Ini Dia Pembuang Bayi

Kabar6. Dua orang pelaku pembuang bayi diamankan kepolisian Polsek Serpong.Penangkapan berawal dari penemuan bayi perempuan di Jalan Raya Puspitek turunan victor kelurahan Buaran kecamatan Serpong Kota tangsel,Senin (08/05/2017)

Kedua orang tersebut diketahui bernama Aina Rabbaniah (20)  Mahasiswa Stikes  Unversitas Pamulang, arga Villa Dago Tol Blok H4 no. 3 RT. 04/20, Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat Tangsel.serta Yudha (21) Mahasiswa Universitas Pamulang, warga Rawa Kalong, Permata Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Fadli Widiyanto mengatakan,Kamis (11/05/2017), peristiwa berawal ketika  Aina Rabbaniah melintas di Jalan Raya Puspitek turunan victor mendengar suara bayi menangis di dalam plastik berwarna putih, kemudian ketika ikatan plastik dibuka, terlihat bayi perempuan dengan tali pusar masih melekat, selanjutnya bayi tersebut dibawa ke rumahnya, tak lama kemudian dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Buah Hati Ciputat. 

“setelah menemukan bayi  perempuan itu, pelaku mengaku dibawa ke rumahnya dan tak lama kemudian di bawa Ke RSIA Buah Hati” terang Kapolres

Dalam pemeriksaan Awal di RSIA Buah Hati, bayi perempuan yang ditemukan sehat dengan panjang 4.3 cm, serta berat 3.2 kg, dan masih melekat ari-arinya, namun sudah agak kering.

Pihak RS Buah Hati kemudian melaporkan ke Kopolisian Polsek Ciputat perihal penemuan bayi tersebut. 

Berdasarkan laporan awal pelaku, bahwa bayi perempuan yang ditemukan di Jalan Raya Puspitek Viktor Kelurahan Buaran, Kepolisian Polsek Ciputat berkoordinasi dengan Polsek Serpong. 

Setelah dilimpahkan ke Polsek Serpong, kemudian penyidik melihat ada yang beda dari postur badan saksi Aina Rabbniah, dan langsung dicek ke Puskesmas Rawa Buntu oleh bidan setempat.

” dari Hasil pemeriksaan diketahui terdapat luka robekan pada vagina dan bentuk perut setelah hamil dan melahirkan” jelasnya

Berdasarkan Informasi Diatas kemudian diadakan interogasi ulang oleh penyidik Polsek Serpong. 

Ternyata pengakuan Aina berubah. Pelaku mengaku bahwa bayi tersebut merupakan anaknya hasil dari hubungan gelap bersama pacarnya yang bernama Yudha.

Fadli menjelaskan, bahwa dari hasil penyelidikan lanjutan, fakta sebenarnya adalah bahwa pelaku melahirkan bayi di kamarnya Komplek Vila Dago Tol Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat, rumah milik pamannya

Setelah melahirkan, pelaku menghubungi  Yudha  untuk datang ke rumahnya, disitu para pelaku membuat rencana bahwa bayi tersebut ditemukan di wilayah Buaran Serpong dan menceritakan kepada paman dan bibinya tentang penemuan bayi hingga akhirnya bayi tersebut dibawa ke RSIA Buah Hati Ciputat untuk mendapat pertolongan medis.

“Pelaku sengaja mengarang cerita menemukan bayi di pinggir jalan karenakan takut perbuatannya diketahui paman dan bibinya ” ucap Fadli.

Akibat perbuatannya kedua pelaku dijerat pasal 305 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun 6 bulan.(cep)




Disebut Picu Longsor, Ini Kata Pengembang Serpong Lagoon

penampakan longsor di Koceak.(yud)

Kabar6-Pengembang kawasan hunian Serpong Lagoon di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membantah punya andil terjadinya tanah longsor. Di kawasan itu sedikitnya sembilan rumah pada dua perkampung‎an rusak berat, dan bahkan ada yang ambles ke dasar jurang.

“Saya kira kalau kaitannya dengan pengembangan ini tidak ada,” kata pengembang Serpong Lagoon, Saleh Asnawi, Kamis (11/5/2017).

