PLN Putus Ribuan Sambungan Listrik Warga Teluk Naga

Kabar6-Pihak PLN Cabang Kabupaten Tangerang akhirnya memutus ribuan aliran listrik ilegal pada ribuan rumah warga di wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Meski sejumlah warga sempat memprotes aksi pemutusan saluran listrik tersebut karena merasa telah membayar sejumlah uang kepada oknum petugas PLN, namun sebagian warga lainnya justru menyambut baik langkah tegas PLN.

Ali, salah seorang warga Kecamatan Teluk Naga yang rumahnya terkena sanksi pemutusan sambungan karena aliran listriknya ilegal mengaku telah membayar hingga jutaan rupiah untuk sambungan tersebut.

“Saya minta PLN tidak cuma sekedar menindak warga semata. Tetapi juga harus menindak oknum PLN sendiri yang telah melegalkan sambungan tersebut,” ujar Ali lagi.

Manager Area PLN Cabang Teluknaga, Alam Awaludin mengatakan, tindakan itu sengaja dilakukan karena telah merugikan PLN. Bahkan, dalam sebulan, kerugian yang dialami PLN bisa mencapai 4 milliar.

“Selain merugikan, tindakan warga yang sebagian nekat menarik sambungan langsung dari kabel pada tiang listrik juga bisa membahayakan keselamatan jiwa dan memicu terjadinya kebakaran,” ujar Awaludin, Rabu (19/12/2012).

Awal juga menganjurkan kepada warga yang saat ini listriknya terkena pemutusan, agar segera mengajukan permohonan sambungan secara prosedural.(rani)




Rumah Kumuh di Kresek Ambruk, Gebrak Pakumis Dipertanyakan

Kabar6-Sejumlah rumah kumuh yang ada di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, ambruk hingga rata dengan tanah. Hal ini, lantaran kondisi rumah di wilayah itu sangat memprihatinkan dan tak layak huni.

Basri (65), pemilik rumah kumuh warga Kampung Lembur Saung RT 11/4, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan rumah yang ditempatinya bersama tiga kepala keluarga yang tak lain adalah anak dan menantunya mengalami ambruk, karena ditimpa air hujan.

Peristiwa itu, terjadi sekitar Pukul 01.00 Wib, Rabu (19/12/2012), dini hari. Ambruknya rumah kumuh tersebut, akibat kondisinya rapuh dan sudah tidak layak huni. 

Saat itu, salah seorang penghuni bernama Sarmawi tengah pulas tidur. Tiba-tiba saja, bongkahan material atap rumah menimpanya dan kini dia menderita luka dibagian punggungnya.

“Semalam, memang lagi turun hujan. Karena kondisi rumah saya sudah reot dan tak layak huni, makanya langsung rubuh,” ungkap Basri, kepada Kabar6.com, Rabu, (19/12/2012).

Menurut Basri, hingga kini dirinya beserta keluarganya belum bisa memperbaiki rumahnya, karena kondisi ekonomi yang lemah. Basri, hanya mampu membangun tenda seadanya untuk bernaung bersama anggota keluarganya.

“Sekarang saya hanya bisa pasrah dan berharap belas kasih dari pemerintah. Saya dengar ada program Gebrak Pakumis. Tapi, sampai sekarang saya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

Sebulan lalu, peristiwa serupa juga menimpa dua rumah di Desa Koper RT08/03 Kecamatan Kresek. Kedua rumah tak layak huni milik Napsiah dan Supandi tersebut, ambruk karena ditimpa hujan.

Sementara itu, Sekretaris Desa Pasir Ampo, Suprianto menjelaskan, pihaknya membenarkan ambruknya rumah warga. Dia, mengaku tak mengetahui secara persis penyebab dari kejadian itu.

Namun, dirinya sudah turun ke lokasi dan melihat kondisi rumah korban. “Hari ini, kami akan melaporkan kepada Camat Kresek,” katanya.

