1

Dana Hibah Rp.200 Miliar Jelang Pilbup Tangerang Dinilai Tak Wajar

Kabar6-Dana hibah yang digelontorkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sebesar Rp.200 miliar dinilai tak wajar oleh sejumlah kalangan.

Apalagi dana yang bersumber dari APBD Perubahan tahun anggaran 2012 itu dikucurkan saat menjelang pelaksanaan Pemilihan Bupati (Pilbup) atau Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Tangerang.

Direktur Lembaga Kebijakan Publik, Ibnu Jandi mengatakan, pengalokasian anggaran untuk hibah yang mengalami kenaikan hingga 56,9 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp.127,8 miliar menjadi Rp200,5 miliar tersebut sangat tidak masuk akal.

Dijelaskannya, dari rancangan APBD-P 2012 sebesar Rp. 2,9 Triliun yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) Rp.1,1 Triliun dan Belanja Langsung (BL) Rp.1,7 Triliun tersebut, diketahui telah terjadi peningkatan anggaran pada belanja langsung sebesar 24,5 persen, yakni dari Rp.1,3 Triliun lebih menjadi Rp.1,7 Triliun.

Ditambahkan Jandi, kenaikan cukup signifikan juga terjadi pada mata anggaran belanja hibah yang melonjak Rp.72,7 miliar. “Saya kira APBD-P ini tidak sehat. Apalagi ada kenaikan signifikan pada pos hibah hingga 56,9 persen,” ujarnya Selasa (31/7/2012).

Lonjakan penambahan anggaran pada pos belanja hibah di APBD-P tersebut lanjut Jandi sangat rentan diselewengkan, apalagi saat ini akan menghadapi Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Tangerang.

Dia menganggap pembengkakan pada pos anggaran itu pada implementasinya dikhawatirkan akan
digeser-geser pada kepentingan politik untuk kandidat tertentu. “Dalam kontek Pemilukada, pembengkakan anggaran itu patut dicurigai untuk kepentingan elit politk tertentu,” katanya.

selain itu kata Jandi, perubahan APBD Kabupaten Tangerang sulit untuk menghasilkan capaian yang diharapkan. Terutama dalam hal pemenuhan kesejahteraan masyarakat.

Kata dia, dalam rentang 3 bulan pelaksanaan pembangunan fisik maupun kegiatan lainnya justru akan terlihat sekali praktik mark up proyek, foya-foya hingga penghamburan anggaran.

“Baiknya tidak usah ada perubahan APBD. Saya prediksi ini akan banyak menuai
masalah,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Hermasnyah mengatakan, dalam penyusunan RAPBD Perubahan pada program dan kegiatan yang memenuhi kriteria bersifat strategis, mendesak, penting dan dapat dilaksanakan sampai akhir tahun anggaran.

“APBD yang dihasilkan mencerminkan skala prioritas, terarah, terkendali dan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” katanya saat membacakan pidato bupati atas pertanyaan fraksi terkait APBD Perubahan 2012, kemarin.(din)

 




Bantu Pengusaha Kecil, Pemkab Tangerang Rancang Claster Industri Rumahan

Kabar6-Pengusaha kecil yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Tangerang boleh berbesar hati. Karena, sebentar lagi usahanya bakal mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.

Melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), saat ini Pemerintah Kabupaten Tangerang tengah merancang pembangunan claster industri rumahan dari berbagai jenis produk.

Upaya tersebut sengaja dilakukan untuk membantu para pengusaha kecil (UMKM) dalam mengembangkan usahanya.

“Tim Bappeda tengah merancang program claster industri rumahan. Saat ini tim tengah melakukan inventarisasi potensi daerah dari seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang,” ujar Sekretaris Bappeda Kabupaten Tangerang Nono Sudarno kepada Kabar6.com, Selasa (31/7/2012).

Dijelaskan Nono, claster ini dibangun dengan konsep one village one product atau satu wilayah satu produk dari mulai produksi hingga pemasaran.

Dengan demikian, maka konsumen yang membutuhkan produk industri rumahan semisal topi anyaman bambu, sandal, keripik singkong dan lainnya akan dengan mudah mendapatkannya.

“Target kami, tahun depan sudah bisa dicanangkan program tersebut. Program ini tentunya mengacu pada program nasional tentang pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah,” katanya.

Ditambahkan Nono, pelaksanaan program ini akan dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag), sedangkan untuk pengembangannya digawangi oleh Dinas Koperasi dan UMKM. “Ada dua dinas yang akan menjalankan program tersebut,” katanya.

Program ini lanjut Nono, sengaja dirancang untuk memudahkan para pengusaha kecil dalam mengembangkan dan memasarkan hasil produksinya. Dengan demikian diharapkan, akan meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Tangerang.

