Bappeda Tampik Gagal Melaksanakan Gebrak Pakumis

Kabar6-Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, sebagai leading sektor dari program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis), menampik telah gagal melaksanakan program tersebut.

Bappeda mengklaim, program pembangunan rumah tak layak huni untuk masyarakat miskin yang diluncurkan Pemerintah Daerah setempat pada November 2012 lalu, telah berhasil membangun sebanyak 519 unit pada tahap pertama dan 523 unit di tahap kedua.

“Siapa bilang Gebrak Pakumis gagal. Program ini kan baru berjalan dua bulan, bagaimana bisa dikatakan gagal, ” ungkap Kepala Seksi Pembangunan Bappeda yang juga menjadi Anggota Kelompok Kerja (Pokja) Gebrak Pakumis, kepada Kabar6.com, Erwin Mawandi, usai acara Launching majalah Jurnal Perencanaan Pembangunan dan Talk Show, di Gading Golf, Kelapa Dua, Rabu (26/12/2012).

Persoalan Ambruknya rumah kumuh milik warga di Kampung Lembur Saung, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, belum lama ini kata Erwin, bukan menjadi kewenangan dan tanggungjawab mereka.

Pasalnya, rumah kumuh itu tidak termasuk dalam program Gebrak Pakumis, melainkan diluar dari kawasan konsentrasi pembangunan. “Rumah kumuh yang ambruk itu kan tidak termasuk dalam Gebrak Pakumis. Jadi, jangan dikaitkan dengan program itu,” katanya.

Ditambahkan Erwin, pihaknya mengajak semua pihak untuk terlibat langsung dalam mengawasi pelaksanaan pembangunan rumah yang dibiayai oleh APBD Kabupaten Tangerang sebesar Rp5 juta perunit tersebut.

“Jika memang pelaksanaan di lapangan ditemukan ada penyimpangan laporkan saja dan pasti kami sikat habis pelakunya. Untuk itu, ayo kita sama-sama awasi pembangunannya,” ujarnya.

Senada dikatakan, Kamdani, anggota pokja Gebrak Pakumis, dirinya memaparkan tentang kawasan yang dimaksud dalam program itu yakni, ada minimal 10 rumah kumuh atau lebih dalam satu kampung atau satu RT.

“Proses pendataannya, kami ambil data di Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008. Setelah itu, kami cek kembali data itu dan langsung turun ke lapangan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang, Edi Junaidi menegaskan, Gebrak Pakumis ini secara umum bertujuan untuk pengentasan kemiskinan yang ada di daerah berjuluk kota seribu industri tersebut.

Berdasarkan data dari BPS setempat imbuhnya, saat ini terdapat sekitar 84 ribu kumuh yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang.    
Dari jumlah itu, ada yang masuk dalam kawasan dan tidak. Sedangkan, jumlah kawasan tercatat sebanyak 403. “Pembangunan rumah kumuh itu, lebih diprioritaskan pada rumah yang masuk dalam kawasan. ” tuturnya.

Masih kata Edi, untuk progran itu pemeritah daerah megalokasikan anggaran sekitar Rp.8 miliar. Pembangunannya, juga dilakukan dua tahap yakni, pada ABPD reguler dan APBD Perubahan.(din)




Effendi Ghozali Takut Terima Honor di Bulan Desember

Kabar6-Pakar Komunikasi Politik, Effendi Ghozali, mengatakan, pihaknya mengaku takut menerima honor pada bulan Desember. Pasalnya, pada bulan itu, banyak birokrasi memanfaatkan kesempatan untuk menguras sisa anggaran baik APBD maupun APBN.

Hal itu, disampaikan penggagas “Republik Mimpi”, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara launching Jurnal Perencanaan Pembangunan dan Talk Show yang digelar Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), di Gading Golf, Kelapa Dua, Rabu (26/12/2012). 

