Warem Mesum Kian Marak di Jalan Raya Serang-Balaraja

Kabar6-Warung remang-remang (warem) yang menyajikan layanan esek-esek kian marak di sepanjang Jalan Raya Serang-Balaraja, tepatnya KM 32 di Desa Sumurbandung, Jayanti.

Meski demikian, aparat Pemkab Tangerang terkesan membiarkan adanya praktik prostitusi tersebut. Padahal aktivitas itu termasuk panyakit masyarakat.

Pantauan, sedikitnya lima lokasi warem sebagai tempat mangkal para wanita penghibur yang melayani plus-plus. Warem tersebut terbilang rapi. Sebab berkedok warung kopi. Padahal di belakang warung-warung tersebut tersedia kamar-kamar.

Menurut  warga setempat M Wahid, maraknya aktivitas warem ini  disebabkan jauh dari pemukiman warga. “Warem-warem ini sudah lama beroperasi, tapi dibiarkan berkembang,” katanya Sabtu (12/1/2013) dini hari.

Wahid menegaskan, lebih ironisnya di Desa Sumurbandung ini banyak berdiri pondok-pondok pesantren. “Saya yakin, pemimpin ponpes ini tidak tahu kalau ada warem mesum. Kalau tahu pasti sudah diobrak-abrik,” katanya.

Ia berharap Pemkab Tangerang khususnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP  untuk bisa turun tangan Dan menertibkan warem-warem mesum tersebut.(dre/*)




252 Hektar Sawah & 158 Rumah Terendam Banjir di Cisoka

Kabar6-Sedikitnya 252 hektar lahan persawahan dan 158 rumah warga Desa Carenang, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, terendam banjir.

Banjir setinggi hampir 1,5 meter yang melanda wilayah perbatasan Kabupaten Tangerang dengan Serang tersebut, cukup membuat warga menderita.

Pasalnya, jika dalam dua hari kedepan, banjir luapan sungai Cidurian ini tak juga surut, maka tanaman padi dan lainnya milik warga setempat terancam puso atau gagal panen.

“Kalau sampai terjadi puso, maka warga akan semakin menderita,” ungkap Ketua Kopadi Kabupaten Tangerang, Didi Rosadi, Sabtu (12/1/2013).

Untuk itu, Didi mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang, Pemrov Banten dan Pemerintah Pusat, agar segera mencarikan solusi terkait musiibah tersebut.

“Pemerintah harus segera bangun turap saluran pembuangan rabak dan membuat pintu klep diujung saluran sungai Cidurian,” pintanya.(din)




KNPI Minta Pemkab Tangerang Fokus Tangani Banjir

Kabar6-Bencana banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tangerang. Sedikitnya, 7 Kecamatan di wilayah itu terendam banjir akibat luapan Sungai cidurian Dan Sungai Cimanceri.

Terkait kondisi itu, DPD KNPI Kabupaten Tangerang mengerahkan jajaran pengurus bersama sejumlaj organisasi kepemudaan (OKP) terjun ke lokasi bencana untuk menolong para korban Dan memberikan bantuan.

Dalam roadshownya, jajaran pengurus DPD KNPI Kabupaten Tangerang mengunjungi lokasi banjir di wilayah Tigaraksa, Cisoka, Jayanti, Kresek, Gunung Kaler Dan Kronjo.

Bantuan berupa mie instan Dan minuman diberikan langsung Ketua DPD KNPI Kabupaten Tangerang Muhlis kepada korban melalui posko-posko peduli banjir.

“Ini sebagai bentuk kepedulian kami sebagai pemuda di Kabupaten Tangerang kepada warga yang tengah terkena musibah,” ujar Muhlis.

Menurut Muhlis, setiap musim hujan tiba bencana banjir selalu melanda Kabupaten Tangerang Dan wilayahnya tidak berubah. Tentunya ini bukti belum optimalnya penanganan banjir di Kabupaten Tangerang.

“Seperti perum mustika Tigaraksa, selalu banjir. Terus apa saja penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Belum lagi, seperti di Pasir Ampo Kresek, Jayanti, Gunung Kaler Dan lainnya,” beber Muhlis.

