8 Unit Ruko di Pondok Rejeki Hangus Terbakar

Kabar6-Ditengah bencana banjir yang melanda Tangerang, kebakaran hebat justru menghanguskan 8 unit rumah toko (ruko) di kawasan Pondok Rejeki, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Minggu (20/1/2013).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, kebakaran ditaksir memicu kerugian hingga milliaran rupiah.

Andi (30), warga sekitar lokasi mengatakan, ke 8 unit ruko yang terbakar berada di Blok CR.6 No. 1 sampai 8. Masing-masing diisi oleh beragam unit usaha.

Diantaranya, ruko nomor 1 diisi oleh Alfamart. Nomor 2 sampai 6 furniture milik Akong. Ruko nomor 7, diisi barang elektronik milik Sugiyanto dan ruko nomor 8 diisi oleh air mineral.

“Kebakaran diduga akibat terjadinya hubungan arus pendek listrik di ruko furniture. Kobaran api kemudian membesar dan merembet ke ruko lainnya,” ujar Andi.

Kobaran api baru berhasil dijinakkan 3 jam setelah 10 unit mobil dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) Kabupaten dibantu DPK Kota Tangerang tiba dilokasi kejadian.(dani/bad/tom migran)




Korban Banjir Membludak, Stok Obat di Posko Kesehatan Dadap Menipis

Kabar6-Ribuan warga Desa Dadap, Kabupaten Tangerang, yang menjadi korban banjir dan kini menetap di pengungsian mulai dilanda keresahan.

Pasalnya, posko kesehatan yang disiapkan di Masjid Faturohman Dadap, mulai kehabisan stok obat-obatan. Padahal, saat ini warga korban banjir mulai terserang beragam penyakit.

“Logistik obat-obatan yang dikirimkan Dinas Kesehatan tidak sebanding dengan banyaknya jumlah korban banjir di pengungsian yang mencapai 3.000 jiwa,” ujar dr Hendri Wijaya, petugas di posko kesehatan pengungsi Dadap.

Menurut Hendri, beberapa jenis obat yang masih sangat dibutuhkan pengungsi saat ini adalah obat darah tinggi, obat gatal, batuk dan pilek. 

“Umumnya keluhan warga korban banjir didominasi penyakit gatal-gatal, batuk, demam dan pilek. Tapi ada juga yang darah tinggi. Informasinya stok obat-obatan sudah dalam perjalanan,” ujarnya.

Dari catatan pihak medis, sekurangnya ratusan orang datang setiap hari ke posko kesehatan Dadap untuk berobat dengan berbagai keluhannya.

Ya, Kelurahan Dadap menjadi salah satu dari sekian banyak wilayah banjir yang ada di Kabupaten Tangerang. Hingga kini, ketinggian air diwilayah padat penduduk ini mencapai 1 meter.(rani)

 




Kampung Kebanjiran, 2.000 Nelayan Urung Melaut

Kabar6-Bencana banjir besar yang melanda wilayah Tangerang sepekan terakhir, kiranya benar-benar membawa derita derita bagi warga setempat.

Bahkan, sejak tiga hari terakhir, sekitar 2.000 Kepala Keluarga (KK) di perkampungan nelayan di Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, ikut terendam. 

Alhasil, ribuan nelayan yang ada di perkampungan tersebutpun memutuskan untuk tidak melaut, karena khawatir dengan kondisi cuaca yang intensitas hujannya cukup tinggi belakangan ini.

“Sedikitnya ada 2.000 nelayan yang tinggal disini. Perahu mereka disandarkan di muara. Dan, nelayan enggan melaut karena cuaca buruk dan rumah mereka kebanjiran,” kata Subur Johari, Lurah Dadap, Sabtu (19/1/2013).

Ya, banjir yang terjadi di Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, sudah terjadi sejak 3 hari lalu. Hingga saat ini, ketinggian air masih mencapai 1 meter.

Tercatat, ada sebanyak 13 RW dengan 13.300 jiwa menjadi korban banjir. Sementara warga yang mengungsi tercatat sebanyak 3000 jiwa.(rani)




Rumah Judi Online Teluknaga Digerebek Polisi

Kabar6-Rumah judi online “Pinguin” di Ruko Villa Taman Bandara Blok N.6 No.31 Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, digerebek polisi.

Dalam penggerebekan itu, seorang pengelola dan dua pemain judi tersebut ditangkap. Sedangkan barang bukti yang disita adalah uang tunai sebesar Rp. 1,5 juta, dua unit komputer dan CPU, kartu poin dan wearles.

