Berhenti di Leter Bisa Didenda Rp.500 ribu

Ngetem seperti ini bisa didenda Rp.500 ribu.(foto:dina)

Kabar6- Kasat Lantas Tangerang Selatan AKP Lalu Hedwin mengatakan tentang banyaknya kendaraan pribadi dan umum yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas bisa dikenai hukuman pidan ringan ( tipiring).

“Untuk larangan berhenti kalau memang tidak ada pemberitahuannya berarti sepanjang jalan tersebut dilarang berhenti. Tapi kalau ada tanda larangan parkir atau berhenti, tentu saja dilarang.”” ujarnya, Selasa (9/5/2017).”.

Sanksi untuk larangan itu tersendiri berupa tindak pindana ringan.”Ya, untuk pengendara yang melanggar lalu lintas kita hanya melakukan tindak pidana ringan terhadap pelanggarnya” katanya.

Hal tersebut sesuai dengan Pasal 287 ayat 1 yaitu “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf a atau Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”.(dina)




Angkot Tetap Ngetem di Leter S

Angkot ngetem di letter S, siapa perduli.(foto:dina)

Kabar6-Sejumlah angkutan umum masih saja melanggar rambu-rambu lalu lintas di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan.Ngetem di rambu leter S.

Angkutan umum yang ‘ngetem’ini tidak perduli meski warga pengguna jalan lainnya merasa gerah dan sebel.

 Andi (24) seorang pengendara motor yang selalu melewati jalur ini untuk berkerja selalu dibuat kesal oleh ulah para supir angkot.

“Iya, itu padahal ada rambu untuk dilarang berhenti, tapi masih aja suka berhenti dan ngetem disitu, kan jadi bikin macet apalagi kalau jam pergi kerja dan pulang kerja,” ujarnya.” Lagian petugasnya mana ih.”

Patauan kabar6.com, memang ada rambu dilarang berhenti namun sejumlah angkot nakal pun masih banyak yang melanggar rambu tersebut. (dina)




Warga Pesona Serpong: Jembatan Ini dari Tepung Kali Yak

Jembatan ini 2014 dibangun, 2017 sudah ambles.(foto:yud)

Kabar6-Infrastruktur jembatan perumahan Pesona Serpong, Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang baru dibangun pada 2014 lalu ambles. Warga sekitar‎ terisolasi dan mobilitasnya terganggu karena jalur alternatif sangat sempit.

Syarifudin, warga Blok B1 Nomor 15, mengatakan dirinya terpaksa harus memarkir mobil di luar kawasan perumahan. ‎Sebab akses jembatan sudah ditutup karena bila dilintasi dapat membahayakan pengendara.

“Cuma sini doang akses keluar masuk warga. Ini jembatan baru dibuat ambles, dari tepung kali waktu ngebangun,” katanya saat ditemui kabar6.com di sekitar lokasi, Selasa (9/5/2017).

Ia bersama sekitar 250 jiwa warga lainnya berharap Pemerintah Kota Tangsel dapat kembali membangun konstruksi jembatan lebih kokoh. Jalur alternatif yang ada hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Tetangga saya udah ada yang jatoh. Karena jalurnya curam dan licin,” ujar Syarifudin.

Sementara itu, tampak sejumlah pekerja sedang melebarkan jalan alternatif yang terletak di RT 005 RW 003, Kelurahan Kademangan, itu. Rencananya jalur tersebut dilebarkan menjadi tiga meter.

Pekerja terpaksa berhenti sejenak saat mobil Toyota Ayla B 1349 NRA milik warga sekitar melintas untuk keluar dari area perumahan Pesona Serpong. Tiba-tiba ban kendaraan itu slip karena tergelincir di jalan berpasir dan batu krikil itu.

“Enggak tahu kapan harus selesainya. Ini jalan mau di aspal,” ujar seorang mandor sambil membantu mendorong mobil warga.(yud)

______________________________________




Banyak Jalan Rusak di Tangsel

 Kondisi di Jalan Raya Puspiptek, Kecamatan Setu.(foto:cep)

Kabar6- Aset jalan provinsi Banten di sejumlah ruas yang ada di Kota Tangerang Selatan, rusak berat. sehingga laju kendaraan melambat hingga membuat kemacetan di jalan tersebut. 

Jalan yang tak memiliki kelengkapan seperti drainase atau saluran air memperparah kondisi jalan tersebut. Pasalnya seringkali jalan menjadi cepat rusak meski selalu dilakukan perbaikan. 