Ketika ditanya kenapa Basri tidak mendapatkan bantuan Rehab rumah dari program Pakumis, Suprianto menjawab bahwa pihak desa pun sudah mendatanya. Tetapi, pendataan yang dilakukan UPK Kecamatan Kresek tidak memasukannya.

“Setahu saya, gebrak pakumis ini di kelola oleh salah satu ketua LSM di Kabupaten Tangerang,” tandasnya.(din)




Proyek Hotmix Tak Jelas, Warga Legok Blokir Jalan

Kabar6-Warga Kampung Rancagong, RT 02-03 RW 07, Desa Rancagong, Kecamatan Legok memblokir akses jalan yang menuju wilayahnya dengan membangun pagar kayu, Rabu (19/12/2012).

Khawatir terjadi kericuhan, aksi blokir jalan ini dijaga ketat oleh aparat Polsek Legok yang terjun ke lokasi sesaat setelah warga kampung tersebut berkumpul di lokasi.

Berdasarkan informasi, aksi warga ini dipicu lantaran kesal jalan diwilayahnya tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat. Padahal, dari Kabar yang diperoleh warga jalan tersebut sudah dialokasikan dalam APBD.

“Kami kesal. Sekarang sudah akhir tahun, kok jalan belum diperbaiki juga. Padahal, jalan ini sudah ditenderkan dan ada pemenangnya,” ujar Indra warga setempat yang diamini warga lainnya.

Jejen warga lainnya ménambahkan, dari informasi yang didapatnya bahwa jalan tersebut sudah ada pemenangnya. Namun oleh kontraktor belum dikerjakan, Baru tahap perataan tanah.

“Jalan ini akan dihotmix dengan nilai proyek Rp 200 juta lebih. Nama kontraktornya Ibu Rika,” katanya.

Saat ini, sudah mendekati tutup tahun anggaran. Maka, warga kesal karena jalan rusak yang lama didambakan untuk diperbaiki, justru tidak jadi dibangun karena ulah kontraktor tidak profesional.

“Kami démo agar pemda buka mata dan segera memperbaiki jalan ini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Tangerang Ilham Chair saat dihubungi beberapa kali mélalui telepon genggamnya tidak ada jawaban.(dre/*)




Tagana Banten Cairkan Klaim Asuransi Dua Ahli Waris Relawan

Kabar6-Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten, H. Andika Hazrumy menyerahkan klaim asuransi bagi dua ahli waris relawan Tagana. Pemberian klaim asuransi menjadi bukti beratnya perjuangan relawan dalam membantu korban bencana.

Kedua ahli waris anggota Tagana yang menerima klaim asuransi tersebut adalah istri dari Tata Supana, anggota Tagana asal Kecamatan Munjul, Kabupaten Tangerang.

Sedangkan klaim asuransi lainnya diberikan kepada ahli waris dari RD Dedeng Maulana, anggota Tagana asal Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang. Adapun nilai klaim asuransi untuk masing-masing ahli waris sebesar Rp.10.000.000.

Menurut Aa, sapaan Andika Hazrumy, beratnya kerja relawan Tagana dalam mememberikan bantuan pertolongan kepada para korban bencana, terkadang membuat relawan tak luput dari musibah.

“Kondisi itulah yang menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi pemberian asuransi jiwa bagi seluruh anggota Tagan,” ujar Andika.

Lebih jauh anggota DPD RI asal Banten itu mengakui, pencairan klaim untuk ahli waris sebagai bentuk bukti dan bakti almarhum yang telah merelakan hidupnya menjadi relawan kemanusiaan.

“Nilainya tak seberapa, namun diharapkan bisa meringankan beban para ahliwaris yang ditinggalkan almarhum. Inilah sumbangsih yang bisa diberikan Tagana pada para relawannya,” ujar Andika lagi.(Rani)




KPU Janji Serahkan Laporan Keuangan Pilbup Tangerang ke BPK

Kabar6-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, berjanji akan menyerahkan bukti laporan penggunaan anggaran Pemilihan Bupati (Pilbup) dan Wakil Bupati (Wabup) Tangerang sebesar Rp.60 miliar langsung kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Hal tersebut, diungkapkan Ketua KPU Kabupaten Tangerang, Jamaludin, kepada wartawan, Selasa (18/12/2012), pasca munculnya aksi unjuk rasa dan ancaman dari sejumlah elemen masyarakat yang bakal melaporkan dugaan korupsi penggunaan dana pemilukada di lembaga yang dipimpinnya.