Kapolsek Teluknaga, AKP Endang Sukma Wijaya mengatakan, ketiga tersangka yang diamankan adalah,
Tommy (pengelola), Rudi Wicaksono alias Rudi dan Irianso Nurhalim alias Uce, keduanya adalah pemain.

“Penggerebekan rumah judi itu kami lakukan berkat informasi masyarakat,” ujar Kapolsek, Jumat (18/1/2012).

Dalam aksinya, kata Kapolsek, Tommy bertugas sebagai orang yang mengisi poin dalam member card pemain melalui komputer. Untuk 1000 point, dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000.

“Jadi, bila pemain menang, maka poin dalam member card akan bertambah. Dan, poin itulah yang nantinya ditukar dengan uang,” ujar Kapolsek lagi.

Dari hasil pemeriksaan, lanjut Endang, terungkap bahwa permainan judi online tersebut dalam sehari bisa meraup omzet hingga Rp. 2 juta.

Kini, ketiga tersangka judi online itu akan dijerat dengan Pasal 303 KUHP, tentang tindak pidana perjudian dengan hukuman maksimal 7 tahun penjara.(Evan)




Serap Aspirasi, DPD RI Datangi Korban Banjir di Banten

Kabar6-Banjir yang melanda wilayah Provinsi Banten sejak sepekan terakhir, kiranya mendapat perhatian serius dari kalangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Bahkan, hari ini, Jumat (18/1/2013), rombongan DPD RI yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD RI Irman Gusman, menyempatkan diri untuk datang dan melihat langsung warga korban banjir di Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang.

Di Kabupaten Tangerang, sasaran rombongan DPD RI adalah warga korban banjir di Kecamatan Kresek. Selain menyedot langsung aspirasi dari warga korban banjir, rombongan DPD RI juga memberikan bantuan berupa sembako dan selimut.

Sedangkan di Kabupaten Serang, rombongan DPD RI mendatangi lokasi banjir di Desa Undar Andir, Kecamatan Kragilan. Dilokasi ini, DPD RI juga menyalurkan bantuan berupa sembako dan selimut.

“Kita sengaja datang ke lokasi banjir, selain untuk memberikan bantuan, kita juga ingin menyerap langsung aspirasi dari warga yang menjadi korban banjir,” ujar Anggota DPD RI Andika Hazrumy.

Sedianya, Andika yang juga menjabat sebagai Ketua Tagana Banten mengakui, bahwa bantuan untuk warga korban banjir di dua wilayah yang dikunjungi tersebut disalurkan langsung oleh 100 personil Tagana Banten.

“Dari pengamatan kami, banjir diwilayah Kragilan, Serang dipicu oleh meluapnya Sungai Ciujung. Sedangkan banjir yang terjadi di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, disebabkan oleh meluapnya Sungai Cidurian,” ujarnya.

Korban Banjir Mulai Berbenah

Sementara, pantauan kabar6.com di lokasi banjir kawasan Perumahan Mustika, Kelurahan Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, banjir sudah mulai surut.

Surutnya banjir diwilayah itu disambut sukacita oleh warga setempat. Kini warga mulai sibuk membenahi rumahnya yang terendam banjir sejak sepekan kemarin.

“Kami senang, walaupun belum seratus persen, namun banjir disini sudah mulai surut,” ujar Lastri, warga Blok D, Perumahan Mustika.

Sementara, Mustajab selaku Ketua RW di perumahan tersebut mengaku banjir sempat merendam ratusana rumah di 5 RT di kawasan itu sejak sepekan terakhir. Banjir disebabkan jebolnya tanggul di Kali Cimanceuri yang membelah desa itu.

“Selama sepekan banjir disini, sama sekali kami tidak mendapat bantuan apapun dari pemerintah setempat. Sebaliknya, bantuan justru kami terima dari sejumlah pabrik yang ada di desa ini,” ujar Mustajab.

Dia berharap, pemerintah setempat bisa segera memperbaiki tanggul yang jebol, hingga kedepan warga tidak lagi khawatir dengan bencana banjir.(rani/ali)




Stok Makanan Menipis, 700 KK Warga Gunung Kaler Butuh Bantuan

Kabar6-Sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) di Desa Gunung Kaler, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, mulai kebingungan.

Pasalnya, banjir yang sudah melanda sejak 4 hari terakhir, membuat stok makanan dan minuman (air bersih) warga mulai menipis. Mereka sangat berharap datangnya bantuan.

“Warga korban banjir disini kekurangan bantuan, khususnya makanan dan minuman,” ujar Cecep, Kepala Desa Gunung Kaler saat menghubungi kabar6.com, Jumat (18/1/2013).