Ia menyebutkan, kontur tanah atau soil di kawasan Kampung Sengkol dan Kampung Koceak memang empuk. Dahulu kedua perkampungan di atas dijadikan area penambangan pasir, karena berdekatan dengan Sungai Cisadane.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel itu bilang, sejak dulu kawasan memiliki kontur tanah dengan tebing tinggi. Sehingga kecuraman tebing di kawasan itu cukup tajam hingga mencapai 20 meter.

“Historinya ini memang lahan untuk galian pasir, tanah merah, untuk kepentingan di Jakarta waktu itu,” ujar Saleh‎.**Baca juga: Longsor, BPBD Tangsel: Amdal Serpong Lagoon Perlu Dievaluasi.

“Sekarang tinggal ketinggian. Ketinggian tanah ini mencari jalan air, dan ini penyebab pergeseran tanah,” klaimnya.**Baca juga: ‎Rawan Longsor di Tangsel, Warga Koceak Direlokasi.

Saleh juga mendukung rencana pengkajian yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangsel. Kajian bertujuan untuk melihat bagaimana kekuatan struktur dan kontur tanah di area Kampung Koceak dan Kampung Sengkol.**Baca juga: Warga Koceak: Sejak Ada Lagoon Aja Nih Begini.

“Kajian itu untuk menentukan langkah selanjutnya, sehingga ini tidak terjadi di kemudian hari,” tambahnya.(yud)




Longsor, BPBD Tangsel: Amdal Serpong Lagoon Perlu Dievaluasi

Kemal Mustafa.(dok K6)

Kabar6-Dokumen  analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan perumahan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel)  yang dikelola pengembang Serpong Lagoon kiranya patut diperiksa. Sehingga kajian dan evaluasi keabsahannya perlu segera dilakukan, pasca bencana longsor yang terjadi beberapa hari lalu.

Di Kampung Sengkol, Kelurahan Muncul, dan Kampung Koceak, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, terdapat dua kampung yang terdampak langsung oleh bencana longsor. Sedikitnya ada sembilan rumah mengalami rusak berat dan ambles ke jurang.

“Ya harus dievaluasi amdalnya‎. Dan dibuka kepada masyarakat,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)‎ Kota Tangsel, Kemal Mustapa, Rabu (10/5/2017).**Baca juga: Anggota DPRD Kunjungi Koceak.

Menurutnya, dari dokumen tersebut nantinya dapat dilihat sistem kajian serta Rencana Detail Tata Ruang‎ yang dikantongi pengembang. Hal itu untuk memastikan adanya ungkapan warga bahwa pergeseran tanah terjadi pascapembangunan kawasan hunian di wilayah tersebut.**Baca juga: Warga Koceak: Sejak Ada Lagoon Aja Nih Begini.

Kemal bilang, idealnya pemilik lahan perumahan sudah bisa mengetahui struktur tanah yang memiliki beda tinggi. “Seharusnya tidak boleh dihabiskan. Jadi curam dong,” ujarnya.**Baca juga: Ratusan Murid Madrasah di Koceak Takut Sekolah.

“Ya itu bisa disebut penyebabnya. Jika memang ada yang salah, pengembang harus tanggung jawab. Dan kenapa pemerintah mengizinkan pembangunan itu,” tambah Kemal.**Baca juga: Tanah Ambles, 10 KK di Koceak Dievakuasi.

‎Meski demikian, lanjutnya, secara teoritis pergerakan tanah tidak sepenuhnya akibat penggunaan lahan perumahan sekitar.Pergerakan tanah beraneka ragam, seperti tekhnonik dan dari unsur alam lainnya.**Baca juga:  ‎Rawan Longsor di Tangsel, Warga Koceak Direlokasi.

“Jadi dari tim geologi yang harus mengkajinya,” utara pria yang mengaku lulusan sarjana teknik sipil itu.(yud)




Perabotan 21 Rumah Warga di Koceak Diangkutin

Warga Koceak evakuasi harta benda.(foto:yud)

Kabar6-Warga di RT 06 RW 02 Kampung Koceak, Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang harus dievakuasi jumlahnya bertambah. Di sekitar lokasi empat bangunan rumah sudah ambles ke dasar jurang.