Ia berharap, Pemkab Tangerang melalui dinas terkaitnya untuk melakukan berbagai penanganan banjir yang setiap musim penghujan selalu melanda Kabupaten Tangerang.

“Soal banjir ini harus menjadi pokok bahasan Dan prioritas pembangunan ke depan,” pungkasnya.(dre/*)




Pemda Harus Bangun JPO di Depan Citra Raya

Kabar6-Siapa lagi kalau bukan pemerintah daerah yang wajib menjaga keselamatan warganya? Sebab itu, Pemda Kab. Tangerang harus segera membangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di depan pintu gerbang perumahan Citra Raya, demi kesalamatan warga yang menyeberang jalan.

Mengapa harus segera? Pasalnya, arus lalu lintas di titik tersebut sudah semakin tinggi seiring meningkatnya populasi penduduk dan kegiatan ekonomi di wilayah itu. Sementara tingginya arus warga yang ingin menyebrang jalanjuga  tak kalah tingginya dengan arus lalin-nya.

Kondisi ini sudah seharusnya segera diantisipasi oleh Penda Kab. Tangerang sebelum ada warga penyeberang jalan yang menjadi korban tertabrak kendaraan. Pemda harus segera bertindak tanpa perlu menunggu adanya desakan dari warga apalagi korban kecelakaan.

“Pemkab Tangerang dan pengembang Citra Raya bisa duduk bersama untuk membahas pembangunan JPO ini,” ujar Ahmad Heri, warga Cikupa.

Senada, Sekretaris Pemuda Panca Marga (PPM) Cabang Kabupaten Tangerang, Andri Priatna seharusnya pemerintah daerah bisa peka dengan kondisi wilayahnya. Dari dulu, jalan raya Cikupa-Bitung ini tergolong padat kendaraan Dan pejalan kaki. Apalagi berdekatan dengan pasar Cikupa.

“Kondisi ini rawan sekali terjadi kecelakaan. Apalagi kondisi lalu lintas di depan gerbang citra ini semrawut,” katanya.

Menurut Andri, dibangunnya JPO di depan gerbang kawasan Citra Raya adalah solusi yang tepat untuk memberikan kenyamanan para pejalan kaki di wilayah ini.(dre/*)




CATATAN HARI INI: Awas, Arus Banjir Mengintai Anak-anak

Kabar6-Derasnya arus sungai atau kali banjir menjadi ancaman bahaya yang mengintai anak-anak. Sebab itu, kepada para orang tua perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap keberadaan dan aktivitas yang dilakukan anaknya masing-masing.

Peringatan ini lebih utama ditujukan kepada warga korban banjir atau warga yang berdekatan dengan daerah genangan maupun sungai dan kali kecil. Pasalnya, satu korban anak, Rian bin Holid, sudah tewas diseret arus Kali Ciwalungan di Kabupaten Tangerang, Jumat (11/1/2013).

Anak warga Kampung Cayur RT02/02, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang ini, sedang bermain dengan teman-temannya di sebuah jembatan, di atas Kali Ciwalungan. Entah bagaimana, saking senangnya bermain mungkin, Rian terpelet dan jatuh ke dalam kali.

Tubuhnya terseret arus kali hingga 20 meter dan saat berhasil diselamatkan warga, nyawanya sudah keburu melayang. Diduga kuat, tubuh Rian sudah terlalu banyak kemasukan air kali.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, juga mengingatkan agar warga menunggu koordinasi dengan petugas di lokasi jika nanti ingin kembali ke rumah, untuk menghindari situasi di luar dugaan.

“Beberapa kondisi perlu diwaspadai seperti kemungkinan terjadinya tanah longsor dan tumbangnya pohon. Saya mengimbau kepada seluruh warga Banten yang menjadi korban banjir untuk tetap waspad dalam melakukan tivitas, terutama dalam menjaga keberadaan dan kegiatan anak-anaknya,’ kata Sutopo. (w)

 




Bocah 3 Tahun Tewas Terseret Arus Banjir

Kabar6-Bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Tangerang mulai menampakkan keganasannya. Seorang bocah berusia tiga tahun, Rian bin Holid, tewas terseret arus banjir.

