1

PAN Pilih Achmad Suwandhi-Marlan Akip jadi Cabup Tangerang

Kabar6-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Tangerang, resmi mengusung Achmad Suwandhi-Marlan Akip, sebagai Calon Bupati (Cabup) dan (Cawabup) di Pemilukada yang akan digelar akhir tahun ini.

Kedua nama tersebut, dipilih dan diputuskan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Provinsi Banten, pada  Kamis (6/9/2012) tengah malam.

“Hasil rapat finalisasi yang digelar DPW PAN Provinsi Banten semalam, memutuskan nama Achmad Suwandhi-Marlan Akip. Keduanya sudah fixed diusung sebagai Cabup-Cawabup Tangerang,” ungkap Ketua Tim Penjaringan, Endang Sunandar, kepada Kabar6.com, Jum’at (7/9/2012).

Setelah diputuskan dua dari empat nama yang di rekomendasikan kepada DPW PAN Provinsi Banten kemarin, DPD PAN Kabupaten Tangerang, saat ini tengah menyusun langkah untuk melobi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Hal ini, dilakukan guna mencari kekurangan kursi yang dimiliki. “Saat ini, kami hanya punya 3 kursi di dewan. Kami bth 5 kursi lagi, insyaallah deal dengan PDIP,” kata Endang.

Diberitakan sebelumnya, partai berlambang matahari terbit ini, menjaring dan merekomendasikan empat nama Cabup-Cawabup kepada DPW PAN PAN Provinsi Banten.

Keempat nama itu diantaranya, Ketua DPC PAN Kabupaten Tangerang Marlan Akip, Ketua DPD Tingkat I Golkar Kabupaten Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Ketua DPD KNPI Provinsi Banten, Aden Abdul Khaliq dan Staf Ahli Bupati Tangerang, Ahmad Suwandi.(din)

 




PAN Usulkan Empat Nama Jadi Cabup Tangerang

Kabar6-Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Tangerang, akan mengusulkan empat nama sebagai Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Wabup) yang akan diusungnya pada pemilukada 9 Desember mendatang.

Hal ini, terungkap dalam rapat pleno yang digelar Tim 7 atau Tim Penjaringan Cabup/Cawabup, partai berlambang matahari terbit ini, pada Rabu,(6/9/2012) lalu.

Keempat nama yang bakal direkomendasikan itu diantaranya, Ketua DPC PAN Kabupaten Tangerang Marlan Akip, Ketua DPD Tingkat I Golkar Kabupaten Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Ketua DPD KNPI Provinsi Banten, Aden Abdul Khaliq dan Staf Ahli Bupati Tangerang, Ahmad Suwandi.

“Rapat plenonya sudah kita gelar dan hasilnya kami merekomendasikan empat nama sebagai bakal calon Bupati Tangerang di Pemilukada akhir tahun ini,” ungkap Ketua Tim 7, Endang Sunandar, kepada wartawan, Kamis (6/9/2012).

Menurut Endang, keempat nama ini akan diserahkan kepada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Provinsi Banten, untuk diputuskan siapa saja yang layak diusung diantara empat nama yang muncul tersebut.

“Karena saat penjaringan para pendaftar hanya berminat sebagai Bupati, maka kami juga cuma merekomendasikan Balon Bupati saja. Sedangkan, Wabupnya akan
ditetapkan oleh DPW nanti,” jelasnya.

Dikatakan Endang, dalam mekanisme penentuan Cabup ini, keputusan rapat pleno tersebut bukan sesuatu yang mutlak, melainkan hanya sebatas aspirasi kepada DPW. Mengingat, otoritas yang menentukan Cabup itu adalah DPW.

Sementara itu, Ketua DPW PAN Provinsi Banten, Tb. Luay Sofhani mengatakan, keempat nama yang direkomendasikan tersebut, nantinya akan digodok kembali di DPW, guna memutuskan nama yang layak diusung PAN.

“Siapa yang akan ditetapkan, tentunya hasil kajian kami baik dengan menggelar survey maupun lewat mekanisme lain yang dimiliki partai,” katanya.

