ATR/BPN Sensus ‎30 Ribu Bidang Lahan di Tangsel

ATR/BPN Kota Tangsel. (yud)

Kabar6-Pendaftaran‎ Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tahun ini membidik bidang lahan pada tiga wilayah kecamatan. Program nasional agraria lanjutan ini menargetkan mampu melakukan sensus bagi 30 ribu bidang lahan.

Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kemen-ATR/BPN) akan mensensus ribuan bidang lahan di Kecamatan Setu, Pondok Aren dan Ciputat Timur. Pada program serupa periode 2016 kemarin telah dilaksanakan sensus terhadap 10 bidang lahan di Kecamatan Ciputat‎.

“Ketiga kecamatan tersebut terdiri dari 18 kelurahan. Sekarang sedang berlangsung di Ciputat Timur,” kata Kepala Seksi Pengadaan Tanah ATR/BPN‎ Kota Tangsel, Muhammad Gholib Syaifudin, Jumat (7/7/2017).**Baca Juga: Halal Bihalal PP Tangsel “Digoyang” Mela Berbie

Menurutnya, tujuan program PTSL untuk menfasilitasi bagi masyarakat yang belum punya surat-surat tanah resmi bisa mengantongi sertifikat. Sebab masih banyak masyarakat yang hanya memiliki girik, atau akta jual beli.

Terutama bagi masyarakat yang melakukan transaksi jual beli lahan di bawah tangan. “Dengan program ini bisa meringankan masyarakat dalam pengurusan sertifikat tanah,” jelas Gholib.

Sementara itu untuk data sensus yang dilakukan di Kecamatan Ciputat hingga kini masih dalam proses perhitungan. Jika nanti selesai dihitung selanjutnya sertifikat resmi akan diserahkan kepada masing-masing warga pemilik bidang lahan yang sah.

“Rencananya secara simbolis sertifikasi aslinya akan diserahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dengan waktu yang sudah ditentukan nantinya,” tambah Gholib.(yud)




Halal Bihalal PP Tangsel “Digoyang” Mela Berbie

Halal Bihalal MPC PP Kota Tangsel. (yud)

Kabar6-Acara halal bihalal yang digelar MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berlangsung semarak. Ribuan warga dari berbagai wilayah tumplek dan berjoget di Lapangan Maruga, Kelurahan Serua, Ciputat.

Mereka tak ingin melewatkan kesempatan menikmati hiburan musik yang menampilkan Family’s Group. Acara yang dipandu oleh pelawak Doyok dan artis dangdut legendaris Caca Handika itu dihibur penyanyi cantik Mela Berbie.

‎”Kita harus bisa tunjukan bahwa PP adalah yang menyatu dengan masyarakat,” kata Sekjen MPC PP Tangsel, Iwan Pristiasya di Lapangan Maruga, Kelurahan Serua, Ciputat, Jumat‎ (7/7/2017).**Baca Juga: Ini Kelemahan PPDB Online Versi Dindikbud Tangsel

Pria yang akrab disapa Iwan Angus menjelaskan, sengaja mengusung tema “Merajut Kembali Kebersamaan dan Persaudaraan”. Momentum ini ‎menjadi wadah silaturahmi antarkader bersama seluruh elemen masyarakat di Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

Ia lanjutkan, kader yang tergabung dalam Pimpinan Anak Cabang (PAC) di seluruh kecamatan telah mengadakan kegiatan sosial religius. Yakni, pembagian 500 takjil atau makanan ringan untuk buka puasa bagi pengendara kendaraan bermotor.**Baca Juga: Pasutri Tewas di Cimone, Polisi Periksa 1 Saksi

‎”Ini baru permulaan dari kelanjutan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Dan akan terus ada kegiatan lainnya yang lebih mendekatkan diri ke masyarakat,” jelas Angus.

Terpisah di lokasi yang sama, Wakil Sekretaris MPC PP Tangsel, Bony Boy MS, berharap dapat membuat kader organisasi kemasyarakat berslogan “Sekali Layar Terkembang Surut Berpantang” ini semakin solid dan kompak.