“Ini salah satu program pemberdayaan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.(din)

 




Warga Minta Pemkab Tangerang Urus Sertifikasi Tanah Masjid

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang diminta agar sesegera mungkin membantu warga mengurus sertifikat tanah masjid Al-Ikhlas seluas 1.000 M2, dari tanah wakaf seluas 1.880 M2 yang berlokasi di Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa.

Hal ini terungkap saat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang Hermasyah melakukan Taraweh keliling (Tarling) di masjid tersebut, Senin (30/7/2012) lalu.

Kholid (40), Ketua DKM Al-Ikhlas  mengatakan, masjid ini dibangun diatas tanah wakaf dari warga Desa Talagasari seluas 880 meter persegi bersertiikat dengan menelan dana Rp.240 juta, yang hingga saat ini pembangunannya belum rampung.

Namun, ada juga wakaf seluas 1000 meter persegi, yang belum memiliki sertifikat. “Kami berharap Pemkab Tangerang dapat membantu kepengurusan sertifikat tersebut untuk tanah wakaf dan digunakan sebagai keperluan warga Desa Talagasari,” katanya kepada Sekda Hermansyah.

Menanggapi hal itu, Ketua Tim B Tarling tingkat Kabupaten Tangerang Hermansayah mengatakan, terkait pembangunan masjid ini Pemkab Tangerang telah memberikan bantuan uang sebesar Rp10 juta melalui transfer.

Sedangkan, terkait kepengurusan sertifikat dirinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait, agar tanah wakaf itu bisa dipergunakan dengan maksimal.

“Kita koordinasikan dengan pihak terkait dalam kepengurusan tanah wakaf tersebut sehingga bermaanfaat bagi umat khususnya di Desa Talagasari,” katanya.(din)




Mayat Pria dengan Leher Tergorok Hebohkan Warga Karang Anyar

Kabar6-Desa Karang Anyar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Selasa (31/7/2012) heboh. Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan terkapar mengenaskan di Jalan Raya Mauk yang melintasi desa tersebut.

Kuat dugaan, mayat pria itu adalah korban pembunuhan. Pasalnya, pada sekujur tubuh mayat pria itu, mulai dari kepala, wajah, lengan, penuh luka bacokan. Bahkan, pada bagian leher juga tampak menganga akibat digorok.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, mayat laki-laki yang ditaksir berumur 28 tahun itu ditemukan warga sekitar pada pukul 05.00 WIB.

Saat ditemukan, korban mengenakan celana panjang warna hitam, jaket hitam dan sepatu warna coklat. Setelah lebih dua jam menjadi tontonan warga, barulah temuan itu dilaporkan ke Mapolsek Mauk sekitar pukul 07.30 WIB.

Polisi yang tiba dilokasi kemudian mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Tangerang guna keperluan visum dan otopsi.

Kapolsek Mauk AKP Suhendar yang dikonfirmasi membenarkan adanya temuan jenazah pria dengan tinggi 165 CM itu yang diduga sebagai korban pembunuhan.

“Pembunuhan terjadi tempat lain, dan jenazah korban dibuang kelokasi itu untuk menghilangkan jejak. Karena, tidak terlihat adanya tanda-tanda bekas keributan dilokasi,” ujar Kapolsek.(arsa)

 




Pemkab Tangerang Anggap APBD-P 2012 Sudah Penuhi Kriteria

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang membantah bahwa pengalokasian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah-Perubahan (APBD-P) 2012 masih bersifat rutinitas dan tidak pro rakyat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Hermasnyah mengatakan, bahwa dalam penyusunan Rancangan APBD-P pada program dan kegiatan yang memenuhi kriteria bersifat strategis, mendesak, penting dan dapat dilaksanakan sampai akhir tahun anggaran.

Ditambahkannya, APBD-P memang bukan sekedar rutinitas dan pemenuhan undang-undang belaka, serta acara seremonial setiap tahun anggaran. Namun, APBD-P yang diajukan pemerintah telah sesuai dengan kebutuhan.

“APBD-P dilakukan karena adanya penambahan dana dan sisa Silpa yang belum dimanfaatkan. Selain itu, juga adanya penambahan target pendapatan. Sementara, kebutuhan pembangunan masih banyak yang perlu diselesaikan,” ujarnya.

Sebelumnya, kalangan DPRD Kabupaten Tangerang menuding bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) diwilayah itu masih bersifat rutinitas dan sekedar pemenuhan undang-undang belaka.

“Seharusnya, setiap penyerapan APBD ada dampak perubahan yang positif dengan tingkat kinerja optimal,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang, Muhlis usai mengikuti rapat paripurna jawaban Bupati Tangerang atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap rancangan APBD-P 2012, Senin (30/7/2012).(din)

 




DPRD Tuding APBD-P Kabupaten Tangerang Sekedar Rutinitas

Kabar6-Kalangan DPRD Kabupaten Tangerang menuding bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) diwilayah itu masih bersifat rutinitas dan sekedar pemenuhan undang-undang belaka.