Ditambahkannya, jika tak ada halangan maka rencananya PAN baru akan menetapkan nama tersebut, termasuk penggalangan koaliskoalisi pada Senin pekan depan. “Senin nanti, PAN akan menjadi pusat perhatian masyarakat yang menunggu siapa Cabup dan Cawabup usungan PAN,” ujarnya.(din)

 




Bentrok Pelajar STM Yasrip VS SMK 1 Mandiri, 1 Tewas Ditusuk-tusuk

Kabar6-Dua kelompok pelajar terlibat tawuran tak jauh dari PT LG, persisnya di Jalan Raya Kampung Baru, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Kamis (6/09/2012).

Dalam peristiwa itu, Suhendar (18), siswa kelas III SMK 1 Mandiri, Panongan, Kabupaten Tangerang, tewas mengenaskan dikeroyok oleh kelompok pelajar yang menjadi lawannya.

Pecahnya tawuran antara kelompok pelajar asal STM Yasrip, Parung Panjang, Bogor dengan kelompok pelajar SMK 1 Panongan, Kabupaten Tangerang ini berawal dari aksi saling ejek.

Saat itu, kelompok pelajar STM Yasrip kebetulan berpapasan dengan kelompok pelajar SMK 1 Panongan di Jalan Raya Kampung Baru. Diawali aksi saling ejek, dua kelompok pelajar itupun kemudian terlibat aksi saling lempar batu dan kayu.

Tak lama berselang, kelompok pelajar SMK 1 Panongan mulai terdesak oleh gempuran pelajar STM Yasrip. Ditengah hujan batu itulah, Suhendar berupaya kabur dengan sepeda motor.

Mungkin karena panik menghindari lemparan batu dan dikejar oleh kelompok lawan, Suhendar tak kuasa mengendalikan sepeda motornya hingga terjatuh.

Tak ayal, kesempatan itupun langsung dimanfaatkan oleh kelompok pelajar dari STM Yasrif untuk menyerang. Suhendar yang sudah dalam kondisi tak berdaya setelah jatuh dari sepeda motor, langsung dihajar bertubi-tubi.

Bahkan, diantara kelompok pelajar yang menjadi lawannya ada yang menghujamkan senjata tajam ke tubuh korban hingga bersimbah darah. Aksi brutal kelompok pelajar asal Bogor itu baru berhenti, setelah belasan polisi dari Polsek Legok tiba dilokasi kejadian.

Sementara, jenazah Suhendar kemudian dievakuasi petugas ke RSUD Tangerang guna keperluan visum. Sedangkan kasusnya tawuran yang merenggut korban jiwa itu ditangani pihak Kepolisian Sektor Legok, Kabupaten Tangerang.(arsa/wawan)




Kekeringan, Ribuan Hektar Sawah Petani di Tangerang Terancam Puso

Kabar6-Ribuan hektar tanaman padi di Kabupaten Tangerang, terancam puso (gagal panen). Kondisi itu disebabkan musim kering berkepanjangan yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) cabang Tangerang, Budi Marwantho mengatakan, dampak kekeringan membuat ribuan hektar lahan pertanian dalam kondisi kritis parah. Bahkan, saat ini telah mendekati puso.

Air mulai mengering. Saluran irigasi yang mengaliri lahan persawahan petani tidak mengalir. Dampaknya, padi milik petani yang telah ditanampun mengering dan terancam gagal panen.

“Saat ini kekeringan sudah luar biasa. Hampir sebagian besar tanaman padi milik petani terancam puso. Kondisi paling parah terjadi di areal persawahan Kecamatan Cisoka dan Pantura,” kata Budi kepada kabar6.com, Kamis (6/9/2012).

Budi mendesak respon pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk segera mengatasi kekeringan dan ancaman gagal panen pada perswahan petani. “Pemerintah bisa memberikan bantuan mesin pompanisasi dan mengupayakan hujan buatan agar air bisa mengaliri lahan sawah milik petani,” ujar Budi.

Kini, lanjut Budi, pihaknya tidak bisa mengharapkan lebih banyak dari hasil panen padi. Agar tetap bisa bertahan, petani mulai berlandang Palawijaya. “Kami masih berharap mesin-mesin pompanisasi milik Pemkab Tangerang bisa mengaliri air ke lahan pertanian milik petani,” kata Budi.