“Ini proyek abadi Pemerintah,” ucap Asih (41), warga yang berada disekitar lokasi, Selasa (09/05/2017)

Dia justru menganjurkan jalan tersebut dilakukan betonisasi. Pasalnya, setiap kali hujan turun, air melimpas ke jalan.  

“Engga ada saluran air, pasti air hujan lari ke jalan. Ini yang bikin macet karena genangan air hujan dan air cepat merusak aspal. Maka wajar disebut proyek abadi,” Jelas dia. 

Selain di Jalan Setia Budi, kondisi jalan yang buruk juga ditemukan di Jalan Raya Puspiptek, Kecamatan Setu dan Jalan Raya Otista, Kecamatan Ciputa serta Jalan Pondok Cabe Raya Kecamatan Pamulang

“Saya kira karena kualitas aspalnya jelek,” cetus Rosita (40) warga Muncul, BSD yang melihat jalan rusak di Jalan Raya Puspiptek. 

Dijelaskannya, kondisi hujan yang terus datang hampir setiap hari membuat jalanan yang belum lama dilakukan pengaspalan ulang itu rusak parah. 

Jalan yang gelap di malam hari, menimbulkan kerawanan kecelakaan terutama bagi pengguna sepeda motor. Terlebih jalan tersebut memiliki kontur bidang miring sehingga pengendara kerap memacu laju kendaraan dengan kencang. (cep)




Bu Airin, Warga Kampung Sengkol Harus Direlokasi

BPBD di lokasi longsor

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebutkan ada dua pilihan bagi warga Kampung Sengkol RT 004 RW 02, Kelurahan Muncul, Setu. 

Di bagian bawah tebing curam setinggi 15 meter rawan longsor itu terdapat pemukiman yang dihuni 54 kepala keluarga.

Kepala pelaksana BPBD Kota Tangsel, Chaerudin, mengatakan‎ dengan diketahui faktor penyebab utama terjadinya pergeseran tanah menyebabkan lima bangunan rumah warga sekitar rusak parah. Maka tentunya diperlukan sebuah langkah dan keputusan yang tepat agar tidak timbul korban jiwa.**Baca Juga: Longsor, Warga Kampung Sengkol Tak Bisa Tidur Tenang

“Dan rekomendasi sudah kita siapkan untuk disampaikan kepada Walikota Tangsel,” katanya kepada kabar6.com di lokasi perkara, Selasa (9/5/2017).

Ia menyebutkan, pertama adalah menjauhkan masyarakat sekitar dari resiko dan ancaman bencana yang ada yaitu, relokasi. Sebab bencana tanah longsor ini adalah bom waktu yang dapat terjadi kapan pun.

Chaerudin menjelaskan, hal terpenting adalah lokasi tempat relokasi yang ditentukan harus berada di zona bebas dari ancaman bencana. ‎BPBD sebagai perangkat daerah yang‎ tugas pokok dan fungsinya memegang kendali komando serta pelaksana penanggulangan bencana telah siap.

“Opsi kedua adalah mendekatkan masyarakat dengan bencana,” jelasnya.**Baca Juga: Jembatan Putus Warga Terisolir

BPBD Kota Tangsel mengaku siap melakoni fungsi pelaksana penanggulangan bencana yang melekat.

Program maupun kegiatan akan disusun serta direncanakan bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

Misalnya dengan pembangunan sistem peringatan dini pergerakan tanah atau lews (landslite early warning system). Kemudian, lanjut Chaerudin, dengan penyusunan rencana kontinjensi pergerakan tanah. 

Komunitas warga komunitas siaga bencana juga perlu dibentuk. Langkah tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, pemetaan jalur evakuasi, pembuatan papan informasi kebencanaan, dan lain sebagainya.

“Mudah-mudahan secepatnya ada keputusan. Dan tidak terlalu lama. Sebab ini (bencana longsor) adalah bom waktu,” tambahnya.(yud)




Longsor, Warga Kampung Sengkol Tak Bisa Tidur Tenang

Warga Kampung Sengkol. (Yud)

Kabar6-Musibah tanah longsor pernah terjadi di Kampung Sengkol RT 004 RW 002, Kelurahan Muncul, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Kejadian serupa terulang pada Jumat malam kemarin hingga menyebabkan empat rumah rusak berat dan 13 jiwa penghuninya mengungsi.