Laporan penggunaan anggaran ke BPK ini menurut Jamaludin, karena lembaga tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan audit terhadap alokasi dana yang digunakan lembaga penyelenggara pemilukada lokal tersebut.

“Kami sudah sebisa mungkin menggunakan anggaran. Saat ini sedang kami hitung dan buat laporannya. Dana yang lebih akan kami kembalikan ke kas daerah,” bebernya.

Dikatakan Jamaludin, tidak ada korelasi antara jumlah partisipasi pemilih yang rendah dengan penggunaan anggaran. Pasalnya, penggunaan anggaran itu dinilai sudah sesuai dengan peruntukkan.

Jamaludin berdalih, pemilukada yang hanya diikuti kurang dari 60 persen warga yang memiliki hak pilih, bukanlah menjadi kesalahan mereka. Bahkan, dia mengklaim bahwa mereka sudah melakukan sosialisasi dengan massif dan terstruktur.

Hanya saja imbuhnya, semua pihak harus bisa membedakan definisi antara tidak tahu pelaksanaan Pemilukada dan tidak mau mengikuti pencoblosan di Pemilukada.

“Kami tidak bisa memaksa warga untuk menggunakan hak pilih. Warga bukan tidak tahu ada Pemilukada. Tapi mereka tidak mau menggunakan hak pilihnya. Harus diingat juga, Golput itu pilihan,” kata Jamaludin.(din)

 




Dana Rp. 60 Miliar Disoal, KPU Terancam Dilaporkan ke Kejaksaan

Kabar6–Sejumlah elemen masyarakat baik dari kalangan Mahasiswa, LSM dan pemerhati politik mengancam akan melaporkan dugaan korupsi di tubuh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Tigarksa.

Hal itu terungkap, pasca adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) Raya, di tiga titik diwilayah Kabupaten Tangerang, Selasa(18/12/2012).

Dalam aksinya, Ketua Himata Raya, Doli Agung Suprapto mengatakan, pihaknyaa menyoal dugaan korupsi penggunaan dana Pemilukada sebesar Rp60 miliar yang digelontorkan pemerintah daerah setempat.

Munculnya desakan tersebut kata Agung, didasari dari ketidakefektifan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU terhadap penyelenggaraan pemilukada. Dalam pelaksaannya, KPU hanya mampu menghasilkan 57,57 persen dari 1,9 juta jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Mereka (KPU-red), dapat anggaran Rp60 miliar. Namun realisasinya tak sampai 60 persen warga menggunakan hak pilih. Mana sosialisasi sistematis dan massif yang digembar-gemborkan oleh mereka?,” ungkap Agung, kepada wartawan di sela-sela aksi.

Menurutnya, Himata Raya menemukan data dan fakta adanya penggunaan anggaran di tingkat PPK yang tidak sesuai peruntukkannya. Untuk itu, pihaknya akan melaporkan temuan dan data tersebut ke Kejari Tigaraksa.

“Kami sudah dapat data penyimpangan penggunaan anggaran di tingkat kecamatan. Data itu akan kami langsung serahkan ke Kejaksaan setempat,” ucapnya.

Dijelaskan Agung, aksi demo ini bertujuan untuk meminta agar ada transparansi anggaran yang digunakan KPU dalam setiap even kegiatan. Sedangkan, DPRD diminta untuk melakukan tugasnya sebagai pengawas penggunaan anggaran KPU.

“Meskipun hibah dana tersebut harus dipertanggungjawabkan. Namun sayangnya, saat kami datangi DPRD, tidak ada satupun dari 50 orang anggota dewan dikantornya,” katanya.