Dikatakan Effendi, dia mempertanyakan mengapa kegiatan seminar dan lainnya selalu banyak dilakukan pada bulan Desember dan kenapa pula para birokrasi tersebut ramai-ramai menghabiskan sisa anggaran pada bulan itu.

“Menurut saya, sisa anggaran itu sebaiknya digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat dan diadakan dibulan lain selain bulan Desember,” katanya.

Terkadang lanjut pria kelahiran Padang, Sumatera Barat ini, ketika mendapatkan tawaran menjadi pembicara dalam kegiatan yang di selenggarakan pemerintah, kerap mempertanyakan tujuan kegiatan tersebut.

“Saya takut, honor yang saya terima bermasalah. Karena banyak oknum birokrasi yang mengambil keuntungan dari momen itu untuk kepentingan pribadi mereka,” ujarnya.(din)




Pembunuh Nenek Juragan Warung Kelontong Diduga Orang Dekat

Kabar6-Jajaran Kepolisian Sektor Legok mengindikasi pelaku perampokan terhadap pemilik warung kelontong, Cen Lie alias Hayati (72) di Kampung Rancagong, Desa Rancagong, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, adalah orang dekat.

Demikian dikatakan Kapolsek Legok, AKP Purwadi, saat dikonfirmasi (25/12/2012). “Bisa jadi pelakunya orang dekat korban. Tapi itu baru sebatas dugaan,” ujar Purwadi.

Dugaan itu, kata Purwadi, mengacu pada penyelidikan dilokasi yang dilakukan menggunakan anjing pelacak. Dan, hasilnya anjing pelacak hanya berputar-putar disekitar rumah korban.

“Kemungkinan pelakunya kenal dengan korban. Apalagi saat kami periksa tidak ada kunci pintu rumah yang rusak,” ujar Kapolsek lagi.

Diketahui, heboh di Kampung Rancagong, Desa Rancagong, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. Seorang nenek pemilik rumah sekaligus warung kelontong ditemukan tewas dilokasi, Senin (24/12/2012).

Kuat dugaan, nenek renta bernama Cen Lie alias Hayati (72) ini tewas dibantai kawanan perampok yang menyatroni rumah sekaligus warung kelontong miliknya.

Pasalnya, saat ditemukan kepala korban ditutup lakban dan leher terikat sprai hingga membungkus tubuh.(Abie)

 




Leher Terjerat Sprei, Nenek Pemilik Warung Kelontong Ditemukam Tewas Dirumahnya

Kabar6-Heboh di Kampung Rancagong, Desa Rancagong, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. Seorang nenek pemilik rumah sekaligus warung kelontong ditemukan tewas dilokasi, Senin (24/12/2012).

Kuat dugaan, nenek renta bernama Cen Lie alias Hayati (72) ini tewas dibantai kawanan perampok yang menyatroni rumah sekaligus warung kelontong miliknya. Pasalnya, saat ditemukan kepala korban ditutup lakban dan leher terikat sprai hingga membungkus tubuh.

Informasi yang dihimpun kabar6.com, jenazah korban pertama kali ditemukan oleh Esih Juarsih (40), anak tiri korban. Mendapati korban sudah tak bernyawa, Esih pun langsung histeris sambil berteriak meminta tolong, hingga mengundang perhatian warga sekitar.

Kapolsek Legok, AKP Purwadi yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. Menurutnya, kasus dugaan peramppokan disertai pembunuhan itu kini sedang diselidiki pihaknya.

“Guna mengusut kasus itu, saat ini kami masih memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk kesaksian Esih, anak tiri korban,” ujar Kapolsek lagi.

Ditanya indikasi perampokan disertai pembunuhan dalam kasus tersebut, Kapolsek belum bisa memastikan. Namun demikian, Kapolsek juga tidak menampik dugaan tersebut.(Abie)

 




Kasus Perampokan Truk Gula Dilimpahkan ke Polsek Cikupa

Kabar6-Jajaran Kepolisian Sektor Balaraja melimpahkan penyelidikan kasus perampokan truk bermuatan 20 ton gula milik pabrik gula PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah, ke Polsek Cikupa, Kabupaten Tangerang, Senin (24/12/2012).