Sementara, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, Didi Aswadi membenarkan soal kian parahnya dampak yang ditimbulkan kemarau panjang tahun ini. “Akibat kekeringan, sekitar 2.483 hektar tanaman padi akan mengami puso,”kata Didi saat dihubungi kabar6.com, Kamis (6/9/2012).

Menurut Didi, musim kering membuat irigasi yang muaranya dari sejumlah anak sungai menuju lahan persawahan tidak lagi mengalir. Mampetnya saluran irigasi akibat kekeringan, berdampak kepada ketersedian pangan di wilayah tersebut. “Jika dihitung, lima ton beras dihasilkan dari satu hektar lahan sawah yang ada,” kata Didi.

Didi memprediksik, kekeringan tahun ini akan berdampak besar pada ketersediaan pangan, dengan kerugian panen mencapai 12 ton pada tahun ini. Adapun area persawahan di Kabupaten Tangerang mencapai 40 ribu hektar yang terbagi dalam 30 ribu hektar sawah tadah hujan dan 10 ribu hektar sawah non hujan.

Meski kemarau berkepanjangan, namun iklim pada tahun ini belum masuk daftar ekstrim. Hal ini mengacu pada hasil evaluasi sejumlah dinas di Kabupaten Tangerang dan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), pada 5 September lalu. “Iklim masih dalam tarap normal. Belum ekstrim,” kata dia.(ras/rah)




Pasca Didemo, PT PEMI Balaraja Batalkan PKB

Kabar6-Pasca munculnya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ribuan buruh terkait keberataan mereka atas perubahan jam kerja, PT PEMI Balaraja, Kabupaten Tangerang, membatalkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

“Alhamdulillah, hasil ini wujud dari jerih payah, kerja keras dan do’a semua pihak. Hari ini, keputusan tentang jam kerja shift dua sudah deal dan dibatalkan,” ungkap Bustomi, salah seorang buruh yang ikut memperjuangkan pembatalan PKB yang telah di tandatangani oleh pihak manajemen perusahaan dengan perwakilan karyawan, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) kepada Kabar6.com, Rabu (5/9/2012).

Menurutnya, dirinya merasa senang terkbulnya tuntutan mereka soal perubahan jam kerja tersebut. Jam kerja itu, di kembalikan seperti semula yakni, masuk pukul 16.15 Wib dan keluar pukul 23.55 Wib. “Kami juga sangat berterima kasih kepada rekan-rekan buruh yang telah berjuang untuk pembatalan PKB ini,” katanya.

Senada, dikatakan Limah, keputusan yg diambil manajemen pabrik produsen onderdil mobil dan sepeda motor dengan FSPMI tersebut, meerupakan hasil musyawarah mereka yang dilakukan secara tertutup tanpa disosialisasikan  sebelumnya kepada buruh.

“Buruh sangat senang atas pembatalan PKB ini, karena mereka kuatir akan timbulnya dampak terhadap kesehatan para buruh. Ketika hal itu, tetap diberlakukan, maka bisa di pastikan kondisi kesehatan buruh pasti terganggu,” ujaranya.

Apalagi lanjutnya, dalam seminggu dua kali saja para buruh ikut shift dua atau over time(lembur) sampai dengan pukul 17.00 wib, maka fisik buruh pasti ngedrop dan mereka akan sakit semua.

Diinformasikan, sehari sebelum dibatalkannya PKB tersebut, ribuan buruh PT PEMI Balaraja, menggeelar aksi unjuk rasa damai di dalam lokasi pabrik itu.

Mereka, menuntut dibatalkannya PKB yang telah ditandatangani pihak perusahaan dengan FSPMI dan para buruh juga menuntut pembubaran perwalikan serikat pekerja tersebut, karena tak mampu membela hak-hak mereka. (Din)




60 Persen Warga Kabupaten Tangerang Masih Anut Pola Hidup Jorok

Kabar6-Ternyata, sebagian besar warga Kabupaten Tangerang ternyata masih berkutat pada pola hidup jorok dan buruk. Pasalnya, hingga kini masih banyak warga wilayah itu yang buang air besar sembarangan.