Rencana serupa, juga bakal dilakukan Direktur Lembaga Kajian Publik (LKP) Ibnu Jandi.

Namun, sebelum melayangkan laporan tersebut, pihaknya terlebih dahulu akan mengambil langkah persuasif kepada tokoh-tokoh yang masih peduli atas buruknya kinerja KPU setempat.

Berdasarkan hasil analisa lembaganya, banyak ditemukan buruknya azas transparansi penggunaan anggaran yang dilakukan KPU Kabupaten Tangerang.

Padahal, ada UU Nomor 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Selain itu, dirinya juga menemukan tahapan Pemilukada mulai DPS hingga DPT tidak optimal.

Program-program sosialisasi baik in door dan out door lanjutnya, tidak tepat pada pokok sasaran.

“80 persen kinerja KPU amburadul. Saya, mau tokoh masyarakat melaporkan dugaaan korupsi KPU ke Kejari Tigaraksa. Tapi, jika tak ada yang mau, maka saya sendiri siap melakukannya, karena saya punya data-datanya,” katanya.

Terpisah, Ketua DPD Gerakan Mahasiswa (GEMA) Kosgoro Kabupaten Tangerang, Sukardin mengatakan, pihaknya juga turut mendorong agar ada transparansi penggunaan anggaran tersebut.

Karena memang jelas, alokasi anggaran untuk lembaga penyelenggara pemilukada ini sangat fantastis.

Namun, melihat kondisi dilapangan dan keikutsertaan masyarakat kurang dari 60 persen, maka sangat pantas dipertanyakan. Termasuk mendorong Kejari Tigaraksa agar memeriksa sejumlah oknum terindikasi melakukan penyelewengan.

“Kami juga mendorong Kejaksaan untuk turun tangan. Kami ingin ada transparansi penggunaan anggaran Rp60 miliar,” tegas Sukardin.(din)

 




Warga Keluhkan Pelayanan Puskesmas Panongan Judes dan Jutek

Kabar6-Warga Kecamatan Panongan mengeluhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Panongan yang terkesan tidak serius. Bahkan, salah satu petugasnya berprilaku judes dan jutek

.

Kondisi ini membuat warga di Kecamatan Panongan malas berobat ke Puskesmas Panongan. “Kami sudah malas berobat ke Puskesmas Panongan. Petugasnya judes dan jutek,” ujar Ny. Anggraeni warga Désa Panongan.

Menurut Ibu dua anak ini, bukan hanya dirinya yang merasakan pelayanan buruk dari petugas di Puskesmas Panongan. Warga lain yang mengantre pun kesal atas prilaku petugas puskesmas yang judes dan jutek.

“Kami sempat tegur dan bersitégang dengan petugas bagian pendaftaran Mimin. Aneh saja, kami tegur kok malah dia yang marah-marah ke pasien,” imbuh Ny Anggraéni dan warga lainnya.

Warga berharap kepada Pemkab Tangerang melalui dinas terkaitnya untuk membenahi pelayanan kesehatan di Puskesmas Panongan.

“Mentang-mentang kita butuh pelayanan kesehatan. Mereka seenaknya perlakukan kami. Padahal gaji mereka juga dari uang rakyat uang APBD. Kami juga bayar kok,” kesal sejumlah pasien di Puskesmas Panongan.

Sementara itu, terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Nanik Isnaini Lestari saat dihubungi berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga tersebut. “Saya akan cek dulu,” singkatnya.(dre/*)

 




Lia Julianti, Setahun Pergi Masih Tetap Dinanti

Kabar6-Kesedihan nampaknya sedang dialami pria paruh baya bernama Abdul Juber. Pensiunan guru SDN Cibarengkok, Desa Peusar, Kecamatan Panongan, Tangerang ini, hampir tiap hari mencari dan menunggu kedatangan buah hatinya, Lia Julianti (24).