Warga Kampung Cayur RT02/02, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang ini, meregang nyawa setelah terseret banjir di Kali Ciwalungan anak sungai Cimanceuri, Jum’at (11/1/2013).

Informasi yang berhasil dihimpun Kabar6.com, semula, korban ikut bersama Ibunya mencari botol-botol plastik bekas yang dibawa banjir. Botol plastik itu nantinya akan dijual. Namun, tanpa sepengetahuan ibunya, korban terpisah dan bergabung dengan teman-teman sepermainannya di atas jembatan.

Saking gembiranya Rian bermain bersama teman-temannya di jembatan, dirinya lengah. Kakinya terpeleset hingga dia terjatuh ke dalam arus Kali Cimanceri yang sedang deras akibat banjir.

Suasana gembira sontak menjadi kepanikan orang-orang yang melihat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.30 Wib, siang tadi itu. Sejumlah warga berusaha mencari cara untuk menyelamatkan Rian yang terseret arus banjir hingga sekitar 20 meter.

Namun malang tak dapat dihadang. Menurut Ustad Jamidin, warga setempat, Rian sudah tidak bernapas lagi ketika berhasil diangkat dari sungai. “Lantaran begitu derasnya arus sungai, terlalu banyak air yang masuk ke dalam tubuhnya. Nyawa Rian sudah tidak ada,” kata Jamidin dengan suara bergetar.

Korban meninggal di lokasi kejadian, sehingga tidak dibawa ke rumah sakit. (din)

 




Hingga Saat Ini, Tol Ciujung “Jamer” Masih Lumpuh

Kabar6-Hingga berita ini ditayangkan, lalu lintas di jalan tol “Jamer” (Jakarta-Merak) antara Balaraja sampai Serang masih lumpuh akibat banjir yang masih merendam ruas jalan di sekitar Ciujung. Dari pantauan di lokasi, ketinggian air sudah surut hingga rata-rata dari 70 sentimeter dinihari tadi hingga sekitar 50 sentimeter saat ini.
Namun, cuaca mendung yang masih memayungi wilayah tersebut, tetap menimbulkan kekhawatiran hujan deras akan kembali turun dan ketinggian air meningkat lagi. Oleh sebab itu, petugas jalan tol masih menutup jalur dari Jakarta menuju Merak. Sedahkan untuk arah sebaliknya, sudah mulai dibuka satu jalur.

Jalan tol Tangerang-Merak ditutup sejak kemarin, Kamis (10/1/2013), akibat banjir luapan Sungai Ciujung. Warga yang tinggal di daerah aliran Sungai Ciujung terpaksa dievakuasi karena rumah mereka terendam banjir. Kondisi di pinggir jalan tol dipenuhi tenda darurat serta jejeran sepeda motor dan barang-barang milik warga, termasuk aktivitas warga yang mengungsi.

Banjir mengakibatkan kemacetan hingga puluhan kilometer ke arah Ciujung. Kemacetan panjang juga menjalar hingga ke akses keluar tol Balaraja Barat dan Balaraja Timur.
Titik kemacetan terjadi mulai dari KM 30 hingga keluar tol Balaraja Timur, sementara jalur kearah Balaraja Barat lengang.

Kemacetan kembali terjadi di KM 36 hingga keluar tol Balaraja Barat. Macet yang cukup panjang membuat banyak pengemudi turun dari kendaraannya. Kemacetan juga terjadi di KM 58 dimana ketinggian air mencapai 50-60 cm. Dibadan jalan, setiap kendaraan yang hendak melintas harus bergantian satu persatu disisi sebelah kanan dengan arahan petugas.(rani)




Pelajar & Guru Ngaji Rampok Toko Emas Sejahtera di Pondok Aren

Kabar-Jumlah pelaku perampokan Toko Emas Sejahtera di Jalan KH. Wahid Hasyim, RT 03/04, Kelurahan Jurangmangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Rabu (9/1) lalu, bertambah lagi.