“Survey Environmental Heads Risk Accesment (EHRA) menyebutkan, 60 persen warga Kabupaten Tangerang masih buang air besar sembarangan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaeni, Rabu (5/9).

Naniek mengatakan, survey dilakukan pada tahun 2011 meliputi 10 kecamatan dari total 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Ke 10 kecamatan itu antara lain, Sepatan, Sepatan Timur, Mauk dan Balaraja.

“Survey dilakukan dengan metode kuisioner. Dan, salah satu pertanyaannya adalah, dimana mereka melakukan buang air besar. Dan, sebagian besar warga menjawab sembarangan, ada yang di kebun, sungai dan kakus tanpa septitank,” ujar Naniek lagi.

Menurut Naniek, selain tingkat pendidikan yang rendah, masih membudayanya kebiasaan jorok warga itu lebih disebabkan karna fasilitas mandi cuci kakus (MCK) warga yang belum memenuhi standar kesehatan.

Terpisah, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti mengatakan bahwa survey yang menunjukkan masih tingginya kebiasaan buruk masyarakat itu tidak mewakili kebiasaan seluruh warga Kabupaten Tangerang.

“Saya kira, hasil survey itu tidak mewakili kebiasaan seluruh warga. Ini lebih dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang dan interprestasi dikalangan responden saja,” katanya.

Meski responden yang disasar adalah mewakili seluruh kalangan dari berbagai usia, namun Yulli menilai tidak semua masyarakat mengisi kuisioner dengan jujur dan rasa tanggungjawab.

“Tugas kita saat ini adalah, berupaya mengubah pola hidup masyarakat agar menjadi lebih baik,” ujar Yulli lagi.(ras)




Protes Angkot Bodong, Ratusan Supir Tigaraksa-Cimone Mogok

Kabar6-Maraknya Angkutan Kota (Angkot) bodong dan omprengan yang beroperasi secara liar di wilayah Kabupaten Tangerang, membuat ratusan sopir jurusan Tigaraksa-Cimone gerah.

Ratusan supir angkot tersebut melakukan aksi mogok operasi dan melakukan sweeping terhadap bus karyawan dan angkot bodong, pada Rabu (5/9/2012).

Ratusan supir batangan dan supir serep ini memadati jalan di bundaran Jalan Raya Bojong-Pemda, Desa Bugel Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Mereka, menolak Jalan itu dilalui bus jemputan karyawan dan angkot omprengan atau bodong.

Pantauan wartawan, sejak pukul 05.00 Wib. secara serentak ratusan supir ini menggelar aksi unjuk rasa menutup dua lajur di Jalan Raya Pemda ini.

Aksi sweeping bus jemputan karyawan pabrik dan angkot omprengan teersebut, mengakibatkan ratusan buruh dan pengguna jasa angkot jurusan Tigaraksa-Cimone terlantar.

Asep, supir angkot jurusan Tigaraksa-Cimone mengatakan, pihaknya mengaku aksi tersebut, dilakukan secara spontan dan serentak. Sekitar 120 angkot jurusan Tigaraksa-Cimone hari ini praktis tidak beroperasi dan memarkir armadanya di sepanjang Jalan Raya Pemda.

“Aksi ini berkaitan dengan larangan dan penolakan terhadap mobil omprengan plat hitam dan bus jemputan karyawan. Untuk melintas di Jalan Raya Pemda,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ratusan sopir ini juga mengaku kecewa dengan kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Tangerang dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan persoalan penolakan bus jemputan karyawan dan omprengan.

“Makanya kami juga tidak langsung menyampaikan ke Dishub, jadi kami langsung tertibkan sendiri saja,” jelasnya.

Setidaknya ada sekitar lima bus karyawan yang berhasil di sweeping para sopir dan diminta untuk berhenti. Aksi ini dilakukan karena mereka sudah kesal dengan keberadaan bus jemputan karyawan dan mobil omprengan yang terus beroperasi.

