Soal Dugaan Penyelewengan BOS 2015, Ini Kata Mathodah

LKS untuk SD tahun 2015. (Tim K6)

Kabar6-Kepala Inspektorat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Mathodah membantah adanya penyelewengan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pengadaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sekolah Dasar (SD) pada 2015.

Mathodah mengatakan penyaluran dana BOS tersebut menurutnya langsung ke sekolah. Mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangsel tersebut juga mengatakan jika penyaluran dana BOS tersebut tidak melalui dinas.

“Enggak benar itu. Penyaluran dana BOS kan langsung ke sekolah,” ungkap Mathodah menjelaskan melalui sambungan telepon, Selasa (18/4/2017).**Baca Juga: Kejari Didesak Usut Dugaan Penyelewengan BOS 2015 di Tangsel

Ditanya terkait pengadaan LKS melalui badan hukum perusahaan, Mathoda enggan menjawab lebih rinci. 

“Kalau itu saya lupa. Sudah enggak ingat saya. Coba biar lebih jelas tanya ke Kabid-nya, Pak Yahya,” paparnya.**Baca Juga: Pemenang Lelang LKS 2015 Diduga Perusahaan Abal-abal

Saat ingin dikonfirmasi, sambungan telepon Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tangsel Taryono tidak aktif.

Berita sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Tigaraksa didesak untuk mengusut tuntas kasus dugaan penyelewengan Dana BOS 2015, pengadaan LKS Sekolah Dasar (SD) di Kota Tangsel dengan nilai Rp5.038.758.000.

Koordinator Lembaga Independen Kajian Publik Tangerang (Likput) Yusuf Nafiz mengatakan, pihaknya sudah memberikan laporan kepada Kejari Tigaraksa atas dugaan penyelewengan tersebut. Namun, hingga kini, laporan tersebut belum diproses.

“Kami sudah mengumpulkan sejumlah bukti. Laporan sudah dikirim ke Kejari Tangerang,” ungkap Yusuf menjelaskan, Rabu (12/4/2017).

Menurut Yusuf proyek pengadaan LKS berjudul Kreasi, Fiqih dan Ceria tersebut sangat janggal. Pihaknya menemukan kejanggalan saat lelang pada 25 November 2015. Pemenangnya saat itu CV Alnindra Dunia Perkasa. 

“Penandatanganan kontrak pengerjaan kegiatan dilakukan pada 15 Desember 2015,” paparnya.

Tak hanya itu, lanjut Yusuf, pihaknya juga menemukan sejumlah bukti bahwa LKS untuk SD tersebut sudah beredar lebih dahulu pada Juni 2015.

“Kami minta Kejari Tangerang mengusut tuntas kasus tersebut,” ujarnya.(Tim K6)

 




Pelayanan RSUD Tangsel Masih Jauh dari RPJMD

Antrian pasien di RSUD Tangsel.(foto:cep)

Kabar6-Warga mengeluhkan buruknya pelayanan di RSUD Kota Tangerang Selatan, pelayanan rawat inap dan poliklinik masih jauh dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan untuk membangun Kota Cerdas, Modern dan Religius yang selalu digaungkan sang Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany. 

Saking buruknya pelayanan di RSUD Kota Tangsel, Eeng Sulaiman, Anggota Komisi II DPRD Kota Tangsel bahkan menyebut, RPJMD Airin jauh panggang dari api. 

“Prioritas RPJMD 5 tahun kemarin pasangan Airin- Ben itu pada peningkatan akses pendidikan, Kesehatan dan infrastruktur. Namun melihat kenyataan pelayanan di RSUD ini masih sangat jauh,” kata dia Selasa (18/04/2017)

Diterangkan Eeng, pihaknya beberapa kali mendapat laporan masyarakat akan buruknya kualitas pelayanan RSUD Tangsel yang berada di Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang, Banten itu. 

