suaranya kayak lagi di hutan” keluh Zaenudin.‎ Meski begitu, lanjutnya, rasa kemanusian warga asli pun terkadang timbul.**Baca juga: Banjir, Pengusaha Bengkel di Tangsel Raup Untung.

Menurutnya, warga suka memberikan makanan kepada para imigran. “Pas waktu itu pernah ada yang sampe pingsan karena kelaparan,” tambah Zaenudin.(yud)