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, mengatakan bahwa kontur tanah atau soil di sekitar lokasi sudah tidak laik dihuni. ‎Makanya warga sekitar harus dievakuasi untuk menghindari korban jiwa.

“Kurang lebih ada sekitar‎ 21 rumah yang terkena dampak tidak langsung,” katanya kepada wartawan di sekitar lokasi perkara, Rabu (10/5/2017).

Dijelaskan, ‎khawatirnya terjadi tanah longsor susulan. Harta benda ke-21 warga sekitar sudah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Sedangkan penghuninya mengungsi.

Meski demikian batas waktu aman belum ditentukan secara pasti. Benyamin bilang, pemerintah daerah masih mencarikan solusi sambil menunggu hasil rekomendasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Lembaga negara itu bakal menerjunkan tim untuk mengkaji sifat fisik dan kimia tanah di sekitar lokasi longsor. “Sekarang kita sedang carikan solusinya,l terang Benyamin.(yud)

 

 

 




Warga Koceak: Sejak Ada Lagoon Aja Nih Begini

Kabar6-‎Pertumbuhan kawasan hunian model cluster yang dilakukan pengembang perumahan diduga menyumbang terjadinya insiden tanah longsor di Kota Tangerang Selatan, tepatnya di RT 06 Kampung Koceak, Keranggan, Kecamatan Setu, yang menyebabkan empat rumah ambles ke dasar jurang.

Sekretaris Kecamatan Setu, Rohidin pun mengakui, keberadaan pembangunan menjadi penyumbang tanah longsor. Pembangunan perumahan harusnya mempunyai kajian lingkungan sebelum dilaksanakan.

“Tidak menutup kemungkinan, pembangunan itu menjadi sebabnya. Dan nanti kita akan lihat kajiannya dan tinjau ke lokasi,” ungkapnya, Rabu (10/5/2017).

Sebab menurut Rohidin untuk kawasan tebingan tersebut terdapat aliran mata air. “Jadi semakin terkikis tanahnya,” katanya.

Terpisah, Sumarni (45), warga yang rumahnya menjadi korban ambles, menganggap setadanya bangunan komersil itu menjadi faktor bencana.

“Iya semenjak adanya perumahan Serpong Lagoon, rumah makan Lubana Sengkol dan pemancingan jadi semakin habis pohon ditebangi,” ujarnya.‎(yud)

 

 




Tol Pondok Aren-Serpong Besok Ditutup

Kabar6-Polres Tangerang Selatan akan menutup akses Tol Pondok Aren-Serpong, Kamis (11/5/2017) malam. Penutupan dilakukan karena ada pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di rest area KM 7, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).

Kasat Lantas Polres Tangsel AKP Lalu Hedwin mengatakan, pemasangan gelagar JPO di rest area Tol Pondok Aren-Serpong KM 7 sudah dikoordinasikan dengan pihak pengelola Tol Pondok Aren-Serpong.

“Pembangunan JPO akan dimulai Kamis (11/5) besok pukul 23.00 WIB. Akses tol akan kembali dibuka Jumat (12/5) pukul 05.00 WIB. Selama pengerjaan tersebut dibutuhkan penutupan jalur tol di gerbang Tol Pondok Ranji, on ramp Rawamekar dan on ramp Rawabuntu,” kata Lalu, Rabu (11/5/2017).

Akibat penutupan ini, polisi menyiapkan jalur alternatif bagi pengguna tol pada waktu tersebut. Pengguna tol disarankan melewati Tol Jakarta-Merak.

“Rencana jalur alternatif keluar Pondok Ranji arah Serpong dan sebaliknya bisa lewat Bintaro-Serpong, Graha Raya, Kampung Sawah. Jalur tol alternatif dapat disarankan menggunakan tol Jakarta-Merak,” ujarnya.(z/ntmc)

 




Kakek Siapa Ini, Ada di Polsek Pamulang

Ngaku bernam Jihili, alamat rumahnya lupa.(foto:cep)

Kabar6-Telah ditemukan pria diperkiarakan berusia Delapan puluh  tahun, mengenakan pakaian berbaju Biru bercelana pendek Hitam serta membawa tongkat

Aiptu Matori Petugas SPK Polsek Pamulang mengatakan, orang itu diduga sudah pikun, sehingga kebingungan untuk pulang.