“Baik PAC maupun ranting, menjadi ormas yang besar di Tangerang Selatan dan menjadi ormas yang dicintai oleh masyarakat,” terang Bony.(yud)




Ini Kelemahan PPDB Online Versi Dindikbud Tangsel

Posko Disdukcapil. (yud)

Kabar6-Jumlah kuota pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tingkatan SMP di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tak sebanding dengan p‎enerimaan. Tercatat dari sekitar 23 ribu murid yang ada hanya sebanyak 6.500 peserta didik yang berhak duduk di bangku sekolah negeri.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel, Taryono, mengakui bila sistem zonasi PPDB secara online belum sempurna. Meski demikian ia mengklaim hanya menjalankan regulasi dalam Peraturan Menteri Dikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang ‎PPDB telah diatur dalam zonasi.

“Masyarakat agar mendaftar sekolah yang paling dekat untuk menentukan,” katanya ditemui wartawan di Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Jumat (7/7/2017).**Baca JUga: Ngurus PPDB, Posko Disdukcapil Tangsel Diserbu Warga

Menurutnya, pendaftaran secara online diberlakukan sejak 4-7 Juli ini. Taryono menerangkan, dengan berbagai kendala yang ada masyarakat diakui dapat memonitoring PPDB lantaran telah dilaksanakan secara transparan serta akuntabel.

Ia menyebutkan, kendala yang‎ dihadapi sekarang infrastruktur jaringan internel sulit diakses. Pemanfaatan jaringan online tersebut telah menggandeng Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangsel.

“Kendala kedua adalah, banyak masyarakat Tangsel tapi tidak punya KTP Tangsel. Terus yang punya KTP ternyata NIK-nya belum klarifikasi,” sebut Taryono.

Implikasinya, ia berujar, ketika orangtua/wali murid ingin mendaftar secara online NIK tidak dapat diinput. Sedangkan sistem zonasi‎ mengarahkan bahwa tempat tinggal calon peserta didik yang mendaftar menjadi hal penting.

Taryono mengingatkan bahwa dalam sistem online PPDB‎ ada dua hal penting yang harus diperhatikan pendaftar. Yakni, nomor ujian saat Sekolah Dasar serta NIK yang tertera dalam Kartu Negara.

“Kami mengimbau berbesar hati saja sekolah di swasta,” tambahnya.(yud)




PPDB Online di Tangsel Dianggap Belum Siap

Posko Disdukcapil. (yud)

Kabar6-‎Penerapan sistem zonasi saat Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP secara online di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dianggap belum siap. Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang harus menverifikasi data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari Kartu Keluarga miliknya.

Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel, Heru Sudarmanto mengungkapkan, semenjak dibukanya PPDB online kantor pelayanan Disdukcapil terus kedatangan warga. Banyak orangtua/wali murid yang akan mengurus KK. 

“Saya rasa sistem online ini belum maksimal. Seperti yang kita tahu semenjak dibuka, ini koneksinya down terus. Sementara orangtua khawatir anaknya tidak diterima di sekolah negeri manapun,” terangnya di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kamis (6/7/2017).**Baca Juga: Ngurus PPDB, Posko Disdukcapil Tangsel Diserbu Warga

Menurutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel tidak mengetahui konsekuensi seperti ini. Apalagi, kalau orangtua anak yang didaftarakan tidak memiliki KTP Kota Tangsel. Tentunya ini merupakan resiko dari PPDB dengan sistem zonasi.

”Karena kan banyak orangtua yang memang asalnya dari luar kota tinggal di sini lama. Mau sekolahkan anaknya tapi tidak bisa karena tidak memiliki KTP. Ya kasihan,” ujarnya.

Heru jelaskan, oleh karena itu pihaknya menyiapkan posko yang terletak di halaman kantor Disdukcapil Kota Tangsel. Pelayanan khusus memberikan untuk PPDB online.

”Karena tidak mungkin mengurus KK itu dalam satu hari, jadi kita buat saja posko yang akan memberikan surat keterangan resi bahwa anak tersebut tinggal di Tangsel,” kata Heru.

Heru menambahkan semenjak dibukanya PPDB ini Disdukcapil menerima sekitar 500 pemohon pembuatan KK. ”Dan semakin membeludak di hari ini setelah kita buka posko,” pungkasnya.