“Seharusnya, setiap penyerapan APBD ada dampak perubahan yang positif dengan tingkat kinerja optimal,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang, Muhlis usai mengikuti rapat paripurna jawaban Bupati Tangerang atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap rancangan APBD-P 2012, Senin (30/7/2012).

Menurut Muhlis, bukti APBD masih menjadi rutinitas dan pemenuhan undang-undang belaka ini dilihat dari pembangunan yang selalu terlaksana di semester II atau lewat dari pertengahan tahun.

“Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saja bisa, kenapa kabupaten tidak bisa. Karena pembangunan dilakukan di semester II banyak Silpa yang menumpuk di akhir anggaran,” katanya.

Melihat APBD-P Kabupaten Tangerang tahun ini, Muhlis menyimpulkan bahwa Pemkab Tangerang sendiri masih kurang maksimal menggali sumber-sumber potensi pendapatan daerah yang ada.

Sehingga, masih ada Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD) penghasil PAD yang didongkrak potensi pendapatannya seperti PD. Pasar, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) serta SKPD lainnya.

Tak hanya itu, Muhlis juga mengklaim bahwa anggaran belanja yang tertera dalam APBD-P Kabupaten Tangerang 2012 sebesar Rp 2,9 triliun, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 1,1 triliun dan Belanja Langsung Rp 1,7 triliun, masih belum pro rakyat.

“Pembangunan saat ini lebih bersifat fisik. Belum berorientasi pada masyarakat atau human oriented. Jadi, kami anggap masih belum pro rakyat,” ujar Muhlis.(din)

 




Saling Ejek, 2 Kelompok Warga Pagedangan Bentrok

Kabar6-Hanya karna saling ejek, dua kelompok massa terlibat bentrok di Jalan Raya Green Cove, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Senin (30/7/2012).

Meski tidak sampai merenggut korban, namun tawuran warga itu tak urung membuat warga sekitar dan pengguna jalan menjadi resah.

Informasi yang berhasil dikumpulkan kabar6.com, peristiwa itu diawali adu petasan dari dua kelompok warga dalam wilayah Keamatan Pagedangan sekitar.

“Tawuran warga sudah sering terjadi. Bahkan, tak jarang tawuran dipicu oleh persoalan sepele. Seperti halnya tawuran pagi tadi yang dipicu oleh aksi saling ejek saat bermain petasan,” ujar Abeh, salah seorang warga setempat.

Dalam tawuran itu, dua kelompok massa terlibat aksi saling lempar batu dan kayu. Akibat tawuran itu, ruas Jalan Raya yang menghubungkan wilayah Perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) dan Paramount Serpong lumpuh.

Tawuran yang berlangsung hampir satu jam itu, baru berhenti setelah petugas Kepolisian Sektor Pagedangan datang kelokasi kejadian.(arsa/bad)

 




Demokrat Dorong Sekolah Negri di Tangerang Terapkan Kebijakan Afirmatif

Kabar6-Sekolah Negeri setingkat SMP dan SMA/K di Kabupaten Tangerang didorong agar menerapkan kebijakan afirmatif, dengan memberikan ruang kepada anak dari keluarga miskin dan yatim dilingkungan sekitar sekolah untuk bisa diterima di sekolah tersebut.

Demikian dikatakan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Tangerang Moh Nawa Said Dimyati, menyusul banyaknya anak dari keluarga miskin dan anak yatim yang kesulitan menembus prosedur formal ketika masuk SMP atau SMA Negri.

“Akibat prosedur itu, anak-anak miskin dan yatim itupun tidak bisa masuk ke sekolah negeri, karena memang serba terbatas,” ujar Moh Nawa Said Dimyati, Minggu (29/7/2012).

Nawa menambahkan, disisi lain ketika mereka tidak bisa masuk sekolah negeri maka mereka akan kesulitan menyelesaikan program pendidikan 9 tahun. Akibatnya, mereka terpaksa masuk sekolah swasta yang dari sisi pembiayaan tergolong tinggi.

“Untuk itulah, Dinas Pendidikan agar mengeluarkan kebijakan kepada pengelola sekolah negeri untuk menerapkan kebijakan afirmatif,” katanya.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Arsyad Hussein mengatakan, Penerimaan Siswa baru (PSB) tahun ajaran 2012/2013 ini telah diatur dalam surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Banten No: 420/0954-Dispend/2012 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2012/2013.

Dalam surat edaran itu, kata Arsyad, salah satu isinya menjelaskan bahwa dalam rangka penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun calon peserta SD/SDLB dan SMP/SMPLB/MTs agar dibebaskan dari biaya pendaftaran.