Sejak pergi dari rumah 11 November 2011 lalu, hingga kini putrinya belum kembali. Selang beberapa minggu setelah kepergian sang putri, Abdul Juber sempat mendengar kabar dari kerabat dekatnya, kalau selama kepergiannya Lia telah dinikahi secara sirri oleh seorang berlatar TNI. Kabarnya Lia tinggal di daerah Curug Tangerang tak jauh dari kediaman Juber, hanya beda kecamatan.

Mendengar kabar tersebut, Juber dan keluarga sempat mencari tahu, bahkan pihak keluarga sempat mendatangi seseorang berlatar TNI tersebut.

Namun menurut keterangan Abdul Juber kepada hari Selasa (18/12), setiap kali ditanya anggota TNI tersebut selalu menyangkal dan tidak tahu menahu.

Kesedihan keluarga Juber makin mendalam tatkala Rabu 10 oktober 2012 lalu, pihak kepolisian Curug Tangerang menemukan sesosok mayat yang terkubur membusuk tanpa identitas.

Keluarga Juber pun langsung mendatangi kepolisian, berharap mendapat kejelasan tentang identitas mayat tersebut.

“Mendengar berita adanya mayat yang ditemukan, saya langsung bergegas ke lokasi, dan datang ke kepolisian. Saya takut itu jenazah anak saya. Makanya saya lapor dan ingin tahu hasil otopsi,” tutur Juber dengan raut muka yang sedih.

Juber terus mengikuti hasil penyelidikan pihak kepolisian setempat. Tapi sayang hasilnya nihil. Hasil otopsi di Jakarta menurut keterangan kepolisian sektor Curug tak menemukan identitas yang pasti. Juber tak mengerti mengapa tak ada hasilnya.

“Saya bingung, biasanya mayat bertahun-tahun ketauan identitasnya, tapi ini engga, saya minta salinan hasilnya juga gak dikasih, alasannya karena posisi jenazah telungkup hingga susah diketahui, bahkan waktu saya laporin soal kabar pernikahan sirri anak saya dengan seorang berlatar TNI tersebut pihak kepolisian Curug malah nyuruh saya langsung ke pihak berwenang saja, yakni pihak Satprov di Jakarta,” imbuhnya.

Bulan demi bulan terus lewat. Hingga dipenghujung tahun ini Lia belum diketemukan, apalagi kembali. Sementara menunggu pertanggungjawaban dari pria yang menikahinya secara sirri pun tak kunjung datang.

Akhirnya pada Rabu, 5 Desember 2012 lalu dengan harapan ada titik terang,  Abdul Juber pun memberanikan diri melaporkan  kasus tersebut ke Satprov Denma Mabesad di Jakarta dekat Tugu Monas.

Sehari setelah melapor, Juber mengaku mendapat kabar dari pihak Satprov Denma Mabesad kalau pria berlatar TNI tersebut sudah dimintai pertanggungjawaban, bahkan siapa saja yang menjadi wali nikah dan yang menikahkan sudah dipanggil pihak Satprop Denma Mabesad.

Bahkan di hadapan petugas setempat, menurut keterangan pihak Mabesad kepada Juber, pria yang masih dirahasiakan namanya itu, mengaku akan bertanggungjawab.

Sayangnya, hingga kini Lia belum juga kembali. Disisa usianya Juber sebenarnya hanya ingin tahu kepastian dimana putrinya itu.

“Bagaimanapun, apapun keadaannya saya hanya ingin ketemu putri saya. Dan saya hanya minta pertanggungjawaban buat siapa saja yang telah membuat anak saya hilang,” tuturnya.

Karena itu, Juber berharap bagi siapa pun yang menemukan atau melihat keberadaan Lia Julianti mohon pemberitahuannya. Siapapun yang melihat Lia untuk menghubunginya di nomor 02193643811, atau silahkan datang ke alamat ini : Kp. Cibarengkok Rt. 04/08. Desa Peusar. Kecamatan Panongan, Tangerang.(iqmar)

Berikut Ciri-Ciri Lia Julianti:
Tinggi badan      : 165 cm
Warna kulit        : putih
Rambut             : panjang lurus (aslinya ikal)
Muka                : bulat
Hidung              : agak pesek
Usia                  : 24 tahun.