Nining, warga Buaran, Kecamatan Serpong, mengatakan dirinya miliki KK lama terbitan tahun 2014 dan belum diperbaiki. Sehingga anak dirinya yang nomor tiga belum terdaftar NIK-nya.

“Saya sudah online PPDB, namun NIK anak saya belum terdaftar, lalu saya disuruh datang ke Disdukcapil, dan lakukan perbaikan data NIK, sudah dilakukan dan sudah terdata di Disdukcapil. Namun saat ke sekolah masih belum terdata, data online sekolahnya yang selalu error,” ungkap Nining yang ingin memasukan anaknya ke SMP 8.

‎Keluhan serupa juga dirasakan oleh Rahmat, warga Serpong. Ia menilai Dindikbud Tangsel terkesan memaksakan sistem online yang sebenarnya belum siap diterapkan.

“Kami sudah bulak-balik dari dinas pendidikan, sekolah, disdukcapil untuk perbaikan NIK, sudah tercantum servernya error dari sekolah, daftar pun harus ulang lagi, kalau seperti ini sangat menggangu semuanya,” singkatnya.(yud)




Ngurus PPDB, Posko Disdukcapil Tangsel Diserbu Warga

Posko Disdukcapil.(yud)

Kabar6-‎Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP yang menerapkan sistem zonasi mewajibkan setiap calon murid menyantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Akibatnya banyak orangtua/wali murid di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berbondong-bondong datang mengurus Kartu Keluarga terbaru.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat telah membuka posko pelayanan hingga malam hari. Warga mencoba perbarui KK‎ untuk kelengkapan berkas persyaratan PPDB.**Baca Juga: Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

“Sejak dua hari buka ada sebanyak 500-an orang ‎datang ke posko pelayanan kami,” kata Kepala Disdukcapil Kota Tangsel, Toto Sudarto di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kamis (6/7/2017).

Dijelaskan, petugas posko pelayanan membantu warga yang ingin mengecek NIK ataupun penginputan data. Hasil verivikasi data terdeteksi banyak orangtua/wali murid yang belum memperbarui NIK sehingga tidak tercantum dalam KK‎.

Toto mengakui masih banyak warga yang terkesan menyepelekan NIK. Mereka baru datang berbondong-bondong melakukan perbaikan saat mendesak dibutuhkan‎.

“Sedangkan data itu harus diperbaiki ketika ada perubahan. Tapi petugas kami tetap akan melayani meskipun sampai malam seperti sekarang ini,” terangnya.(yud)




Dindikbud Tangsel: Server PPDB Rusak

Wali murid protes di SMP Negeri 11 Tangsel. (yud)

Kabar6-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangera‎ng Selatan (Tangsel) mengakui bila server yang dimiliki sedang bermasalah. Kondisi itu menyebabkan sejumlah orangtua/wali murid protes lantaran kesulitan mengakses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) lewat sistem online.

“Karena sistem sedang dalam perbaikan,” terang Sekretaris Dindikbud Kota Tangsel, Taryono, Rabu (5/7/2017).

Iapun meminta kepada para orangtua/wali murid bisa bersabar karena server yang sempat down sedang diperbaiki. Sementara waktu PPDB dilakukan secara manual.**Baca Juga: PPDB Kisruh, SMPN 11 Tangsel Didemo

Sementara itu, Ketua PPDB SMP Muslim, menepis kabar bahwa informasi mengenai website PPDB yang akan diubah. Menurutnya, website PPDB masih sama yakni ppdb.tangerangselatankota.go.id tidak akan diubah seperti informasi yang beredar.

“Aplikasinya memang sedang dalam perbaikan. Semoga besok (hari ini), sudah bisa normal kembali. Informasi jika websitenya diubah, itu tidak benar. Websitenya masih sama, tidak akan diubah,” terang Muslim di SMP Negeri 11 Tangsel.(yud)




PPDB Kisruh, SMPN 11 Tangsel Didemo

Wali Murid protes proses PPDB di SMP Negeri 11. (yud)

Kabar6-Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMP di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menuai kecaman dari orangtua/wali murid. Kecaman mencuat lantaran sistem berbasis online yang dipergunakan sulit diakses.