“Tahun 2004 saya termasuk korban. Dan sekarang menurut saya seperti bom waktu saja,” kata Ketua RW 002, Siswanto di sekitar lokasi perkara, Senin (8/5/2017).

Ia mengenang, meski insiden longsor ketika itu tidak menimbulkan‎ korban jiwa tapi masih membekas dibenaknya. Rumahnya ikut rusak dihantam longsoran material tanah bukit curam.**Baca Juga: BPPT: Pemukiman di Setu Rawan Longsor

Musibah tanah longsor yang terjadi saat daerah tanah kelahirannya masih menginduk kepada Kabupaten Tangerang itu sempat ditinjau era Bupati Ismet Iskandar. Siswanto pun meminta petunjuk dari‎ pemerintah daerah untuk para warganya.

‎”Untuk kedepan harus bagaimana apalagi warga begini (cemas), saya pun kalau tidur enggak tenang.‎ Saya mohon dibantu, apakah harus direlokasi atau bagaimana,” terang Siswanto.**Baca Juga: Jembatan Putus Warga Terisolir

Di lokasi sama, Lurah Muncul Ahma HG‎, mengungkapkan agar seluruh warganya yang bermukim di wilayah rawan longsor bisa mendengarkan rekomendasi dari tim ahli. Tentunya hal tersebut demi kebaikan semua warga lantaran sudah dilakukan kajian akademis.

“Kalau harus pindah ya warga harus ikhlas, jangan berkecil hati. Tentunya pemerintah ingin yang terbaik‎ buat semuanya,” pesan Ahmad.(yud)




BPPT: Pemukiman di Setu Rawan Longsor

Nur Hidayat, peneliti BPPT.(foto:yud)

Kabar6-‎Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melihat lapisan jenis tanah atau soil lokasi longsor di RT 004 RW 002, Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) cukup tebal. Kondisinya sangat berbahaya karena di atas dan bawah tebing banyak terdapat bangunan rumah milik warga yang berpotensi rawan longsor.

Kabag Program dan Anggaran Pusat Teknologi  Reduksi‎ Resiko Bencana, Nur Hidayat, mengatakan dikhawatirkan air tanah dari atas akan mempercepat proses pergerakan tanah. Ini dilihat di bagian bawah terdapat rekahan-rekahan.

“Itu menunjukan permukaan tanah sudah ketarik. Disitu akan mempercepat proses pergerakan kalau terjadi hujan, karena tempat jalannya air,” katanya kepada kabar6.com di lokasi, Senin (8/5/2017).

Ia menyetujui adanya garis polisi dan pengosongan rumah yang kondisinya sudah rusak berat. BPPT menyarankan kepada Pemerintah Kota Tangsel untuk segera menyosialisasikan kepada warga sekitar. 

Apalagi di atas dan bawah tebing terdapat banyak pemukiman warga. Ketinggian tebing sekitar 15 meter dengan kemiringan sekitar 80 derajat sangat berbahaya saat intensitas curah hujan terus meningkat.

“Biar masyarakat tahu bahwa masyarakat tinggal di lokasi yang rawan terhadap pergerakan tanah. Seperti kita ketahui di atas perbukitan sangat tinggi sekali,” terang Nur.

“Kita khawatir, sudah ada tanda-tanda tanah bergerak. Itu tangga yang dari coran juga sudah rusak,” tambahnya.(yud)




BPN: Soalnya Lahan Ash-Shiddiqiyyah Itu Tanah Wakaf

Plt Kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah BPN Tangsel,Jimmy (tengah)

Kabar6-Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku masih menunggu dari Badan Wakaf Indonesia (BWI), terkait pencairan dana ganti rugi pembebasan lahan SD-SMP Islam Terpadu (IT) Ash Shiddiqiyyah Serua Ciputat. 

“Sebelumnya sudah kita respon dan komunikasikan untuk pembayaran. Karena lahan gedung itu mushola yang telah berstatus wakaf. Jadi kita masih menunggu dari BWI Pusat,” ujar Plt Kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah BPN Tangsel Jimmy, Senin (08/05/2017).

Jimmy mengakui, bahwa pihaknya telah membayar sebesar 4,6 milyar untuk gedung sekolah SD-SMP Ash Shiddiqiyyah. Namun, untuk pembayaran selanjutnya masih menunggu mekanisme dan prosedur yang ada.