Akibat maraknya angkot bodong dan bus karyawan yang beroperasi itu, pendapatan para sopir terus mengalami penurunan drastis. “Ini sudah puncak kekesalan kami, mereka sudah membuat kami susah.
Pemasukan kami menjadi berkurang akibat adanya bus jemputan karyawan dan omprengan yang beroperasi di Jalan Raya Pemda,”ketusnya.

Bahkan, para sopir harus rela merogoh koceknya sendiri, demi menutup kekurangan setoran kepada pemilik angkot, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Padahal, sebelum ada bus jemputan dan mobil omprengan para sopir bisa untuk maksimal Rp100 ribu/hari.

“Sekang cari penumpang di pinggir jalan Pemda saja sudah, padahal banyak pabrik. Bahkan beberapa bulan ini ada bermunculan pabrik baru. Tapi kami masih sulit dapat penumpang,” ucapya.

Senada dikatakan, Sopiyan, dirinya mengaku heran dengan pengawasan Pemda setempat. Karena masih membiarkan mobil plat hitam yang digunakan menjadi angkutan, tanpa izin yang jelas.

“Dia kan tidak memiliki izin trayek jadi sebaiknya diberhentikan,” imbuhnya seraya menjelaskan, aksi mogok dan sweeping ini, akan dilakukan hingga besok.

Sementara itu, Cristin, Siti dan Yanti, karyawan swasta yang pengguna jasa angkot dan bus jemputan mengaku, aksi ini jelas merugikan mereka. Sebab, aktivitas mereka jadi terhambat dan hal ini semestinya tak perlu terjadi jika ada ketegasan dari pemerintah.

“Pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah ini, jangan buat kami terlantar,” tandasnya.(din)




Pabrik Kapas di Kecamatan Benda Ludes Terbakar

Kabar6-Sebuah gudang yang disulap menjadi pabrik pembuatan kapas di kawasan Pergudangan 700, Kecamatan Benda, Kota Tangerang ludes terbakar, Selasa (4/9/2012).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, kerugian akibat kebakaran itu ditaksir mencapai ratusan juta.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, kebakaran berawal dari percikan api pada bagian mesin pabrik yang menyambar ke bahan pembuat kapas.

Banyaknya bahan yang mudah terbakar, seperti kapuk dan kain, tak urung membuat kobaran api  dengan cepat membesar.

Sebanyak 12 unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangerang yang diterjunkan ke lokasi kejadian sempat kesulitan memadamkan api.

Pasalnya, selain struktur bangunan yang nyaris ambruk, juga jauhnya sumber air dari lokasi kebakaran.

“Meski sempat mengalami kendala, namun akhirnya kami berhasil memadamkan api,” ujar Kamaluddin Azizi, salah seorang petugas Damkar dilokasi kejadian.(rani)




Tuntut Batalkan PKB, Ribuan Buruh PT PEMI Gelar Unjuk Rasa

Kabar6-Ribuan buruh PT PEMI Balaraja, Tangerang, menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembatalan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah di tandatangani dan di sepakati oleh perusahaan dengan serikat buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

Pasalnya, para buruh kecewa dengan adanya perubahan jam kerja baru yang di berlakukan di pabrik produsen suku cadang kendaraan bermotor tersebut.

Bustomi, buruh PT PEMI yang ikut dalam aksi itu mengatakan, pihaknya menuding manajemen PT PEMI dan FSPMI telah bersekongkol dan sengaja merenggut hak-hak mereka. Ia merasa telah diperlakukan tidak adil dengan pemberlakuan jam kerja baru tersebut.

“Untuk itu, kami menuntut pihak perusahaan agar merubah kembali jam kerja seperti biasa,” ujar Bustomi kepada wartawan, Selasa (4/8/2012).

Pantauan wartawan, aksi damai ribuan buruh yang digelar di dalam lokasi pabrik tersebut mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian sektor Balaraja. Aksi ini, dilakukan sekitar Pukul 16.00 Wib sore ini.

Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi itu masih berlangsung. Kemacetan panjang di kawasan itu tak terhindarkan, karena banyaknya warga yg melihat peristiwa itu.