“Saat di tanya mengaku bernama Jahili alamat Legok Tangerang namun tidak mengingat RT dan RW nya “Jelasnya

Matori menghimbau masyarakat apabila ada yang mengenali dan mengetahui keluarganya, silahkan menghubungi Nomor Telpon Polsek Pamulang di (021) 7432164 atau datang langsung.(Cep) 

 




Plang Nama Jalan Ditutup Plang Lain

Plang nama jalan ditutupi sejumlah plang lain.(foto:dina)

Kabar6-Plang nama Jalan H. Niban Rimin, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan ini tidak terlihat oleh warga setempat atupun para pengendara yang ingin mencari alamat tersebut, karena ditutupi plang nama lainnya.

Heru (34), warga setempat yang tidak tahu bahwa ada papan nama jalan tersebut.

“Sayajuga baru tau tuh kalau ada papan nama jalan disitu, saya tau nama jalannya tapi saya gak tau kalau ada papanya disitu, soalnya ketutupan terus tidak terlihat juga sih,” ujarnya, Rabu (10/5/2017).

Pantauan Kabar6.com, memang nama jalan tersebut tertutup oleh beberapa plang lainnya yang terpampang, dan nama jalannya pun sudah lusuh dan berkarat. Para pengantar barang dan ojek onlinbe mengaku merasa kesulitan mencari jalan ini. (dina)




Anggota DPRD Kunjungi Koceak

Anggota Fraksi PKS Komisi I DPRD, Siti Khodijah di lokasi longsor.(foto:dina)

Kabar6-Anggota Fraksi PKS, sekaligus Komisi I DPRD Siti Khodijah meninjau dan memberikan bantuan terhadap korban longsot di Kampung Koceak, Keranggan, Setu, Tangerang Selatan.

“Ya, kami cukup prihatin pada kejadian ini, evakuasi 21 rumah pun sudah dilakukan. Ini menjadi pembelajaraan kita juga dalam penataan ruang selanjutnya,” ujarnya, Rabu (10/5/2017).

Di Kecamatan Setu sendiri sudah terjadi empat kali bencana dan Siti Khodijah pun membenarkan.

“Sebelumnya, ada bencana puting beliung juga sebulan yang lalu, kalau tidak salah di Dapil saya ini khususnya di Kecamatan Setu sudah empat kali terjadi bencana, mudah-mudahan ini bencana yang terakhir,” katanya. (dina)




Baliho Koplak Bergambar Airin

Baliho ini menjelaskan ada orang hamil 1000 hari.(foto:yud)

Kabar6-Puluhan media luar ruang milik Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disindir warga. Di Baliho tersebut tertera kalimat ‘Kehamilan 1000 Hari Pertama Periode Emas Janin’.

Kurnianto, warga Reni Jaya, Kecamatan Pamulang, mengatakan penulisan kalimat‎ pada baliho sangat rancu. Makna kalimat tidak sesuai dengan masa kehamilan ideal yang dialami setiap ibu hamil.

“Masa ibu hamil sampai tiga tahun kurang. Mana ada‎ hamil sampai 1000 hari,” katanya kepada kabar6.com, Rabu (10/5/2017).

Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Tangsel, Iin Sofiawati, mengungkapkan bahwa redaksional media promosi tersebut diperoleh dari Kementerian Kesehatan. Pun kini sudah terlanjur dipasang di tujuh wilayah kecamatan.

“Ada 70 titik, dan sekarang sudah saya perintahkan agar segera dicopotin,” ungkapnya di Kampung Koceak, Kelurahan Keranggan, Setu.

Iin menerangkan, makna kalimat spanduk bukan masa hamil selama 1000 hari. “Tapi mulai dari hamil sampai menyusui,” terangnya.(yud)