Setelah meringkus FA (21) dan AS (18), polisi juga meringkus tersangka lain yang diketahui berinisial FZM (19). Hingga Jumat (11/1/2013), ketiga tersangka masih diperiksa lebih lanjut oleh penyidik Polres Kota Tangerang.

Dari ketiga tersangka, dua diantaranya, AS diketahui sebagai pelajar dan FZM tak lain adalah guru ngaji disalah satu pondok pesantren di Kota Tangerang. Sedangkan seorang tersangka, FA adalah seorang pengangguran.

“AS kita tangkap di kawasan Pom Bensin Daan Mogot, Kota Tangerang. FZM diringkus dirumahnya dikawasan kawasan Tanah Tinggi, Kota Tangerang dan FA di daerah Cikande, Serang,” ujar Kapolres Kota Tangerang, Kombespol Bambang Priyo Andogo.

Sedangkan barang bukti yang disita adalah, 1 unit Air Soft Gun berikut pelurunya, 1 buah tas ransel, 2 buah syal untuk menutupi wajah, 5 buah kantong plastik berisi emas putih, 5 buah gelang emas anak-anak, 8 buah kantong berisi kalung emas putih.

“Saat ini ketiga tersangka itu masih menjalani pemeriksaan intensif, guna mengetahui kemungkinan adanya aksi kejahatan lain yang pernah mereka lakukan,” ujar Kapolres.

Diketahui, sebelumnya kawanan bersenjata api ini nekat menyatroni dan merampok Toko Emas Sejahtera yang berada di Jalan KH. Wahid Hasyim, RT 03/04, Kelurahan Jurangmangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Rabu (9/1/2013) sore.

Pelaku yang menggunakan sepeda motor itu masuk ke dalam toko emas sambil menodongkan senjata api kepada karyawati dilokasi. Dengan leluasa pelaku kemudian menggasak perhiasan senilai Rp 200 juta yang dipajang di dalam etalase toko.(ali)

 




Banjir Belum Surut, Warga Pasir Nangka Dicekam Ketakutan

Kabar6-Ribuan Kepala Keluarga (KK) yang menetap di Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, masih dicekam ketakutan.

Pasalnya, hingga Jumat (11/1/2013) dini hari, curah hujan tak kunjung mereda hingga mengakibatkan luapan air banjir masih belum surut. Bahkan, saat ini ketinggian air banjir masih mencapai satu setengah meter.

Air banjir kiriman dari Bogor dan meluapnya Kali Cimanceri ini juga memaksa warga setempat mengungsi ke bangunan sekolah dan musholla yang lokasinya berada diatas pemukiman warga.

“Banjir diwilayah ini memang sudah menjadi langganan. Tapi, kali ini ketinggian air banjir sudah sangat menakutkan,” ujar Widodo, warga Desa Pasir Nangka yang sekaligus merupakan Ketua RT 05/09.

Widodo juga mengeluhkan soal belum adanya bantuan dari pemerintah terhadap mereka yang menjadi korban banjir dilokasi. Padahal, banjir sudah terjadi sejak Kamis (10/1/2013) dini hari.

“Sampai saat ini, baru dari pihak kecamatan saja yang datang memberikan bantuan berupa indomie. Padahal disini kami juga membutuhkan selimut dana obat-obatan,” ujar Widodo.(ali)




Ini Analisa TP2D Tangbar Atasi Banjir di Kabupaten Tangerang

Kabar6-Tim Percepatan Pemekaran Daerah (TP2D) Tangerang Barat (Tangbar), mencoba membuat analisa seputar penanganan musibah banjir yang kerap mengancam Kabupaten Tangerang, khususnya di Kecamatan Jayanti, Kresek dan lainnya.

Di beberapa wilayah itu, hampir setiap tahun menjadi langganan banjir dengan ketinggian air mencapai satu hingga dua meter. Sebab, wilayah tersebut berdekatan dengan aliran sungai Cidurian.