Menurut Cecep, selain di desanya, saat ini ratusan korban banjir lain yang tersebar di 3 desa di Kecamatan Gunung Kaler juga sangat membutuhkan bantuan. Ketiga desa dimaksud adalah, Desa Onyam, Kedung dan Kendalwati.

“Sejak banjir melanda wilayah ini, bantuan makanan, obat-obatan serta pakaian dan selimut yang dipasok ke sini sangat minim. Bahkan, saat ini stok makanan sudah nyaris habis,” ujar Cecep lagi.

Cecep berharap adanya bantuan dari pihak swasta untuk menolong mereka. “Kondisi warga korban banjir disini sangat memprihatinkan,” katanya.  

Ya, hingga Jumat (18/1/2013), ketinggian air banjir di sejumlah desa yang tergenang di Kecamatan Gunung Kaler rata-rata masih sekitar 1 meter.

Tingginya banjir, mengakibatkan aktivitas warga di wilayah tersebut nyaris lumpuh. Pasalnya, genangan air banjir juga memutus akses ke wilayah lain.

Sementara, di Kota Tangerang, belum surutnya banjir memaksa warga tetap bertahan di sejumlah lokasi pengungsian.

Dua titik pengungsian terpadat diwilayah bervisi Akhlakul Karimah itu berada di Mesjid Al Muhajirin, Kecamatan Cipondoh, SDN Total Persada di Kecamatan Priuk serta di kawasan Perumahan Ciledug Indah I, Kecamatan Ciledug.

Selain kekurangan selimut, warga korban banjir juga mengeluhkan minimnya sarana MCK (mandi,cuci dan kakus) yang disiapkan dilokasi pengungsian.(bad/rani)




Tarif Parkir Melambung, Pengelola Setos Diprotes

Kabar6-Sedikitnya, ratusan penghuni dan pelanggan Serpong Town Square (Setos), Kota Tangerang kecewa dengan pengelola parkir setempat.

Pasalnya, kenaikan parkir yang hampir mencapai 30 persen itu diberlakukan sepihak di dalam areal Setos tersebut.

“Gila, naiknya tarif parkir ini tanpa pemberitahuan. Jangan-jangan kenaikan ini juga tidak diketahui pemerintah setempat, padahal tarif parkir juga berkaitan dengan setoran retribusi,” kecam Uus, salah satu pelanggan.

Sebelumnya, untuk langganan parkir bulanan, sepeda motor dikenakan biaya sebesar Rp. 35 ribu. Namun sejak manajemen mengganti pengelola parkir, tiba-tiba saja tarif naik menjadi Rp.50 ribu.

“Kalau mobil lebih parah lagi, sekarang bulanan Rp.125 ribu. Padahal kami disini adalah penghuni,” sebut Ena, salah seorang penghuni salah satu ruko di Setos.

Kenaikan tarif langganan parkir itu dianggap penghuni dan pelanggan sebagai tindakan yang sewenang-wenang. Terlebih bagi kalangan pegawai di beberapa perusahaan yang ada di areal Setos.

Sebab, ketika akan keluar areal parkir, mereka yang pegawai dan sudah langganan bertahun-tahun juga harus membayar saat keluar.

“Parahnya lagi, langganan saja masih harus bayar. Saya yakin parkirannya bermasalah, dan saya yakin kalau ini dibiarkan tempat itu akan tambah sepi. Sekarang saja sudah sepi, malah mengecewakan pelanggan,” sebut Ismail, pengunjung lainnya.

Ismail berencana akan berkoordinasi dengan penghuni apartemen dan ruko di Setos, untuk membawa persoalan itu ke pemerintah dan DPRD setempat.

Petugas parkir pun tak bisa berkata-apa apa saat ditanyai masalah keharusan bayar bagi pelanggan. Mereka hanya menjalankan tugas dan diperintahkan manajemen untuk meminta bayaran kepada siapaun yang masuk.

“Manajemen yang perintahkan, saya hanya ikuti perintah,” sebut petugas berseragam orange motif hitam yang minta namanya tidak diberitakan.(iqmar)




Rumah Janda di Bojong Cikupa Terancam Ambruk

Kabar6-Sebuah rumah tak layak huni miliki Ibu Nani (55), warga Kampung Bojong, Desa Bojong, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, terancam ambruk.

Pasalnya, kondisi rumah janda beranak 8 ini, hanya ditunjang dengan menggunakan bambu dan kayu seadanya.

Suheri, Anggota DPD KNPI Kabupaten Tangerang Bidang Organisasi mengatakan, kondisi rumah berdinding gribik dan berlantai tanah ini cukup memprihatinkan.