Sedangkan, biaya pendaftaran penerimaan PSB SMA/SMALB/SMK diatur seringan mungkin dan bagi peserta didik yang mengalami hambatan sosial ekonomi agar dibebaskan atau tidak dipungut biaya.

“Surat edaran itu telah kami edarkan kepada seluruh sekolah baik negeri maupun swasta yang berada di Kabupaten Tangerang,” ujarnya.(dre/*)




Demi Rupiah, Cinta Dennis Tak Kenal Bulan Puasa

Kabar6-Polsek Teluk Naga, Minggu (29/7/2012) dini hari tampak sesak oleh belasan wanita penjaja cinta alias Pekerja Seks Komersial (PSK) dan beberapa pria hidung belang yang jadi teman kencannya.

Ada yang masih belia, tapi ada juga yang sudah memasuki usia paruh baya. Mereka dikumpulkan untuk diberi pengarahan, setelah terjaring dalam razia petugas dikawasan lokalisasi Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Satu dari belasan PSK yang terjaring adalah Dennis (22). Wajahnya bahkan tampak memerah karena rasa malu yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Terlebih saat sejumlah awak media berupaya mengabadikan gambarnya.

Sebagai senjata, gadis asal Purworejo, Jawa Tengah itupun menggunakan kedua tangannya untuk menutupi bagian wajah, dari kilatan lampu camera yang tertuju padanya.

Kepada petugas yang memeriksanya, Dennis mengaku terpaksa tetap melacur demi membiayai kebutuhan hidup keluarganya yang terlilit kemiskinan dikampung halaman. Terlebih, sebentar lagi mau mau lebaran.

“Saya harus tetap cari uang. Selain untuk keluarga di kampung, saya juga ingin pulang pada saat lebaran nanti,” ujar Denis yang sehari-hari mangkal di salah satu kafe remang-remang dibilangan lokalisasi Dadap.

Pengakuan senada juga diungkapkan Nani (30). PSK yang biasa mangkal dikawasan Muara Gembong, Bekasi ini mengaku terpaksa terus melacur demi mengumpulkan uang untuk membeli baju lebaran bagi tiga anaknya yang masih kecil-kecil.

“Suami saya sudah mati. Jadi, saya harus berjuang sendirian untuk menghidupi 3 anak saya yang masih kecil-kecil,” ujar Nani tanpa malu-malu lagi.

Ya, Dennis dan Nani diringkus petugas saat tengah bergumul menjual birahi kepada pria hidung belang di dalam kamar Hotel Ellysta, Dadap. Bila Dennis memang biasa mangkal dikawasan Dadap, sedangkan Nani dan pasangannya justru hanya menyewa kamar Hotel Ellysta untuk menuntaskan hasrat. Dan, pastinya dagangan cinta kedua PSK ini tak kenal bulan puasa.

Bersama belasan PSK lainnya, di Maposlek Dennis dan Nani sempat diberi siraman rohani dari KH Wahyudin Toha. Tujuannya adalah, agar para PSK itu mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Terlebih di bulan suci ramadhan seperti sekarang ini.

Kapolsek Teluk Naga AKP Endang Sukma Wijaya mengatakan, para PSK yang terjaring selanjutnya akan diserahkan kepada Departemen Sosial Kabupaten Tangerang, untuk diberi pembinaan dan bekal keterampilan. “Sudah saatnya mereka untuk bertobat,” ujar Kapolsek.(arie arsa/tom migran)

 




Lokalisasi Dadap Dirazia, Belasan PSK Ditangkap

Kabar6-Lokalisasi prostitusi tertua di Kabupaten Tangerang, yaitu lokaslisasi Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, dirazia petugas gabungan, Sabtu (28/7/2012) malam.

Dalam razia tersebut, petugas Polsek Teluk Naga dibantu Satpol PP dan Kodim setempat, berhasil menggelandang sejumlah pria hidung belang dan belasan wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) yang nekat beroperasi meski dalam suasana ramadhan.

Meski sebagian besar PSK diringkus saat tengah menjajakan diri di kafe remang-remang dilokalisasi Dadap, namun ada juga PSK yang ditangkap saat tengah bergumul mengumbar asmara dengan para pria hidung belang di dalam kamar Hotel Ellysta, Dadap.

Kapolsek Teluk Naga AKP Endang Sukma Wijaya mengatakan, saat ini belasan PSK yang terjaring diamankan di Mapolsek Teluk Naga guna dilakukan pendataan dan diminta menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya.

“Razia ini kami gelar guna menjaga kenyamanan ummat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa ramadhan. Terlebih, hingga sepekan berlangsungnya ramadhan, masih ada pengaduan masyarakat tentang aktivitas PSK dikawasan Dadap,” ujar Endang.(arsa/abie/bad)