Yoris Raweyai Keliling Pabrik di Tangerang

Kabar6-Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Yoris Raweyai mengunjungi sedikitnya Tiga Pabrik di Kabupaten Tangerang

.

Informasi yang himpun, mula-mula  Yoris dan rombongan mengunjungi pabrik PT. Dharma Poli Metal Balaraja, kemudian ke PT.Indofood Bitung Jaya,Cikupa dan berakhir dî  KMK kawasan Cikupa Mas.

“Ini merupakan agenda konsolidasi internal pasca rekonsiliasi beberapa waktu yang lalu,” ujar Yoris.

Menurut Yoris, kunjungan sengaja sengaja dilakukan di Pabrik untuk mensolidkan kader atau anggota KSPSI dari level paling dasar.

“Konsolidasi ini selain untuk mensolidkan anggota dalam organisasi juga menjadi ajang penyamaan konsepsi terhadap pelaku perusahaan, “katanya.

Sebelumnya, kata Yoris dirinya juga mengunjungi sekitar 30 perusahaan di Bekasi. “Menyongsong akhir tahun dan menyambut 20 Februari yang nanti diperingati sebagai hari  pekerja,” katanya.

Ia berharap pelaku perusahaan di Tangerang bisa menjalankan UMK yang ditetapkan. “Saya tegaskan UMK Rp2,2 juta perbulan bukan angka yang fantastis, jadi tidak ada alasan untuk perusahaan dengan tidak membayar upah sesuai UMK, apalagi harus mengancam pindah pabrik ” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPC KSPSI Kabupaten Tangerang Imam Sukarya mengapresiasi atas kunjungan DPP KSPSI Pusat.

“Meskipun hanya tiga pabrik yang sempat disinggahi, tetapi efeknya berpengaruh terhadap spirit kami untuk memperjuangkan nasib pekerja,” katanya.

Dikatakannya, kunjungan Ketua KSPSI merupakan rutinitas tahunan. Sebab menyongsong tahun baru yang tentunya lebih menantang.

“Ini bentuk perhatian Ketua Umum terhadap kami yang sudah berjuang menggolkan UMK. Selain itu tentunya untuk lebih mengasah semangat seluruh anggota KSPSI,” katanya. (dre/*)

 




Mayat Lelaki Dibanduli Batu Mengambang di Sungai Cimanceri

Kabar6-Sesosok mayat laki-laki dengan badan terikat tali rafia dan dibanduli batu ditemukan warga mengambang  di sungai Cimanceri, Kampung Wates, RT 06 RW 01, Desa Bunar, Sukamulya, Kabupaten Tangerang. Hingga saat ini mayat masih tersimpan di RSUD Tangerang.

Mayat tanpa identitas itu dan diduga sebagai korban pembunuhan pertama kali ditemukan oleh Jero Sayuti, Senina (17/12) sekitar pukul 18:00 WIB. Saat melintas di lokasi, Jero melihat sesosok tubuh manusia mengambang dan tersangkut di pinggir sungai. Penemuan kemudian dilaporkan ke warga sekitar dan diteruskan ke pihak kepolisian.

Petugas Polsek Metro Kelapa Dua setelah menerima laporan warga lalu  datang ke lokasi melakukan identifikasi. Korban diperkirakan berusia 30 – 35 tahun, mengenakan baju kaos dan celana jeans pendek sedengkul. Wajah korban stidak dapat dikenali lagi karena keadaan mayat sudah membusuk.

Petugas menduga, mayat tersebut sebagai korban pembunuhan karena saat ditemukan badan korban dibanduli dengan batu dan diikat dengan tali rafia. Hingga kini mayat tersebut masih tersimpan di kamar jenazah RSUD Tangerang.(HP/sak)