Saya sudah lakukan sidak langsung ke RSUD pekan lalu, memang ini menjadi keluhan masyarakat dan diakui sendiri oleh managemen Rumah Sakit,” kata dia.

Dari keluhan buruknya pelayanan di RSUD itu, dia menyoroti soal keterbatasan ruang rawat inap dan belum maksimalnya pelayanan pasien rawat jalan. 

Diakui Dirut RSUD Kota Tangsel, Suhara Manulang, persoalan tersebut lantaran tidak adanya lagi ruang bagi pasien rawat inap sehingga terjadi penolakan berobat di tempat itu. 

“Kami terbatas, karena baru ada 121 tempat tidur. Sementara setiap hari ada ratusan pasien datang,” jelas Suhara. 

Jika suatu penyakit sedang mewabah, seperti Demam Berdarah atau lainnya, pihaknya pun megaku terpaksa merawat pasien di atas kursi roda atau ditempatkan diluar kamar rawat inap. 

“Jadi bukan kami tidak mau melayani pasien, tapi bagaimana harus kami lakukan itu,” uvapnya

Untuk saat ini saja, pihaknya merasa beruntung karena diberikan kewenangan untuk menggunakan lantai satu dan lima di gedung yang berproses hukum itu. 

“Kami belum bisa manfaatkan maksimal gedung 2 ini, sekarang baru lantai 1 dan 5 yang bisa dimanfaatkan dengan status pinjam pakai karena masih berproses hukum,” kata dia. 

Selain pasien pemegang KTP Tangsel yang bisa menikmati layanan pengobatan dan perawatan secara cuma-cuma, pasien BPJS yang datang dari luar Kota Tangerang Selatan diterangkannya cukup membludak. 

Sehingga pihaknya sangat berharap berlanjutnya proyek pembangunan gedung 2 RSUD tersebut. 

“Kabarnya sudah bisa dilanjutkan tahun ini dan itu menjadi harapan Kami,” kata Suhara. 

Dikatakannya jika proyek pembangunan gedung 2 RSU yang secara fisik hanya tinggal finishing itu, akan dapat menambah 200 tempat tidur serta tenaga medis yang otomatis juga akan bertambah.

“Sambil menunggu itu berproses kami harapkan juga gedung 3 bisa berjalan,” harap Suhara.(cep)




Mandeg, Proyek GB Tangsel Belum Direkomendasi BPK

Alat berat di Gelanggang Budaya Tangsel. (Yud)

Kabar6-‎Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui bahwa proyek Gelanggang Budaya di Taman Kota 2, Kecamatan Serpong, sempat mangkrak setahun. Tahap pertama proyek itu telah menyedot Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 sebanyak Rp7,18 miliar, dan belum rampung.

Kepala Bidang Bangunan Non Perkantoran, Buwana Mahardika mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui secara persis alasan tahun lalu proyek pembangunan sempat terhenti. Padahal, pada 2016 sempat masuk ke Unit Layanan Pengadaan dan dilelang tetapi batal.**Baca Juga: Rumah Panggung di GB Tangsel Sudah Reot

“Bisa jadi karena itu (adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan),” ungkapnya menjawab per‎tanyaan kabar6.com ditemui di kantornya kawasan Pamulang, Selasa (18/4/2017).**Baca Juga: Mau Foto di Rumah Bambu, Bayar Dulu ‘Uang Jago’

Buwana menjelaskan, proyek pembangunan Gelanggang Budaya tahun kemarin sempat mandeg lantaran belum ada rekomendasi dari BPK. Sehingga lelangnya tidak bisa‎ dilanjutkan.

‎Menurutnya, tahap kedua proyek lanjutan Gelanggang Budaya kini sedang dipersiapkan. Dibutuhkan dana segar sekitar Rp5 miliar untuk melanjutkan sejumlah sarana dan prasarana yang telah ada. 