Sesekali, buruh berteriak, menuntut dibubarkannya para pengurus FSPMI, jika pihak perusahaan tidak merubah kembali jam kerja seperti semula yakni, untuk shift dua  masuk pukul 16.00 Wib- 11.55 Wib. Sementara, jadwal kerja baru yang diberlakukan saat ini, mulai pukul 20.45 Wib hingga pukul 05.30 Wib.

Menurut mereka, pemberlakuan jam kerja baru ini, sangat memberatkan buruh, karena akan berdampak kepada fisik dan kesehatan buruh. Sebab, hal ini sangat bertentangan dengan hak asasi manusia.

Disamping itu katanya, kepengurusan FSPMI saat ini dinilai tidak aspiratif, karena banyak keluhan-keluhan buruh yang tidak di tindak lanjuti. Untuk itu, ribuan buruh tersebut mendesak agar pengurus FSPMI periode ini diganti dan segera digelar musyawarah luar biasa. (din)




Akibat Kemarau, IPA PDAM TKR di Teluk Naga Terhenti

Kabar6-Kemarau panjang yang terjadi mengakibatkan debit air Sungai Cisadane menyusut. Kondisi ini tak urung berdampak pada terganggunya kebutuhan sehari-hari masyarakat dan terhentinya operasional IPA milik PDAM Tirta Kerta Raharja, Kabupaten Tangerang.

Direktur Utama PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang, Rusdi Mahmud mengatakan, kebutuhan pasokan air baku untuk PDAM TKR menipis akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Alhasil, lanjut Rusdi, produksi air juga tidak berjalan normal untuk memenuhi kebutuhan pelanggan air PDAM baik di Kabupaten dan Kota Tangerang.

Tidak hanya itu, akibat musim kemarau kali ini pengolahan air bersih di IPA Teluk Naga tidak lagi bisa beroperasi. Hingga, warga di Kecamatan itu tidak mendapatkan suplai air.

“Produksi air minum PDAM terkendala, karena sumber air baku dari Sungai Cisadane makin menipis menyusul terjadinya penurunan debit air Sungai Cisadane,” kata Rusdi, Selasa (4/9/2012).

Untuk itu, lanjut Rusdi, pihaknya akan mulai membersihkan lumpur di Sungai Cisadane, guna mengalirkan sisa air hingga bisa masuk ke intake PDAM TKR sekaligus membuat irigasi sampai ke saluran-saluran air.

Pihaknya juga akan melakukan sholat Istiqoroh minta hujan. Ini dilakukan agar PDAM bisa memproduksi air tersebut menjadi air yang layak konsumsi.

Sementara, pelanggan di IPA Cikokol dan Serpong, hingga kini masih berproduksi normal. Jumlah pelanggan PDAM TKR sampai saat ini mencapai 114 ribu pelanggan yang terbagi 70 persen berada diwilayah Kota Tangerang dan sisanya wilayah Kabupaten Tangerang.

“Memang ada penurunan, normalnya 100 liter air perdetik, tetapi kini 75 liter air perdetik. Semakin surutnya Sungai Cisadane, irigasi tidak bisa dialiri air,” kata Rusdi.

Menurutnya, selain tahun ini, kekeringan paling parah di Tangerang terjadi pada tahun 2002 lalu. Siklus tahunan itu jelas membuat lebih dari 9 kecamatan di Kabupaten Tangerang mengalami kekeringan. Pihaknya berharap produksi air di PDAM bisa kembali mengalir itupun tentu tergantung alam.

“Dengan kondisi seperti ini kita masih bertahan, memanfaatkan air seadanya,” kata Rusdi.

Terpisah, Kepala Humas PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang, Ichsan Sodikin menjelaskan, menyusutnya air Cisadane jelas menganggu pasokan air pada intake PDAM Tirta Benteng.

Antisipasinya, PDAM mengubah pola distribusi air bersih ke pelanggan dengan menerapkan jam sibuk dan non sibuk. Pasokan air disalurkan pada jam sibuk seperti pukul 04.00 hingga 10.00 dan pukul 16.00 hingga 22.00.

“Menurunnya debit air, membuat adanya perubahan pasokan air bersih ke pelanggan hingga 30 persen,”kata Ichsan saat ditemui, kemarin.(rah/iqmar)