Aksi protes yang dilakukan orangtua/wali murid ke SMP Negeri 11 Tangsel yang berlokasi di Jalan Buana Kencana BSD Sektor 12‎, Rawa Buntu, Kecamatan Serpong. Di sekolah itu puluhan orangtua/wali murid protes karena telah memasukan data secara online tapi tiba-tiba server online mendadak mati.

“PPDB sekarang ini terlalu ribet. Kalau sistem belum bisa jangan dipaksain,” kata Cahaya Fitri‎ Tantriani, salah seorang warga di lokasi perkara, Rabu (5/7/2017).

Ia menceritakan, awalnya pendaftaran secara online bisa diakses lewat situs www.ppdb.tangerangselatankota.go.id. Namun baru bertahan dua jam tiba-tiba server situs buatan pemerintah itu langsung turun (down).**Baca Juga: Aturan Mendikbud Soal PPDB Hambat Prestasi Siswa

Kemudian, terang Fitri, pada layar situs resmi PPDB muncul pemberitahuan bahwa pendaftaran sudah ditutup dan dibuka kembali esok hari.‎ Bahkan, ada informasi yang mengatakan website PPDB akan diubah.

Menurutnya, hal ini semakin menambah kecemasan para orangtua/wali murid calon pendaftar.

“Dengan banyaknya keluhan seperti ini, semoga kedepannya dapat diperbaiki agar tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan Agung, warga lainnya. Ia, yang datang ke sekolah masih menggunakan pakaian kerja, langsung mencari informasi. Setelah mendapat informasi, Agung mengungkapkan kekecawaannya dengan PPDB tahun ini.

“Sangat ribet, enggak sesuai data tiba-tiba dihapus. Sudah begitu, tidak terstruktur dan dihapus data tanpa pemberitahuan dari pihak sekolah,” ucapnya dengan nada kesal‎.(yud)




Pengembang Loftvilles City Dituding Kelabui Warga

Spanduk penolakan warga. (cep)

Kabar6-Pengembang Apartemen Loftvilles City di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dianggap telah mengelabui sejumlah warga untuk kepentingan persetujuan izin lingkungan.

“Kami sudah mengkonfrontir para warga, mereka hanya menandatangani di kertas kosong yang tidak tertera untuk izin lingkungan. Mereka diberikan uang santunan sebesar Rp200.000 karena sudah hadir, dan Rp10 juta untuk santunan,” ujar Dedi, Staf Pengendalian dan Keamanan RW05 Bukit Permai Serua, Rabu (05/07/2017).

Sehingga penandatangan oleh 21 orang dari RW 05 itu, kata Dedi, bukanlah penandatangan persetujuan. Dan perizinan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) yang sedang diurus oleh pengembang dianggap hanya rekayasa.

”Karena tanda tangan perizinan didapatkan dari RW yang tidak bersinggungan dengan pembangunan langsung, jadi jelas mereka setuju.  Karena kita yang kena dampaknya,” katanya.**Baca Juga: Warga Bukit Indah Tolak Pembangunan Apartemen

Ia pun berharap agar pihak pengembang tidak mengambil keputusan sepihak. Sebab, ia mengakui telah sering menggelar rapat yang juga dihadiri oleh pihak pengembang, yang tidak pernah menemukan jawaban.

 ”RW 05 ini merupakan ring satu pembangunan. Tapi ini di dokumen Amdal nya RW 03 yang berada jauh dari tempat pembangunan,” ungkapnya.

Namun, ia bersama warga juga tidak ingin melarang atau menghambat proyek apartemen yang sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, dalam peletakan batu pertamanya untuk membangun Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang diperuntuhkan untuk para buruh, dengan DP 10 persen.**Baca Juga: Begini Kata Pihak Loftvilles City Soal Penolakan Warga

“Tapi masalahnya, selama ini warga dirugikn. Saat alat-alat berat diturunkan, berdampak pada rumah warga yang bersinggungan langsung dengan lahan pembangunan, seperti retak-retak,” katanya.