Kanit Reskrim Polsek Balaraja, Ipda Lilly Ilhana Feryanto mengatakan, pelimpahan kasus itu merujuk hasil pemeriksaan atas laporan korban.

“Setelah kami periksa, ternyata korban diikat diwilayah Cikupa. Makanya, kami limpahkanb kasus itu ke Polsek Cikupa. Makanya, biar lebih jelas silahkan langsung ke Cikupa,” ujar Ipda Lily Ilhana.

Seperti diketahui, truk bermuatan 20 ton gula milik pabrik gula PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah, yang hendak diantar ke Jakarta dijarah 3 perampok di rest area KM 45 Tol Merak-Jakarta, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Senin (24/12/2012).

Tak hanya menjarah truk, kawanan perampok juga sempat melumpukan Roy (19), supir truk serta Suhendri (17) kernet truk. Dalam kondisi tangan, kaki dan mulut di lakban, kedua korban kemudian dibuang di KM 24 Tol Merak-Jakarta.(Abie)




Awas..! Jalan Raya Bitung-Curug Rawan Kecelakaan

Kabar6-Warga pengguna jalan Raya Bitung-Curug mengeluhkan gelapnya jalan tersebut, karena belum dilengkapi sarana Penerangan Jalan Umum (PJU). Sehingga, ruas jalan itu rawan kecelakaan dan tindak kriminalitas.

Sutomo, salah satu pengguna jalan mengaku sering mendapati pengendara motor mengalami kecelakaan di sepanjang jalan tersebut.

“Apa tidak ada anggaran, atau memang dinasnya tidak mau peduli, sehingga jalan raya dibiarkan gelap seperti di daerah pelosok saja” katanya.

Padahal, kata Sutomo Kabupaten Tangerang merupakan wilayah yang tidak jauh dari DKI Jakarta. Tapi sungguh disesalkan atas tidak adanya PJU.

“Apa iya, di Kabupaten yang notabene sebagai daerah Industri masih terlihat gelap,” katanya.

Ia berharap, sebagai warga  sangat mengharapkan agar PJU di sepanjang jalan tersebut segera dipasang.

“Kalau tidak ada ya dipasang, tapi kalau rusak juga segera diperbaiki, sehingga penegendara bisa nyaman dan bisa meminimalisir angka kecelakaan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Tangerang Ajad Sudrajat mengaku tidak mengetahui jika di jalan tersebut gelap gulita. Akan tetapi ia berdalih kekurangan anggaran.

“Anggaran tahun 2012 untuk PJU di jalan raya bojong pemda, jadi anggarannya sudah habis,” katanya.

Untuk pemasangan PJU di jalan yang masih gelap kata Ajad akan direlisasi pada anggaran tahun 2013.

“Pengadaan PJU di jalan tersebut kemungkinan di tahun depan,” janjinya.(dre/*)




Truk Bermuatan 20 Ton Gula Digasak Rampok di Tol Merak-Jakarta

Kabar6-Sebuah truk bermuatan 20 ton gula milik pabrik gula PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah, yang hendak diantar ke Jakarta dijarah 3 perampok di rest area KM 45 Tol Merak-Jakarta, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Senin (24/12/2012).

Tak hanya menjarah truk, kawanan perampok juga sempat melumpukan Roy (19), supir truk serta Suhendri (17) kernet truk. Dalam kondisi tangan, kaki dan mulut di lakban, kedua korban kemudian dibuang di KM 24 Tol Merak-Jakarta.   

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com menyebutkan, peristiwa berawal ketika Roy dan Suhendi tengah membawa truk BE 9290 BR bermuatan 20 ton gula dari Lampung hendak diantar ke Jakarta.

Saat ditengah jalan, ada seorang pria yang menumpang truk. Dan, saat truk tiba di rest area KM 45 Balaraja, atas permintaan pria yang sebelumnya menumpang kembali naik salah seorang pria lainnya.