Kini pihaknya sedang persiapkan lelang dan diperkirakan awal Juni pekerjaan sudah ‎mulai dilaksanakan. Sarana dan prasarana yang jadi prioritas antara lain ampiteater, toilet, musala, dan lain sebagainya.

“Karena jujur saja saya sama bambu gak familiar. Saya mau tanyakan dulu ke Akademi Bambu Nusantara, bangunan panggungnya harus diapakan,” terang Buwana.(yud)

 




Hore, Tahun Ini Tandon Nusa Loka Dibangun

Sekretaris Dinas PU Kota Tangsel Aris Kurniawan. (az)

Kabar6-Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tahun ini fokus pada pembangunan Tandon Nusa Loka, di Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sekretaris Dinas PU Aris Kurniawan mengatakan Tandon Nusa Loka ini akan dibangun di atas lahan seluas 1,2 hektare. Luas tandon itu sendiri, lanjut Aris yakni lima ribu meter persegi dengan kedalaman empat meter.**Baca Juga: Akses Jalan Menuju Tandon Ciater Dibeton

“Tandon Nusa Loka ini mampu menambung debit air hingga 20 ribu meter kubik,” ungkap Aris menjelaskan kepada Kabar6.com, Selasa (18/4/2017).

Pembangunan Tandon Nusa Loka ini menurut Aris, ditarget rampung pada 2017. Lama pengerjaannya sekira enam bulan. Keberadaan tandon ini akan menampung debet air dari dua perumahan. Yakni, Perumahan Nusa Loka dan Ciater Permai.**Baca Juga:  DBMSDA Targetkan Tahun ini Bangun Tandon Soelar

“Warga sekitar kerap mengeluhkan genangan air. Makanya tandon tersebut salahsatu upaya Dinas PU Kota Tangsel untuk menampung debet air,” katanya.(az)

 

 




Walkot Tangsel Takut Rumah Panggung Roboh

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany sudah menyampaikan kecemasan kepada anak buahnya. Ia mewanti-wanti agar keamanan konstruksi rumah panggung bambu Gelanggang Budaya di Taman Kota 2, Kecamatan Serpong, diperhatikan.

Kepala Bidang Bangunan Non Perkantoran, Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangsel, Buwana Mahardika, mengatakan bahwa atensi itu telah disampaikan sang bos saat rapat pimpinan. Airin takut bila ada warga di atas rumah panggung terperosok.

“Walikota takut roboh ke bawah. Beliau menanyakan bagaimana keselamatannya,” kata Buwana ditemui di kantornya, Selasa (18/4/2017).

Menurutnya, Airin khawatir jika dibiarkan maka terjadi insiden bangunan rumah panggung roboh menimbulkan korban. Jajarannya harus dapat mencegah dan mengantisipasi sejak dini.

Buwana mengakui bila potensi kerusakan konstruksi bangunan sulit dihindari. Makanya perlu mendapat perhatian serius dengan perawatan terhadap konstruksi rumah panggung.

Proyek pembangunan sarana dan prasarana Gelanggang Budaya sempat mangkrak selama setahun. Tahap pertama yang menyedot APBD Kota Tangsel 2015 senilai Rp7,18 milliar.

“Bu wali inginnya tidak ada yang celaka. (rumah panggung bamboo) perlakuannya seperti apa saya belum tahu yang pasti harus segera ditangani,” tambah Buwana.(yud)

 




Rumah Panggung di GB Tangsel Sudah Reot

Kondisi rumah panggung yang sudah reot.(foto:yud)

Kabar6-Konstruksi bangunan rumah panggung di Gelanggang Budaya, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencemaskan. Bangunan yang baru setahun terakhir berdiri dan terbuat dari bambu jadi sarana pacaran.

Pengamatan kabar6.com di lokasi, bangunan setinggi sekitar 10 meter itu tidak dipasang pagar pengaman. Sementara bagian alas rumah panggung dibuat dari papan kini sudah reyot sehingga dikahwatirkan membahayakan pengunjung.