Diketahui sebelemunya, warga Bukit Indah Ciputat memesang beberapa spanduk bertuliskan penolakan pembangunan apartemen Loftvilles City, karena dianggap menyalahi aturan. Namun selaku pengembang, PT Serua Developmen mengklaim bahwa pihaknya tengah mengurus perizinan. (cep/yud)




Begini Kata Pihak Loftvilles City Soal Penolakan Warga

Spanduk penolakan warga. (cep)

Kabar6-Pihak PT Bukit Serua Developmen angkat bicara penolakan warga Bukit Indah, terkait pembangunan Apartemen Loftvilles City di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Pengembang proyek apartemen seluas 8,5 hektare itu mengaku pihaknya tengah menempuh peraturan sesuai prosedur, dan 90 persen warga diklaim telah mendukung pembangunan apartemen.

“Namanya pembangunan pasti ada penolakan, ini resikonya. Sebelumnya sudah sering kita sosialisasikan kepada warga, karena pembangunan ini sudah bejalan lama,” ujar Direktur PT Bukit Sarua Developmen Eka Novan saat dikonfirmasi, Rabu (05/07/2017).**Baca Juga: Warga Bukit Indah Tolak Pembangunan Apartemen

Eka pun merasa penolakan lewat spanduk itu tak tertuju kepada apartemen yang sedang dikerjakannya. ”Spanduk yang terpasang cuma penolakan apartemen, tidak ada nama apartemen apa yang ditolak, atau RW mana yang menolak,” ucapnya.

Terkait Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), ia menegaskan hal tersebut masih dalam proses. Sehingga pihaknya pun hingga kini mengaku belum melakukan pembangunan.

“Kita tidak akan membangun sebelum Amdal itu keluar, karena kita sangat menghormati peraturan yang berlaku. Jadi penolakan itu saya pikir hanya oknum saja. Kalau memang ada yang tidak setuju, silahkan langsung ke kantor saja,” katanya.

Untuk pembangunan, pihaknya akan memulainya pada bulan Agustus ketika perizinan telah selesai. Dan pembangunan awal hunian vertical itu akan dibangun dua tower middle class.

“Dan yang telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo masih dalam tahap pembuatan design. Untuk penjualan sudah mencapai 60 persen,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, warga Bukit Indah memasang spanduk di empat titik, yakni di pintu gerbang gapura perumahan, lapangan RT1/5, samping jalan RT 4/5 dan di RT5. Spanduk itu berisi menolak adanya pembangunan apartemen Loftvilles City yang dinilai telah melanggar aturan.(cep/yud)




Rumah Kepala Kesbangpol Tangsel Dibobol Maling

Ilustrasi. (Ist)

Kabar6-Kediaman Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Azhar Syamun, di Perumahan Griya Jakarta, Kecamatan Pamulang dibobol maling. Diduga pelakunya menyamar sebagai sopir dan penumpang ojek online.

Azhar mengaku, aksi pembobolan yang terjadi kemarin sore (04/07/2017) itu diketahuinya ketika mendapat laporan dari sang istri, saat dirinya sedang berada di kantor Kesbangpol Kota Tangsel.

“Sekitar jam 14.00 WIB saya dapat kabar dari istri yang kebetulan sedang di luar bahwa rumah saya sudah dibobol. Itu ketahui oleh Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang datang ingin bersih-bersih rumah dan melihat pintu sudah terbuka,” ujarnya dikonfirmasi, Rabu (05/07/2017).**Baca Juga: Warga Bukit Indah Tolak Pembangunan Apartemen

Mendapat kabar tersebut, Azhar pun langsung bergegas pulang untuk segera mengecek kondisi rumahnya, serta melaporkan kejadian itu ke pihak Polsek Pamulang.

“Sebelumnya ada info lalu lalang dua laki-laki berkendara mengenakan pakaian ojek online dan celana gunung gitu. Tapi tidak tahu juga, ada hubungannya atau tidak,” ungkapnya.

Namun atas kejadian itu, walaupun telah dibobol pintu rumah dan lemari anak, istri dan dirinya, Azhar mengaku tidak ada barang berharga yang hilang.

“Mungkin karena siang jadi tidak sempat terlalu lama mereka di dalam,” ucapnya.

Menurut keterangan kepolisian, lanjut Azhar, pelaku tersebut merupakan spesialis pencuri uang tunai.

“Ada laptop dan Playstation anak di meja tidak hilang. Kalau informasi dari polisi, maling ini spesialis uang tunai, dan di rumah tidak ada uang cash,” ungkapnya. (cep)