Begitu kedua pria tersebut berada diatas truk, keduanyapun langsung menodong Roy dan Suhendri dengan pisau. Karena takut, kedua korbanpun hanya bisa pasrah saat kawanan pelaku mengikat tangan dan kaki mereka dengan lakban.

Selanjutnya, kedua korban dibuang di KM 25 Tol Merak-Jakarta. Sementara, pelaku membawa kabur truk berisi puluhan ton gula senilai Rp. 200 juta tersebut.

Sementara, kedua korban ditemukan oleh petugas Patroli Jalan Raya (PJR). Sedangkan kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Balaraja.(Abie)




45 Persen Warga Tangbar Miskin, Gebrak Pakumis Dinilai Gagal

Kabar6-Sebanyak 45 persen dari 700 ribu warga yang ada di Tangerang Barat (Tangbar), saat ini hidup dibawah garis kemiskinan.

Angka itu, menunjukkan bahwa program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis) yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sangat tidak menyentuh sasaran.

Dari jumlah penduduk miskin yang dirilis Tim Percepatan Pemekaran Daerah (TP2D) Tangbar tersebut, maka dapat dipastikan program Gebrak Pakumis telah gagal dan tak mampu menekan tingginya laju kemiskinan di daerah berjuluk kota seribu industri ini.

“Kemiskinan di wilayah Tangbar memang begitu merata, khususnya pada wilayah Kecamatan Solear, Kresek, Gunung Kaler dan Kronjo,” ungkap Ketua TP2D Tangbar, Isbandi, kepada Kabar6.com, Minggu (23/12/2012).

Program Gebrak Pakumis kata Isbandi, hanya sebagian tindakan untuk membantu kebutuhan papan bagi masyarakat setempat. Namun, untuk kebutuhan lainnya belum bisa terpenuhi.

“Program ini, kurang tepat sasaran, karena bangunannya pun jauh dari kelayakan untuk dihuni. Sebab, rumah yang dibangun itu hanya senilai kisaran Rp5 juta/rumah,” tuturnya.

Sebaiknya lanjut Isbandi, Pemkab Tangerang harus cerdas dalam berinovasi serta membuat program andalan untuk menanggulangi persoalan itu.

“Menurut saya, program pengentasan kemiskinan kedepan adalah bagainana caranya meningkatkan kesadaran hidup produktif agar masyarakat dapat terjamin kesejahteraannya melalui pekerjaan yang dilakukan atas dasar inovasi dan kemandirian,” ujarnya.

Ditambahkan Isbandi, kebutuhan tempat tinggal dapat diupayakan dengan menyediakan sarana rumah layak huni bagi masyarakat dengan syarat kepemilikan melalui penyisihan pendapatan secara lunak dan sesuai dengan kondisi kemampuan bayar masyarakat.

“Persoalan ini, tentu menjadi pendorong bagi kami untuk segera mengusulkan proses pemekaran, agar mengurangi beban wilayah administrasi Kabupaten Tangerang,” katanya.

Selain itu, pemekaran daerah otonomi baru Tangbar tersebut, juga merupakan jawaban tepat untuk masyarakat di 9 kecamatan yang ada di wilayah itu.

Hal ini, justru akan memudahkan pembinaan dan pembangunan secara merata bagi pemerintah dalam menciptakan kelayakan hidup masyarakatnya. (din)




TP2D Tangbar Desak Pemkab Tangerang Cepat Tanggap Soal Bencana

Kabar6-Tim Percepatan Pemekaran Daerah (TP2D) Tangerang Barat (Tangbar), mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, agar sigap dan cepat tanggap terhadap sejumlah bencana yang menimpa warga di wilayah itu.

Desakan tersebut mengemuka, menyusul adanya sejumlah musibah  yang mengancam warga miskin seperti ambruknya rumah kumuh di Kampung Lembur Saung RT 11/4, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, belum lama ini.