Dirinya, kuatir rumah itu ambruk ketika terus-menerus ditimpa hujan dan angin. Apalagi, saat ini cuacanya sangat ekstrim.

“Kami, prihatin dan miris melihat kondisi rumah itu. Rumah itu, sangat tidak sehat dan atapnya pada bocor. Jika tidak segera diperbaiki, rumah itu dipastikan bisa rubuh,” ungkap Suheri, kepada Kabar6.com, Jumat (18/1/2013).

Saat ini kata Suheri, pihaknya bersama rekan satu organisasi merasa terpanggil untuk membantu janda yang hanya menggantungkan hidupnya sebagai buruh tani ini.

“Sejak seminggu lalu, kami sudah bergerak meminta sumbangan ke para dermawan yang ada di wilayah itu. Alhamdulillah, saat ini dananya sudah terkumpul sekitar Rp6 jutaan,” kata pria yang akrab disapa Callank ini.

Dana yang sudah terkumpul lanjut Callank, akan diserahkan langsung ke pemilik rumah, untuk keperluan rehabilitasi.

“Kami, masih terus mencari donatur untuk membantu supaya rumah ini bisa dibangun layak,” tuturnya.

Senada dikemukakan Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Tangerang, Zainal Abidin, selain mencari donatur dari pihak swasta, dirinya juga berharap kepada Pemerintah Daerah setempat agar membantu perbaikan rumah kumuh tersebut.

“Saya, minta Pemkab Tangerang agar mau membuka mata dan membantu pembangunan rumah ini. Kami perkirakan, dana untuk perbaikan rumah ini sekitar Rp20 jutaan lagi,” tandasnya.(din)




Akibat Banjir, PLN Padamkan 866 Gardu di Jakarta dan Tangerang

Kabar6-Dalam upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan  pihak PLN Jakarta dan Tangerang telah  memadamkan 866 gardu listrik di sejumlah lokasi banjir di sebagian besar DKI Jakarta dan tangerang.

Di Tangerang, gardu yang dipadanmkan di wilayah Cikupa dan Teluknaga.

Irwan Darwin, Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta raya dan Tangerang kepada wartawan mengatakan saat ini  sebanyak 866 gardu yang dipadamkan di wilayah Jakarta dan Tangerang ,Kamis (17/1/2013) pukul 12.30 WIB.

Langkah ini diambil PLN sehubungan dengan status Siaga Banjir di Ibukota. Karenanya PLN berusaha mengamankan pelanggan dengan memadamkan aliran listrik.

Hingga pukul 12.30  sebanyak 866 gardu yang dipadamkan di wilayah Jakarta dan Tangerang, meliputi wilayah  Menteng, Cempaka Putih, Tanjung Priok, Marunda, Pondok Kopi, Bandengan, Teluk Naga, Cikupa, Cengkareng, Kebon Jeruk, dan Bulungan.

Irwan menghibau kepada warga yang rumahnya terendam banjir atau gardu Distribusi PLN kebanjiran,diharapkan masyarakat melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Pastikan Meter Circuit Breaker (MCB) / sekering dalam posisi mati (off)
2. Matikan semua peralatan listrik dengan mencabut kabel dari stop kontak
3. Setelah banjir surut dan keadaan aman, keringkan dengan sempurna peralatan listrik (seperti saklar, stop kontak) yang sempat terendam banjir sebelum digunakan kembali.(bbs/sak)

 




Korban Banjir di Gunung Kaler Mulai Kelaparan

Kabar6-Ratusan warga korban banjir di Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, mulai kelaparan. Banjir yang sudah melanda sejak tiga hari terakhir, membuat stok makanan dan minuman warga mulai menipis.

Warga dilokasi banjir tersebut mulai kebingungan, karena sangat membutuhkan bantuan berupa makanan dan minuman.

“Warga korban banjir kekurangan bantuan, khususnya makanan dan minuman,” ujar KArnen, Ketua RT 9 RW 3, Kampung Karang Getak, Gunung Kaler, Kamis (17/1/2013).

Karnen menjelaskan, saat ini ketinggian air diwilayah itu masih mencapai 1,3 meter. Puluhan Kepala keluarga mengungsi, namun banyak juga yang memilih bertahan di rumahnya masing-masing.

“Kami berharap pemerintah daerah dan relawan bisa menembus wilayah kami untuk memberikan bantuan makanan dan minuman,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan informasi di Kecamatan Gunung Kaler banjir terparah merendam wilayah  Kampung Karang Getak Rt. 09/03, Kampung Cipaeh Nambo RT 12/003, perbatasan Kecamatan Kresek.(dre/*)