Megawati (minta namanya disamarkan), warga asal Kabupaten Bogor itu mengaku datang bersama calon suaminya untuk keperluan foto pra nikah. Ia merasa tidak takut terjatuh ketika berada di atas rumah panggung bamboo.

“Asal jangan kepinggiran aja, entar bisa kepleset. Kan licin,” katanya ditemui di sela-sela pemotretan, Selasa (18/4/2017).

Perempuan bertubuh gemuk itu menjelaskan, ada beberapa bagian lantai rumah panggung yang papan alasnya sudah reot. Hal itu baginya bukan persoalan karena angle pengambilan gambar ke obyek lainnya.

Mega juga membenarkan bila dirinya dimintai “uang jago” sebanyak Rp150 ribu pada saat baru tiba di Gelanggang Budaya. Di area parkir dikenai Rp50 ribu, dan Rp100 ribu di atas rumah panggung.

“Katanya buat jaga-jaga,” singkatnya. 

Ia langsung diam seribu bahasa ketika mengetahui dirinya menjadi obyek laporan jurnalisme.(yud)




Polres Tangsel Kerahkan 575 Personel ke Jakarta

illustrasi

Kabar6-Jajaran Kepolisian Resort Tangerang Selatan bersiaga untuk mengawal aksi Tamasya Al-Maidah di DKI-Jakarta, besok. Ratusan personel dikerahkan.

“Ada 575 anggota kita di BKO-kan ke beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) langsung di Jakarta,” ujar Kabag Ops Polres Tangsel, Kompol Hadi Supriyatna, Selasa (18/04/2017).

Sisa personelnya pun, kata Hadi, dikerahkan untuk pengamanan dan memonitoring keberangkatan massa dari Tangsel. “Kita beri pengawalan sampai perbatasan, seperti di sejumlah stasiun di Tangsel,” ungkapnya.

Diakuinya, pihak kepolisian pada setiap Polsek sebelumnya telah memberikan imbauan berupa maklumat. “Tapi kalau mereka memaksakan untuk berangkat, kita juga tidak bisa melarang. Karena hak mereka,” jelasnya.

Sehingga ia pun mengimbau kapada seluruh massa dari Tangsel dapat melaksanakan aksi dengan damai, serta tidak ada penekanan atau intimidasi terhadap orang yang akan memilih.

“Karena itukan hak konstitusi orang sesuai UUD 1945. Jadi pemilu itu bebas langsung dan rahasia. Jadi ga usah ikut campur urusan orang lain,” imbuhnya.(cep)




Bamus Tangsel Ikut Tamasya Al-Maidah

Ketua Bamus Tangsel, Julham Firdaus.(foto:dok Bamus)

Kabar6-Sejumlah anggota organisasi masyarakat Tangerang Selatan siap berpartisipasi dalam aksi Tamasya Al-Maidah pada hari pencoblosan putaran kedua di DKI-Jakarta 19 April 2017 besok.

Seperti dikatakan Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Tangsel, Julham Firdaus, pihaknya tidak melarang anggota untuk ikut serta dalam aksi tersebut.

“Saya mengizinkan. Bukan secara ormas, ada sekitar 50 anggota Bamus Tangsel atas dasar ke-Islam-an ingin ikut Tamasya Al-Maidah besok,” ujarnya, saat ditemui Selasa (18/04/2017).

Diakui Julham, pihaknya telah memusyawarahkan terkait aksi tersebut. “Dan secara Islam, Bamus Tangsel tetap merespon dalam komando Al-Maidah. Kita menyerukan ini bukan karena organisasi,” ungkapnya.

Untuk keberangkatan, kata Julham, para anggotanya telah berkoordinasi dengan GNPF MUI Tangsel. “Kita berangkat melalui Stasiun Rawa Buntu Serpong,” jelasnya

Ia pun berharap, para relawan dari Tangsel dapat menjaga kaidah ke-Islam-an yang sebenarnya membuat sejuk, nyaman dan kondusif, bukan menimbulkan ancaman dimana berkembangnya isu ras agama yang saat ini timbul.