“Kami, minta Pemkab Tangerang, agar dapat bertindak cepat dalam membantu korban, baik untuk mengurangi beban pembangunan rumah yang rata dengan tanah maupun kesehatan serta kebutuhan sandang dan pangan,” ungkap Ketua TP2D Tangbar, Isbandi, kepada Kabar6.com, Minggu (24/12/2102).

Menurut Isbandi, kondisi tersebut sangatlah ironis, ditengah gencarnya pembangunan di daerah berjuluk kota seribu industri ini masih banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Oleh karenanya kata Isbandi, program penanggulangan kemiskinan perlu di tata secara baik dan tepat sasaran.

“Keadaan ini, tentu saja terdapat pula di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang. Untuk itu, diharapkan kedepan orientasi pembangunan dari Bupati terpilih harus menyentuh kebutuhan pembangunan pemberdayaan masyarakat pedesaan,” ujarnya.

Disisi lain lanjut Isbandi, pihaknya berharap Pemkab Tangerang, ketika  pada saat mendapatkan informasi tentang adanya bencana, agar sedini mungkin bertindak cepat dan tanggap.

“Sehingga, korban dapat segera terobati baik secara psikis maupun fisik,” katanya.

Sementara itu, Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsyad mengatakan, pihaknya mengaku terkejut mendapatkan informasi tentang peristiwa ambruknya sejumlah rumah kumuh milik warga di wilayah Kresek tersebut.

“Saya baru tahu informasi ini. Coba nanti saya cek dulu ya. Soalnya, saya sedanga diluar kota bersama keluarga,” tandasnya. (din)




Bantuan Untuk Korban Rumah Ambruk di Kresek Terus Mengalir

Kabar6-Korban rumah kumuh yang ambruk di Kampung Lembur Saung RT 11/4, Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, ketiban bulan. Pasalnya, berbagai bantuan terus mengalir untuk mereka.

Beberapa waktu lalu, Ibu Elya Chandra, istri Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, bersama menantunya, Yuli Zaki Iskandar langsung turun ke lokasi menyalurkan sejumlah bantuan kepada korban rumah ambruk tersebut.

Kali ini, keluarga besar Tim Percepatan Pemekaran Daerah (TP2D) Tangerang Barat (Tangbar), juga turut melakukan hal yang sama.

Rombongan keluarga besar TP2D ini, tiba dilokasi sekitar Pukul 11.00 Wib. Kedatangan mereka disambut baik oleh korban dan Kepala Desa Pasir Ampo, Suanta, beserta stafnya.

“Usai menghadiri acara Festival Kabupaten Tangerang di lapangan kresek, kami sengaja mampir kesini untuk melihat kondisi rumah korban, sekaligus memberikan sedikit bantuan,” ungkap Ketua TP2D Tangbar, Isbandi, kepada Kabar6.com. 

Menurut Isbandi, kunjungan TP2D ini, tak lain hanya ingin memberikan motivasi, baik secara moril maupun materi terhadap korban dan keluarganya.

“Semoga kejadian seperti ini kedepan akan lebih diupayakan penanganannya secara cepat dan tepat. Saya berharap, program-program Pemkab Tangerang, seperti “Gebrak Pakumis” yg saat ini di gulirkan lebih diprioritaskan kepada warga yang kurang mampu,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Kades Pasir Ampo, Suanta mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi niat tulus keluarga besar TP2D dalam membantu meringankan penederitaan yang dialami warganya.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Isbandi yg telah menyempatkan waktu untuk datang dan membantu warga kami. Semoga ketulusannya, bisa meringankan beban dan bermanfaat bagi mereka,” katanya.

Ucapan senada juga disampaikan Basri, korban rumah ambruk. Dia tampak terharu dengan terus mengalirnya bantuan yang diberikan berbagai pihak kepada keluarganya.

“Saya terharu. Ternyata, masih ada orang-orang yang mau membantu keluarga kami,” tuturnya.(din)