“Karena tanah wakaf ini tidak bisa sembarangan kita lepaskan. Kecuali untuk kepentingan umum, dan sebelumnya memang ada miss comunicattion. Dan kita tidak janjikan untuk pencairan dana itu tanggal berapa,” Jelasnya

Namun diakuinya, memang ganti rugi lahan tersebut sangat dibutuhkan untuk kepentingan anak didik. “Sekarang kita menunggu kelengkapan administrasi dari pihak sekolah untuk ganti rugi lahan tersebut,” ungkapnya. 

Sebelumnya, puluhan guru dan karyawan SD-SMP IT Ash Shiddiqiyyah Serua Ciputat, berdzikir dan berdoa bersama di depan kantor BPN Tangsel, di Ruko Malibu Serpong.

Kedatangan massa tersebut menuntut penyelesaian ganti rugi pembebasan bangunan sekolah untuk ruas Tol Cinere-Serpong, yang masih tersisa senilai Rp1,3 milyar.(cep) 




BPN Masih Ngutang Rp.1,3 M Guru Ash-Shiddiqiyyah Nagih

Kabar6. Puluhan guru dan karyawan SD-SMP Islam Terpadu (IT) Ash Shiddiqiyyah Serua, Ciputat, gerudug kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tangerang Selatan (Tangsel) di Ruko Malibu Serpong, Senin (08/05/2017).

Kedatangan massa tersebut menuntut penyelesaian ganti rugi pembebasan bangunan sekolah untuk ruas Tol Cinere-Serpong. Aksi dzikir dan doa bersama digelar di depan kantor BPN.

Faisal Aripin, Kepala Sekolah yang ditemui di lokasi mengaku merasa terganggu dengan keadaan ini. 

Kami terganggu dan dirugikan. Karena saat ini sedang pendaftaran murid baru, dan hanya 30an yang daftar. Beda dengan tahun lalu sampai seratusan,” ujarnya

Menurut Faisal, menurunnya pendaftar di sekolahnya itu lantaran para calon wali murid meragukan kejelasan realisasi kepindahnya ke gedung baru sekolahnya.

“Kami terganggu pembayaran. Luas lahan sekitar 1400 meter. Sebelumnya baru dibayar 4,6 milyar. Dan kurangnya 1,3 milyar. Makanya kita dzikir untuk rukiyah BPN,” ungkapnya.

Sementara, Faisal yang telah menemui dari pihak BPN dijanjikan akan mendapat sisa ganti rugi sebelum tanggal 20 mei.

“Iya awalnya ada miss comunication. Tapi katanya sebelum tanggal 20 mei sudah bisa dicairkan. Untuk gedung sekolah baru kita di Perumahan Bukit Serua Indah,” katanya.(cep) 




Proyektil Peluru ada di Jacket Keponakan Jazuli

Rumah Jazuli Juwaini.(foto:dina)

Kabar6- Pihak kepolisian menemukan proyektil peluru di saku jaket keponakan Jazuli, bernama Syarifudin yang keebetulan jendela kamar yang ditemabak itu ditempati oleh Syarifudin.  

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, proyektil peluru itu ditemukan saat olah TKP yang dilakukan Sabtu (06/05/2017). 

Soal bagaimana proyektil itu bisa ada di saku jackt Syarifudin, dan dari jenis apa ditembakkan, kepolisian masih mendalami kasusnya.

Seperti sudah diberitakan sebelumnya, penembakan di rumah Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini, Jalan Musyawarah N. 10 Rt. 04/04 Kelurahan Sawah Kecamatan Ciputat.

Penembakan dilakukan melalui jarak jauh, dan mengenai bagian atas jendela kamar keponanakan Jazuli saat kamar sedang kosong.

Ditambahkannya, keponakan Jazuli itu saat ini kuliah di UIN Ciputat. Saat kejadian,sedang tidak ada di kamar.

“Kalau dilihat dari jarak penembakan itu, diduga penembakan ini sengaja ingin menebar teror. Sebab tidak ada bagian lain rumah lain yang rusak,” ungkapnya.

Di bagian dalam kamar, Juga terdapat sejumlah kerusakan pada dinding. Kerusakan itu terdapat di beberapa bagian, diduga terkena serpihan proyektil.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih belum menemukan proyektil yang dimaksud. Tim Pulabfor Mabes Polri yang diterjunkan masih di lokasi untuk olah TKP.(z/dina)