Hingga hari ini, Pemerintah Kabupaten Tangerang, belum juga mampu menemukan solusi jitu untuk menangani persoalan yang kerap membuat warga menderita tersebut.

“Untuk itu, kami coba membuat analisa penanganan banjir di daerah ini, khususnya untuk wilayah Tangbar,” ungkap Ketua TP2D Tangbar, Isbandi Ardiwinata, kepada Kabar6.com, Jum’at (11/1/2013).

Berikut analisa TP2D Tangbar untuk penanganan banjir di sungai Cidurian.

1. LETAK GEOGRAFIS

Secara geografis letak sungai Cidurian berada antara 1060 00’ dan 1060 30’ Bujur Timur serta 50 00’ dan 60 40’ Lintang Selatan. Luas sungai Cidurian kurang lebih 815 km2 dengan panjang sungai 81.5 km.

Wilayah Aliran Sungai Cidurian ini dibatasi oleh, bagian Utara laut Jawa, Barat dibatasi wilayah aliran sungai Ciujung.

Bagian Timur dibatasi wilayah aliran sungai Cisadane-Ciliwung, Selatan dibatasi oleh wilayah aliran Sungai Cibaliung–Cibareno.

Sungai Cidurian mengalir dari sumber mata air yang berada di komplek Gunung Gede ke laut Jawa dengan melewati sejumlah kabupaten yakni, Bogor, Lebak, Serang dan Tangerang.

Sungai Cidurian mempunyai tiga anak sungai utama yaitu, sungai Cidurian Hulu, Cibeureum dan Cipangaur.

Pertemuan aliran sungai ini  bervariasi diantaranya, sungai Cidurian dengan sungai Cipangaur berada di daerah Cilaang dan sungai Cidurian dan sungai Cibeureum di daerah Cikande.

Topografi sungai Cidurian yang merupakan daerah dataran dengan kemiringan antara 0.00012 – 0.00025 terletak pada daerah muara sungai sampai dengan daerah pertemuan antara Cibeureum dan sungai Cidurian.

Dan, untuk topografi yang landai kearah terjal (daerah pegunungan) terletak pada daerah pertemuan sungai Cidurian dengan sungai Cipangaur sampai kearah hulu dengan kemiringan 0.0004 – 0.0007.

2. TATA GUNA LAHAN

Lahan yang ada di kiri dan kanan Daerah Aliran Sungai Cidurian secara umum merupakan daerah perbukitan , perkebunan, hutan, sawah, pemukiman, industri dan sebagainya.

Jenis lahan yang ada sangat dipengaruhi oleh keberadaan tempat tersebut terhadap topografi sungai.

Secara rinci, lahan yang ada di kiri dan kanan sungai dapat diuraikan sebagai berikut :

Daerah bagian hulu sungai : hutan , perkebunan, galian golongan C (pasir), persawahan, perkotaan, pemukiman.

Daerah bagian tengah sungai : kebun, persawahan, pemukiman, galian golongan C (pasir), jaringan irigasi dan industri.

Daerah bagian hilir sungai : kebun, pemukiman ,galian golongan C (pasir), industri, perkotaan dan tambak.

Penanganan masalah banjir yang kerap terjadi di wilayah Ciujung, Cikande dan Kresek, perlu dilihat dari sumber aliran air sungai dari hulu ke hilir.

Sejauh ini, banjir yang sering terjadi diakibatkan oleh banjir kiriman sebagai bentuk lemahnya daya tampung sungai dalam menyalurkan kekuatan debit air yang besar dari arah Bogor, Lebak, Serang dan Tangerang.

Oleh karenanya, dibutuhkan kerjasama lintas daerah dalam menata sistim pengaturan aliran air sungai secara terpadu, baik dalam pendistribusian air maupun pembangunan tempat penampungan air sebagai bentuk pengalihan kelebihan debit air disaat terjadi curah hujan tinggi.

“Selain itu, penanggulangan dampak limpahan air pada wilayah padat penduduk perlu dilakukan pembuatan tanggul secara kokoh dan penanaman pohon di sekitar bantaran kali,” tutur Isbandi.(din)