Sebab ia menyakini, bahwa Islam saat ini tidak membuat perpecahan kebhinekaan di Indonesia. “Tapi menuju kebersamaan yang sejatinya telah tertuang dalam kitab suci,” pungkasnya.(cep)

 




21.830 Pelajar SMP Tangsel Ikut USBN

Kabar6. Sebanyak  21.830  pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat di Kota Tangerang Selatan mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) Selama 7 hari dari tanggal 17 April 2017 sampai 22 April 2017.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Muslim saat ditemui Selasa (18/04/2017) mengatakan, bahwa Ujian kali ini tidak ditemui kendala yang berarti di kertas Materi soal yang diujikan maupun kendala lain. 

“Tidak ada kendala dalam hal soal, hanya ada perbedaan tanggal di tiga mata pelajaran diantaranya pendidikan agama, IPS dan PPKN ” jelas Muslim

Materi soal yang diujikan terdiri dari 25 persen soal dari kementrian pusat dan 75 persen musyawarah Guru Mata Pelajaran se Kota Tangerang Selatan

Materi soal yang diujikan USBN disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di  sekolah se kota Tangerang Selatan

“berbeda dengan Ujian Nasional bedasarkan irisan dari kurikulum 2013 dengan 2006.” katanya.

Karena USBN sangat menentukan kelulusan para siswa, maka dihimbau agar para siswa harus sungguh-sungguh mengikutinya.

Semua akan mengikuti ujian selama tiga hari, dan ujian yang dilakukan ini masih menggunakan kertas atau paper test.

“Sejauh ini pelaksanaan masih lancar dan diharapkan akan berjalan sukses untuk persiapan Ujian Nasional nanti,” tutupnya.(cep)




Mau Foto di Rumah Bambu, Bayar Dulu ‘Uang Jago’

Kabar6-Keberadaan rumah bambu di area Taman Kota 2 yang terbengkalai, jadi ladang bisnis bagi sebagian orang untuk meraup pundi-pundi uang dengan cara koboi (18/2/2017).

Hal tersebut diungkapkan oleh Danu, warga Pondok Aren ini mengatakan jika beberapa hari yang lalu dirinya berkunjung ke rumah bambu tersebut untuk melakukan foto Prewedding bersama kekasihnya, namun saat hendak melakukan pengambilan gambar, dirinya didatangi oleh beberapa pemuda untuk meminta jatah keamanan.

Awalnya salah satu pemuda meminta uang jatah keamanan sebesar 200 ribu persekali pengambilan gambar namun setelah dinegosisasi akhirnya danu hanya memberikan uang sebesar 50 ribu.

“bilangnya buat keamanan, biar ga diganggu anak kampung setempat” Ujar Danu.

Hal senada terkait pungutan liar yang ada di Taman Tekno 2 pun diungkapkan Rizky, warga Ciledug. Menurut pengakuannya dia juga dimintai uang untuk jatah kemananan. 

Risky menambahkan bila di Taman tersebut ada beberapa kelompok pemuda yang sering minta jatah keamanan atau ‘uang jago’.

“di rumah bambu dimintai 100 ribu dan di depan area dekat jembatan merah beda lagi tarifnya” ujar Risky.

Bahkan risky pada saat itu bersama rekan-rekannya sempat beradu mulut dengan pemuda yang melakukan pemerasan lantaran tidak adanya karcis atau retribusi resmi dari pihak pengelola taman.

Seperti diketahui jika perbaikan di Taman Kota 2 belakangan ini sempat menjadi viral dikalangan penikmat fotografi untuk melakukan pemotretan dikawasan tersebut karena tempatnya yang sudah lebih bagus dari sebelumnya. (Fbi)